"Kiri kiri kiri!!"
"Interupsi interupsi interupsi!!"
"Mundur mundur mundur!!"
Ruang latihan Xingxin dipenuhi teriakan, sepenuhnya membanjiri suara komentator final kejuaraan yang diputar di layar proyektor. Penampilan sengit ini hampir tak bisa dipercaya sedang bermain dungeon lima orang termudah di Glory, apalagi dengan dua pemain pro dan dua orang dengan operasional kuat di dalamnya.
Setelah sekali lagi mengatasi situasi kacau, keempat orang itu sama-sama menarik napas lega.
Bukan karena dungeonnya terlalu sulit, melainkan keempat orang itu tidak fokus. Bahkan Ye Xiu yang mengajak semua bermain dungeon ini, sesekali kehilangan fokus karena melirik pertandingan. Sedikit lengah, situasi di dungeon langsung berantakan.
Progressnya mengenaskan. Setiap gelombang monster kecil hampir seperti menghadapi BOSS besar yang serius. Kalau bukan karena skill empat orang ini memang luar biasa, entah sudah kalah berapa kali. Target menyelesaikan dungeon sebelum pertandingan tim sama sekali tidak tercapai, masih kurang sepertiga!
"Kalau mau peralatan, ngapain main dungeon? Cari beberapa orang di jalan terus bunuh saja kan selesai?" Wei Chen menggerutu. Menurutnya, dengan skill sehebat mereka, mencari peralatan dengan menaiki tingkat kesulitan dungeon seperti pemain biasa itu buang waktu. Lihat pemain dengan peralatan bagus, perlakukan seperti BOSS dan bunuh, itu lebih efisien. Lagipula membunuh pemain itu tepat sasaran - kalau mau peralatan kelas tertentu, incar pemain kelas itu. Battle Mage tentu tidak akan memakai peralatan Blade Master.
"Kalau harus masuk dungeon, ini jadi lebih ribet. Glory punya total 24 kelas, peralatan masing-masing berbeda-beda, yang bisa dibagi pakai sangat sedikit. Seperti tim kita ini, udah ngehabisin dua BOSS tapi gak nemu peralatan yang cocok sama kelas. Bawa peralatan kelas lain cuma bisa dijual di pasar atau dituker sama orang, ribet banget. Orang keren kayak Wei Chen sangat meremehkan cara kerja patuh aturan begini."
"Nge-drop peralatan orang sembarangan, nggak takut dipecat sama bos?" Ye Xiu berkata.
"Sekarang dia lagi gak ada! Baozi, Xiao Tang, kalian pasti gak bakal ngomong ya?" Wei Chen menyahut, "Peralatan ini ada bagian kalian juga lho!"
"Jangan ngaco lah." Ye Xiu menangkis.
"Ini beneran bukan cara yang efisien. Mending beli pake duit daripada begini, biaya waktu terlalu tinggi." Wei Chen berkomentar.
"Emang perlu diajarin? Gue beneran butuh satu peralatan di dungeon ini, udah monitor pasar beberapa hari, gak nemu-nemu." Ye Xiu menjelaskan.
"Butuh apa?" Wei Chen bertanya.
"Kalung Angin Berkibar." Jawab Ye Xiu.
"Oh, itu... lu mau nge-stack daya lompat ya?" Wei Chen langsung paham karena aksesori ini cukup terkenal.
Meski asalnya dari dungeon 5 orang yang prestisenya biasa saja, atribut pertahanan skill dasarnya sama sekali nggak bisa dibandingin sama kalung dari dungeon 10 orang, 20 orang apalagi 100 orang. Tambahan kecerdasan dan semangat sedikit itu juga gak menarik buat kelas magic manapun. Tapi ada satu kelebihan utama: daya lompat tambahan +8, ini nilai tertinggi di semua jenis kalung.
Namun untuk lompatan +8 ini, mengorbankan sebagian pertahanan magic bahkan empat stat dasar, bagaimana memilihnya perlu pertimbangan matang. Biasanya, kelas yang tidak membutuhkan atribut seperti kecerdasan dan semangat, pasti tidak akan mempertimbangkan kalung Yangfeng ini karena pengorbanannya terlalu besar. Tapi Ye Xiu dengan Jun Moxiao-nya adalah Loner yang menggunakan skill 24 kelas, semua stat dasar berharga baginya, sehingga tanpa ragu memilih aksesori ini.
Meski Kalung Yangfeng berasal dari dungeon 5 orang, ini adalah peralatan oranye dengan drop rate yang sangat rendah.
Drop rate minim dan eksistensi yang membingungkan membuat peralatan ini tidak dianggap sebagai komoditas menguntungkan. Sebagai dungeon level 70 awal yang jarang dikunjungi sekarang, Kalung Yangfeng sulit ditemui di pasaran, memaksa Ye Xiu mengandalkan nasib.
Wei Chen paham situasi ini sehingga tidak berkomentar lebih. Final kejuaraan telah memasuki babak tim, sebelumnya di pertandingan individual dan group kedua tim saling unggul.
Di pertandingan individual, Blue Rain mengirim Yu Feng sebagai pembuka. Swordsman Ganas tingkat All-Star ini tidak mengecewakan, memberi awal baik untuk Blue Rain. Kedua tim kemudian saling menang, setelah pertandingan single player, Blue Rain 2 poin, Lun Hui 1 poin.
Sistem peringkat playoff sedikit berbeda dengan pertandingan reguler. Sistem poin pertandingan individual tetap sama, satu poin per pertandingan. Group selanjutnya memiliki nilai sedikit lebih tinggi dari pertandingan reguler, yaitu 2.5 poin. Pertandingan tim akhir justru lebih lemah dibanding reguler, hanya 4 poin. Total skor menjadi 9.5 poin dengan sistem kandang dan tandang total 19 poin. Selama hasil pertarungan kedua lokasi tidak sepenuhnya berlawanan, tidak akan terjadi kondisi terpecah-pecah. Namun sistem pertandingan tetap mempertimbangkan kemungkinan seri. Jika skor kandang-tandang imbang, akan ada pertandingan tambahan untuk menentukan pemenang akhir.
Group kedua tim setelah pertandingan individual, Ye Xiu dan keempat rekannya yang sedang bermain dungeon hanya melihat secara terpotong-potong dan berantakan. Hasil akhir yang diketahui hanyalah kemenangan Lun Hui, sementara ini Lun Hui unggul sementara 3,5 vs 2.
Pertandingan tim besar jelas menjadi sorotan utama. Baik di pertandingan reguler maupun playoff, pertandingan tim sering menjadi kunci penentu hasil akhir.
Setelah istirahat singkat usai group, pertandingan tim dimulai. Pemain dari kedua tim bersiap di layar yang menampilkan formasi masing-masing.
Di sisi Lun Hui, kapten Zhou Zekai dan wakil kapten Jiang Botao sudah pasti menjadi starter. Diikuti oleh Yudo Lü Boyuan, Assassin Wu Qi, Pastor Fang Minghua. Orang keenam adalah Blade Master Du Ming.
Di pihak Blue Rain, kapten Yu Wenzhou, wakil kapten Huang Shaotian, dan Swordsman Ganas Yu Feng - ketiganya berada di jajaran starter dengan level All-Star. Dua starter lainnya adalah Ahli Amunisi Zheng Xuan dan Guardian Xu Jingxi, dengan orang keenam yaitu karakter kelas Ahli Tenaga Dalam Song Xiao.
Kedua tim ini memiliki kelas Blade Master yang bertabrakan. Namun di pihak Lun Hui, Blade Master Du Ming adalah orang keenam, sedangkan di Blue Rain, Blade Master Huang Shaotian merupakan jurus andalan mereka. Untuk kelas Healer yang paling sering bertabrakan, kedua tim justru berbeda - satu menggunakan Guardian dan satu lagi Pastor.
Healer saat ini menjadi kebutuhan wajib semua tim profesional, umumnya tampil dalam pertandingan tim. Tim kekerasan dengan komposisi serangan penuh yang terlalu agresif, terbukti kurang stabil dalam lingkup kompetisi tinggi seperti Liga Profesional. Meski kadang menampilkan performa menakjubkan, mempertahankannya sangat sulit. Setidaknya sampai sekarang, tim yang mencoba strategi ini akhirnya beralih taktik atau bubar.
Guardian dan Pastor sama-sama berasal dari Sistem Holy Words, kelas dengan banyak skill heal yang bisa disebut ahli pengobatan profesional. Pastor memiliki beberapa skill Holy Words untuk membatasi dan menyerang lawan selain healing. Guardian memiliki gaya berbeda - selain cara memulihkan HP, perlindungannya sangat unggul dengan banyak metode menahan damage untuk rekan tim. Seringkali Guardian bisa berperan sebagai Tank Utama seperti Knight.
"Terkadang melihat apakah healer dalam tim adalah Pastor atau Guardian, kita bisa memperkirakan gaya kedua tim. Tim yang menggunakan Pastor sebagai healer biasanya lebih ofensif, suka mengendalikan situasi dengan serangan; sementara tim yang memakai Guardian Angel sebagai healer umumnya tidak terlalu menonjolkan ketajamannya."
"Saat ini, tim Lun Hui dan Blue Rain cocok dengan dua gaya ini. Serangan Lun Hui yang sangat ofensif sudah pasti, meskipun Blue Rain tidak bisa dibilang tim bertahan, tapi dibandingkan Lun Hui mereka lebih seimbang."
"Tonton pertandingan atau lanjutkan dungeon?" Melihat pertandingan tim besar akan tertunda, Wei Chen benar-benar merasa sayang. Final lho! Sebagai pemain profesional yang juga fans Glory paling setia, meski tanpa ikatan emosional, pertandingan tingkat tinggi di depan mata tapi tidak bisa ditonton dengan baik sungguh menyiksa.
"Baiklah... kita tonton saja!" Ye Xiu sebenarnya juga sama. Dia ingin memanfaatkan waktu sambil menonton dan main dungeon, tapi hasilnya kedua hal tidak berjalan baik. Sekarang sampai babak tim besar, dia juga tidak mau setengah-setengah lagi.
"Tonton pertandingan dulu, tonton pertandingan dulu." Wei Chen segera meletakkan mouse. Empat karakter itu diam di dalam dungeon sambil mulai menyaksikan pertandingan.
Presentasi formasi kedua tim, berbagai ciri khas karakter, dilanjutkan prediksi dari komentator dan tamu. Masalah Skill Points (SP) Lun Hui sudah bukan rahasia lagi di final ini. Hanya saja berapa tepat peningkatannya belum ada yang tahu jelas, tentu Lun Hui sendiri tak mungkin membocorkannya. Komentator dan tamu memberikan beberapa spekulasi sebelum pertandingan. Bagi Ye Xiu dan kawan-kawan yang mengetahui rahasia ini, prediksi kedua orang ini terlalu konservatif. Mereka sama sekali tidak berani membuat prediksi berani bahwa SP karakter lawan sudah mencapai 5.000, hanya berhati-hati menyatakan kemungkinan telah melampaui rekor SP karakter Glory tertinggi saat ini.
Tapi sebenarnya, apakah karakter Zhou Zekai dan Jiang Botao benar-benar mencapai 5.000 SP atau tidak, Ye Xiu sendiri juga tidak tahu. Secara probabilitas seharusnya tidak masalah, tapi jika nasib kedua orang ini terlalu buruk, ya memang tidak bisa dihindari.
Setelah mendengarkan komentator dan tamu berbicang beberapa saat, pertandingan resmi dimulai. Peringkat di pertandingan reguler bisa membantu tim mendapatkan keunggulan dalam penjadwalan playoff. Contohnya kedua tim ini, peringkat pertama Blue Rain di reguler lebih baik daripada Lun Hui, sehingga dalam dua babak antara kedua tim, Blue Rain akan main tandang dulu baru kemudian kandang. Ini memudahkan pemanfaatan Keunggulan Kandang setelah skor babak pertama diketahui.
Di babak pertama ini yang merupakan kandang Lun Hui, pilihan peta tentu berasal dari Lun Hui. Akhirnya Lun Hui memilih peta "Rumput Perkasa dalam Angin".
Ini adalah peta rerumputan dengan pemandangan pedesaan, meskipun banyak kondisi medan yang bisa dijadikan perlindungan. Namun tumpukan rumput hanya bisa menghalangi pandangan, tanpa memberikan perlindungan terhadap serangan. Memilih peta ini sebagai kandang, Tim Lun Hui jelas ingin mendominasi inisiatif serangan.
Meski konten peta pertandingan Liga Profesional sangat bervariasi, ukurannya memiliki kesepakatan umum. Setelah pemilihan peta selesai dan karakter kedua tim siap, pertandingan segera masuk ke peta. Cuplikan cepat kamera live menampakkan close-up penonton yang bersorak.
Kedua tim yang berada di sudut peta segera bergerak.
Lun Hui tentu sangat familiar dengan peta pilihan mereka sendiri. Lima karakter starter sudah bergerak menuju titik penyegaran lawan. Sementara Blue Rain juga tidak sepenuhnya asing dengan peta ini. Mustahil tim veteran seperti Blue Rain sama sekali tidak mengetahui suatu peta.
Karakter-karakter Tim Blue Rain bergerak diam-diam, sementara bintang andalan mereka, Troubling Rain milik Huang Shaotian, perlahan menghilang di balik tiupan angin dan gelombang rumput...
