"Hmm, pertanyaan ini cukup mendalam." Wei Chen juga merasa kesulitan. Sebenarnya bagi dia, memproduksi akun dengan skill points tinggi untuk dijual adalah rencana yang sudah lama disusun, sementara keputusan untuk kembali membentuk tim dan masuk ke lingkup profesional justru merupakan kejutan tak terduga. Jadi tiba-tiba ditanya seperti ini oleh Ye Xiu, Wei Chen benar-benar bingung.
"Maksudku, kedua aspek harus dikerjakan sekaligus dengan serius." Wei Chen menyatakan.
"Kamu sudah sepuh begini, tidak terlalu capek?" tanya Ye Xiu.
"Cari duit mana ada yang enak," kata Wei Chen.
"Tapi sekarang justru masa persiapan terpenting kita. Lawan seperti Jia Shi masih menunggu di depan, kamu yakin bisa menangani keduanya sekaligus?" tanya Ye Xiu.
Wei Chen terdiam beberapa saat: "Bagaimana kalau... ditunda dulu?"
"Menurutku kamu perlu mempertimbangkan ini dengan kepala dingin. Bisnis akunmu ini memerlukan investasi di tahap awal. Pertama, batch akun ini harus dibuat khusus. Membeli akun level 70 langsung dari pasar, achievement dan misinya seperti apa tidak bisa dikontrol. Menanyakan detail ke penjual untuk menyaring pasti merepotkan, dan mustahil menemukan yang benar-benar cocok. Kalau bikin khusus lewat studio, di server lama kecepatan tercepat 0-70 level butuh 3 bulan. Tapi studio, kecepatan langsung terkait harga. Kalau minta kecepatan top, biaya akun akan membengkak..."
"Nggak perlu buru-buru amat!" kata Wei Chen.
"Kamu tidak buru-buru? Jangan lupa, tim kita akan mulai Tantangan Rookie bulan September. Meskipun Skill Points (SP) tidak bisa langsung dilihat dari informasi karakter, tapi lewat analisis peralatan dan kekuatan skill, rahasia SP sebenarnya tidak bisa disembunyikan. Semakin tinggi perhatian publik, situasi SP tim kita akan semakin cepat terekspos. Nanti pihak Glory pasti bereaksi. Cuma dengan memeriksa batch karakter kita, mereka langsung tahu serangkaian misi hadiah acak yang mereka setting sudah ditembus total. Menurutmu mereka akan tetap diam saja?" Ye Xiu berkata.
"Ini..." Wei Chen terpaku. Baru sekarang ia sadar, bisnis jual-beli akunnya ternyata bertentangan dengan operasional tim esports.
Tiga bulan itu cuma waktu tercepat pemesanan akun. Setelah akun diterima, masih harus menyelesaikan tumpukan misi untuk meningkatkan Skill Points (SP). Proses peningkatan ini membutuhkan operasional manual, dan metode operasional inilah rahasia utama yang bisa dimonetisasi. Tentu tidak mungkin diserahkan ke pihak ketiga.
"Masih satu hal. Kalau mau beli akun jadi, bisa cari di pasaran. Mau berapa pun mungkin ada. Tapi akun dengan persyaratan khusus harus dilatih dari nol. Berapa banyak batch yang mau kamu siapkan? 1.000? Menurutmu ada studio mana sekarang yang punya sumber daya manusia cukup besar untuk melatih seribu akun dalam 3 bulan? Naik level di Glory itu full kerja manual. Untuk mencapai Level 70 dalam 3 bulan dengan 1.000 karakter non-stop 24 jam, satu karakter minimal butuh dua orang operator. Ada studio dengan 2.000 anggota?" Ye Xiu bertanya.
"Oh iya, masih ada... tiga bulan, ini adalah waktu yang dibutuhkan jika mengikuti rute upgrade tercepat. Untuk akun pesanan khususmu yang harus membatasi misi kosong, apakah bisa tercapai dalam tiga bulan, aku juga tidak yakin." Ye Xiu berkata.
"Masih ada lagi..."
"Masih ada apalagi dasar kau, bisakah kau diam sebentar!" Wei Chen memotong ucapan Ye Xiu dengan kesakitan, jelas dia akhirnya sadar bahwa ini adalah masalah yang membutuhkan keputusan. Berusaha meraih kedua hal sekaligus dan tidak melepaskan satupun, itu tidak realistis.
Ye Xiu tidak melanjutkan ucapannya. Kebingungan dalam hati Wei Chen saat ini sebenarnya dimengerti oleh semua orang.
Strategi menghasilkan uang melalui akun skill points ini kemungkinan besar adalah target yang telah dia perjuangkan selama bertahun-tahun. Sekarang harus membuat pilihan seperti ini, pasti hatinya tidak enak.
"Jadi..."
"Jangan berisik, biarkan aku berpikir sebentar." Wei Chen kembali memotong Ye Xiu.
Ye Xiu masih ingin berbicara, namun Chen Guo dengan tegas menariknya. Jika si pemalas ini masih tidak berperasaan dan memberikan provokasi di saat seperti ini, itu benar-benar keterlaluan. Jadi Chen Guo tidak peduli apa yang ingin dia katakan, untuk berjaga-jaga, dihentikan dulu.
Ruang latihan sunyi senyap. Bahkan Baozi yang tidak terlalu paham situasi pun merasakan atmosfer yang sangat tebal, diam seribu bahasa seperti yang lain, memandang Wei Chen dengan wajah serius.
Wei Chen tidak berhenti bermain game, mengetuk keyboard dan menggerakkan mouse dengan ekspresi geram. Setelah beberapa lama akhirnya berteriak: "Baiklah! Sialan, Laozi memutuskan, bisnis akun ini biar tenggelam ke neraka!!"
Di detik terakhir, Wei Chen akhirnya memilih lingkup profesional!
Di lingkup profesional, Wei Chen hanya bertahan selama dua tahun, namun Skill Points (SP) ini sudah dia teliti selama lima tahun.
Dua tahun itu Wei Chen berjuang dengan idealisme, sedangkan lima tahun ini dia harus berjuang untuk mencari nafkah.
Saat dihadapkan pada pilihan, Wei Chen dengan cepat dan tegas memilih dua tahun singkat yang pernah dijalaninya. Meski dia tahu kali ini mungkin hanya fenomena sesaat.
"Bagus, Kawan Lao Wei memang bijaksana. Bisnis akun memang tidak layak kita jalani sekarang!" Ye Xiu bertepuk tangan.
"Enyahlah kau! Kalau gagal merebut juara, kau harus ganti rugi Laozi!" teriak Wei Chen.
"Kerugian? Kerugian apa?" tanya Ye Xiu.
"Bisnis sebesar ini harus dihentikan, apa itu bukan kerugian?" Wei Chen marah.
"Bisnis ini siklusnya panjang, butuh sumber daya besar, dan tidak berkelanjutan. Perusahaan game bisa menggagalkannya dengan satu update. Nilainya memang tidak seberapa." kata Ye Xiu.
"Kau bicara seenaknya!" gerutu Wei Chen kesal.
"Menurutku, logika yang benar adalah langsung menjual ini." ujar Ye Xiu.
"Apa katamu?" Wei Chen kaget mendadak.
“Jual-beli ini.” Ye Xiu berkata.
“Sial!” Wei Chen seperti tiba-tiba tersentak, langsung melompat berdiri. Setelah berjalan bolak-balik beberapa langkah, ia berbalik tajam menatap Ye Xiu: “Binatang!!”
“Meski umumnya menguasai teknik baru berarti menguasai nadi kehidupan jangka panjang. Tapi seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, bisnis ini sama sekali takkan bertahan lama. Perusahaan game memegang nadi yang lebih kejam! Jadi lebih baik langsung jual saja tekniknya.” Ye Xiu menjelaskan.
“Kau benar! Kenapa aku tidak terpikir sebelumnya?!” Wei Chen berteriak.
“Kalau begitu, apakah kita perlu memberi tahu Mei Guang dan kawan-kawannya?” Chen Guo bertanya.
“Oh, tentu saja.” Ekspresi Ye Xiu jarang terlihat serius. Jelas kejadian kuota dungeon kali ini membuat para pemalas ini menyadari kekuatan pengetahuan, sehingga mereka pun menghormati ilmu dengan lebih.
“Lalu bagaimana cara menjualnya? Pasti kau sudah punya ide?” Wei Chen berkata.
“Semakin membutuhkan, semakin tinggi harga yang bisa mereka tawarkan.” Ye Xiu berkata datar.
“Jual ke klub profesional?” Wei Chen sudah menebak.
Klub profesional tentu menjadi pihak yang paling bisa mendapat keuntungan dari karakter kuat, sehingga secara alami bisa menawarkan harga tertinggi untuk ini.
Karakter dengan skill points penuh yang sama, bagi seorang pemain biasa, faktanya hanya membuat diri mereka terlihat lebih keren saja. Tapi bagi tim profesional, setiap tambahan skill points dan peningkatan level skill karakter berarti satu persen lebih banyak peluang menang di pertandingan. Dan keuntungan yang didapat dari setiap kemenangan mereka tentu sangat berbeda dengan pemain biasa yang menang sekali dua kali di arena.
"Tapi kalau begini, semua orang akan memiliki karakter dengan skill points setinggi ini." Kata Chen Guo dengan nada penuh penyesalan.
Awalnya dia membayangkan tim mereka memiliki karakter 5000 points, sementara tim lain tertinggi hanya Desert Dust dari Dominant Hero yang 4880 points – pasti sangat memuaskan. Tapi sekarang, semua karakter memiliki 5000 skill points, keunggulan mereka bahkan belum sempat dirasakan sudah hilang.
"Memperkuat lawan seperti ini, sungguh tidak rela!" Wei Chen juga mengeluh. Tapi sorot mata serakahnya telah mengkhianatinya. Meski kecewa, dia tidak menolak metode memperkuat lawan untuk mencari keuntungan, karena dia segera menambahkan: "Tapi tidak banyak juga yang dikuatkan. Karakter para pemain itu hanya kurang 100-200 points dari level maksimal, hampir sama saja."
Ini jelas penghiburan diri. 100-200 skill points sama sekali tidak bisa dianggap remeh seperti yang dikatakan Wei Chen.
"Mungkin juga mereka tidak akan menggunakannya. Karakter-karakter terkenal itu punya nilai branding yang besar. Mempertimbangkan nilai ini, belum tentu mereka akan sembarangan mengganti karakter lama." Kata Chen Guo.
"Kata-kata ini jelas juga untuk menghibur diri sendiri. Akun level dewa memang terkenal, mungkin akan dipertahankan sementara karena itu, tapi karakter akun lain pasti bisa digantikan? Bagaimanapun juga, kekuatan setiap tim akan meningkat drastis, ini fakta yang tak terbantahkan."
"Hmm, ingin menjual untung tapi tak mau pihak lain dapat keuntungan, kalian benar-benar keterlaluan." Ye Xiu berkata.
"Hah, keinginan memang indah, tapi kita harus menerima realita yang kejam." Wei Chen menyatakan.
"Tapi menurutku hal ini tidak seindah yang kalian bayangkan." Ye Xiu mengatakan.
"Kenapa?"
"Jika kita menawarkan barang ini ke berbagai klub sekarang, kuperkirakan cabang-cabang klub besar akan cepat berkomplot membentuk aliansi, akhirnya transaksi ini jadi perundingan antara kita dengan seluruh Liga." Ye Xiu menjelaskan.
"Dalam situasi seperti itu, harga mungkin akan ditekan." Wei Chen menambahkan.
"Makanya, menurutku lebih baik hanya mendekati satu klub, lalu buat perjanjian untuk mereka membeli hak eksklusif. Dengan begitu, kelebihan Skill Points tidak menyebar ke seluruh Liga, dan keuntungan yang kita dapat mungkin tidak kalah dibanding menjual ke banyak pihak." Ye Xiu mengusulkan.
"Binatang! Kau harus akui kau binatang! Ide biadab seperti ini cuma bisa muncul dari otak binatang!" Wei Chen terus mengulang, seolah memuji.
"Lalu klub mana yang akan kau dekati? Blue Rain? Dominant Hero? Lun Hui? Kurasa Lun Hui bagus, klub ini sekarang sangat ambisius, mungkin bisa menawar harga tertinggi." Wei Chen bertanya.
“Lun Hui memang bagus, tapi menurutku, mereka mungkin belum yang paling mendesak.” Ye Xiu berkata.
“Lalu siapa lagi?” Wei Chen bingung.
Tiba-tiba Chen Guo tersadar, menebak maksud tersembunyi Ye Xiu: “Zhan Lou Lan!!!”
