Di ruang latihan lantai dua Warnet Xingxin, beberapa orang masih asyik bermain game seperti biasa, meski suasana hati mereka jelas lesu. Kedatangan Xiao Shiqin dengan gegap gempita di pihak Jia Shi hanya membuat Chen Guo dan Wei Chen kesal. Baozi sama sekali tidak tahu siapa Xiao Shiqin, Tang Rou tidak takut siapapun, sementara Ye Xiu tidak emosional seperti kedua orang itu. Kedatangan Xiao Shiqin benar-benar tidak menggugah ketiga orang ini.
Ketiganya sekarang agak kesal karena aktivitas menjarah BOSS hari ini berjalan kurang lancar.
Masalahnya bukan pada diri mereka, tapi lawan hari ini benar-benar jauh lebih kuat.
Terutama Dominant Hero, setelah beberapa ronde pertempuran, Ye Xiu langsung menyimpulkan pasti ada ahli yang memimpin. Di kerumunan Dominant Hero, seorang Pastor dikelilingi banyak orang, Ye Xiu segera tahu ini adalah Zhang Xinjie yang Ikut Langsung.
Sebagai ahli strategi juga, meskipun fokus utamanya hanya pada pertempuran tim kecil 5 vs 5, nilai yang ditunjukkan dalam perang tim besar seperti ini jauh lebih besar dibandingkan Zhao Yu Zhe yang hanya mengandalkan kekuatan individu untuk bertarung. Dengan tambahan kekuatan strategis ini, Dominant Hero mengalami peningkatan kekuatan eksponensial. Tim elit mereka yang terkenal ganas dalam PK, langsung meraih keunggulan dalam persaingan. Meskipun Ye Xiu memiliki kualitas strategi yang tidak kalah dari Zhang Xinjie, kekuatan tim mereka memang jauh tertinggal dari Dominant Hero.
Soal bermain jumlah anggota, faktanya mereka juga tidak punya kelebihan. Guild top seperti Dominant Hero yang hanya mengerahkan dua tim elit, bukan berarti cuma punya dua tim elit. Setiap cabang guild pasti memiliki tim elit masing-masing. Hanya mengerahkan dua tim karena tidak ingin membuang waktu terlalu banyak anggota, sekaligus menghindari setiap BOSS diperebutkan layaknya Perang Dunia. Investasi berlebihan seperti ini tidak diinginkan guild besar, apalagi guild kecil yang bahkan tidak mampu. Jadi bermain strategi jumlah pasukan lawan juga tidak praktis bagi Ye Xiu, lebih baik tetap ikuti aturan tak tertulis.
Hasilnya, sepanjang hari ini hasil panen Pasukan Aliansi sangat menyedihkan. Dominant Hero hanyalah yang paling dominan di antara mereka, guild-guild lain ada yang membentuk aliansi atau membuat perjanjian tertentu. Intinya, lingkungan perebutan BOSS tiba-tiba menjadi sangat rumit. Hari ini ada 6 BOSS yang muncul, tapi Ye Xiu dan kawan-kawan tidak berhasil mendapatkan satu pun. Bagaimana mungkin mood mereka bisa tinggi? Di dalam game, para ketua guild seperti Zhan Lou Lan yang berkumpul juga mengeluh dan menghela napas. Meskipun Ye Xiu sudah memberi peringatan bahwa minggu ini situasi akan sulit, tapi perbedaan sebesar ini benar-benar di luar dugaan semua orang, bahkan Ye Xiu pun agak terkejut. Zhang Xinjie sampai turun tangan langsung, ini benar-benar segitunya.
Tapi keterlibatan seseorang dengan status seperti Zhang Xinjie sudah tidak bisa dianggap sebagai aksi guild klub biasa. Ini harus dilihat sebagai gerakan seluruh klub. Dominant Hero sepertinya sedang mempersiapkan gebrakan besar. Persiapan untuk musim panas bahkan sampai mengerahkan wakil kapten secara langsung, menunjukkan betapa seriusnya klub mempersiapkan musim berikutnya. Zhang Xinjie hari ini juga sudah seharian mengikuti Tim Dominant Hero, sama sekali tidak terlihat seperti hanya sekadar pengisi slot.
Zhan Lou Lan dan yang lain masih sedih memikirkan BOSS saat ini, tapi Ye Xiu sudah memikirkan hal yang lebih jauh ke depan.
"Bagaimana caranya?" Beberapa orang ini terus mendesak Shen bertanya.
"Tidak sulit mengatasi Zhang Xinjie." Kata Ye Xiu.
“Bagaimana?” Beberapa orang langsung bersemangat, tapi ngomong-ngomong, katanya mudah diatasi, kok seharian tidak menang? Kali ini ada enam BOSS, Dominant Hero malah merebut tiga. Tiga BOSS dalam sehari! Panen super besar, itu hanya satu guild, bukan dibagi rata oleh empat lima guild.
“Dia tidurnya cukup teratur, nanti kita lebih aktif saja.” Ye Xiu berkata.
“Apa?” Beberapa ketua guild jelas tidak menyangka, untuk menghadapi Zhang Xinjie, rahasianya ada di luar permainan?
“Ini solusi paling ekonomis.” Ye Xiu menjelaskan.
“Hmm, masuk akal juga, cara ini memang bisa diandalkan.” Yue Ziqing mengangguk.
Keberadaan Zhang Xinjie, seperti Ye Xiu, tidak berguna jika hanya membunuh karakternya, kuncinya ada di orang di belakangnya. Tapi disiplin dan kontrol diri Zhang Xinjie yang kuat sudah terkenal di lingkup Glory. Mengubah jadwal tidur, bagi orang seperti mereka adalah hal biasa, tapi jika terjadi pada Zhang Xinjie, pasti jadi headline. Memanfaatkan perbedaan waktu, memang strategi jitu untuk menghadapinya.
“Tapi ini cuma mengamankan sekitar sepertiga waktu. Jika dia setiap hari sekeras ini.” Yue Ziqing menambahkan.
“Waktu lain, cari cara lagi! Hari ini juga agak kaget, kalau dipelajari dan direncanakan lebih matang, belum tentu kalah.” Ye Xiu sambil melirik Wei Chen di sampingnya, strategi penyergapan Lun Hui ini akhirnya bisa digunakan. Bagaimana cara memanfaatkan tim elit Lun Hui?
Ye Xiu sedang berpikir, tiba-tiba pintu ruang latihan diketuk orang.
“Siapa itu?” Chen Guo menggeram.
Pintu didorong terbuka, kepala yang menyembul adalah admin jaringan kecil Warnet Xingxin: “Bu Bos, ada yang mencari.”
“Siapa? Suruh mereka datang sendiri,” kata Chen Guo.
“Oh.” Si admin kecil tidak menyebut siapa, menutup pintu dan langsung menghilang.
“Aku lihat dulu.” Chen Guo bilang suruh datang sendiri, tapi malah bangkit setelah bicara. Belum sempat bergerak, pintu sudah terbuka lagi dengan admin kecil berdiri di samping: “Mereka datang.”
Orang-orang di ruang latihan refleks mengangkat kepala. Ada yang merasa agak familiar, ada yang merasa harusnya kenal, tapi yang benar-benar terpaku hanyalah Chen Guo dan Ye Xiu.
“Loh, ini ruang latihan kalian? Diatur dengan bagus ya!” Orang pertama yang masuk langsung menyapa riang. Tao Xuan, bos besar Jia Shi. Sebagai pengelola klub profesional, pujiannya terhadap ruang latihan sempit Warnet Xingxin lebih terdengar sinis daripada tulus.
Di sampingnya, sebelah kiri Sun Xiang yang angkuh, kanan Xiao Shiqin. Karena dijebak suspense oleh Tao Xuan, ekspresi terkejutnya bahkan lebih kentara daripada Ye Xiu dan Chen Guo. Mengernyit sambil menyesuaikan kacamata, matanya yang minus tinggi membuatnya ragu dengan pandangannya sendiri. Setelah mengucek-ucek mata dan melihat lebih seksama, akhirnya yakin: “Senior Ye Qiu?”
"Benar, di hadapan Ye Xiu, generasi emas mana pun masih ketinggalan beberapa generasi. Dia adalah generasi perintis ekspansi."
Chen Guo yang sudah kesal melihat Tao Xuan dan Sun Xiang masuk, awalnya ingin berteriak "Siapa yang izin kalian masuk?", namun setelah Tao Xuan, Xiao Shiqin yang berbicara berikutnya dengan sopan membuatnya mengurungkan niat. Di sisi lain, Ye Xiu yang sudah berdiri menyambut justru ke arah Xiao Shiqin: "Oh, Xiao Shiqin datang, silakan duduk!"
Untuk kedua orang itu, Ye Xiu hanya melambaikan tangan ke arah sofa di ruang latihan sambil berkata pendek "Silakan duduk" sebagai bentuk sambutan.
"Oh, Xiao Shiqin, pantas saja mukanya mirip-mirip kenal," Wei Chen kini juga ikut berdiri.
"Anda...?" Xiao Shiqin mengernyitkan dahi. Pria ini berbicara begitu akrab seolah mereka kenal dekat, tapi kenapa ia tidak ingat?
"Wei Chen," sang mantan kapten Blue Rain memperkenalkan diri tanpa basa-basi.
"Mantan kapten Tim Blue Rain?" Xiao Shiqin langsung teringat.
"Haha, betul, aku itu." Wei Chen tersanjung karena Xiao Shiqin bisa langsung mengenalinya, membuatnya merasa pamornya masih terjaga. Sebenarnya ini karena lawannya adalah Xiao Shiqin - seorang ahli strategi yang hafal sejarah. Meski tak pernah berinteraksi langsung, informasi tentang mantan kapten Blue Rain tersimpan rapi di memorinya. Coba kalau lawan bicaranya pemain muda biasa...
"Wei Chen? Siapa itu?"
"Lihat, inilah orang muda. Sun Xiang sama sekali asing dengan nama Wei Chen, otaknya sudah memutar tapi tak juga ingat, tentu langsung bertanya."
"Omong kosong, mana mungkin kau tahu! Waktu itu kau masih main JJ!" Wei Chen langsung membalas tanpa ampun.
Wajah Sun Xiang langsung memerah. Omongan sampah memang pernah didengar, tapi kata-kata kotor sevulgar ini benar-benar pertama kali dialaminya. Apalagi setelah orang itu bicara, sesosok di sebelah langsung menoleh mengamatinya dari ujung kepala hingga kaki, seolah membayangkan adegan-adegan tak senonoh di pikiran.
"Siapa yang kau maksud!" Setelah lama marah, balasan Sun Xiang terdengar sangat lemah.
Tao Xuan juga terkejut! Dia pernah bertemu Wei Chen sebelumnya, tapi setelah bertahun-tahun tak jumpa sama sekali tak mengenali. Setelah diperkenalkan baru tahu, tapi heran bagaimana orang ini bisa muncul di tempat Ye Qiu. Di sisi lain, konfrontasi sudah terjadi dalam dua kalimat singkat. Kinerja Sun Xiang yang payah bahkan membuat Tao Xuan kecewa. Tapi memang pemain muda pasti kalah dalam hal ini dibanding si pemalas tua. Tidak setiap pemain punya bakat unik seperti Huang Shaotian.
"Hehe, ternyata Kapten Wei Chen, maaf sebelumnya. Seharusnya kita pernah bertemu sebelumnya, ya?" Tao Xuan segera turun bicara. Kemampuan Sun Xiang dalam urusan omongan jelas level detik! Hari ini Tao Xuan membawa dua orang ini untuk memperlihatkan kekuatan mereka di depan Ye Qiu, tapi sebelum Ye Qiu sempat berkata apa-apa, Wei Chen yang muncul tiba-tiba ini sudah menggilas Sun Xiang hanya dengan dua kalimat.
"Kamu siapa?" tanya Wei Chen. Entah benar-benar tidak kenal atau pura-pura, hanya dia yang tahu.
"Tao Xuan." Perkenalan dua kata dari bos Jia Shi.
"Oh, bos Jia Shi ya?"
"Betul." Tao Xuan mengangguk.
"Kapan Jia Shi akan bubar?" Wei Chen bertanya dengan santai.
"Kenapa harus bubar?" Tao Xuan tetap tersenyum ramah. Dia tidak mudah tersulut emosi seperti anak muda.
"Sudah tereliminasi masih belum bubar?" Wei Chen bicara terus tanpa menunggu jawaban, beralih ke Xiao Shiqin: "Xiao Shiqin kan? Menurutku kamu orang baik, tapi kok bisa sebodoh ini? Kapal Jia Shi sudah mau tenggelam, malah kamu ikut melompat. Ingin kiamat datang lebih cepat ya?"
Xiao Shiqin hanya tersenyum kecut mendengar provokasi Wei Chen. Dia tahu ini cuma omongan sampah, tak perlu dijelaskan pertimbangannya. Yang jadi perhatiannya sekarang: Apa maksud bos sengaja membawa dia dan Sun Xiang ke sini?
"Tereliminasi, bukan berarti kiamat. Ngomong-ngomong, Kapten Wei yang sudah pensiun bertahun-tahun ini, bukankah sekarang masih terus berjuang?" Tao Xuan memang punya kemampuan, berhasil menebak maksud Wei Chen yang bertahan setengah hati di sini, lalu membalas dengan argumen logis.
"Perjuanganku adalah bencana bagi kalian! Tak kusangka Jia Shi akhirnya akan kuhancurkan, Ye Xiu. Nanti jangan coba-coba menghalangiku!" kata Wei Chen.
Ye Xiu akhirnya mendapat kesempatan bicara, tersenyum dan berkata: "Itu syaratnya setidaknya Jia Shi harus bisa bertemu dengan kami dulu!"
