Komentator yang telah mempersiapkan materi dengan matang, setelah menyebutkan daftar juara liga dari tahun ke tahun, dengan khidmat mengantarkan Tim Lun Hui sebagai pemenang ke depan kasir.
Para pemain Tim Lun Hui yang sudah saling memberi ucapan selamat pun mulai naik ke arena pertandingan.
Penyerahan piala akan langsung dilakukan usai pertandingan. Bagi Lun Hui, sedikit kekurangannya adalah ini bukan kandang mereka, sehingga sorak-sorai pendukung tak terdengar. Meski ada tepuk tangan, itu hanya kesopanan penonton Blue Rain di lokasi - kebahagiaan yang tak ingin mereka bagi.
Maka perayaan Tim Lun Hui pun terkesan low profile. Ini juga bentuk penghormatan kepada penonton kandang, seperti lazim dilakukan tim-tim juara di arena tandang. Ritual perayaan sejati mereka baru akan digelar setelah kembali ke kota mereka, kandang mereka.
"Tapi bagaimanapun, upacara penghargaan tetap akan diadakan. Pada saat ini, panggung ini sementara bukan milik Blue Rain, melainkan milik seluruh Liga. Lun Hui adalah protagonis, atmosfer di panggung juga akan berfokus pada Lun Hui. Takkan ada yang berlebihan mengkhawatirkan kekecewaan Tim Blue Rain. Para pemain Blue Rain saat ini berdiri diam di samping panggung. Mereka bisa memilih untuk pergi, mundur ke ruang istirahat, tapi seluruh tim Blue Rain justru berdiri rapi di bawah panggung. Meski kalah, mereka tetap menunjukkan kelas mereka seperti biasa."
"Wah, wah, wah…" Ye Xiu menghela napas dalam-dalam melihat pemandangan ini.
"Untung Yu Wenzhou yang menggantikanmu sebagai kapten, Blue Rain benar-benar berubah total. Kalau dulu ketika bajingan sepertimu memimpin tim, delapan puluh persen seluruh timmu akan berdiri di sana mengacungkan jari tengah serempak ya?" Ye Xiu berkata pada Wei Chen.
“Cih…” Wei Chen hanya mengangguk lemah. Ye Xiu menoleh menyapukan pandangannya, menyadari ekspresi Wei Chen yang meskipun tenang, tetap terlihat tidak bahagia. Jelas, sebagai mantan anggota Blue Rain, dia masih memiliki bias dalam pertarungan ini. Dan bias itu tentu bukan harapan melihat Lun Hui yang telah mengeluarkan 20 juta RMB malah kalah. Dia adalah mantan kapten Blue Rain, sosok yang pernah lebih peduli dan menyayangi tim ini daripada siapapun. Meski mulutnya takkan pernah mengaku, meski dia bilang bergabung di Pavilion Blue River hanya untuk poin atribut, meski dia pernah pensiun dengan semangat terkikis setelah kalah dari Yu Wenzhou.
Ye Xiu tidak berkata lebih jauh. Dalam siaran, Ketua Liga Profesional Feng Xianjun melangkah gesit ke panggung, mengambil mikrofon dari pembawa acara, dan secara resmi mengumumkan Tim Lun Hui sebagai juara liga Glory Professional Competition Musim ke-8 di depan penonton live dan kamera siaran.
Selanjutnya, setiap pemain Tim Lun Hui menerima medali juara khas esports: mouse juara dan keyboard juara. Keyboard dan mouse yang dibuat khusus dengan logo "Gelar Juara Liga Musim ke-8" ini memiliki makna khusus yang mungkin tak bisa dinilai dengan uang. Setiap pemain Lun Hui maju menerimanya dengan ekspresi penuh emosi.
Terakhir, piala juara liga yang sesungguhnya diserahkan secara langsung oleh Feng Xianjun kepada Zhou Zekai, perwakilan Tim Lun Hui.
"Ini adalah pertandingan tandang, ditambah Zhou Zekai yang berkarakter low profile, aksi mengangkat piala juara liga yang mungkin dianggap provokatif di mata fans Blue Rain sengaja dihilangkan. Ketua liga Feng Xianjun jelas sangat menyayangi kapten tim juara baru ini, terus berbisik sesuatu di telinganya. Bisikan-bisikan ini tentu tidak disiarkan, di program penonton hanya melihat Zhou Zekai tetap tersenyum canggung, bahkan ketika berhadapan dengan ketua liga yang menyerahkan penghargaan, ucapannya tidak lebih dari dua kalimat."
"Mungkin menyadari penonton di lokasi sama sekali tidak menyukai situasi ini, setelah menyelesaikan prosedur wajib, semua agenda yang bisa dihilangkan sengaja dipangkas."
"Tapi pembawa acara dan tamu ahli siaran televisi ini harus melayani seluruh penonton Glory, tentu tidak perlu terlalu mempertimbangkan emosi penonton di lokasi. Saat ini mereka justru tertawa dan mengobrol santai, melihat acara penghargaan akan segera berakhir dan persiapan penutupan, Li Yibo berkomentar dengan humor: 'Dibandingkan mayoritas orang yang lebih suka menjadi juara di kandang sendiri, mungkin Zhou Zekai lebih menyukai gelar juara di tandang seperti ini, sehingga kebutuhan untuk berbicara jadi jauh berkurang.'"
"Haha, Anda benar. Jika ini adalah kandang mereka, saya yakin dia tidak akan mudah turun panggung seperti ini, pasti akan ditarik untuk berpidato panjang di depan umum."
“Ronde kedua meski singkat, tapi toh sudah benar-benar berakhir. Kekecewaan dalam hati tim siaran dan pengiklan tentu tak perlu diketahui fans dan penonton. Penonton yang membeli tiket masuk di lokasi juga akan mendapat kompensasi sesuai kondisi ini, tapi semua ini bukan topik penting saat ini.
Cuplikan siaran sudah mulai memutar perjalanan juara baru meraih gelar. Dari pertandingan reguler, playoff, hingga final, adegan-adegan spektakuler disusun menjadi paket. Semua ini adalah persiapan yang sudah dibuat sebelumnya, baik Lun Hui maupun Blue Rain memilikinya. Hanya saja sekarang Lun Hui jadi juara, maka cuplikan yang muncul di hadapan penonton adalah milik Lun Hui.
“Tim Lun Hui ternyata benar-benar mengalahkan Blue Rain 3-0 di pertandingan individual. Saya yakin hasil ini tak terduga banyak orang sebelum pertandingan.” Tugas komentator dan tamu belum selesai. Ronde kedua ini hanya berisi pertandingan individual, tapi segmen waktu siaran masih sangat longgar. Mereka harus mengisi dengan berbagai konten sambil menunggu jadwal selanjutnya. Hal ini biasa bagi stasiun TV, tapi kali ini durasi yang harus diisi sangat panjang, benar-benar menantang.
“Hmm, kemenangan ini memang berkat performa luar biasa pemain Lun Hui, tapi semua juga harus sadar, yang benar-benar menentukan hasil ronde kedua adalah...” Analisis ini sudah ingin diungkapkan Li Yibo sejak hasil juara keluar, tapi saat itu tak ada waktu untuk menyelipkan analisis pertandingan. Li Yibo menahan diri lama, sekarang akhirnya ada kesempatan menunjukkan pandangan mendalamnya.
“Anda benar, saya yakin Tim Blue Rain pasti tidak menyangka pihak Lun Hui akan begitu kuat, bahkan di pertandingan individual sudah menunjukkan sikap yang begitu agresif.” kata komentator.
“Selain itu, tim Blue Rain ini, kelemahan mereka juga memberi pengaruh tertentu pada penempatan pasukan di pertandingan individual dan arena pertandingan.” ujar Li Yibo.
“Oh?” komentator awalnya terlihat sedikit bingung, tapi segera tersadar dan buru-buru menimpali: “Anda benar, kapten Tim Blue Rain, Yu Wenzhou yang berlevel All-Star, master strategi Glory, biasanya tidak akan ikut dalam pertandingan duel individual. Seperti kita tahu, anggota utama sebuah tim biasanya adalah kombinasi enam orang untuk pertandingan tim. Umumnya hanya kelas Healer yang tidak akan tampil di pertandingan 1vs1, tapi di Tim Blue Rain, termasuk kapten mereka, ada dua anggota utama tim yang tidak akan bertanding di laga duel individual.”
“Jadi sebenarnya Blue Rain memang dalam posisi sulit. Mereka tidak bisa menambah pemain kuat lagi untuk menjamin keikutsertaan di kedua jenis pertandingan. Kalau hanya tampil di pertandingan individual, saya rasa tidak ada pemain top di liga yang mau seperti itu.” kata Li Yibo.
“Benar. Tapi sekuat apapun pemain ini, mustahil bisa menggantikan Yu Wenzhou atau Xu Jingxi yang berkelas Healer dalam pertandingan tim.”
“Pada akhirnya, Blue Rain agak dirugikan oleh format pertandingan ini!” ujar Li Yibo.
“Tampaknya Blue Rain perlu melakukan beberapa perubahan dan mencari solusi.” kata komentator.
“Perlukah?” Li Yibo tertawa.
“Tidak perlu?” Komentator heran, bukankah ini semua yang kamu katakan? Apa maksudnya bukan ini? Namun melihat senyuman Li Yibo, komentator yang sudah cukup akrab ini tiba-tiba tersadar: "Oh, katanya mulai musim depan, playoff akan diubah sistemnya."
“Hmm, meski saat ini belum tahu sistem seperti apa, tapi dengan waktu satu tahun, kupikir cukup bagi Liga untuk merancang sistem kompetisi yang baik dalam menjaga ketegangan dan persaingan pertandingan,” kata Li Yibo.
“Tapi sistem pertandingan reguler masih akan tetap sama kan?” tanya komentator.
“Hehe, Blue Rain sebenarnya tidak kesulitan menghadapi pertandingan reguler, performa mereka di liga ini sudah cukup membuktikannya,” ujar Li Yibo.
“Benar, di liga ini Blue Rain memang terus memimpin, masuk ke playoff dengan status juara pertandingan reguler.”
“Hehe, final kejuaraan kali ini meski agak singkat, tapi menurutku cukup layak disebut klasik,” kata Li Yibo.
“Hmm, lagipula ini final pertama dalam sejarah Liga yang berakhir lebih cepat,” kata komentator, “Dan seiring perubahan musim, mungkin ini juga akan menjadi satu-satunya.”
“Dan kali ini, justru berhasil memaksimalkan karakteristik penyusunan formasi yang perlu diperhatikan dalam sistem ini. Lun Hui mengandalkan keberanian dan formasi penuh semangat, akhirnya mengalahkan Blue Rain. Menurutku ini bisa disebut sebagai peringatan sempurna untuk sistem yang akan segera menghilang dari panggung sejarah,” papar Li Yibo.
“Pendapat Anda sungguh luar biasa.”
Harus diakui, si pemalas Li Yibo ini cukup mahir dalam pekerjaan komentator seperti ini. Sebuah final kejuaraan yang berakhir lebih awal, final kejuaraan yang membuat para penonton yang menunggu keuntungan frustasi, final kejuaraan yang membuat banyak orang merasa belum puas, berhasil digambarkannya sebagai sekali final kejuaraan klasik. Analisis yang dia lakukan dari sudut pandang ini juga sepenuhnya berdasar.
"Final kejuaraan kali ini, percayalah akan meninggalkan kesan mendalam bagi semua penonton. Khususnya pemain yang telah mengikuti Liga Profesional selama delapan tahun terakhir, ini akan menjadi sekali peringatan klasik." Komentator kembali memberikan ringkasan yang tepat. Saat itu, kedua tim yang telah menyelesaikan pertandingan setelah beristirahat sebentar, telah memulai konferensi pers. Siaran langsung beralih ke lokasi acara.
Meskipun Tim Lun Hui bermain dengan sangat agresif dan arrogant, di luar lapangan Zhou Zekai yang hanya diam seperti kendi kosong membuat sulit untuk menimbulkan aggro padanya. Apalagi Tim Blue Rain juga tidak akan bersikap tidak sopan. Sebagai pihak yang kalah, Kapten Yu Wenzhou dari Tim Blue Rain mengambil semua tanggung jawab. Dia tidak pernah menyembunyikan kekurangannya, dan selalu menghadapi masalah yang ditimbulkan kelemahannya bagi tim. Analisis Li Yibo memang masuk akal, Yu Wenzhou juga membahas masalah ini secara panjang lebar.
"Bintang andalan Huang Shaotian, bahkan tidak mendapat kesempatan bermain sama sekali di pertandingan ini. Terlihat cukup murung. Ketika wartawan bertanya apa yang ingin dia sampaikan saat ini, dia memutar matanya dan mengucapkan kalimat yang sangat langka - sesuatu yang semua orang kira mustahil keluar dari mulut si pemalas ini."
"Aku tidak ingin mengatakan apa-apa." Kata Huang Shaotian.
