Pukulan yang terlalu telak!
Zhao Yuzhe mengira perkataan Ye Xiu "Baozi, jangan terburu-buru" adalah bagian dari strateginya. Karena itu, dia sangat waspada terhadap Baozi. Menghadapi skill low-tier Lock Throat, dia mundur tiga langkah. Tiga langkah inilah yang membuat Fenyuanjing terjebak di ujung tombak Battle Mage.
Haolong Pojun.
Zhao Yuzhe yakin, jika tidak menghindar dari skill besar ini, nasibnya akan lebih buruk dari sekarang. Tapi justru karena menghindar, dia terperangkap dalam siklus serangan skill besar yang tak berujung.
Tianlei Dihuo, Wrathful Blood Tide, ditambah dua Pedang Siluman Tanpa Wujud.
Elementalist memiliki pertahanan skill yang lumayan karena fokus meningkatkan Intelligence, tapi dari empat skill besar tersebut hanya Tianlei Dihuo yang berupa serangan sihir. Tiga sisanya adalah serangan fisik murni yang mematikan. Elementalist ber-HP tipis dan pertahanan fisik rendah ini nyaris KO setelah menerima kombo ini.
Bukan hanya damage ke karakternya, Zhao Yuzhe juga mengalami guncangan mental hebat. Ucapan "Baozi jangan terburu-buru" yang memicunya masuk perangkap ini, ternyata hanyalah komentar Ye Qiu terhadap penggunaan Overpowering Combo Fist oleh Baozi.
Zhao Yuzhe akhirnya menyadari: di mata lawan, dia tidak semenakutkan yang dia bayangkan. Awalnya dia yakin bisa menghadapi 10 orang sekaligus, tapi kenyataannya? 10 orang melawannya masih lebih dari cukup! Hingga detik ini, Shen Ye Qiu hanya menggunakan dua healing spell, sementara karakter Fen Yanjing-nya sudah di ujung tanduk. Sang Shen malah dengan santai mengajari Baozi, bahkan kamera tampak tidak sekalipun mengarah ke dirinya.
Zhao Yuzhe meledak marah!
Dia merasa dirinya tidak pantas diremehkan seperti ini. Bukankah nasib buruk yang menimpanya sekarang semua karena kalimat tak terduga itu? Tapi jika bukan karena salah paham terhadap kalimat itu, bagaimana mungkin dia sampai menarik diri tiga langkah? Jika bukan karena menarik diri tiga langkah, bagaimana mungkin dia bisa dipaksa menggunakan teleportasi instan oleh skill Haolong Pojun?
Semua ini terjadi karena kesalahpahaman terhadap satu kalimat itu!
Zhao Yuzhe merasa kesal dan tidak rela. Dia bertekad tidak akan menyerah begitu saja. Meski HP-nya sudah tinggal sedikit, meski tidak melihat peluang kemenangan sama sekali, setidaknya dia harus membuktikan kekuatannya. Dia ingin membuat orang-orang ini paham bahwa kemenangan mereka bukan karena kelemahannya, tapi hanya keberuntungan semata.
Empat skill ini belum bisa membunuh Fen Yanjing, masih ada kesempatan!
Zhao Yuzhe menguatkan tekad. Tangan kanannya memegang mouse dengan stabil, kamera berpindah ke Wu Daojun yang berdiri bersama Rogue di depannya. Dia memutuskan untuk merebut kembali kehormatannya dari dua orang ini. Namun tiba-tiba dia menyadari ada yang aneh di belakang Fen Yanjing. Sebelum sempat memutar kamera, Fen Yanjing sudah melesat ke samping seperti meluncur di atas tanah.
Ini tentu bukan operasional dirinya sendiri. Pada saat ini, Zhao Yuzhe telah menyadari gelombang sihir yang melilit di sekujur tubuh karakter Fen Yanjing-nya. Dia mati-matian memutar kamera, melihat Tianlei Dihuo yang perlahan menghilang seiring berakhirnya durasi skill. Sebuah siluet mulai jelas terlihat, namun dalam pandangan Zhao Yuzhe justru menjauh dengan cepat. Fen Yanjing-nya telah terpental dengan dahsyat.
Siluet yang semakin jelas itu memegang tombak perang di tangannya, yang kini sepenuhnya berubah menjadi gelombang sihir, terus menyembur ke arah Fen Yanjing yang terlempar.
Battle Mage, Fú Lóng Xiáng Tiān.
Setelah empat skill besar, ternyata masih ada yang kelima.
Serangan ini sama sekali tak terduga oleh Zhao Yuzhe. Teknik menggunakan efek cahaya skill sebagai perlindungan ini sebenarnya adalah gaya andalannya sendiri. Tapi kini dirinya justru kalah oleh trik serupa.
Doron!!
Gelombang sihir Fú Lóng Xiáng Tiān yang melilit tubuh Fen Yanjing meledak. Skill ini memiliki dua segmen serangan: serangan tombak pertama berupa damage fisik, diikuti ledakan sihir sebagai damage magic. Fen Yanjing yang sudah di ujung tandus setelah empat skill besar, akhirnya tumbang total setelah ledakan ini.
"Sial!" Zhao Yuzhe mengepal kedua tangan menghantam keyboard, namun tak bisa mencegah layarnya berubah abu-abu. Dalam mode kamera arwah, Zhao Yuzhe melihat gerombolan itu mendekat dan melirik mayatnya dengan santai, tak ada satu pun yang memberi perhatian lebih. Malah sebaliknya, sebuah peralatan yang diambil dari samping Fen Yanjing justru lebih menarik minat mereka. Setelah itu mereka langsung berbalik arah pergi, tak berlama-lama bahkan sedetik pun.
Meremehkan!
Ini jelas-jelas penghinaan, apa gerombolan ini benar-benar mengira dirinya bisa dikalahkan hanya dengan lima Skill besar yang dilakukan mulus beruntun?
"Berdiri! Jangan kabur kalau berani!" Zhao Yuzhe berteriak, tapi arwah tak bisa meneruskan voice chat. Sekalipun dia berteriak sampai suara serak, tak mungkin menjelaskan kesalahpahaman tadi kepada gerombolan ini.
Apalagi, menjelaskan kesalahpahaman dengan mulut? Itu seperti mencari-cari alasan karena tak bisa menerima kekalahan. Zhao Yuzhe juga tak mau melakukannya, dia perlu membuktikan diri dengan Aksi nyata.
Respawn!
Zhao Yuzhe menggerakkan kursor ke opsi respawn di kota, tapi tiba-tiba ingat bahwa dia sudah mengirim pesan ke Ma Ta Xifeng. Tim mereka seharusnya segera tiba, dan meminta Pastor tim besar untuk melakukan respawn akan menghemat waktu perjalanan. Jika dia respawn di kota utama terdekat dan kembali, pertempuran di sini mungkin sudah selesai. Apalagi, dia bahkan tidak tahu di kota utama mana karakternya akan muncul kembali - karena sama sekali tidak mengantisipasi kematiannya, tentu tidak mengatur registrasi "respawn terdekat setelah mati" sebelumnya.
Kursor yang sudah berada di atas opsi itu akhirnya dijauhkan kembali tanpa diklik.
Zhao Yuzhe ragu-ragu. Respawn di tempat memang praktis, tapi saat Ma Ta Xifeng datang dan melihat mayat karakternya terbaring, sungguh memalukan. Tapi respawn di kota juga tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa dia pernah mati. Atribut merah menyala di seluruh tubuh Fen Yan Jing yang akan segera berubah menjadi merah adalah bukti nyata. Saat itu juga, Zhao Yuzhe membenci sistem penalty EXP dan perubahan atribut merah saat mati di Glory.
Akhirnya menyadari tidak bisa menyembunyikan keadaan ini, Zhao Yuzhe memilih untuk bertahan di tempat sambil menunggu.
Ma Ta Xifeng memimpin tim guild dengan gesit menuju area koordinat tersebut. Di perjalanan, dia masih memuji Zhao Yuzhe kepada anggota tim: "Ternyata dia memang hebat. Tim Typhoon kita kedepannya pasti akan mengandalkannya."
Tapi ketika hampir sampai di area koordinat, tidak ditemukan arena perang BOSS antara Yi Zhan Tian Xia yang dibayangkan Ma Ta Xifeng. Ma Ta Xifeng sedang ragu-ragu, tiba-tiba seorang pemain yang tajam matanya berteriak: "Fen Yan Jing!"
"Di mana?" Setelah semua orang bertanya, akhirnya mereka menemukan sebuah mayat yang tergeletak di tanah di sisi ini.
“Zhao Yuze mati!” Seseorang berteriak kaget. Pada sepersekian detik ini, tidak ada yang lagi menyebut nama karakter. Yang disebut adalah Zhao Yuze. Karena karakter mati bukan hal aneh, tapi karakter Zhao Yuze mati, baru layak dikagumi.
“Apakah ketahuan…” Ma Ta Xifeng masih dalam hening ini, tapi sudah ada Pastor mencoba menggunakan Skill Resurrection pada Fen Yan Jing.
Cahaya putih menghilang, Fen Yan Jing bangkit berdiri. Ma Ta Xifeng menatap layar dengan mulut terbuka, ingin berbicara namun bingung memulai. Ternyata Fen Yan Jing tak menunggu, setelah berdiri langsung berlari cepat ke satu arah. Pastor di sisi ini masih sibuk memulihkan HP-nya tapi tak dihiraukan. Ma Ta Xifeng tak berani lengah, segera memimpin semua orang untuk mengikuti.
“Informasi yang diketahui Zhao Yuzhe saat ini sudah sedikit ketinggalan, jejak di sekitarnya juga tidak menunjukkan ke mana anggota Yi Zhan Tian Xia membawa BOSS untuk dibunuh. Zhao Yuzhe tidak menemukan petunjuk, tapi diam-diam terus mencari ke depan. Ma Ta Xifeng mengira dia punya strategi, membawa tim besar mengikuti dengan sangat erat, hingga muncul Pengumuman Sistem: Selamat kepada anggota Yi Zhan Tian Xia yang berhasil membunuh Gladiator Vitellius.
Semua pemain Howling Mountain Villa langsung membeku. Tidak hanya mereka, saat pesan ini muncul, semua tim guild di Arena Doraku ikut membeku. Karena pesan ini sama dengan pemberitahuan: Urusan Arena Doraku selesai di sini, persaingan BOSS kali ini berakhir.
Tim sukses yang telah lama bertarung di garis depan persaingan BOSS tidak akan melanjutkan persaingan ego setelah BOSS hilang. Tim-tim besar yang sebelumnya bertarung sengit segera menyimpan senjata dan menghentikan skill setelah pengumuman guild sistem ini, buru-buru mengumpulkan peralatan di medan perang.
Satu-satunya yang tidak berhenti adalah Zhao Yuzhe. Seolah tidak melihat pengumuman sistem itu, karakter Fen Yan Jing-nya masih mondar-mandir mencari di arena. Jelas BOSS sudah tidak relevan di pikirannya sekarang, dia hanya ingin membuktikan pada kelompok tadi bahwa kematiannya barusan hanyalah sekali kecelakaan.
"Xiao Zhao, BOSS sudah dibunuh." Ma Ta Xifeng melihat tingkahnya, mengira dia melewatkan pengumuman sistem, segera mengirim pesan untuk mengingatkannya.
Zhao Yuze sama sekali tak menghiraukan. Setelah melewati tembok batu di depan, akhirnya ia melihat rombongan Yi Zhan Tian Xia yang sedang bersuka ria, terlihat sangat gembira.
Zhao Yuze sama sekali tidak merasa menyesal karena terlambat merebut BOSS. Menemukan gerombolan ini justru membuatnya tersenyum lega, sangat lega.
“Cepat lihat, itu si pemalas.” Saat itu, anggota Yi Zhan Tian Xia juga menemukan Fen Yan Jing berdiri di pinggir tembok batu, seolah ingin menghalangi jalur mereka.
Tawa riang perlahan mereda, semua orang memutar kameranya, memandang ke arah sini dengan ekspresi bingung.
Ye Xiu tentu sudah melihatnya, tapi malah menyuruh Wu Dao Jun-nya maju. Saat jarak sudah cukup dekat, dia menyapa: “Xiao Zhao, BOSS sudah dibunuh, tidak lihat pengumuman? Semangat lain kali!”
“Aku bukan datang untuk BOSS.” Zhao Yuze menggerutu penuh dendam.
“Hmm?”
“Aku datang untuk menantang kalian, aku mau melawan sepuluh orang!” teriak Zhao Yuze.
“Oh.” Ye Xiu mengerti apa yang dipikirkan Zhao Yuze, tersenyum: “Sepertinya setelah kematian tadi masih belum terima ya?”
“Benar, kita ulang lagi!” teriak Zhao Yuze.
“Lagi sepuluh kali?” tanya Ye Xiu.
“Tepat.”
“Terlalu sedikit? Langsung seratus kali bagaimana?” tanya Ye Xiu.
