Ruang latihan sunyi. Tak ada yang buta konsep uang, bahkan Baozi si nyentrik sekalipun.
Di bawah tatapan penuh harap dan tegang dari beberapa orang, Ye Xiu dengan santai pergi ke dispenser air untuk menuangkan segelas air, meminumnya; lalu mengeluarkan rokok dari sakunya, menyalakannya perlahan; kemudian...
"Kalau kau berani buat satu gerakan lagi, aku akan membunuhmu!" Wei Chen yang sudah gelisah beberapa hari ini akhirnya meledak marah melihat Ye Xiu yang kembali masih bertingkah lamban.
"Material senilai 2 juta," kata Ye Xiu dengan tenang.
"Material... 2 juta?" Wajah Wei Chen berkerut seketika. Sejujurnya, apakah Ye Xiu berhak mengatur hasil ini? Tentu tidak. Ini milik Wei Chen, bahkan Mei Guang pun lebih berhak daripada Ye Xiu. Ye Xiu hanya perantara yang pantas dapat komisi saja. Meski Wei Chen tidak bermaksud pelit, tapi mengetahui hasil jerih payah bertahun-tahunnya ditukar dengan segunung material untuk tim, hatinya tetap tidak nyaman.
Meski sudah ada firasat saat Ye Xiu menanyakan kebutuhan material beberapa hari lalu, Wei Chen tak menyangka si pemalas ini begitu nekat. 2 juta! Dijadikan material semua...
Bahkan Chen Guo dan yang lain pun merasa keterlaluan mendengar Ye Xiu mengubah semuanya jadi material. Si pemalas ini seenaknya mengatur hak milik Wei Chen! Kalau jumlahnya kecil mungkin bisa dimaklumi, tapi ini 2 juta!
“Tapi sudah begini, Wei Chen toh juga seorang yang lapang dada, 2 juta? Akhirnya dia tertawa: “Ha, bahan sebanyak ini, seharusnya cukup untuk kita pakai ya?”
“Cukup apanya, semuanya material dungeon, bahan langka dari BOSS liar mereka sama sekali tidak mau kasih.” kata Ye Xiu.
“Sial! Kalau tidak dikasih kenapa tidak ditolak saja, ini ngapain sih!!” Begitu dengar dua juta sudah masuk semua tapi barang yang dibutuhkan malah tidak didapat, Wei Chen merasa pekerjaan Ye Xiu kali ini benar-benar memuakkan. Sudah tidak bisa ditahan lagi amarahnya.
“Kamu kamu... Hah...” Tapi marah bagaimana lagi? Akhirnya Wei Chen hanya bisa menghela nafas. Urusan ini sepenuhnya dia serahkan ke Ye Xiu, hasilnya tidak memuaskan, tapi dia pun tidak enak banyak protes. Sekarang hanya menyesal tidak ikut bersama.
Chen Guo yang melihat ini sudah tidak tahan, bersiap ingin bertanya. Material-material ini, seharusnya si pemalas ini berniat menjual lagi untuk dana tunai ya? Tidak mungkin langsung dipakai semua sebagai bahan kan? Meski Chen Guo sering bilang Ye Xiu tidak tahu batas, tapi kali ini intuisinya mengatakan ini tidak sesederhana hanya membeli bahan.
“Selain material, ada uang muka 6 juta.” Ye Xiu tiba-tiba menambahkan dengan santai.
“Apa?” Wei Chen yang tadinya lesu, mendengar ini tiba-tiba bersemangat kembali.
Bahkan Chen Guo yang sedang bersiap untuk menghampiri pun langsung berhenti. Dia mendengar dengan jelas, yakin tak perlu meminta Ye Xiu mengulang. Hatinya dipenuhi kelegaan - dia selalu tahu Ye Xiu takkan bertindak sembrono. 6 juta!
"Kau benar-benar hebat!!!" Wei Chen yang sudah tak bisa menahan senyumnya menghampiri dan terus menepuk bahu Ye Xiu.
"6 juta hanya tahap awal?" Tang Rou dengan cermat menangkap kata kunci "tahap awal" dalam ucapan Ye Xiu.
Wei Chen tertegun. 6 juta saja sudah membuatnya hampir pingsan, apa masih ada kejutan lebih besar? Dengan cepat dia mundur selangkah sambil memegangi meja, takut jatuh terperanjat.
"Ya, ada tambahan 12 juta yang dibayar secara cicilan dalam satu tahun. Ini kontraknya." Ye Xiu akhirnya mengeluarkan dokumen kontrak dari dalam jaket. Wei Chen langsung merebutnya, halaman demi halaman dibalik dengan suara splash! splash! sama sekali tak peduli klausul-klausul, hanya terus bertanya: "Di mana? Di bagian mana nominalnya?"
Rupanya si pemalas ini hanya ingin memastikan kebenaran angka tersebut.
Kontrak ini dirancang pasal demi pasal oleh Ye Xiu bersama tim Lun Hui, tentu saja dia hafal betul. Dengan cepat dia menunjukkan bagian perjanjian pembayaran. Begitu melihat deretan angka yang memukau sekaligus mengejutkan itu, Wei Chen berteriak "Gila!" lalu terjatuh terduduk di kursi.
Chen Guo, Tang Rou, bahkan Baozi, saat ini semuanya terkesima.
Material senilai 2 juta, uang muka 6 juta, ditambah cicilan 12 juta - ini adalah transaksi bernilai total 20 juta! Mereka pernah membayangkan jumlahnya akan besar, tapi siapa yang menyangka akan mencapai skala sebesar ini? Chen Guo yang selalu mengikuti Glory dan dulunya fans Jia Shi, tahu bahwa harga transfer Sun Xiang sebesar 7 juta adalah yang tertinggi di Glory saat ini. Tapi sekarang, dibandingkan dengan transaksi mereka, nilai Shen ternyata hanya sepertiga bagian. Ini membuat Chen Guo benar-benar merasa bangga. Asalkan lebih hebat dari Jia Shi dalam aspek apapun, itu sudah membuatnya senang bukan main. Bahkan membanding-bandingkan jumlah transaksi bisa memberi kepuasan, sejujurnya ini adalah psikologis fans. Sebagai pengelola tim, baik mengeluarkan uang maupun menghasilkan profit semuanya adalah strategi manajemen, tak ada yang akan bersaing secara emosional di bidang ini lalu merasa jumawa.
"Dalam satu dua hari ke depan, transfer uang muka kemungkinan besar sudah bisa diselesaikan. Untuk cicilan akan mulai dibayar bulan depan, setiap bulan 1 juta, langsung masuk ke nomor rekeningmu. Nah, masih ada pertanyaan?" kata Ye Xiu.
"Wahahaha, wahahaha!" Wei Chen tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul bahu Ye Xiu.
"Orang ini sudah gila," Ye Xiu buru-buru menghindar.
Chen Guo memandang dengan perasaan haru. Transaksi ini berakhir dengan cara yang begitu gila, sungguh membahagiakan semua pihak. Soal bagaimana Wei Chen akan menggunakan uang tersebut, sebenarnya tidak ada yang berhak ikut campur. Kalau mau diinvestasikan ke tim tentu bagus, kalau tidak pun tak pantas disalahkan. Chen Guo hanya mengingatkan si pemalas itu: "Jangan pura-pura lupa dengan Mei Guang! Bisakah ini terwujud tanpa dia?"
Hal ini dikonfirmasi oleh Ye Xiu. Tanpa data statis akurat dari Mei Guang, barang ini memang masih bisa dijual tapi mustahil mencapai harga setinggi ini. Eksplorasi Wei Chen sebelumnya terlalu berantakan dan tidak sistematis. Kalau materi mentahnya ditunjukkan ke Lun Hui, bagaimana menjawab ketika mereka menanyakan persentase kemungkinan setiap efek? Seperti metode verifikasi nilai akhir yang digunakan Lun Hui, mustahil dilakukan dengan material kasar Wei Chen.
Ketidakpastian nilai berarti risiko tak terukur. Transaksi pasti akan dilakukan dengan hati-hati, jumlah setinggi sekarang sangat diragukan.
"Tentu saja." Wei Chen yang berasal dari kalangan preman sangat menjunjung solidaritas. Meski selalu dibilang tak tahu batas, dalam hal penting dia tidak pernah sembarangan.
20 juta lho, Mei Guang kan bukan matematikawan tingkat nasional seperti mentornya, bisa menolak tanpa ragu? Wei Chen di grup tim mereka memanggil Mei Guang, saat itu bahkan Baozi juga mendekat, mengamati Wei Chen dengan cermat lalu berkomentar: "Nggak kelihatan Lao Wei punya kemampuan segitu! Gampang banget dapet uang sebanyak ini."
"Wuahahaha, wuahahaha." Wei Chen tertawa terbahak-bahak.
"Mulai sekarang kalau bayar makan atau apapun nggak akan rebutan sama kamu lagi." Baozi menyatakan.
"Siapa yang berani merebut, aku bakal marah!" Wei Chen membalas dengan gagah.
Saat itu di QQ, Mei Guang juga muncul gelembung. Melihat yang menghubungi bukan Ye Xiu tapi anggota lain di grup tim yang mengirim pesan privat, Mei Guang agak kaget, hati-hati menyapa.
"Ilmuwan! Berkat kamu, barang itu laku 20 juta! Bilang aja! Mau berapa?" kata Wei Chen.
"Oh? Terjual segitu, bagus dong!" jawab Mei Guang. Karena hanya percakapan online, dari tulisannya tak terlihat apakah dia antusias.
"Tanpa kamu pasti nggak bakal berhasil." kata Wei Chen.
"Ah, saya cuma merapikan barang-barang, ngurusin hal sepele saja." kata Mei Guang.
Setelah berdebat lama, ternyata Mei Guang benar-benar tak tergoda 20 juta itu, bersikukuh bahwa dirinya tidak melakukan kontribusi berharga dalam menyempurnakan，tidak berhak mendapatkan bagian uang.
"Berulang kali dijelaskan ke kiri dan kanan, Mei Guang tetap bersikukuh pada prinsipnya." Wei Chen yang berasal dari kalangan masyarakat biasa pun merasa frustasi. Memohon seseorang untuk menerima uang, apakah hal seperti ini mudah ditemui saat ini? Apalagi jumlah sebesar 20 juta. Sekedar 1 persen saja, 200 ribu sudah cukup membuat banyak orang ngiler.
"Ilmuwan ini kesadarannya memang tinggi..." Tak bisa membujuk Mei Guang, Wei Chen akhirnya menyerah. Mei Guang kemudian menyatakan, karena nilai ekonominya benar-benar terwujud, ia berani menerima cacian untuk melaporkan hal ini ke profesor pembimbingnya dan melihat sikap sang profesor.
Semua tentu tidak keberatan. Mei Guang pun segera menghilang dari pandangan.
Malam itu, Wei Chen memilih tidak pulang ke area perumahan. Ia begadang di ruang latihan, semangatnya begitu menggebu hingga lupa lelah dan tidur.
Keesokan harinya Mei Guang membawa kabar: Ia sudah menanyakan ke Profesor Zhang. Ternyata sang profesor tidak membutuhkan uang. Atas bantuan tidak sengaja yang menghasilkan keuntungan besar ini, Profesor Zhang tampaknya tidak terlalu mempermasalahkan. Beliau hanya berpesan agar Wei Chen menggunakan dana tersebut di tempat yang paling membutuhkan.
"Tempat yang paling membutuhkan..." Wei Chen merenungkan pesan profesor, lalu bertanya ke semua orang: "Maksudnya harus digunakan untuk mengelola tim esports dengan baik?"
Nima! Kesadaran ini benar-benar tak terselamatkan. Semua orang mengelus dahi. "Tempat paling membutuhkan" versi Profesor Zhang mana mungkin tim esports?
"Pengembangan ilmu pengetahuan!"
“Kemajuan manusia!”
Semua orang mengingatkan, ini baru lah "tempat yang paling dibutuhkan" yang sesuai dengan identitas Profesor Zhang.
Wei Chen langsung kaku mendengar jawaban ini. Ia tak pernah menyangka hidupnya akan terkait dengan usaha mulia seperti "pengembangan ilmu pengetahuan, kemajuan manusia". Bagaimana caranya? Wei Chen pusing, melihat dirinya akan mengalami insomnia seharian lagi. Ye Xiu menghela nafas: "Dengan kesadaranmu ini, jangan pikirkan diri sebagai ilmuwan. Bagimu, apapun yang 'paling dibutuhkan', itu saja! Mereka hanya ingin uangmu digunakan secara bernilai saja."
