"Disebut langsung oleh Ye Xiu, ditambah pernyataan jujur Zhan Lou Lan, Bai Xi Liujing langsung merasa canggung. Setelah dipikir, memang tidak ada alasan hanya mengajak guild Zhaohua-nya tanpa melibatkan yang lain. Sikapnya yang berpura-pura bodoh ini benar-benar terlihat naif dan kekanak-kanakan."
"Ehem..." Bai Xi Liujing bingung mencari kata-kata.
"Kami sengaja menambahkan kalian untuk mengingatkan: Kalian harus tahan ujian!" kata Ye Xiu, tampaknya tidak terlalu memperhatikan Bai Xi Liujing.
"Bagaimana pendapat Shen?" tanya Zhan Lou Lan.
"Biasa saja." Ye Xiu tersenyum, "Ini menunjukkan mereka ketakutan terhadap liga kita. Mereka tidak punya metode efektif untuk melawan, jadi memilih jalan aliansi. Bagi guild-guild ini, berbagi keuntungan seperti menyayat daging sendiri. Jalan ini dipilih karena sudah terjepit."
"Makanya kita tidak boleh melepas kelebihan yang sudah ada," tegas Zhan Lou Lan yang jelas mendukung Ye Xiu.
"Tapi situasi ke depan pasti semakin sulit. Selain kita, masih ada guild klub lain yang bisa dipilih, atau mungkin dua guild klub kompetitif akan berkolaborasi. Jadi menurutku perlu konfirmasi: Apakah semua masih punya keyakinan untuk terus bekerja sama? Jika ada yang tertarik tawaran guild lain, lebih baik diungkapkan. Untuk apa disembunyikan? Lagipula saat hadapi BOSS berikutnya pasti ketahuan. Lebih baik berpisah dengan baik sekarang!"
"Aku tidak bermaksud begitu," Zhan Lou Lang segera menyanggah.
“Saya juga puas dengan situasi saat ini.” Yue Ziqing dari Guild Yueyun ikut berbicara.
“Terus berusaha.” Wu Jinzhi dari Guild He Wu berkata.
“Ahem... Saya malu untuk berkomentar...” Bai Xi Liujing masih terbawa perasaan canggung. Perkataan Ye Xiu sebelumnya memang tidak menyebut namanya, tapi karena dia sudah ketahuan "menyembunyikan" sesuatu, tetap saja merasa dipermalukan. Namun teguran ini disampaikan secara terbuka, dia pun tak bisa membantah.
“Sebenarnya saya ingin semua memahami hubungan sebab-akibat. Tindakan guild-guild besar mencari aliansi dengan mengorbankan keuntungan sendiri justru membuktikan eksistensi kita. Jika aliansi kita dibubarkan, musuh terbesar mereka hilang dan semuanya kembali ke titik awal - apakah mereka masih perlu mencari aliansi lagi?” Ye Xiu menjelaskan.
“Benar sekali!” Kali ini Yue Ziqing yang paling cepat merespons, “Ini semua hanya konspirasi guild-guild besar itu. Hanya dengan bersatu kita bisa mendapat bagian dari kue mereka. Kalau bertarung sendiri-sendiri, paling mentok cuma dapat remah-remah roti.”
Tiga anggota lain, termasuk Bai Xi Liujing yang sempat bertindak bodoh tadi, kali ini cepat merespons. Logika yang dipaparkan Ye Xiu sangat jelas. Sebagai ketua guild klub, jika masih gagal memahami hubungan ini, skill mereka patut dipertanyakan.
“Haha, bagus kalau sudah tidak ada keraguan. Minggu depan kita terus berusaha!” kata Ye Xiu.
Grup diskusi segera hening, krisis telah teratasi. Seberapa sibuk pun guild-guild besar, kelompok kecil mereka tetap tak tergoyahkan. Bahkan Bai Xi Liujing yang awalnya paling goyah, sudah cukup sekali bertindak bodoh, tak mungkin melakukan kebodohan kedua kali.
Aliansi tidak bermasalah, sisa hari minggu ini sangat menyenangkan bagi kelompok kecil Ye Xiu. Zhan Lou Lan dan kawan-kawan kerap memandangi material hasil perolehan minggu ini dengan senyum bodoh, kapan pernah mereka mendapat hasil sebanyak ini!
Prestasi guild Yue Ziqing, Bai Xi Liujing, dan Wu Jinzhi dalam beberapa waktu terakhir tampak sangat mencolok, sampai pihak klub pun terkejut. Setelah ditanya barulah tahu cara operasi ketiga guild ini. Mereka kemudian mendapat pujian dari klub, bonus bulan ini pasti akan mencerminkan hal tersebut.
Adapun Zhan Lou Lan, sebagai bos itu sendiri, untung rugi ada dalam genggamannya, menghemat banyak urusan.
Yang merasa nyaman, pasti ada yang tidak senang.
Contohnya Howling Mountain Villa, prestasi minggu lalu benar-benar suram, bahkan nol besar, tak berhasil merebut satu BOSS pun. Sebenarnya kekuatan Howling Mountain Villa bukanlah yang terbaik, tidak agresif dalam persaingan BOSS. Namun dengan bantuan atlet profesional, di hari pertama mereka bahkan bisa menekan Dominant Hero. Sayangnya setelah itu, Zhao Yuzhe sama sekali tidak muncul lagi di game.
Saat itu, Ma Ta Xifeng merasa tidak seharusnya seperti ini ketika meninggalkan Zhao Yu Zhe! Hanya saja dia terus merasa tidak enak untuk bertanya. Sekarang pekerjaan seminggu ini telah selesai, tapi Zhao Yu Zhe masih belum terlihat. Ma Ta Xifeng berpikir apakah si pemalas ini malah pergi berlibur? Tapi setelah memeriksa area tempat tinggal pemain, Zhao Yu Zhe jelas-jelas masih ada.
Orangnya ada, tapi sudah beberapa hari tidak online. Apakah anak ini hanya berpura-pura waktu itu, tapi sebenarnya benar-benar murung? Ma Ta Xifeng segera ingin menyelidiki lebih lanjut.
Kamar Zhao Yu Zhe pintunya terbuka sedikit. Setelah mengetuk beberapa kali tanpa respon, Ma Ta Xifeng masuk dan melihat Zhao Yu Zhe sedang berkonsentrasi penuh melakukan latihan di depan komputer.
Ya, latihan!
Zhao Yu Zhe sama sekali tidak murung. Kekalahan di game online justru membuatnya menyadari kemampuannya masih jauh dari cukup. Jika dikalahkan oleh Ye Qiu Shen mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi Rogue Baozi dan Battle Mage itu, karakter-karakter tidak terkenal, juga membuatnya sangat malu.
Apakah lawannya terlalu kuat? Atau dirinya yang lemah?
Pertimbangan seperti ini awalnya terus menghantui Zhao Yu Zhe, tapi sekarang sudah dia tinggalkan. Entah lawan kuat atau diri lemah, satu-satunya jalan adalah meningkatkan kemampuan diri. Tidak mungkin berharap lawan tiba-tiba menjadi lemah tanpa alasan, bukan?
Zhao Yuzhe yang asyik berlatih sama sekali tidak menyadari Ma Ta Xifeng yang menyelinap masuk ke dalam ruangan di belakangnya. Ma Ta Xifeng hanya berdiri di pintu mengamati sebentar, setelah melihat Zhao Yuzhe sedang serius berlatih teknik, dia tidak mengganggu dan pergi dengan menutup pintu perlahan.
Tak ada satu klub pun yang menganggur saat ini. Menghadapi kekikukan dalam perebutan BOSS sepanjang minggu ini, mereka pasti sudah menyiapkan strategi. Mustahil membiarkan minggu depan berulang seperti ini, hanya bisa pasrah melihat aliansi bentukan Ye Xiu terus merampas sumber daya mereka. Ini bunuh diri perlahan.
Minggu yang penuh perjuangan ini akhirnya berakhir.
Minggu baru ini kebetulan bertepatan dengan bulan baru – Juli.
Pagi itu, Ye Xiu bangun sesuai jadwal tidur standar yang telah disepakati belakangan ini. Saat turun untuk sarapan, dia melihat Chen Guo memegang mangkuk nasi sambil terus melongok ke luar dari pintu warnet.
"Lagi ngapain liat-liat pagi-pagi begini?" Ye Xiu tak buru-buru makan, malah menyalakan rokok dan mendekat.
Chen Guo tidak menjawab, hanya melambai-lambaikan sumpitnya ke arah gerbang utama Klub Jia Shi. Dari kejauhan terlihat kerumunan fans yang ramai membawa spanduk. Ye Xiu langsung paham setelah membaca tulisan di spanduk-spanduk itu: Ini penyambutan fans Jia Shi untuk Xiao Shiqin. Tanggal 1 Juli, jendela transfer Liga Glory resmi dibuka. Transfer Xiao Shiqin yang sudah direncanakan pun akhirnya resmi diselesaikan hari ini.
“Dia benar-benar datang.” Chen Guo menghela napas. Beberapa orang mereka ini, mungkin adalah orang-orang yang paling tidak menyambut kedatangan Xiao Shiqin di seluruh Kota H. Orang ini, pasti bisa mengubah situasi kacau Jia Shi saat ini, bahkan mungkin mengubah tim ini menjadi sesuatu yang asing bagi Ye Xiu.
Klub Jia Shi.
Tao Xuan hari ini juga sudah tiba di klub sejak pagi, memastikan semua persiapan mulai dari acara penyambutan, konferensi pers, hingga jumpa wartawan. Transfer Xiao Shiqin bukanlah hal sepele, terutama dalam kondisi Jia Shi yang sudah tereliminasi. Fakta bahwa pemain berlevel All-Star ini tetap bersedia mengorbankan satu tahun untuk bergabung dengan Jia Shi membuat tingkat simpati Tao Xuan terhadap pemain ini melonjak tak terhitung persen.
Saat ini, berdiri di dekat jendela kantor dan melihat fans yang sudah berkumpul di depan gerbang klub sejak pagi, Tao Xuan semakin yakin bahwa operasi kali ini sangat brilian. Adegan fans berkumpul menantikan masa depan seperti ini sudah lama tidak ia lihat. Fans Jia Shi di musim lalu lebih sering berkumpul di depan gerbang untuk memaki-maki kinerja tim, melempar sampah dan spanduk sebagai protes. Sekarang semuanya benar-benar membaik, semua telah berakhir. Suasana hati Tao Xuan saat ini sungguh luar biasa baik.
Di saat yang sama, di asrama pemain satu lantai di bawahnya, Liu Hao dan He Ming juga berdiri di dekat jendela, menatap fans yang berkumpul di gerbang dengan geram.
Tiga hari yang lalu, Liu Hao masih merasa bingung sekaligus berharap akan kedatangan Xiao Shiqin!
Di akhir musim lalu, saat hasil Tim Jia Shi kacau balau, Liu Hao sudah mulai berniat pergi. Setelah tereliminasi menjadi kepastian, tekadnya semakin kuat. Namun, klub tiba-tiba mengumumkan bahwa Sun Xiang akan tetap bertahan dan Xiao Shiqin akan bergabung, membuat Liu Hao kembali goyah.
Setiap pemain pasti ingin bergabung dengan tim kuat yang punya harapan juara, Liu Hao tak terkecuali. Dengan kedatangan Xiao Shiqin, meski Jia Shi adalah tim tereliminasi, kekuatan di atas kertas tiba-tiba memenuhi kriteria ini. Meski harus menjalani Tantangan Rookie selama setahun, kebangkitan sang raja dan target juara di musim berikutnya terdengar sangat menarik.
Rencana rahasia klub yang efisien namun membara membuat Liu Hao ragu. Sebenarnya dia tak terlalu ingin meninggalkan Jia Shi. Sebagai wakil kapten dengan senioritas dan pondasi kuat di tim, posisi seperti ini sulit didapat jika pindah tim.
Tapi dengan kedatangan Xiao Shiqin... Liu Hao merasa posisi wakil kaptennya terancam. Xiao Shiqin jelas lebih cocok untuk posisi wakil kapten, bahkan layak menggantikan Sun Xiang sebagai kapten. Bagaimana klub akan mengatur ini? Liu Hao mencoba menggali informasi dari Manajer Cui Li, tapi tidak mendapat jawaban memuaskan.
Setelah mempertimbangkan berulang kali, Liu Hao akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal. Karena dia mendapat pesan internal bahwa Xiao Shiqin tidak hanya melakukan transfer pemain, karakter All-Star-nya Mecha Specialist Sheng Ling Mie juga akan ikut ditransfer ke Jia Shi bersamanya.
Seorang pemain All-Star, sebuah karakter All-Star. Peningkatan kekuatan Jia Shi yang justru terjadi setelah tereliminasi dari liga sama sekali tidak bisa diabaikan Liu Hao. Dia memutuskan untuk mengorbankan satu tahun ini, terus mengabdi di Jia Shi yang kuat ini, tahun depan kembali ke Liga dan langsung mengejar gelar juara liga.
Dia yakin dirinya akan memenangkan semua pujian yang mungkin diraih di Jia Shi ini. Meski kedatangan Xiao Shiqin mungkin mengancam posisinya sebagai wakil kapten, namun pondasi dan senioritasnya di Jia Shi tidak bisa begitu saja dihapuskan hanya dengan penunjukan wakil kapten. Dengan kondisi Jia Shi saat ini, Liu Hao merasa dirinya masih bisa menjadi bos di ruang latihan.
Dengan perasaan bingung namun penuh antisipasi, Liu Hao akhirnya menunggu sampai hari kedatangan Xiao Shiqin. Namun tiga hari sebelumnya dalam rapat video internal tim, setelah diminta berkumpul di klub hari Senin ini untuk menyambut anggota baru, Liu Hao dan teman dekatnya He Ming justru masing-masing mendapat pemberitahuan dingin dari klub.
Keduanya, sebagai alat tawar dalam transaksi Xiao Shiqin, ditukarkan ke Tim Thunderclap. Tiga hari ini mereka membereskan barang-barang, dan tanggal 1 Juli hari Senin bisa langsung pergi.
