“Baozi, jangan terlalu gegabah.”
Mendengar ini, Zhao Yuzhe segera memutar kamera karakter Fen Yan Jing yang masih berguling, menyapu cepat nama-nama di atas kepala orang-orang sekitar.
Dia sedang mencari mana yang Baozi. Dari kalimat yang baru saja didengar, Baozi sepertinya akan memainkan peran kunci selanjutnya, pemimpin tim memintanya untuk tidak terburu-buru bertindak, hal ini membuat Zhao Yuzhe harus waspada. Karakternya Fen Yanjing baru saja berguling-guling di tanah, bahkan tidak sempat berdiri tegak, situasinya sangat genting. Namun dalam kondisi seperti ini, lawan justru tidak melanjutkan serangan mendadak, malah menyuruh jurus pamungkas berikutnya untuk tidak terburu-buru, keyakinan penuh ini membuat Zhao Yuzhe tidak bisa menahan kegelisahan. Dia ingin segera menemukan Baozi untuk berjaga-jaga, tapi setelah memutar sudut kameranya, dari sepuluh karakter yang terlihat, tidak ada satu pun yang namanya mengandung kata "Baozi".
Zhao Yuzhe kesal, dia tahu lawan tidak menggunakan nama karakter game. Lalu mana yang Baozi?
Tiba-tiba terdengar suara "Hmm" dari depannya.
Rogue ini?
Kemampuan pendengaran Zhao Yuzhe cukup terlatih, dia langsung mengetahui sumber suara. Rogue yang baru saja menggunakan Overpowering Combo Fist dan berhasil dihindarinya ini adalah Baozi, setelah mengeluarkan suara "Hmm" ternyata tidak melanjutkan serangan.
Memintanya untuk tidak menyerang mendadak?
Zhao Yuzhe tertegun, serangan Rogue yang memaksanya terus berguling tadi membuatnya harus mengakui bahwa orang ini tidak sembarangan seperti yang dibayangkan. Meski Rogue bukan kelas utamanya, dia cukup familiar. Dia anggota Tim Typhoon yang memiliki Thief paling licin, tapi yang lebih terkenal adalah karakter Rogue sang Kapten Lin Jingyan: Tang San Da.
Meskipun kondisi Lin Jingyan sudah menurun drastis, karakter Tang San Da tetap menjadi Rogue kelas satu Liga yang sejati. Seberapa kuatnya karakter ini, Zhao Yuze sangat paham. Berasal dari lingkungan tim seperti ini, dia secara refleks lebih memperhatikan kelas Rogue. Rogue yang dijuluki "Baozi" ini, setelah melakukan serangan mendadak berturut-turut yang membuatnya cukup terjepit, tiba-tiba diperintahkan untuk menghentikan serangan lebih lanjut. Ada konspirasi apa di sini?
Pemain level profesional cenderung overthinking. Zhao Yuze yang sedang waspada kini memantau si pemalas ini dengan konsentrasi penuh. Tiba-tiba Rogue itu mengulurkan tangan ke depan.
Lock Throat!
Zhao Yuze segera menarik karakter Fen Yan Jing mundur. Dalam situasi 1 lawan banyak, skill crowd-control jauh lebih berbahaya dibanding damage besar. Ditambah kekhawatirannya akan skill ultimate lawan, skill yang sebenarnya bisa dihindari dengan 1 langkah, malah dihindari dengan 3 langkah sambil terus mengawasi Rogue itu.
Rogue itu mengayunkan tangan, melemparkan batu bata. Zhao Yuze dengan mudah menghindar dengan memiringkan kepala Fen Yan Jing.
Dua serangan ini...
Zhao Yuze mencoba menganalisis. Sejujurnya, dia tidak melihat keistimewaan apa pun dari dua serangan tadi, justru membuatnya semakin cemas. Secara refleks, dia memutar kamera dan melihat Battle Mage di belakangnya sudah menghunus tombak dan berlari kencang.
Haolong Pojun!
Equipment Battle Mage ini memang tidak terlalu bagus, tapi aura Haolong Pojun sama sekali tidak lemah. Kelas seperti Elementalist, benar-benar tidak punya skill yang bisa menghadapi langsung skill besar seperti Haolong Pojun yang memiliki mekanika Kekuatan Setara super kuat.
Teleportasi instan!
Di momen krusial, Zhao Yuzhe memaksakan operasional untuk melakukan teleportasi instan. Haolong Pojun menerjang dengan dahsyat, namun Fen Yanjing telah menghilang. Teleportasi instan ini akhirnya berhasil dilakukan, tapi Zhao Yuzhe masih gemetar ketakutan.
Memalukan, benar-benar memalukan.
Penggunaan teleportasi instan ini sama sekali tidak mencerminkan kesan anggun seorang mage, melainkan benar-benar sebuah pelarian darurat. Zhao Yuzhe bahkan belum sempat menganalisis bagaimana dirinya bisa terdesak sampai seperti ini, ketika suara ledakan dahsyat mengguncang dan cahaya ledakan langsung menyapu seluruh adegan...
Bagaimana mungkin!
Zhao Yuzhe bahkan belum sempat mengamati situasi dari sudut pandang baru setelah teleportasi instan, ledakan ini sudah tiba. Lebih tepatnya, ledakan ini muncul bersamaan dengan kedatangan Fen Yanjing-nya, membuatnya sama sekali tidak punya kesempatan untuk menghindar. Ini benar-benar jebakan yang sempurna.
Efek cahaya ledakan di layar belum sepenuhnya menghilang, tetapi sebagai atlet profesional, Zhao Yuzhe masih memiliki kemampuan analisis situasi yang memadai. Karakter Fen Yan Jing yang berada di pusat ledakan saat ini terhempas oleh gelombang kejut. Zhao Yuzhe mati-matian menyesuaikan sudut kamera, menyadari bahwa kondisi float ini akan memberi banyak kesempatan pada lawan. Bisa saja saat mendarat nanti, dirinya sudah terjebak dalam kepungan lawan.
Tembakan lawan yang tepat mengenai posisinya ini, apakah ini kebetulan belaka?
Zhao Yuzhe masih mengingat reputasi Shen Ye Qiu. Dia paham ini bisa dilakukan berdasarkan EXP. Teleportasi instan yang dilakukannya tadi terlalu terburu-buru, hanya fokus menyelamatkan nyawa tanpa pertimbangan matang, sehingga tidak sulit ditebak lawan.
Dalam kepanikannya, Zhao Yuzhe sambil menyesuaikan kamera juga dengan cepat mengaktifkan status pelepasan skill sambil bergerak. Menurutnya situasi berikutnya pasti akan sangat sulit, mungkin tidak ada kesempatan lagi untuk berhenti melakukan chanting. Daripada begitu, lebih baik aktifkan status ini agar aksi selanjutnya lebih lancar.
Tembok Api.
Dalam waktu singkat terhempas ledakan itu, Zhao Yuzhe benar-benar memaksimalkan kecepatan tangannya sampai batas tertinggi. Saat Fen Yan Jing mendarat dengan teknik Ukemi sambil berguling, sebuah skill yang chanting-nya sudah selesai diaktifkan. Tongkat sihirnya mengayun, membangkitkan tembok api dari tanah.
Tembok api tidak menyerang siapa pun, ini memang bukan tujuannya, bahkan bukan untuk menghalau. Jumlah lawan yang banyak, damage dari tembok api biasa bisa mereka tanggung. Zhao Yuzhe hanya ingin menggunakan tembok api untuk menghalangi pandangan lawan, membuat mereka tidak bisa melacak pergerakannya secara jelas sejenak. Hal seperti ini mungkin tidak penting bagi pemain biasa, tapi dalam pertarungan tingkat tinggi, bisa menjadi faktor penentu.
Kehati-hatian Zhao Yuzhe ini menunjukkan dia sudah tidak meremehkan kesepuluh lawannya. Dia ingin merebut lebih banyak waktu untuk penyesuaian strategi, memulai pertarungan dengan lebih cermat.
Tak disangka, saat tembok apinya muncul, Fen Yanjing yang sedang berguling bangun tiba-tiba dikelilingi semburan api "blaze", sementara di atasnya awan petir mengumpul dan kilatan listrik berkerlap-kerlip, dalam sekejap sudah menyatu dengan lautan api yang menyembur dari bawah.
Skill besar seperti Tianlei Dihuo memiliki operasional yang lebih rumit dan waktu chanting lebih panjang dibanding tembok api. Tapi kali ini, skill itu meledak bersamaan dengan tembok api Fen Yanjing, hanya ada satu kemungkinan: lawan sudah memprediksi posisi mendaratnya lagi dan menyerang lebih dulu. Zhao Yuzhe masih sibuk bersembunyi di balik tembok api, tak tahu lawan sudah menanam Tianlei Dihuo di belakang posisi yang akan dia tuju.
Zhao Yu Zhe yang terperangkap dalam formasi tidak tampak panik. Sebagai Elementalist, tentu dia sangat familiar dengan skill besar kelas ini. Pemain game online umumnya percaya bahwa berdiri diam dan mengandalkan keberuntungan saat menghadapi skill ini akan menerima damage lebih sedikit dibandingkan mencoba kabur dari radius. Namun di lingkup profesional, jumlah damage bukan satu-satunya pertimbangan - para atlet profesional harus memikirkan banyak hal.
Misalnya Zhao Yu Zhe saat ini. Jika Fen Yan Jing tetap diam di dalam formasi untuk mengurangi damage, saat skill berakhir nanti dia mungkin sudah dikepung orang. Mempertahankan HP seperti itu sama sekali tidak bermakna. Tentu saja dia tidak akan melakukan hal tersebut. Begitu Tianlei Dihuo terbentuk, langkah Fen Yan Jing terus bergerak tanpa henti. Mengandalkan operasional dan pemahaman akan skill ini, Zhao Yu Zhe berencana menghindari serangan sambil menerobos formasi. Tapi baru melangkah satu kali, dia langsung menyadari: Tianlei Dihuo ini bukan dioperasikan sistem otomatis, melainkan dikendalikan manual oleh operatornya.
Operasional manual memang memberikan inisiatif lebih besar dalam membatasi target di dalam formasi. Namun efektivitasnya tergantung pada skill operator. Setelah bermanuver dua langkah dalam formasi, Zhao Yu Zhe mulai frustrasi. Operasional Tianlei Dihuo lawan ini mungkin tidak terlalu spektakuler, tapi setidaknya lebih kuat dari sistem otomatis - sudah memenuhi fungsi dasar operasional manual. Zhao Yu Zhe masih yakin bisa membuat Fen Yan Jing kabur sebelum skill berakhir, namun waktu yang dibutuhkan pasti lebih lama dibandingkan sistem otomatis.
Harus menghancurkan formasi paksa!
Dengan segala keterpaksaan, Zhao Yuzhe terpaksa mengambil keputusan drastis layaknya pahlawan yang memotong pergelangannya sendiri. Yang dia kejar adalah waktu tercepat, bukan damage terendah. Dengan memperhitungkan formasi, dia mengabaikan beberapa serangan dan langsung menerjang ke depan, memilih rute paling jelas untuk menerobos formasi.
Berhasil!
Pandangan depan tiba-tiba terbuka lebar. Fen Yanjing akhirnya berhasil keluar dari efek silau cahaya dan api yang berkelap-kelip. Tianlei Dihuo masih belum berakhir saat itu. Zhao Yuzhe memutar kameranya untuk mengamati situasi lawan, namun yang dia lihat justru aura darah menyembur di sekelilingnya. Kali ini, Swordsman Ganas dengan skill besar Wrathful Blood Tide telah menunggunya di sini.
Tidak diragukan lagi, ini adalah serangan yang sudah disiapkan lawan sebelumnya. Skill besar seperti Wrathful Blood Tide memiliki cast time yang lambat. Jika operasional Fen Yanjing baru dimulai setelah keluar dari formasi, mustahil skill ini bisa digunakan sekarang. Namun kenyataannya? Aura darah mengerikan dari Wrathful Blood Tide sudah menyebar, greatsword sang Swordsman Ganas telah menghunjam ke tanah. Damage dari serangan ini sudah mengenai. Sekali pun Zhao Yuzhe hebat, damage kali ini pasti tidak bisa dihindari.
Pada saat yang sama, kilau pedang bertebaran dari kiri dan kanan. Dua Blade Master ternyata langsung mengaktifkan skill besar "Pedang Siluman Tanpa Wujud" dari kedua sisi. Fen Yanjing terjepit di tengah, sementara Tianlei Dihuo di belakangnya masih belum padam. Si pemalas yang mengontrolnya malah memusatkan serangan ke belakangnya, seolah membangun tembok penghalang.
Kena serangan!
Dalam situasi seperti ini, bahkan Zhao Yuzhe pun tidak bisa menghindar. Cahaya pedang dua Blade Master menyilang di tubuh Fenyuanjing, disusul tiang cahaya terang yang menghujam dari langit menyelimutinya dari ujung kepala hingga kaki. Skill besar Artillery God: Sinar Satelit.
Zhao Yuzhe akhirnya putus asa. Begitu banyak skill besar, dia seorang diri 'dihormati' dengan menerima semuanya. Karena tak bisa menghindar, dia berusaha melepas beberapa skill untuk menunjukkan setidaknya masih melawan. Saat memutar kamera mencari target, dia melihat Wudaojun sedang santai berdiri bersama Rogue bernama Baozi sambil memberi wejangan: "Combo Fist-mu terlalu terburu-buru. Video Lin Jingyan yang kuberikan kemarin tidak kamu pelajari baik-baik? Pernahkah dia menggunakannya seperti caramu?"
Sial! Mendengar ini, skill yang sedang disiapkan Fenyuanjing melesat ke langit seperti kembang api.
