Di sisi Ye Xiu, tim besar mereka sudah hampir mencapai Red Cloud Dojo. Namun di tengah perjalanan, Ketua Guild He Wu Wu Jinzhi menerima pesan bahwa pemain yang menemukan BOSS di depan telah ditumbangkan.
Pemain yang bertugas sebagai pengintai di area leveling level 55 seperti ini justru biasanya adalah anggota inti part-time guild. Karena area ini biasanya sepi pemain, mustahil mendapatkan informasi secara alami. Wu Jinzhi mengenal korban yang gugur di Red Cloud Dojo ini, teknik dan peralatannya termasuk bagus. Tapi karena sendirian, wajar saja kalah saat bertemu guild lain yang lebih banyak personilnya. Wu Jinzhi tidak terlalu memikirkannya, yakin sang korban sudah punya kesadaran akan risiko ini. Setelah menerima kabar, dia langsung menanyakan informasi: “Guild mana yang lebih dulu sampai?”
“Pavilion Blue River.”
“Oh, Pavilion Blue River, itu masih mending.” Wu Jinzhi sedikit lega. Saat ini mereka lebih merasa tertekan menghadapi Dominant Hero. Kalau Pavilion Blue River, bahkan ketika menghadapi komando Shen, mereka juga tidak menunjukkan kemampuan istimewa.
Tiba-tiba pemain itu membalas pesan dengan cepat: “Di barisan Pavilion Blue River ada seorang ahli!!”
“Ahli? Sehebat apa?” Wu Jinzhi sedikit meremehkan. Dengan kehadiran Ye Qiu Shen, ahli game online biasa saja tidak ada apa-apanya, bahkan pro player kelas menengah pun kalah jauh. Minggu lalu anggota baru terbaik Tim Typhoon, bukankah akhirnya juga dihajar habis-habisan oleh Shen?
“Yang jelas aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi sebelum akhirnya ditumbangkannya, hanya sekitar belasan detik. Gerakannya benar-benar luar biasa cepat.” Pesan pemain ini dikirim sangat cepat, seolah ingin menunjukkan bahwa kecepatan tangannya tidak bisa diremehkan.
“Belasan detik!” Wu Jinzhi langsung serius mendengar data ini. Bagi pemain biasa, bahkan menghadapi boneka latihan pun, sulit mengosongkan HP lawan dalam belasan detik. "Ahli" ini mungkin benar-benar tidak biasa.
Segera, Wu Jinzhi menyampaikan informasi ini ke Ye Xiu dan tiga ketua guild lainnya.
“Belasan detik!” Ternyata semua orang cukup terkejut dengan data ini.
“Kelas apa?” Akhirnya Ye Xiu yang bertanya.
“Oh...” Wu Jinzhi baru tersadar, lalu buru-buru menanyakan lagi.
“Blade Master.” Tak lama, Wu Jinzhi mendapatkan jawabannya.
“Apakah itu Huang Shaotian?” Bai Xi Liujing spontan bertanya. Blade Master Pavilion Blue River yang bisa menghabisi pemain dalam belasan detik, kalau tidak terpikir Huang Shaotian berarti kurang memahami prinsip dasar.
“Katanya mungkin bukan.” Jawaban ini jelas sudah ditanyakan Wu Jinzhi sebelumnya.
“Bagaimana dia tahu?” Bai Xi Liujing bertanya.
“Karena orang itu tidak bicara sama sekali saat bertindak.” Wu Jinzhi menjawab.
“Oh...” Semua orang tersadar, Bai Xi Liujing langsung mengirim emoji mengangguk: “Sepertinya benar bukan dia.”
“Apakah serangan menyergap?” Ye Xiu mengajukan pertanyaan lagi.
“Bukan...” Wu Jinzhi menjawab, “Kami yang menyergap, tapi dia menghindar dan melawan balik...”
“Nama karakternya?” Zhan Lou Lan bertanya.
“Liu Yun.” Wu Jinzhi menjawab.
Zhan Lou Lang segera membuka arsip data. Berkas komputer, sangat praktis, langsung mencari kata "Liu Yun", lima detik kemudian kembali ke game: “Tidak kenal orang ini, kalian?”
Beberapa ketua guild lain juga melakukan hal serupa, menjawab dengan tegas: “Tidak tahu, belum pernah dengar.”
“Menghabisi ahli di Shen Zhi Lingyu dalam belasan detik, ini jelas-jelas ahli level pro. Di Blue Rain selain Huang Shaotian, siapa lagi?” Ye Xiu juga tampak bingung.
“Kita harus cepat, jangan sampai BOSS menghilang.” Yue Ziqing mengingatkan. Di Red Cloud Dojo mereka hanya punya satu informan yang akhirnya ditumbangkan. Jika Pavilion Blue River mulai menjarah BOSS tanpa halangan guild lain, mungkin sudah membawa BOSS ke tempat yang tidak diketahui.
“Harus lebih cepat.” Ye Xiu berkata. Sebenarnya selama diskusi berlangsung, pergerakan tim besar tidak terhenti. Tak lama kemudian mereka tiba di gerbang utama Dojo Awan Merah. Setelah melewati karakter hitam "" berlatar awan merah, mereka tetap harus mencari berdasarkan koordinat BOSS yang sudah diketahui sebelumnya. Jika BOSS sudah dibawa kabur oleh anggota Pavilion Blue River, baik menemukan maupun merebutnya kembali akan memakan banyak usaha. Situasi terbaik tentu jika ada guild lain yang melawan Pavilion Blue River.
“Sebentar lagi sampai, semua cepat!” Wu Jinzhi terus memanggil sepanjang jalan. Informasi ini didapatkan guild mereka, dan dialah yang paling hapal koordinatnya. Saat mereka semakin mendekati target, tiba-tiba jendela kayu di sisi kanan tim berderak pecah. Siluet pemain yang melengkung seperti udang menyembul dari jendela sempit itu. Di udara, tubuhnya tiba-tiba meregang, kilatan pedang langsung menyambar.
Tim seketika gempar. Tak ada yang menyangka mereka justru disergap, padahal biasanya merekalah yang lebih sering menyergap lawan dari guild lain.
Kilatan pedang datang sangat cepat, menunjukkan kecepatan operasional lawan. Pemain yang menghadapi serangan ini panik bukan main, melompat-lompat ke kiri dan kanan. Kilau pedang itu menyapu kerumunan, tiba-tiba membentuk celah kecil di keramaian.
Sosok itu mendarat di celah tersebut, tapi serangan tak berhenti. Saat tangannya diangkat untuk menyerang lagi, banyak orang kaget.
Pedang Siluman Tanpa Wujud!
Skill besar dengan operasional rumit ini, si pemalas ini ternyata sudah menyelesaikan operasinya dalam waktu singkat saat mendarat setelah melompat keluar jendela dan menebaskan pedang. Begitu menyentuh tanah, serangan langsung dilancarkan. Kilatan pedang berhamburan, cahaya perak memenuhi area. Skill besar ini tidak menargetkan individu, tapi semua orang di celah sempit ini. Semua orang belum sempat menyadari bahwa si pemalas ini sudah menggunakan skill besar, tiba-tiba masing-masing sudah terkena tusukan dengan percikan darah kecil terbang dari tubuh. Serangan terakhir Pedang Siluman Tanpa Wujud langsung melesat ke depan, efek knockback yang kuat melempar satu orang hingga menabrak barisan yang lain sampai berantakan.
Cepat, sungguh luar biasa cepat, sampai-sampai orang tidak sempat bereaksi.
Menggunakan Pedang Siluman Tanpa Wujud di tengah kerumunan sebenarnya keputusan yang kurang bijak. Meski skill besar ini memiliki aktivasi cepat dan serangan dahsyat, recovery frame yang lambat menjadi masalah besar. Setelah serangan knockback terakhir ditusukkan, karakter memasukkan pedang dengan pose yang memang terlihat keren, tapi dalam perspektif pemain sebenarnya ini adalah status kaku yang sangat menyebalkan.
Namun saat ini karena semua lawan dalam status kehilangan fokus, penggunaan ilegal Pedang Siluman Tanpa Wujud ini berhasil gemilang. Ketika para pemain sadar kembali, karakter tersebut sudah menyelesaikan fase recovery frame-nya. Karakter melompat lembut di tempat, mengudara sesaat, lalu mendarat dengan jurus Silver Light Blade. Gelombang kejutnya berhamburan, memaksa semua pemain yang sebelumnya mengeluarkan serangkaian HP di sekelilingnya terjatuh ke tanah. Karakter ini kemudian menggunakan Triple Slash, mengejar rute yang sudah berantakan akibat serangan terakhir Pedang Siluman Tanpa Wujud. Karakter-karakter yang hampir tumbang itu diberi sentuhan lembut lagi olehnya, sampai akhirnya semuanya benar-benar tumbang.
Pasukan yang dikumpulkan oleh empat guild, langsung dirobek menjadi dua segmen oleh satu orang ini. Banyak pemain yang seperti terbangun dari mimpi, setelah menyapu pandang ke kiri-kanan, baru menyadari selain serangan tadi, sekeliling sunyi senyap. Ternyata yang menyergap cuma satu orang?
Liu Yun.
Orang yang datang adalah Liu Yun milik Lu Hanwen. Ye Xiu dan tim yang berjalan di depan baru saja memutar kamera, langsung melihat ID di atas kepala karakter ini. Dalam sekejap, karakter ini telah memotong formasi mereka, tentu juga terlihat jelas oleh mereka. Skill karakter ini sangat kuat.
"Jangan pedulikan dia, lanjutkan jalan, Pastor terus isi HP!" Ye Xiu memberi instruksi.
“Ah?” Keempat ketua guild terkejut. Anak ini nekat sendirian melakukan penyergapan, sehebat apa pun kemampuannya, pasti tidak akan bisa menang dalam situasi ini, bukan? Keempatnya mengira ini saat yang tepat untuk memberi pelajaran pada si pemalas itu dengan memanfaatkan jumlah personel, tapi tidak menyangka Sang Shen malah memberikan instruksi seperti ini. Apakah bahkan Shen ini merasa waspada terhadap orang ini?
Meski banyak pertanyaan di hati keempat orang, instruksi Sang Shen tetap dijalankan dengan tertib. Tim-tim guild yang mendengar perintah ini gempar, namun terpaksa mematuhinya. Ye Xiu malah menyapa keempat ketua: "Kalian pimpin tim untuk maju, aku akan jaga barisan belakang."
“Oh?”
“Xiao Shou, ikut aku.” Ye Xiu tidak berusaha menjelaskan lebih detail pada keempat ketua, melainkan memanggil Xiao Shou Bingliang yang mewakili pengaruh Xingxin.
Xiao Shou Bingliang tidak banyak bertanya, langsung mengikuti Wu Dao Jun (karakter Ye Xiu) ke belakang formasi. Liu Yun milik Lu Hanwen langsung membelah formasi lawan, dari sisi kanan menerobos sampai ke kiri, tak berniat berhenti. Saat itu, pemain dalam tim seolah mengabaikan kehadirannya, terus maju lurus ke depan. Hanya Healer yang mengaktifkan skill mereka, memulihkan HP karakter pemain yang diserangnya.
Lu Hanwen juga terkejut, terus menyerang dengan pedangnya sekali, dua kali, tiga kali. Membacok yang satu, lalu yang lain, tapi benar-benar tidak ada yang menghiraukannya. Para pemain ini hanya fokus lari, seolah serangannya seperti cakaran monster leveling di area rendah. Padahal damage Liu Yun tidaklah buruk - menggunakan full peralatan oranye yang sudah termasuk top-tier di game online. Setiap serangan pasti membuat para healer merinding. Tapi tetap saja, semua orang hanya diam menerima serangannya tanpa sedikitpun niat membalas.
Karena instruksi dari empat ketua guild sangat jelas: "Jangan pedulikan dia, terus jalan! Healer isi HP!"
"Kenapa kalian tidak melawan?" Lu Hanwen akhirnya bertanya heran. Suaranya yang jelas masih kekanak-kanakan membuat semua orang terkejut.
Tiba-tiba sebuah suara menyahut: "Karena kami punya urusan yang lebih penting."
Lu Hanwen langsung menemukan sumber suara: dua pastor yang sedang mendekat. Wu Dao Jun - nama ini pernah dijelaskan oleh Lan He kepadanya sebagai identitas samaran yang sedang digunakan Ye Qiu Shen.
"Senior Ye Qiu?" tanya Lu Hanwen langsung.
"Iya, kamu siapa?" Ye Xiu balik bertanya.
"Namaku Lu Hanwen!" suaranya terdengar lantang saat memperkenalkan diri.
"Lu Hanwen?" Ye Xiu yakin belum pernah mendengar nama ini. Jelas ini adalah yang dibina Tim Blue Rain, sebelumnya mungkin masih berlatih di kamp pelatihan dan belum pernah tampil di publik.
“Blue Rain juga menemukan orang yang hebat ya!” Ye Xiu dalam hati berdecak kagum. Saat itu, karakter Liu Yun milik Lu Hanwen tiba-tiba menyerangnya. Tubuhnya bergerak cepat, membuat pandangan semua orang berkunang-kunang. Begitu bisa melihat jelas, suara decak kagum kembali bergemuruh.
“Delapan bayangan!!!”
