Suoke Sa'er menjadi yang pertama Mati, itupun di panggung krusial seperti final kejuaraan, ini tak bisa dipungkiri merupakan hasil yang cukup mengejutkan. Yu Wenzhou adalah titik kuat sekaligus titik lemah Blue Rain, fakta ini diketahui semua orang, termasuk tentunya Tim Blue Rain sendiri. Oleh karena itu, perlindungan terhadap Suoke Sa'er selalu menjadi prioritas utama yang tidak pernah diabaikan oleh tim.
Hasilnya di final kejuaraan, Suoke Sa'er justru jadi yang pertama dibunuh. Meski Lun Hui harus mengorbankan satu anggota tim, hasil ini bisa disebut sebagai panen besar bagi mereka.
Pendukung Blue Rain dibuat gelisah oleh hasil ini, di lapangan Tim Blue Rain pun tampak sedikit panik. Orang keenam otomatis masuk menggantikan, situasi tetap 5 vs 5, namun Lun Hui justru memanfaatkan momentum ini untuk menciptakan klimaks serangan. Tapi Blue Rain tetaplah tim juara reguler yang berhasil melaju ke final, meski kepergian Yu Wenzhou berpengaruh besar, hal itu tidak serta-merta membuat mereka langsung kolaps.
Kelima anggota Tim Blue Rain cepat-cepat mengonsolidasi formasi dan mulai terlibat pertempuran tarik-ulur dengan Lun Hui. Meski Yu Wenzhou sudah keluar dari pertandingan dan tidak bisa memberi instruksi atau strategi, pengaruh master strategi seperti dia telah tertanam dalam DNA tim melalui latihan sehari-hari. Meski kini tak hadir, Blue Rain tetap bermain sebagai kesatuan utuh dengan koordinasi efisien, persis seperti yang diharapkan dari tim profesional kelas atas.
Pertandingan terus berlanjut di bawah tatapan penuh kecemasan ribuan penonton. Darah karakter kedua belah pihak terus menurun dalam saling serang, meski ada healer di setiap tim, mustahil mempertahankan seluruh anggota dalam kondisi HP penuh. Ini adalah PVP, bukan PVE, pertempuran penuh perubahan tak terduga. Tugas healer adalah mengikuti ritme pertempuran, mendistribusikan setiap tetes MP dan setiap skill dengan presisi. Di medan perang ini, tidak ada ruang untuk pemborosan atau kemewahan. Sekali saja terjadi overheal, bisa menjadi salah satu faktor kekalahan.
Performa kedua tim terkadang sempurna, terkadang cacat, dalam pertukaran yang silih berganti ini baik HP maupun MP telah mencapai tahap tertentu. Pertandingan telah memasuki fase akhir. Di momen seperti ini dibutuhkan performa sempurna, konsentrasi kedua tim sangat tinggi. Semua terasa tegang dan serius, kecuali omong kosong Huang Shaotian yang sesekali muncul di channel.
Apakah omong kosong Huang Shaotian berhasil mempengaruhi pertandingan kali ini?
Pemain Tim Lun Hui meski tidak semua pendiam dan introvert seperti Zhou Zekai, namun sang bintang andalan memang menjadi panutan tim. Secara keseluruhan tim ini cenderung diam, jarang banyak bicara di channel. Terutama ketika berhadapan dengan omong kosong tak berdasar ala Huang Shaotian yang sama sekali tidak mau berdebat, orang-orang Lun Hui jelas tidak mau mempermalukan diri sendiri. Lihatlah celetukan Huang Shaotian yang kadang nyambung kadang tidak tapi tak pernah berhenti ini, perasaan sebenarnya para pemain Lun Hui tak ada yang tahu. Setidaknya dari situasi arena pertandingan, tampaknya tidak ada gejolak berarti. Tapi mungkin ketiadaan gejolak itu justru bukti pengaruh omongannya? Bagaimana jika tanpa omong kosong ini mereka bisa bermain lebih sempurna?
Karena itu efek senjata bernama "omong kosong" memang sulit diukur.
Angin Sakal, Combo Thrust, Naga Terbang, Phoenix Fall, Pedang Menyibak Langit!
Huang Shaotian yang terus mengoceh tidak kehilangan instingnya dalam menangkap kesempatan. Tiba-tiba ia menyambar celah dan melancarkan serangan bertubi-tubi. Rangkaian jurus pedangnya sudah mendarat di Blade Master Du Ming dari formasi Lun Hui sebelum sempat diinterupsi. Menghadapi kelas yang paling ia kuasai ini, Huang Shaotian justru terlihat lebih kejam dan lihai. Lima jurus selesai, satu Upper Slash disusul Petunjuk Dewa, Blade Master Du Ming terlempar sekaligus tewas.
Huang Shaotian belum sempat bersorak, setelah membunuh satu orang ia memutar kamera...
Tembak tembak tembak tembak tembak tembak...
Ya, sebagian besar skill Sharpshooter di mata Huang Shaotian bisa diringkas dengan satu kata: "nembak" terus!
Dentuman senjata yang bertubi-tubi ditambah serangan fisik yang tepat, Huang Shaotian berhasil membunuh satu karakter sementara di sisi Zhou Zekai, serangkaian serangan kritis tiba-tiba juga berhasil mengeliminasi satu orang.
"Sial! Ayo duel denganku!!" teriak Huang Shaotian di channel sementara akun Troubling Rain-nya langsung meluncurkan Triple Slash ke arah Yiqian Chuanyun. Si pemalas ini sudah membunuh satu orang tapi belum berhenti! Masih terus menembak-nembak, kalau tidak dihentikan mungkin dua orang sekaligus akan dijatuhkannya.
Menghadapi serangan Troubling Rain, Zhou Zekai tidak bisa lengah. Untuk sementara meninggalkan target saat ini, dia mundur sambil mengarahkan laras senjatanya ke Troubling Rain, menyerang sambil menghindar.
"Sial, berani-beraninya jangan lari-lari!" teriak Huang Shaotian. Sekilas terdengar seolah Zhou Zekai pengecut, tapi semua pemain Glory tahu: kelas Sharpshooter meskipun punya skill body technique jarak dekat, tetap harus menjaga jarak untuk mengambil keuntungan. Kalau tidak bisa mengejar, siap-siap saja jadi sasaran kiting sampai mati.
Jadi sebenarnya tindakan Zhou Zekai sangat wajar, cemoohan Huang Shaotian jelas cari gara-gara. Tapi berharap logika dari omong kosong Huang Shaotian itu sendiri sudah merupakan tindakan yang tidak masuk akal.
Tabrakan langsung antara pembunuh andalan dari kedua tim selalu dinantikan untuk memercikkan lebih banyak ketegangan. Namun Huang Shaotian justru terus memaki Zhou Zekai sepanjang pertarungan, sementara karakter Troubling Rain-nya bahkan tidak menyelesaikan Triple Slash sebelum berbelok arah - target serangannya sama sekali bukan Yiqian Chuanyun.
Meski target serangan telah berganti, omong kosong Huang Shaotian masih terarah jelas ke Zhou Zekai. Orang biasa pasti sudah linglung saat ini, mungkin bahkan akan mengingatkan "Kau salah serang orang, dasar idiot!"
Tapi atlet profesional tak mudah tertipu. Fang Minghua yang didekati Troubling Rain sama sekali tak goyah oleh taktik penyesatan Huang Shao. Karakternya, Smiling Moisture, mundur elegan sambil mendapat perlindungan dari karakter lain.
Tim Blue Rain tiba-tiba bergerak serempak bak mendapat komando terpusat, menerjang ke area ini dengan tekad menghabisi Smiling Moisture dalam satu gelombang serangan.
Zhou Zekai!
Sekali lagi Zhou Zekai yang tampil sebagai penengah!
Keunggungan serangan jarak jauh dalam cakupan area dimanfaatkan sempurna oleh Zhou Zekai. Peluru dari dua pistol Yiqian Chuanyun memperlambat gerak maju tiga anggota Blue Rain lainnya.
Alih-alih menyerang, yang terbentuk justru situasi tiga anggota Lun Hui mengepung Troubling Rain.
"Sepertinya kedua tim masing-masing memiliki komposisi 1 vs 3 dan 3 vs 1. Tapi bagi Blue Rain, baik situasi 3 vs 1 maupun 1 vs 3 sama-sama membuat mereka berada dalam posisi pasif. Bahkan jika ingin mengubah pasif menjadi inisiatif, Yiqian Chuanyun masih terlalu jauh! Saat tiga karakter akhirnya mendekat dan mengambil inisiatif, Troubling Rain yang harus 1 vs 3 ini mungkin sudah babak belur dipukuli lawan."
"Memang benar Huang Shaotian adalah dewa tingkat top, tapi konsep 1 vs 3 ini agak terlalu dipaksakan. Apalagi sekarang berada di tahap, HP semua orang sudah sedikit. Dalam situasi 1 vs 3, bahkan untuk menerobos kabur pun sulit."
"Sial sial sial sial sial sial sial sial sial!!!!!!"
"Bersamaan dengan meluncurnya omong kosong, lampu kuning statistik elektronik menyala, memberikan Huang Shao peringatan kuning. Jelas bahwa kata 'Sial' yang diucapkannya bukanlah ekspresi sopan. Sesekali mengucap satu dua kali mungkin masih ditoleransi, tapi kalau sampai berderet-deret seperti ini, peringatan memang wajib diberikan."
"Pedang pedang pedang pedang pedang pedang pedang pedang pedang!!!!!!"
"Huang Shaotian segera mengganti kosakata. Dia tak berani melawan arus dengan terus memaki - akumulasi peringatan bisa berujung dilarang bertanding. Soal apakah seruan 'Pedang' ini bermakna 'Tengahah pedang!' atau umpatan 'Jijik jijik jijik', itu tetap menjadi misteri. Tidak seperti kata 'Sial' yang memiliki interpretasi publik jelas, karakter ini lebih ambigu."
Huang Shaotian yang terus memuntahkan omong kosong telah mengambil keputusan akhir. Dengan kecepatan tangan meledak, Troubling Rain tidak menarik diri atau menerobos paksa, malah menyerang tiga karakter dengan kilatan pedang yang ganas. Dalam kondisi darah sedikit di fase akhir, mundur justru tidak elegan. Saat ini, Huang Shaotian berusaha mati-matian memberikan damage sebanyak mungkin ke lawan.
Percikan darah beterbangan!
Ada yang terlempar dari tiga karakter akibat serangan Troubling Rain, ada juga yang menyembur dari tubuhnya sendiri. Dengan cara heroik seperti ini, Huang Shaotian mencoba melakukan pertukaran 1 lawan 3.
Bukan 1 lawan 1, tapi 1 lawan 3!
Dia tidak berharap bisa menjatuhkan tiga lawan sekaligus dengan satu gelombang serangan, bahkan tidak berpikir untuk mati bersama. Tujuannya adalah menekan health bar lawan semaksimal mungkin dalam gelombang ini, lalu menyerahkan sisanya pada rekan setim.
"Serahkan pada kalian!!!"
Kalimat terakhir Huang Shaotian di channel sama sekali tidak sampah. Troubling Rain tumbang, tapi health bar tiga pemain Lun Hui terkikis drastis oleh serangan tanpa ampun ini. Jika Tim Blue Rain nekat menyerang dengan tiga orang lagi, kemungkinan besar akan terjadi wipeout. Setelah itu, situasi akan menjadi mutlak 3 lawan 1.
Di fase akhir yang mencekam ini, pertaruhan nyawa sudah dimulai. Para pemain Lun Hui tidak gentar. Ketiganya dengan pantang menyerah menghadapi serangan dari Blue Rain.
Wipeout! Tiga karakter Lun Hui akhirnya tumbang semua. Tapi sebelum mati, mereka berhasil membawa serta Soul Speaker, Guardian Angel dari Tim Blue Rain.
Hampir tanpa jeda, Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai langsung menyerang. Secara keseluruhan situasi 2 lawan 1, tapi yang tersisa dari Lun Hui adalah Zhou Zekai - Zhou Zekai yang bisa melakukan segalanya kecuali heal.
Semua orang tahu akhirnya akan segera tiba. Meski Zhou Zekai kuat, tetap harus menghadapi dua lawan. HP dan MP Yiqian Chuanyun di tahap ini sama sekali tidak penuh.
Braak!!
Yang terakhir bergema di arena adalah suara tembakan.
Sharp Sword tumbang. Yiqian Chuanyun tetap berdiri hingga akhir, HP-nya nyaris habis tapi tetap terlihat penuh kewibawaan.
Tapi saat cuplikan beralih ke operatornya Zhou Zekai, kewibawaan itu seolah lenyap. Yang muncul adalah kegugupan khas Zhou Zekai di depan kamera. Meski begitu, sukacita setelah kemenangan tak bisa disembunyikan. Sorak-sorai langsung meledak di tribun penonton arena - ini kandang Lun Hui, dan mereka baru saja memenangkan satu kemenangan di final kejuaraan.
Ronde pertama berakhir dengan Lun Hui unggul 7.5 vs 2 dalam poin akhir.
