"Tim Micrograss!" Ekspresi Tao Xuan langsung berubah gelap. Hanya mendengar nama ini saja sudah cukup membuat mereka waspada.
Tim Micrograss di Musim 8 mengalami pasang surut. Sebagai juara Musim 7, mereka masuk musim baru dengan ekspektasi tertinggi. Di awal musim, mereka tidak mengecewakan pendukung dengan terus memimpin di pertandingan reguler. Sayangnya, performa ini hanya bertahan setengah musim. Di paruh kedua, mereka tersalip oleh Blue Rain dan Lun Hui, akhirnya masuk playoff di peringkat ketiga klasemen reguler.
Posisi di pertandingan reguler memang tak bisa menentukan pemilik gelar juara liga. Di tahap playoff ini, tak ada yang mau tersingkir. Sebagai juara bertahan, banyak yang meramalkan kemenangan Tim Micrograss. Sayangnya, meskipun berhasil masuk semifinal, Micrograss akhirnya tumbang di kaki Tim Lun Hui, menjadi batu ujian bagi sang juara. Kemenangan beruntun atas tim-tim kuat seperti Micrograss dan Blue Rain membuat gelar juara Lun Hui musim ini terasa sangat bermakna.
"Micrograss? Siapakah Qiao Yifan ini?" Tao Xuan menoleh bertanya pada Xiao Shiqin.
"Ini..." Xiao Shiqin agak canggung. Qiao Yifan memang terlalu tidak mencolok sebagai pemain yang belum pernah tampil di pertandingan resmi. Data apa lagi yang bisa ditunjukkan? Ia hanya bisa menjelaskan informasi seadanya: "Dia belum pernah bermain di pertandingan resmi, jadi profilnya tidak jelas. Sepengetahuanku kelasnya seharusnya Assassin, tapi satu-satunya penampilan publiknya adalah di Kompetisi Tantangan Rookie Weekend Bintang All-Star. Saat itu dia menggunakan Ghostblade untuk menantang Li Xuan, hasilnya..."
Hasilnya tentu saja sangat menyedihkan. Tapi Xiao Shiqin memang orang yang baik hati. Meskipun Qiao Yifan sama sekali tidak ada di hadapan mereka, ia tetap mencari kata-kata yang pantas agar tidak terlalu mempermalukan orang lain.
Ngomong-ngomong tentang Weekend Bintang All-Star, Tao Xuan sendiri juga punya kesan. Bagaimanapun itu juga acara tahunan yang hanya diadakan sekali setahun.
“Ghostblade yang kalah di tangan Li Xuan itu?” Tao Xuan sama sekali tidak mengingat nama remaja itu saat itu, ini juga membuktikan bahwa performanya benar-benar tidak ada yang mencolok. Seorang pecundang, berapa orang yang akan mengingatnya?
Tapi dari ucapan Xiao Shiqin, Tao Xuan menangkap informasi penting: Qiao Yifan ini seharusnya berprofesi sebagai Assassin di tim resmi, tapi malah memainkan Ghostblade di Tantangan Rookie. Apakah dia menyembunyikan kekuatan sebenarnya, atau hanya sekadar bermain-main di kompetisi rookie?
Tao Xuan mulai merasa cemas, berdiri dan mondar-mandir di ruangan. Bahkan membuka pintu untuk melihat ke luar, tapi tidak ada tanda-tanda mereka kembali. Jika memang ingin menjemput Qiao Yifan ke sini, seharusnya sudah sampai. Apa jarak dari lantai bawah ke sini sangat jauh? Sepertinya mereka tidak ingin memperkenalkan kemampuan mereka pada kita?
"Ayo kita pergi." Dengan pemikiran itu, Tao Xuan cepat mengambil keputusan. Seperti saat mereka nekat naik ke sini, dia memutuskan untuk turun dan melihat apa yang sedang diatur si pemalas itu.
"Eh? Tiga tamu sudah mau pergi? Tidak menunggu bos kami kembali? Silakan minum dulu..." Xiao Li langsung panik bukan main saat melihat mereka hendak pergi.
"Tidak usah repot-repot, kami ada urusan." Tao Xuan tidak sampai hati marah pada admin jaringan kecil. Setelah mengangguk sopan, dia dan dua orang lainnya segera keluar dari ruang latihan. Begitu keluar, ketiganya langsung memakai kacamata hitam besar, berjalan cepat dengan sangat hati-hati.
Tao Xuan mungkin masih bisa dimaklumi, tapi Sun Xiang dan Xiao Shiqin yang datang ke warnet seperti ini punya aura seperti domba masuk ke mulut harimau. Kalau tidak menutupi diri, kemungkinan besar mereka akan langsung diserbu oleh fans yang lapar seperti serigala jika terlihat.
Warnet Xingxin, di sinilah tempatnya...
Qiao Yifan datang langsung ke lokasi, meskipun sebelumnya sudah berkoordinasi dengan Ye Xiu. Tanpa itu, mustahil dia tahu tempat ini. Setelah mengetahui tidak akan dipertahankan oleh Micro Grass dan tidak ada undangan dari klub lain, akhirnya dia memutuskan untuk bergabung dengan senior yang banyak membantunya ini, bahkan rela belajar darinya layaknya murid pada guru. Meski awalnya masih ada sisa kebanggaan sebagai mantan anggota tim juara ketika pertama kali direkrut Micro Grass, semua itu sudah luntur tak bersisa setelah setahun terakhir.
Permintaannya tentu tidak ditolak Ye Xiu. Ye Xiu juga menjelaskan rencana mereka, yang langsung diterima Yifan dengan senang hati. Kesempatan untuk kembali menjadi atlet profesional sambil terus belajar dan berkembang tentu merupakan hal terbaik yang bisa didapatkannya.
Qiao Yifan yang menunggu di depan kasir Warnet Xingxin masih merasa gelisah. Namun tak lama, dari ujung tangga tempat petugas warnet tadi mengantarkan pesannya, terdengar gemuruh langkah kaki segerombolan orang yang turun beramai-ramai.
“Apakah itu para senior?” Qiao Yifan berpikir dalam hati, matanya sudah memperhatikan ke arah sana. Segera terlihat satu dua tiga empat lima, lima orang turun secara berurutan, menuju ke arahnya. Qiao Yifan langsung mengenali Ye Qiu yang berada di tengah.
“Senior.” Qiao Yifan segera menyambut dengan sigap, memberi salam penuh hormat.
“Hahaha, bocah, bagus! Sopan benar!” Tapi yang merespons justru tangan yang menjulur dari samping, menepuk bahunya dengan keras dua kali - berasal dari pria berjanggut paruh baya di sebelah Senior Ye Qiu. Qiao Yifan kaget bukan main, jangan-jangan dia salah mengenali orang? Tidak mungkin kan?
Qiao Yifan yang bingung tak tahu harus bersikap bagaimana, tiba-tiba mendengar orang yang dipanggilnya senior itu membuka topik: “Hah, ini juga seniormu, Wei Chen. Pernah dengar?”
Qiao Yifan tidak pernah mendengarnya.
Seandainya dia memainkan kelas Warlock atau berasal dari Tim Blue Rain yang mempelajari sejarah tim, mungkin akan tahu tentang Wei Chen. Tapi dengan pengalamannya sekarang, sama seperti Sun Xiang, nama Wei Chen masih sangat asing. Namun berbeda dengan Sun Xiang yang berani mengejek “Siapa itu?”, Qiao Yifan sama sekali tidak punya keberanian seperti itu. Dia buru-buru menyapa Wei Chen dengan “Halo senior”.
“Hahahaha, bagus, bagus! Berprospek cerah, bocah ini pasti sukses!” Wei Chen kembali menepuk bahu Qiao Yifan dua kali, sama sekali tidak mempermasalahkan apakah Qiao Yifan benar-benar mengenalinya atau tidak.
“Baozi, Han Yanrou. Kalian sudah saling kenal di game kan.” Ye Xiu memperkenalkan Baozi dan Tang Rou kepada Qiao Yifan. Dua orang ini, Baozi dengan gaya tertawa-tawa riang, Tang Rou juga tak pernah kurang sopan dalam bersikap, memberi kesan yang sangat baik bagi Qiao Yifan.
“Yang ini, adalah bos kami.” Akhirnya, Ye Xiu dengan serius memperkenalkan Chen Guo. Sikap terlalu resmi ini malah membuat Chen Guo grogi, akhirnya bertingkah seperti kepala keluarga: “Sudah datang? Tempat tinggal sudah disiapkan, nanti malam biar Lao Wei dan Baozi yang mengantarmu.”
“Baik, baik, terima kasih banyak.” Qiao Yifan buru-buru bersahutan.
Saat sekumpulan orang masih mengerumuninya untuk berkenalan lebih lanjut, suara tangga kembali berbunyi. Ternyata trio Tao Xuan yang tak sabar menunggu, ikut turun ke bawah. Ketiganya memakai kacamata hitam besar, seperti The Matrix.
Meskipun semua orang mengenal atlet profesional, tapi itu biasanya lewat platform seperti siaran TV. Jika bertemu langsung, perlu proses identifikasi, sehingga kacamata hitam besar menjadi penyamaran yang baik. Tapi Qiao Yifan agak berbeda. Meski disebut "pemain di dekat dispenser air", dia tetap ikut tim ke berbagai pertandingan. Hal-hal yang dialami anggota Micro Grass, dia juga alami. Dia punya kontak langsung jarak dekat dengan atlet profesional walau tak sering. Yang lebih penting, ketiga orang ini langsung menuju ke arah mereka, memberi Qiao Yifan cukup waktu mengamati. Sekilas terasa familiar, pandangan kedua mulai mengenali, pandangan ketiga sudah tahu, lalu teriak kaget: "Senior Xiao Shiqin? Senior Sun Xiang? Kalian... halo..."
Betapa sopannya Qiao Yifan! Sun Xiang yang hanya mendaftar setahun lebih awal darinya pun dipanggil 'senior'. Setelah teriak kaget, dia segera menyapa dengan suara lemah.
Meski sapaan lemah, teriakan sebelumnya cukup menarik perhatian. Beberapa tamu warnet dan pemain mengangkat kepala, mengamati. Begitu ada perhatian sengaja plus petunjuk dari Qiao Yifan, penyamaran kacamata hitam besar langsung hancur. Sun Xiang dan Xiao Shiqin segera dikenali fans Glory.
“Sial, beneran Sun Xiang, beneran Xiao Shiqin!!” Ada yang teriak histeris, tapi lebih banyak lagi yang sudah melompat dari kursi dan berlarian mendekat. Keributan sebesar ini langsung menarik perhatian lebih banyak orang, bagai batu yang dilempar ke kolam, riaknya menyebar ke seluruh sudut warnet dalam sekejap.
Tidak semua tamu warnet pasti main Glory, dan tidak setiap pemain Glory adalah penggemar fanatik. Tapi Warnet Xingxin sudah ada sejak era game online Glory dimulai, apalagi lokasinya berseberangan dengan Klub Jia Shi setelah berdirinya Liga Glory. Sebagai bos yang juga fans berat Glory dan Jia Shi, Chen Guo sangat memperhatikan aspek ini dalam pengelolaannya. Bisa dibilang, Warnet Xingxin adalah markas para penggemar gila Glory dan Jia Shi.
Keberadaan Sun Xiang dan Xiao Shiqin yang terekspos di sini disambut dengan semangat yang hampir setara dengan tribun penonton penggemar setia di kandang Jia Shi. Banyak tamu meninggalkan kursi mereka, bergerak cepat untuk menonton kerumunan.
“Bahaya!”
Yang berteriak dalam hati bukan hanya Tao Xuan dan dua orang lainnya, bahkan Ye Xiu dan kawan-kawan juga ikut berteriak! Tapi mereka yang berada di depan kasir lebih dekat dengan pintu keluar, langsung kabur dengan cepat. Ketiga orang Tao Xuan yang baru menyadari situasi buruk sudah terlambat. Lagipula, penggemar yang mendekat hanya ingin menonton, bukan berniat jahat. Jika mereka kabur terburu-buru dengan sikap defensif berlebihan, dikhawatirkan akan menimbulkan kesan buruk. Karena sedikit keraguan ini, ketiganya sudah dikerubungi kerumunan. Tak lama kemudian, sebuah kacamata hitam terlempar keluar, diinjak-injak orang hingga bingkai dan lensanya hancur berantakan, akhirnya jatuh di depan kaki Ye Xiu dan kawan-kawan.
"Sayang sekali." Tang Rou memungut kacamata itu dan memeriksanya, "Ini merek Ray-Ban, sudah rusak."
"Kacamatanya rusak nggak apa-apa, yang penting orangnya nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Baozi.
"Haruskah kita panggil penjaga keamanan dari klub Jia Shi di seberang?" Ye Xiu berpikir.
"Aku... aku..." Qiao Yifan gugup, merasa dialbi penyebab masalah ini.
"Dari dulu aku tahu kamu akan sukses besar!" kata Wei Chen.
"Kacau begini, jangan-jangan ada yang kabur tanpa bayar?" Chen Guo juga khawatir.
