“Zhan Lou Lan? Itu pemain uang sungguhan yang membentuk Tim Yi Zhan untuk masuk Liga profesional musim depan?” Wei Chen yang bergaul di game online tentu tahu nama Zhan Lou Lan. Kejadian sebelumnya dimana guild Yi Zhan Tian Xia memanfaatkan situasi di forum untuk menyerang guild-guild lain dan menarik dukungan pemain masih membuatnya sangat iri.
“Benar, mereka kandidat yang paling cocok.” Begitu memikirkan latar belakang Zhan Lou Lan, Wei Chen langsung antusias dengan ide Ye Xiu ini.
Zhan Lou Lan memang kaya, tapi sebagai tim baru, ada kesenjangan dibandingkan akumulasi bertahun-tahun tim profesional lain. Kekayaannya pun tidak mudah menutup jarak itu. Tentu saja jika nekat menghamburkan uang, akun level dewa ini di mata bos klub belum tentu benar-benar tidak bisa dijual, pasti ada harga yang bisa menggoyahkan. Tapi masalahnya, menghabiskan modal tanpa perhitungan seperti ini jelas tindakan bodoh. Saat ini apakah Zhan Lou Lan dan kawan-kawan punya niat dan tindakan seperti itu, orang luar tentu tidak tahu. Bagaimanapun, skill point Ye Xiu yakin cukup membuat mereka tertarik. Inilah hal di lingkaran Glory yang benar-benar tidak bisa didapat dengan uang sebanyak apapun, sementara sekarang Ye Xiu memberi mereka kesempatan untuk mendapatkannya dengan uang.
"Cepat hubungi dia!" Wei Chen sudah tidak sabar.
"Harus hubungi Mei Guang dulu." Chen Guo mengingatkan.
"Tentu." Ye Xiu tenang, membuka jendela obrolan QQ Zhan Lou Lan dan Mei Guang bersamaan.
Ye Xiu tidak menanyakan "online?" atau semacamnya, langsung membahas urusan di kedua akun. Ke Mei Guang dijelaskan rencana mengkomersilkan pengetahuan perolehan skill point, menanyakan pendapatnya.
Mei Guang sebenarnya selalu online tapi dalam status invisible. Mendapat pesan langsung muncul gelembung, wajah bingung berkata "terserah kamu, apa pendapatku?"
"Cepat, kita harus 'terserah' sekarang!" Wei Chen tidak sabar.
“Hasilnya, setelah dilihat dengan hina oleh Ye Xiu dan Chen Guo, Ye Xiu langsung menjawab: "Barang ini nilainya tidak rendah, lagipula pasti tidak bisa dibuat tanpa bantuanmu. Kamu berhak memutuskan!"”
Mei Guang malah merasa malu setelah mendengar: "Aku cuma melakukan pekerjaan sampingan, kuncinya tetap bergantung pada Profesor Zhang. Tanpa dia, benar-benar tidak mungkin dibuat."”
“Kalau begitu haruskah kita tanyakan padanya? Karena tidak ada catatan transaksi sebelumnya, nilainya sulit diperkirakan, tapi pasti lebih dari tujuh digit." Ye Xiu khawatir Mei Guang yang terobsesi matematika ini kurang memahami nilai barang tersebut, jadi memberi angka konkret untuk memancing sensitivitas matematikawan masa depan ini.
Tapi Mei Guang malah menjawab: "Lebih baik jangan cari masalah!"”
“Kenapa?" Di sisi Ye Xiu, semua orang tertegun.
“Profesor Zhang itu matematikawan kelas nasional, uang sama sekali tidak berarti baginya! Mengganggunya dengan hal ini, bukan cari masalah apa?" Mei Guang menjelaskan.
“Lalu apa yang berarti?" Ye Xiu bertanya sambil lalu.
Jawabannya membuat beberapa orang ingin menangis.
“Perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan umat manusia." Mei Guang menjawab.
“Memalukan!" Wei Chen mendongak ke langit mengeluh.
“Masih mau bicara uang dengan orang seperti itu?" Chen Guo juga merah padam malu.
"Kalau kata-kata seperti ini diucapkan oleh orang biasa, pasti dianggap lelucon kering. Tapi objeknya memang berbeda kali ini. Hasil penelitian matematikawan level Zhang Yichuan benar-benar bisa dikatakan mendorong kemajuan umat manusia. Jadi ini bukan lagi lelucon kering, melainkan fakta yang membuat Ye Xiu dan beberapa orang lainnya benar-benar tercengang."
"Kalau begitu... kami yang akan urus sendiri." Ye Xiu membalas.
"Ya." Mei Guang menjawab.
"Aduh aduh aduh!" Wei Chen menghela napas setelah akhirnya mendapat jawaban seperti ini: "Ilmuwan besar memang kesadarannya beda, bukan kita rakyat kecil yang bisa paham. Sepertinya kita harus tidak merepotkan beliau dan mengurus sendiri saja!"
Contoh klasik orang yang dapat keuntungan masih mengeluh. Semua orang membencinya tapi tidak berkomentar, karena Zhan Lou Lan juga sudah membalas pesan.
Ye Xiu dan Zhan Lou Lan tidak langsung membahas urusan bisnis, tapi lebih dulu menanyakan kesibukan Zhan Lou Lan belakangan ini.
"Sibuk meningkatkan skill biar tidak terlalu memalukan nanti." Zhan Lou Lan menjawab jujur. Meski Tim Yi Zhan sangat agresif dalam kampanye publisitas sampai berani mengejek semua klub, tapi soal kemampuan strategi dan pertarungan sebenarnya, mereka sudah tahu diri setelah berinteraksi dengan Ye Xiu. Kalau tidak, mungkin mereka benar-benar akan membawa gaya kampanye yang terlalu percaya diri itu ke liga.
Untung saja, setelah kejadian seperti itu, meskipun pekerjaan publisitas dan kampanye tetap dilakukan, Zhan Lou Lan dan kawan-kawan tidak lagi begitu arrogant dalam menilai kemampuan mereka sendiri. Mereka berlatih dengan giat, bahkan target sekarang sudah jauh diturunkan. Saat pertama bertemu Ye Xiu, mereka masih mengira tim mereka akan sangat kompetitif, tapi sekarang targetnya hanya agar tidak terlalu memalukan. Ungkapan ini mungkin dianggap merendah jika diucapkan ke orang lain, tapi di depan Ye Xiu, itu benar-benar mencerminkan psikologis Zhan Lou Lan yang sebenarnya.
"Persiapan akun sudah sejauh mana?" tanya Ye Xiu.
"Lumayanlah!" jawab Zhan Lou Lan dengan samar.
"Untuk karakter kalian, kira-kira berapa banyak skill points yang dimiliki?" Ye Xiu mulai masuk ke topik inti.
Zhan Lou Lan tertegun melihat pertanyaan ini dan mulai berpikir. Dia sangat paham Shen ini tidak akan mengajaknya mengobrol tanpa alasan. Tiba-tiba menanyakan soal skill points, pasti ada maksud tertentu. Kebetulan skill points memang sedang menjadi masalah yang membuat mereka kewalahan. Apakah Shen punya solusi?
Begitu terpikir ini, hati Zhan Lou Lan berdebar-debar, tapi dia tetap menjawab santai: "Skill points? Cukup lah. Akun-akun kami cukup beruntung, skill points-nya semua tinggi."
"Haha, jangan-jangan kamu bilang semua akun ini sudah max skill points!" kata Ye Xiu.
"Masa bisa! Di Glory sekarang mana ada akun dengan skill points penuh?" Pertanyaan Zhan Lou Lan ini juga mengandung maksud mencoba, tapi hatinya mulai terkejut karena dia mulai merasakan implikasi dari perkataan Ye Xiu.
"Sebenarnya memang tidak ada, tapi sekarang mungkin berbeda!" kata Ye Xiu.
"Kamu punya akun seperti itu?" Zhan Lou Lan bertanya ragu.
"Sangat mungkin." Jawab Ye Xiu.
"Mungkin?"
"Hmm, karena ini masalah yang mengandung unsur probabilitas, jadi sulit untuk mengatakan dengan pasti." Ye Xiu menjelaskan.
"Probabilitas seperti apa?" Zhan Lou Lan mulai tidak bisa berpura-pura tenang. Skill points 4900 saja sudah merupakan hal yang sangat langka di lingkup Glory, apalagi yang penuh. Karakter dengan 4800+ biasanya hanya dimiliki bintang-bintang besar di lingkup profesional. Keberhasilan karakter-karakter ini bukanlah kebetulan, skill points tinggi adalah salah satu faktor penting kesuksesan mereka.
Karakter yang dimiliki Zhan Lou Lan dan timnya memiliki skill points cukup tinggi, sekitar 4700-4800, yang sebenarnya sudah cukup kompetitif di lingkup profesional. Tapi dibandingkan dengan yang top masih ada jarak, apalagi Ye Xiu sekarang menyebutkan kemungkinan akun level maksimal dengan probabilitas tertentu.
Skill points karakter kan jumlahnya tetap, lalu apa maksudnya "probabilitas" ini? Zhan Lou Lan tak mengerti, langsung mengejar dengan pertanyaan.
"Jujur saja, sekarang aku punya metode untuk mendapatkan skill points. Langsung terpikir kamu mungkin sangat membutuhkannya. Gimana, cukup baik kan?" Jawab Ye Xiu.
"Cukup baik." Zhan Lou Lan membalas, namun dalam hati tertawa getir. Dia tidak bodoh, perkataan Ye Xiu ini sudah membuatnya paham maksud sebenarnya. Dipikirkan pertama kali, mana mungkin ini pertanda baik? Jelas-jelas ingin mengeruk keuntungan darinya. Tapi Zhan Lou Lan tidak keberatan, dia memang sangat membutuhkan hal ini. Jika ada yang bisa menyediakan, dia akan dengan senang hati menerimanya.
Setelah membalas "cukup baik", Zhan Lou Lan memilih diam. Dia ingin melihat syarat apa yang akan diajukan pihak sana.
Tapi setelah menunggu lama, pihak sana malah sama sekali tidak memberi kabar. Zhan Lou Lan kesal! Dia hanya ingin mengintip harga psikologis lawan agar bisa bernegosiasi. Tapi si brengsek ini langsung pura-pura mati, bersikap seolah "terserah mau terima atau tidak".
Zhan Lou Lan mengadukan nasibnya. Lawan pasti sudah tahu dia tidak mungkin bersikap masa bodoh, pasti akan tetap membeli.
Tanpa pilihan, Zhan Lou Lan akhirnya membuka topik duluan: "Metode seperti apa ini?"
"Ini teknik khusus untuk mencatat rekor misi, dijamin bisa dapatkan hadiah buku skill dengan persentase tinggi." Pesan balasan Ye Xiu sangat cepat, jelas dia sudah menunggu di depan komputer! Pura-pura mati tadi memang sengaja, Zhan Lou Lan hanya bisa menghela napas.
"Ini baru pertama kali dengar." Sebagai calon pemain profesional, Zhan Lou Lan sudah menginvestasikan banyak upaya untuk skill points, tapi belum pernah mendengar metode seperti ini.
"Sudah pasti belum dengar. Ini hasil penelitian bertahun-tahun seorang veteran yang mengorbankan masa mudanya, baru saja disempurnakan akhir-akhir ini," kata Ye Xiu.
"Begitu, jadi apa rencanamu?" Zhan Lou Lan bertanya.
"Rencanaku ya datang ke sini untuk melihat apakah kamu punya rencana," Ye Xiu menjawab.
"Baiklah!" Zhan Lou Lan menghela nafas, "Langsung saja, kalau benar ada Skill Points (SP) tinggi, tentu aku sangat butuh."
"Kuduga begitu."
"Tentukan harganya, kira-kira aku butuh 10 akun dulu," kata Zhan Lou Lan.
"10 akun?"
"Kalau butuh lagi nanti aku cari kamu lagi!" Zhan Lou Lan berkata.
"Kenapa tidak sekalian beli teknik ini untuk selamanya?" Ye Xiu membalas.
"Ini mau kamu jual?" Zhan Lou Lan terkejut.
"Kenapa tidak?" Ye Xiu balik bertanya.
Hasilnya jawaban Zhan Lou Lan: "Tapi buat apa aku beli? Aku hanya perlu satu set akun Tim saja."
