Di depan dan sekitar Destroying Immortality sudah benar-benar terkepung. Zhan Lou Lan sampai ingin menggantung beberapa orang dengan kawat baja untuk mengamankan area udara. Pemain ini sangat sulit ditangkap, pantas saja terkenal jahat. Meski sering memulung, dia tetap sering berhasil. Saat bertarung bersama sebelumnya, Zhan Lou Lan belum sepenuhnya merasakan kemampuan Destroying Immortality. Kini sebagai lawan, baru tersadar bahwa pemain ini benar-benar bakat langka. Jika kelima anggota grupnya layak jadi atlet profesional, Destroying Immortality pasti juga tidak kalah.
Zhan Lou Lan mulai berniat merekrutnya, sibuk memikirkan cara mendekati. Sementara anggota guild Yi Zhan Tian Xia yang mengerubungi sudah menggeram: "Lari lagi, kenapa berhenti? Coba lari lagi!"
Seratus lebih anggota guild, tapi tidak bisa menangkap satu orang! Akhirnya mengandalkan dua penjaga di pintu keluar. Peralatan kedua penjaga itu begitu compang-camping sampai bikin orang ingin menangis. Para anggota Yi Zhan Tian Xia benar-benar malu dan marah sekarang.
Destroying Immortality yang terkepung sama sekali tidak bersuara. Sebenarnya dari hasil men-DROP Zhan Lou Lan tadi, dia sudah mengambil tiga item DROP dari BOSS liar level 70. Sekarang mati pun tidak akan rugi. Kecuali dia sangat sial sampai item yang didapat tadi DROP kembali. Tapi probabilitasnya sangat kecil. Bisa saja material di inventory tidak ada yang DROP, hanya kehilangan 1-2 peralatan yang dipakai. Itu jelas untung besar.
“Jadi barang yang diambil orang ini, kalau mau ambil balik, memang nggak gampang. Jarang bisa selesai dalam satu pertempuran. Tapi kalau nggak bisa ambil barang aslinya, ambil yang nilainya setara juga nggak rugi! Tapi di situasi sekarang ini, itu nggak berlaku. Tiga item drop BOSS liar level 70 yang ada di Destroying Immortality, nggak ada yang nilai setaranya.”
Destroying Immortality kayanya udah paham betul soal ini. Makanya pas sadar pasti mati, malah tenang. Mati ya mati! Yang penting kali ini tetap untung.
Pemain Yi Zhan Tian Xia cuma bisa memaki, nggak ada yang serang. Jelas mereka semua ngerti: Bunuh si pemalas sekali nggak bisa balikin kerugian. Mungkin perlu cara lain.
Hasilnya, ketua guild diam sejenak. Tapi Jun Moxiao maju ke depan.
“Nggak bisa kabur kan? Serahkan barangnya.” Ye Xiu bilang.
Destroying Immortality bahkan nggak melirik. Tapi banyak pemain Yi Zhan Tian Xia yang putar kamera ke situ, mikir omongan Shen ini terlalu naif. Wong mati sekali juga tetap untung, ngapain harus serahkan barang?
“Kelihaianmu luar biasa, Bro!” Zhan Lou Lan mulai bujuk rayu. Pembukaannya sangat klise, lanjutannya juga sangat templat: “Kalau nggak keberatan, mari berteman. Barang yang kau ambil nggak usah dikembalikan, anggap hadiah dariku.”
Ucapannya memang kuno banget, tapi keberanian Zhan Lou Lan tetap terpancar. Tiga item drop BOSS liar level 70 dihadiahkan begitu saja. Aura dominan "pejuang kawakan" ini benar-benar tak terbantahkan.
Para pemain Yi Zhan Tian Xia meski masih kesal, tapi fakta bahwa Destroying Immortality memang ahli. Niat Zhan Lou Lan untuk berbaik hati juga bisa dipahami semua orang. Apalagi pemain yang bisa ikut membunuh BOSS Liar pasti orang dalam, seluruh pemain Glory tahu Zhan Lou Lan ingin masuk lingkup profesional. Melihat ahli langsung berusaha direkrut, itu wajib!
Hasilnya Destroying Immortality tetap tidak menghiraukan, meninggalkan Zhan Lou Lan teronggok di situ.
Zhan Lou Lan agak canggung tapi tidak mundur, langsung buka kartu: "Skill Bro sehebat ini cuma dipakai untuk memulung sayang sekali kan? Aku sedang mengorganisir tim profesional yang sedang butuh orang, apa Bro berminat? Asal mau gabung, syarat bisa dinego."
Iri hati campur dengki!
Ini perasaan para pemain Yi Zhan Tian Xia saat ini. Bisa gabung tim profesional dengan syarat fleksibel, mana pemain Glory yang tidak iri?
Tapi di depan mata justru ada seseorang yang tetap acuh tak acuh meski mendengar tawaran menggiurkan ini, bahkan enggan memutar kamera sedikit pun ke arah Zhan Lou Lan.
"Bro..."
"Saudara apa lagi ini!"
Zhan Lou Lan baru saja mau bicara lagi langsung diinterupsi Ye Xiu. Jun Moxiao mengayunkan Qianji San yang berubah menjadi tombak perang, mengetuk pergelangan kaki Destroying Immortality.
Destroying Immortality tidak menghindar maupun menangkis. Setelah dipukul, karakternya miring dan sempoyongan. Jun Moxiao mengayunkan tombak perang-nya, membuatnya terjatuh ke tanah tanpa usaha untuk bangkit.
"Karakter itu sudah logout," kata Ye Xiu kepada Zhan Lou Lan.
Sebagai pemain Tingkat Profesional, Zhan Lou Lan langsung menyadari bahwa reaksi Destroying Immortality setelah dua pukulan dari Jun Moxiao menunjukkan tidak adanya operasional pemain.
Dalam status pertempuran, Destroying Immortality tidak bisa logout kecuali dengan paksa menutup game. Karakter akan tetap diam seperti patung di adegan. Alternatifnya, pemain mungkin sengaja tidak mengontrol.
"Mungkin orangnya masih ada?" Zhan Lou Lan mengajukan kemungkinan itu.
"Mau lanjutkan obrolan?" tanya Ye Xiu.
Zhan Lou Lan merasa memalukan. Baik logout maupun tidak merespons, sikapnya jelas: mengabaikan. Dengan banyak penonton, berbicara ke patung tak bergerak akan merusak harga diri-nya! Setelah kehabisan argumen sederhana dari dua segmen sebelumnya, ia memilih kuat di bidang operasional - menghunus pedang sambil berteriak: "Kami mati!"
Begitu kata-kata ini keluar, para penonton langsung bertindak bersama. Destroying Immortality dalam sekejap sudah menjadi mayat. Mayat itu terjatuh di tanah, lama tak terlihat respawn. Ini benar-benar terlihat seperti sudah logout. Zhan Lou Lan merasa lega! Untung tadi tidak terus merangkai kata-kata, kalau tidak, di tengah-tengah pembicaraan waktu paksa berhentinya tiba, langsung logout, itu baru memalukan!
Tapi melihat kondisi di bawah, mood Zhan Lou Lan juga tidak membaik.
Tiga material level 70 dari BOSS liar yang di-drop Destroying Immortality sama sekali tidak keluar. Dua potong peralatan Ninja malah terjatuh, tapi peralatan game online sekelas ini, sehebat apapun tidak dihargai Zhan Lou Lan! Melihatnya bahkan malas mengambil. Untungnya dia masih sadar, pasti bukan hanya dia yang mood-nya buruk. Dia bersuara keras: "Mengalahkan si pemalas ini, sudah cukup sebagai pelampiasan! Kehilangan tiga barang karena dijarahnya, ini salahku terlalu ceroboh. Jangan khawatir, hadiah kali ini tidak akan dikurangi karena ini."
Pemain Yi Zhan Tian Xia langsung merasa lebih baik mendengar pernyataan ini.
Mereka semua paham, material dari BOSS liar level 70 pasti akan diinvestasikan Zhan Lou Lan ke Tim. Jadi mereka tidak bisa langsung dapat untung dari drop BOSS, hanya dapat keuntungan tambahan dari guild. Ini berlaku di semua guild klub manapun. Equipment level 70 kadang masuk ke gudang guild, tapi material sama sekali jangan diharapkan.
Bagi para pemain yang bahkan tidak bisa mengincar drop BOSS, sebenarnya mereka tidak terlalu mempermasalahkan apakah material tersebut jatuh ke tangan Zhan Lou Lan. Lagipula, Yi Zhan Tian Xia dibangun dengan modal besar oleh Zhan Lou Lan, dan tim esports-nya juga baru saja diumumkan. Pendukung yang terkumpul lewat strategi hype belum memiliki ikatan emosional dengan guild ini. Dalam hal ini, guild klub masih jauh lebih unggul untuk sementara. Para pemain di guild klub, jika benar fans tim esports, memiliki kohesi dan loyalitas emosional. Jika kejadian seperti ini sampai memengaruhi pengembangan tim karena kekurangan material, mereka benar-benar akan merasa khawatir.
Di Yi Zhan Tian Xia, setelah pernyataan Zhan Lou Lan, sebagian besar anggota sebenarnya sudah lega meski tetap pura-pura sedih di arena. Tentu Zhan Lou Lan paham situasi sebenarnya, makanya dia perlu memberikan penjelasan. Memang tidak mudah untuk mendapatkan loyalitas fans hanya dengan satu dua kata atau tindakan instan.
Setelah menenangkan anggota guild, bukankah Zhan Lou Lan juga perlu berkoordinasi dengan Shen?
Meski Shen sebelumnya bilang "anggap saja kerugianku jika barang tidak kembali", mana mungkin Zhan Lou Lan benar-benar mengalihkan tanggung jawab? Kehilangan material jelas merupakan kesalahan dia atau Yi Zhan Tian Xia. Walaupun bisa mengajukan banyak alasan, Shen sama sekali tidak terkait. Tugasnya memimpin tim untuk menghalau guild klub sudah dilaksanakan dengan sempurna - menaklukkan dua guild klub secara berturut-turut, sesuatu yang mustahil dilakukan dalam kondisi normal!
“Zhan Lou Lan mengirim pesan ke Jun Moxiao, memerinci hasil rampasan setelah BOSS , lalu menyatakan: "Tiga item yang di-drop si pemalas itu seharusnya jadi milikku, tapi saat itu aku benar-benar belum sempat melihat apa saja ketiganya. Mari kita bagi rata semua ini dulu, lalu Shen bisa memilih tiga item secara bebas dari bagianku."”
“Kenapa, kamu mau memberikan keuntungan begitu saja ke si pemalas itu?” Ye Xiu berkata.
“Lalu?” Zhan Lou Lan bingung. Melepaskannya begitu saja tentu membuatnya tidak rela. Sejujurnya hasil akhir seperti ini membuat Zhan Lou Lan penuh amarah! Tapi apa lagi yang bisa dilakukannya? Sekarang karakternya sudah mati, lokasi respawn di kota utama mana pun tidak diketahui, sangat merepotkan untuk diburu. Lagipula, mengejar terus pun tidak akan mengembalikan barang-barang. Begitu si pemalas online kembali, material yang di-drop bisa langsung dipindahkan ke gudang guild. Barang di gudang mustahil bisa di-drop.
“Kamu berikan informasinya, aku yang akan bertanggung jawab memburunya!” Ye Xiu menepuk dada memberikan jaminan.
“Shen, lihat! Masih banyak BOSS liar yang belum dibunuh minggu ini, bukankah lebih baik kita fokus ke BOSS berikutnya? Merebut satu BOSS lebih menguntungkan daripada mengejar si pemalas itu! Membuang waktu dan sumber daya untuknya tidak worth it!” Zhan Lou Lan berargumen.
“BOSS tetap harus direbut, tapi si pemalas ini juga tidak boleh dilepaskan. Cuma perlu memantau pergerakannya, sebarkan pesan ini di guild-mu - siapa pun yang melihatnya langsung melapor.” Ye Xiu menegaskan.
“Tapi kalau kau pergi menangani si pemalas ini, bagaimana cara kami merebut BOSS?”
“Membunuh ayam perlu pakai pisau sapi?” Ye Xiu berkata.
Zhan Lou Lan agak ragu sejenak: "Maksudmu si anak itu ayam, atau aktivitas menjarah BOSS ini yang ayam?"
Zhan Lou Lan benar-benar bingung, tapi dia yakin, ketika Shen bertindak, pasti menggunakan pisau sapi. Tapi mana yang jadi ayamnya?
