Lu Hanwen merasa frustasi. Meski skill aggro paksa Knight bisa diatasi, sayangnya Blade Master tidak memiliki skill jenis ini. Terjebak sendirian, dia hanya bisa pasrah melihat Liu Yun-nya berlari ke arah Knight. Meski serangan ke Knight tak terhindarkan, yang penting ritme serangan lawan sudah kacau - skill aggro paksa tetap efektif dalam PK.
Skill "Teriakan" ini tidak dibatasi waktu, efeknya baru hilang setelah serangan pertama mengenai target. Knight ini cukup cerdik, setelah berteriak langsung kabur untuk mengulur waktu. Lu Hanwen yang paham mekanika skill ini tidak kehilangan inisiatif. Dengan Triple Slash, kilatan pedangnya mendorong karakternya melesat cepat.
Knight itu sambil lari menengok ke belakang, tapi heran melihat Liu Yun ternyata tidak mengejarnya lagi?
"Pemain lain jelas melihat, Liu Yun menggunakan Triple Slash membuka jalan dan langsung mengejar Knight itu. Ujung pedangnya menyodok, apakah mengenai atau tidak, semua tidak jelas melihat. Tapi Liu Yun langsung berpaling dan pergi.
Bisa langsung berpaling, jelas itu berarti serangannya kena. Tapi bahkan target yang kena tidak menyadarinya, masih bengong menoleh. Selembut apa serangan ini? Anak ini benar-benar tidak mau membuang waktu sama sekali.
Pedang Liu Yun berbalik arah, hendak menuju Wu Dao Jun. Tapi belum tiga langkah, Liu Yun sendiri berpaling dan kembali.
"Aaaaaa, siapa lagi ini!!" Lu Hanwen berteriak. Kali ini Liu Yun kena Provokasi. Semua skill Knight sebelumnya sudah Cooldown, tapi di tim elit empat guild, jumlah Knight tidak terhitung. Satu selesai Cooldown, langsung diganti yang lain...
Provokasi berarti hitungan waktunya berdasarkan durasi, bukan serangan. Kali ini Liu Yun tidak langsung maju dengan pasti, malah menggunakan operasional untuk mencegah Liu Yun maju terlalu jauh. Sepanjang jalan pedangnya menghajar karakter pemain yang buru-buru, tapi tak ada yang menghiraukan.
Kekuatan individu yang begitu lemah di hadapan tim besar benar-benar terasa. Bahkan Lu Hanwen dengan operasional mengerikan dan peralatan yang overpowered di game online sekalipun, menghadapi tim sebesar ini - jika mereka benar-benar mengabaikanmu, kau memang tidak punya solusi.
Banyak pemain akhirnya paham maksud di balik instruksi "abaikan sepenuhnya" itu.
Jika benar-benar ingin melawan Liu Yun ini, meski jumlah mereka banyak, belum tentu bisa menangkap ahli ini. Malahan mereka akan diarahkan sesuka hatinya. Tapi jika mengabaikannya sepenuhnya, anggap saja dia seperti nyamuk yang tak bisa diusir, meski agak mengganggu, toh tidak sampai mati. Cukup ditahan saja. Bukankah mereka semua adalah pemain game online yang berpengalaman? Tapi pengalaman persaingan mereka ternyata masih kalah dibanding Shen kelas profesional. Namun segera mereka menyadari: lawan setingkat ini memang belum pernah mereka hadapi dalam pertarungan biasa. Strategi menghadapinya tentu belum mereka kuasai. Persaingan seperti ini hanya bisa diatasi oleh Ye Qiu Shen yang mahir di dunia game online maupun lingkup profesional.
Di waktu berikutnya, Lu Hanwen benar-benar menyedihkan. Pasukan Empat guild terus bergerak sesuai rencana ke arah yang ditentukan. Bagaimana dengan Liu Yun-nya? Dia terus dihujani giliran Knight dari pihak lawan - satu per satu menggunakan Provokasi, lalu Teriakan. Setelah skill habis, wah... Knight Spirit mengreset skill, lalu mengulang lagi dari awal... Dengan perhitungan ini, setiap Knight punya empat metode kontrol paksa. Empat guild, berapa banyak Knight yang ada? Lu Hanwen benar-benar dikendalikan seperti boneka. Liu Yun melompat kesana-kemari, menyerang dan membunuh, tapi hasilnya hanya dijadikan bahan tertawaan.
Setelah memahami kunci dari taktik ini, para pemain tidak merasa kesal lagi. Malah menurutku orang yang terus-menerus dipermainkan seperti ini cukup lucu untuk ditonton.
Lu Hanwen berteriak "Aaaah!" kesal, tapi tak ada yang bisa dilakukan. Bukan karena skillnya tidak memadai, tapi kelas Blade Master memang tak punya cara menghadapi skill aggro Knight. Ditambah Ye Xiu sendiri yang mengendalikan Xiao Shou Bingliang sebagai Healer, bahkan jika Lu Hanwen sesekali berhasil mencuri kesempatan untuk critical damage, akhirnya tetap bisa diatasi dengan mudah.
Keributan yang dibuat Lu Hanwen akhirnya tak banyak menyita waktu. Pasukan Aliansi segera tiba di lokasi, dan melihat Pavilion Blue River belum memindahkan BOSS karena mereka sedang menghadapi lawan!
Serikat Samsara dan Lin Hai Gonghui - dua guild yang hadir. Sekarang tiga pihak berbaur dalam kekacauan, bertarung melawan BOSS sambil PK. Tapi Pavilion Blue River datang lebih dulu dan cukup kuat, berhasil mempertahankan BOSS di bawah kendali. Dengan dua lawan penjarah BOSS, kemungkinan memindahkan BOSS sangat kecil. Lagipula BOSS liar level 55 biasanya tidak perlu dipindahkan karena cepat dibunuh. Dalam pertempuran kacau ini, fokus utamanya bertahan sambil memberi damage ke BOSS. Begitu BOSS dikalahkan, semuanya beres tanpa perlu berperang mati-matian dengan guild lain.
Adegan di sisi BOSS termasuk yang cukup konvensional. Lan He sangat khawatir dengan tim Ye Qiu yang akan datang. Setelah mendengar hal ini, Lu Hanwen mengajukan diri untuk melakukan gangguan di perjalanan guna mengulur waktu. Lan He berpikir, dengan operasional tingkat tinggi seperti Lu Hanwen, meski sendirian sudah cukup membuat masalah besar bagi lawan. Bahkan jika lawan berhasil membunuhnya, pasti membutuhkan waktu lama. Semakin banyak waktu yang terbuang, peluang merebut BOSS ini semakin besar!
Akhirnya Lu Hanwen dikirim. Hasilnya, serangannya memang tajam, tetapi tujuannya sama sekali tidak tercapai. Tim lawan tetap memaksa maju meski diganggu. Lu Hanwen tahu tujuan kedatangannya, tapi apa daya! Dikendalikan dengan metode memuakkan seperti ini sungguh memprihatinkan.
Begitu pasukan aliansi tiba di medan perang, Lan He langsung menyadarinya dan hatinya berdebar kencang.
"Cepat sekali datangnya, apakah Lu Hanwen gagal berfungsi?" Lan He masih merenung, tapi segera melihat karakter Liu Yun milik Lu Hanwen di samping tim lawan, dikerjai beberapa Knight bolak-balik seperti anjing yang diolok-olok.
Lan He langsung paham, karakter Liu Yun Lu Hanwen sepenuhnya dikendalikan dengan cara seperti ini! Membayangkan anak ini dipermainkan sepanjang perjalanan layak mainan hewan peliharaan, hati Lan He merasa tidak tega.
"Kecerobohan yang besar! Bagaimana bisa meremehkan metode seseorang! Lu Hanwen masih anak kecil, malah kusuruh menghadapi orang ini, benar-benar seperti mengirim anak domba ke mulut harimau!"
Melihat Liu Yun masih berjuang dihajar orang, Lan He segera mengirim tim penyelamat.
Skill kontrol aggro seperti Provokasi dan Teriakan memiliki status imunitas dari beberapa kelas, contohnya skill Knight 'Batu Tak Tergoyahkan' atau skill Ahli Tenaga Dalam 'Tenang dan Mantap', keduanya memiliki efek counter terhadap skill tersebut.
Lan He buru-buru memimpin tim penyelamatan, tapi pasukan empat guild sudah tiba di medan perang dan langsung membubarkan formasi. Liu Yun menghilang di tengah kerumunan. Sebelum sempat membuka jalan, guild lain sudah muncul dengan nama guild di atas kepala: Dominant Hero.
Untuk merebut BOSS Liar, kedatangan guild mana pun bukan hal aneh. Tapi melihat Pastor yang memimpin tim Dominant Hero, Ye Xiu hanya bisa terdiam.
"Zhang Xinjie, kau keterlaluan! BOSS liar level 55 saja kau pimpin langsung? Tidak kasihan memberi kesempatan pada rakyat jelata seperti kami?" teriak Ye Xiu ke arah sana.
Gunung Kabut.
Karakter Pastor dari Dominant Hero dengan peralatan terbaik di game online. Setelah pertempuran kemarin, jaringan intel guild-guild besar telah mengetahui: karakter ini dikendalikan langsung oleh Wakil Kapten Tim Dominant Hero Zhang Xinjer. Tidak heran Dominant Hero begitu perkasa kemarin!
“Saat Ye Xiu mulai menantang, Lan He juga menyadari kedatangan pasukan Dominant Hero di sisi mereka. Hampir saja dia langsung ingin mundur. Dua BOSS refresh bersamaan, kalian para Shen malah berkerumun di area level 55? Sengaja ya? Shen kok pilih-pilih BOSS? Ke level 65 yang lebih sulit tidak berani, malah ke sini mengganggu kami para cadangan?”
Kamera Lan He berputar – benar juga! Di sisi mereka hanya ada cadangan elit! Bukan cuma Pavilion Blue River, dua guild Lun Hui dan Linhai yang sedang bertempur dengan mereka juga bukan mengerahkan tim elit. Sebagai elite high-level, Lan He sangat familiar dengan wajah-wajah tim elit guild.
Zhang Xinjie mengendalikan karakter Mountain Mist, memimpin tim ke belakang formasi. Di sana berdiri seorang Pastor: Wu Dao Jun. Saat dia masih bingung, Ye Xiu sudah mulai berteriak.
“Ada kebutuhan.” Penjelasan Zhang Xinjie sama polosnya dengan maksud kedatangan Ye Xiu.
“Hmm? Kebutuhan di sini, Lao Han ingin mengganti peralatan?” Ye Xiu berspekulasi. BOSS Red Belt Kaneda di Dojo Awan Merah memiliki kelas utama Yudo dengan sedikit kemampuan bela diri. Meskipun material yang di-drop BOSS liar tidak sepenuhnya terkait sifat kelas BOSS, tetap ada sedikit kecenderungan. Kebutuhan akan Red Belt Kaneda tentu tidak bisa langsung dikaitkan dengan pembuatan peralatan kelas bertarung, tetapi Zhang Xinjie sendiri yang memimpin tim dengan tekad kuat, membuat Ye Xiu berpikir ke level tinggi. Di Dominant Hero, karakter Master Bela Diri Desert Dust memang termasuk yang paling top.
“Rahasia Tim.” Zhang Xinjie menolak memberi tahu Ye Xiu, namun dari cara bicaranya jelas sudah memberikan instruksi di dalam tim. Pasukan Dominant Hero yang datang bukanlah tim elit mereka. Rupanya Zhang Xinjie juga tidak mengira akan menemukan lawan kuat di area BOSS level 55, menganggap dirinya sendiri sudah cukup memimpin tim. Saat melihat Ye Xiu ternyata ada di situ, sebenarnya dia agak pusing.
Sehari sebelumnya pasukan aliansi mereka tidak berhasil merebut keuntungan dari Dominant Hero, itu bukan semata-mata hasil kerja Zhang Xinjie saja. Dalam hal kepemimpinan tim, skill Ye Xiu tidak kalah. Jadi penentu akhir hasil pertarungan tetaplah level pemain dan kekuatan karakter Dominant Hero. Tapi sekarang, dia tidak membawa tim elit terkuat Dominant Hero, sementara lawan tetap menggunakan pasukan inti mereka. Dengan perbandingan seperti ini, kelebihan Dominant Hero sudah tidak ada.
Guild Paviliun Blue River, Lun Hui, dan Linhai, anggota dari tiga guild ini sekarang merasa sangat canggung... BOSS ini masih mereka bunuh! Tapi hasilnya malah diperdebatkan seolah-olah sudah menjadi milik orang lain, seolah mengabaikan keberadaan mereka. Tapi masalahnya, Ye Qiu dan Zhang Xinjie, dua Shen ini yang langsung mengawasi, kalau mereka mengabaikan kita ya bagaimana? Apa mereka bisa protes? Tapi sementara masih berusaha membunuh BOSS, kalau mundur begitu saja, sungguh memalukan!
