“Selamat pagi, Ye Shen.” Jiang Botao segera membuka topik. Zhou Zekai hanya tersenyum ramah, sepertinya ingin mengatakan sesuatu namun akhirnya diam.
“Xiao Zhou masih tidak suka bicara ya!” kata Ye Xiu.
Di bawah tatapan semua orang, Zhou Zekai tetap hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Pria pendiam ini sejujurnya bukan kandidat kapten ideal. Bahkan menyapa orang saja sulit, apalagi memompa semangat pasukan. Namun di balik kelemahan verbal, aksinya tak pernah kalah.
Sebagai pemain top Liga saat ini, skill teknik Zhou Zekai tak diragukan. Di arena pertandingan, gaya bermainnya penuh daya ledak. Saat mengendalikan karakter, aura yang dipancarkannya langsung berubah total. Sulit percaya di balik gaya bermain eksplosif ini ada seorang operator yang sangat pendiam.
Apakah pemain terkuat di Liga? Pertanyaan seperti ini sulit dijawab secara pasti. Tapi jika bicara soal kontras antara kesan di lapangan dengan kepribadian aslinya, Zhou Zekai benar-benar tak tertandingi.
Berkat aksi-aksi lapangannya, Zhou Zekai tetap membuat anggota tim bergantung padanya. Mereka tahu, meski sang Kapten tidak pandai bicara, di medan pertempuran dia tak pernah mengecewakan. Semua cukup mengikuti langkahnya.
Tim-tim profesional umumnya membangun strategi mengelilingi anggota inti, tapi tidak ada yang seekstrim Lun Hui. Ketergantungan mereka pada Zhou Zekai bahkan membuat mereka dijuluki "Tim Satu Orang" di Liga.
Sampai akhirnya Tim Lun Hui mempromosikan Jiang Botao sebagai wakil kapten.
Gaya bermain Lun Hui sepenuhnya berpusat pada Zhou Zekai. Tapi karena sang kapten kurang bisa mengekspresikan diri, sering terjadi anggota tim tidak memahami atau salah menafsirkan gerakannya. Ini jelas mempengaruhi hasil mereka. Jiang Botao yang sangat memahami Zhou Zekai bisa membaca setiap maksud gerakannya di lapangan, akhirnya menjadi jembatan komunikasi antara Zhou Zekai dengan anggota tim lainnya.
Gaya Lun Hui sebagai "tim satu orang" tidak sepenuhnya hilang, namun kehadiran Jiang Botao berhasil meningkatkan sinergi antara Zhou Zekai dengan pemain lainnya. Lun Hui akhirnya meraih momentum di musim ini dengan kans juara yang tinggi. Seluruh anggota Lun Hui sudah lama menahan ambisi. Julukan "tim satu orang" yang sarat makna menghina itu justru ingin mereka buktikan bisa sukses, sekaligus menghapus stigma negatifnya.
Lun Hui sangat haus akan gelar juara. Ketika Tong Lin memperkenalkan Ye Xiu dan penemuannya kepada Manajer, sang Manajer langsung memanggil kedua Kapten untuk mencoba teknologi ini menggunakan dua akun terkuat tim.
Ye Xiu yang melihat Manajer menelepon dan meminta Kartu akun langsung menebak maksudnya. Saat Zhou Zekai dan Jiang Botao masuk, dia tersenyum kecut: "Kau mencari keuntungan? Mau menggarap Buku Skill untuk kedua akun ini sebelum deal?"
"Hahaha!" Manajer Lun Hui tertawa: "Kalau ini berhasil, kau tidak akan bisa kabur. Bahkan dengan cara ekstrem sekalipun, kami akan menyita teknologi ini."
Meski bergurau, tekad baja dalam nada bicaranya terasa jelas. Zhou Zekai dan Jiang Botao masih bingung, akhirnya Jiang Botao bertanya: "Teknologi apa ini?"
"Buku Skill," jawab Ye Xiu langsung.
“Buku Skill？”Jiang Botao masih belum sepenuhnya tersadar。
“Buku Skill 1.000 SP nih, karakter ‘Wu Lang’-mu sekarang punya berapa skill points?” Ye Xiu tersenyum。
Wu Lang adalah karakter kelas di tangan Jiang Botao, level All-Star, Soulblade nomor satu di Glory, karakter yang membuat Liu Hao dari Jia Shi mati iri. Atribut seperti jumlah skill points yang hampir mustahil berubah pada karakter-karakter semacam ini sudah dipahami betul oleh orang, jadi bukan rahasia lagi. Setelah terdiam sebentar, Jiang Botao langsung menjawab: “4.820 SP。”
“Kalau nasibnya bagus, angka itu akan segera menjadi 5.000 SP. Sekarang mengerti apa yang kubawa?” Ye Xiu tertawa。
Mata Jiang Botao melotot lebar, sementara Zhou Zekai di sampingnya juga menunjukkan ekspresi terkejut. Mereka sangat paham arti skill points, tapi juga tahu betapa sulitnya mendapatkan Buku Skill. Item ini langsung di-bind, sama sekali tidak bisa diperdagangkan。
“Mari kita coba dulu pakai ‘Wu Lang’?” Ye Xiu menoleh meminta pendapat Manajer Lun Hui。
“Boleh, boleh.” Sang manajer cepat-cepat mengangguk. Meski sebelumnya sudah mendengar penjelasan Tong Lin dan yakin Tong Lin tidak mungkin membuat lelucon seperti ini, hal ini tetap terdengar luar biasa sehingga ia ingin membuktikannya langsung。
Setelah mendapat persetujuan manajer, Jiang Botao menyerahkan kartu akun “Wu Lang” kepada Ye Xiu. Ye Xiu langsung login ke game menggunakan komputer manajer di kantor, sementara sang manajer, Tong Lin, Zhou Zekai, dan Jiang Botao berbaris rapi di belakangnya。
"Login ke game, mengontrol karakter, Ye Xiu juga menanyakan Jiang Botao pertanyaan apakah misi tertentu sudah dilakukan. Jiang Botao tentu saja bingung. Tidak ada seorang pun yang bisa mengingat semua detail misi karakternya, apalagi karakter lingkup profesional - belum tentu misi tersebut diselesaikan oleh pemain itu sendiri."
"Mari kita periksa!" Ye Xiu akhirnya harus mencoba seperti saat menggunakan karakter Tong Lin.
"Jadi, begitu misi sudah selesai, pasti tidak ada cara untuk meningkatkan?" Manajer cepat-cepat menangkap poin kunci.
"Tentu saja." Kata Ye Xiu.
"Kalau benar begitu..."
"Itu artinya kalian kurang beruntung." Ye Xiu berkomentar.
Wu Lang adalah karakter kelas All-Star, sama sekali berbeda dengan akun pribadi Tong Lin. Begitu masuk ke game online, karakter ini langsung menjadi sorotan di World Channel. Banyak pemain melaporkan penemuan besar ini, dan Serikat Samsara tempat Wu Lang bernaung langsung gempar. Pesan berdatangan dari teman yang dikenal maupun tidak dikenal. Bertepatan dengan persiapan playoff, mereka memberikan dukungan, semangat, doa dan harapan untuk karakter profesional ini...
"Popularitasnya tinggi ya?" Ye Xiu sambil menggerakkan karakter masih sempat membaca pesan privat.
Keempat orang di belakangnya sama sekali tidak tertarik. Lagipula mereka sudah bisa memprediksi reaksi saat karakter profesional muncul online, apalagi Wu Lang yang berkelas All-Star. Jadi ketika Ye Xiu menjadikan ini sebagai topik, mereka hanya membalas dengan setengah hati tanpa komentar berarti.
Beberapa saat kemudian, Ye Xiu mengendalikan Wu Lang menuju NPC yang bersiap memberikan misi. Hasilnya setelah berdialog, tidak ada respons. Ye Xiu menoleh dengan penuh penyesalan: "Tragedi, kamu selamanya kehilangan kesempatan mendapatkan 25 Buku Skill."
Jiang Botao saat ini sudah hampir memahami situasinya. Mendengar perkataan Ye Xiu, hatinya juga sangat menyesal. Tapi perkataan awal Ye Xiu justru membuatnya penuh harapan: "Bukannya katanya ada 1.000 poin?"
"Berdoalah agar misi karaktermu tidak dibersihkan terlalu tuntas!" kata Ye Xiu.
"Apakah semuanya didapat melalui misi?" Manajer mengajukan pertanyaan kedua.
"Ya." Ye Xiu mengangguk.
Semua orang terdiam, terus menyaksikan Ye Xiu mengendalikan Wu Lang ke lokasi kedua. Namun hasilnya tetap sama, dialog dengan NPC tidak memberikan petunjuk misi.
Ye Xiu menoleh lagi, memandang Jiang Botao dengan penuh simpati: "20 poin hilang."
"Sudah 45 poin!" Jiang Botao mulai menghitung total, mengurangkan 45 dari 1.000 poin, menghitung sisa kesempatannya. Angka akhir memberinya hiburan besar. Dia hanya butuh 180 poin lagi, masih ada 955 poin, tidak masalah!
Sementara Jiang Botao berpikir demikian, Ye Xiu telah menemukan NPC misi ketiga. Kali ini, setelah dialog akhirnya muncul misi. Melihat Ye Xiu menerima misi, Jiang Botao langsung tahu kali ini berhasil, hatinya dipenuhi kegembiraan.
Dengan hati-hati mengikuti langkah demi langkah, keempat orang di belakang menyaksikan tanpa berkedip, bahkan tidak berani bernapas. Akhirnya misi mencapai tahap terakhir, Tong Lin yang pernah menyaksikan sebelumnya sudah mulai bersemangat, menyenggol manajer di sebelahnya sebagai isyarat untuk memperhatikan. Hasilnya, setelah misi diselesaikan, kata-kata yang dinanti-nantikan Tong Lin tidak muncul. Manajer terlihat bingung, memandang Tong Lin dengan tatapan bertanya tentang tindakannya tadi, lalu melihat Ye Xiu menoleh ke Jiang Botao: "Sial banget lu! Misi ini seharusnya punya 63% kesempatan dapat Buku Skill 20 poin, tapi lu gagal dapetin!!"
"Ben... benar begitu?" Jiang Botao terlihat depresi.
"Kalau begitu, meskipun misi berhasil diselesaikan, apakah mendapatkan buku skill tetap tidak pasti?" Manajer menangkap poin kunci masalah.
"Lalu berapa persen rata-rata kemungkinan untuk 1.000 buku skill ini?" tanya manajer.
"Sekitar 50%. Artinya, jika tidak ada masalah misi yang sudah dibersihkan, menurutku basis skill points karakter kelas seharusnya bisa mencapai batas maksimal 5.000 tanpa masalah besar," jawab Ye Xiu.
"Dari mana data 50% ini berasal?" tanya manajer.
"Dihitung. Tapi jangan tanya cara menghitungnya, aku tidak bisa jelaskan. Lagipula kalau dijelasin juga mungkin lu ga ngerti, ini hasil kerjaan para ahli," kata Ye Xiu.
"Lalu bagaimana kami bisa percaya data ini akurat?" tanya manajer.
"Lanjutkan eksperimen dengan Wu Lang, lihat apakah benar bisa mencapai 5.000 poin?" usul Ye Xiu.
"Boleh juga!" Manajer mengangguk.
“Jangan mimpi!” Ye Xiu tetap tak acuh, sambil mengeluarkan kartu akun lain dari saku dan mengacungkannya ke arah mereka: “Biar kalian bisa melihat!”
Setelah login dengan menggesek kartu, karakter muncul di dalam game. Tanpa melakukan gerakan lain, Ye Xiu langsung membuka Pohon Skill lalu mengarahkan mouse ke sudut kanan bawah Pohon Skill.
Mereka semua tahu pasti apa isi posisi ini. Dengan mata terbuka lebar, mereka melihat Skill Points (SP) yang dimiliki karakter ini: 4.920 poin!
