Melihat ke belakang setelah menerobos blokade, Wu Dao Jun menyadari sistem pertahanan Dominant Hero masih utuh. Strategi Zhang Xinjie dalam menghadapi tim 10 orang mereka sebenarnya mirip dengan caranya mengatasi Lu Hanwen dari Pavilion Blue River sebelumnya. Mengabaikan adalah respons terbaik. Terlalu banyak interaksi justru membuat posisi mereka pasif.
Ye Xiu merasa frustasi. Apakah karma ini datang terlalu cepat?
Mengalihkan kamera ke depan, BOSS kini dikepung Dominant Hero. Tampaknya aggro belum stabil sepenuhnya, tapi melihat ekspresi pasrah pemain Pavilion Blue River, sepertinya hanya masalah waktu sebelum Dominant Hero mengambil alih kendali penuh.
"Ayo!" Ye Xiu memanggil anggota tim. Wu Dao Jun berlari menuju kerumunan pertempuran BOSS.
"Merebut BOSS?" Zhan Lou Lan dan yang lain mendekat bertanya.
"Ini terlalu sulit, tapi setidaknya kita bisa mengacaukan rencana mereka," jawab Ye Xiu.
“Baik, terserah kamu mau bagaimana!” Zhan Lou Lan berkata.
"Di mana Pastor Zhang Xinjie?" Ye Xiu memutar kamera mencari sekeliling, tapi tidak menemukan karakter Pastor bernama Wang Shan Yunwu yang digunakan Zhang Xinjie saat ini. Meski nilai timnya tidak diwakili oleh satu karakter, jika posisi terlalu mencolok pasti akan jadi sasaran. Lebih baik low profile, cara ini juga dilakukan Ye Xiu.
"Serang dari sini!" Tidak menemukan Zhang Xinjie, Ye Xiu segera mengamati pertempuran dan mencari celah masuk.
"Majuuu!"
Perintah diberikan. Kali ini tidak ada ritme seperti saat menerobos dari sana. Sebelas orang langsung menyerbu. Ghost Array Yicunhui dilepas, sebelas orang berkumpul dalam formasi, menggunakan skill masing-masing - ada yang berkoordinasi, ada yang bertindak situasional, bertarung cukup bebas. Instruksi Ye Xiu hanya satu: Siapa yang serang BOSS, kita serang mereka.
Seperti saat merebut BOSS Howling Mountain Villa dulu dengan langsung menghancurkan Knight yang membangun aggro memang cara pengacau terbaik. Tapi Dominant Hero sekarang dipimpin Zhang Xinjie, bahkan Ye Xiu pun tak bisa menemukan celah besar, harus bertindak sistematis.
Begitu sebelas orang ini mendekat, yang pertama dijangkau adalah berbagai kelas jarak jauh di formasi luar lawan yang sedang membantai BOSS - mendapat keuntungan maksimal. Tapi Dominant Hero segera merespons, unit jarak jauh yang dirugikan berkonsentrasi ke dalam sementara kelas jarak dekat bersiap menghadang.
"Tempel rapat!" Ye Xiu buru-buru memberi instruksi.
Ghost Array Qiao Yifan dipasang begitu kompak, 11 orang terus mengejar penyerang jarak jauh yang ingin berkonsentrasi. Tapi penembak lawan serempak melempar granat, mage membuat Tembok Api, aksi terkoordinasi yang jelas dikendalikan seseorang, lapisan isolasi yang tercipta seketika membuat 11 orang Ye Xiu pun tak berani nekat menginjak.
"Belok kanan!" Ye Xiu memberi instruksi lagi.
Nilai seorang pemimpin terletak pada kemampuannya menyesuaikan strategi dengan situasi dan mengubah kebijakan pertempuran sesuai kondisi yang berubah.
Mengenai prinsip "siapa lawan BOSS kita lawan dia", itu adalah strategi kebijakan mereka kali ini. Strategi bersifat makro, taktis bersifat mikro. Taktik perlu terus disesuaikan - di sinilah nilai seorang komandan teruji. Tanpa perubahan, keberadaan komandan menjadi tak bermakna.
"Pemimpin Tim Kedua, serang di sana!"
Pemimpin tim kedua ini tidak memanggil nama anggota timnya sendiri, melainkan nama anggota lawan. Karakter pemain bernama Pemimpin Tim Kedua dari Dominant Hero dijadikan target serangan oleh Ye Xiu. Sebenarnya orang ini bukan fokus utama, hanya dijadikan penanda arah oleh Ye Xiu. Sacred Light langsung menyinari. Rogue milik Baozi kali ini paling cepat melakukan dash, langsung mengunci leher target dengan Lock Throat. Sacred Light meningkatkan semua damage sebesar 30%, sedangkan Lock Throat meningkatkan serangan fisik 50%. Setelah serangan gelombang ini, mana mungkin Pemimpin Tim Kedua masih hidup?
Yang lebih menyedihkan, hidup-matinya bahkan tidak dipedulikan oleh pembunuhnya. Posisinya hanyalah titik berikutnya yang ingin direbut oleh tim Ye Xiu. Membunuhnya murni hanya insidental saat melakukan transfer taktis, sama sekali tidak ada niat untuk menargetkan pribadi.
“Tim Dominant Hero mengganti kelas jarak dekat mereka, namun lawan sudah cepat-cepat berpindah posisi.
"Potong jalur belakang mereka, kumpulkan empat tim di posisi jam 10. Serangan jarak jauh menutupi, dorong mereka ke arah Pavilion Blue River!" Di sisi Dominant Hero, Zhang Xinjie juga terus memantau pergerakan tim Ye Xiu di dalam tim besar. Instruksi demi instruksi terus dikeluarkan, menjadi fokus utama kerjanya saat ini.
"Serangan jarak jauh datang, cepat, maju menerjang, terobos!"
Meski Zhang Xinjie memerintahkan pengumpulan empat tim, pengelompokan skala besar seperti ini jelas tak bisa instan. Ye Xiu langsung memberi instruksi, membaca maksud mereka dan berusaha menerobos sebelum formasi lawan sempurna. Dalam pertarungan ini, keunggulan tim Ye Xiu yang lincah dengan personel minim namun kekuatan tempur lebih unggul benar-benar terlihat.
Saat pengelompokan empat tim Dominant Hero baru mencapai 60% dari kondisi ideal yang diharapkan Zhang Xinjie, sebelas orang sudah menyerbu. Serangan berat Zhu Yanxia mengcover dari kejauhan. Qianfang Gehai menghujankan skill area di bawah perlindungan tim. Yicunhui menggelar Ghost Array sebagai jalan, dua Battle Mage menjadi pisau tajam pelopor. Zhan Lou Lan bertarung habis-habisan, sementara Rogue Baozi dan Yudo Ye Xi yang lemah di serangan area fokus mengambil yang terlewat. Begitu melihat lawan yang limbung akibat serangan mereka, langsung menahan dan mengintimidasi.
"Apakah Tim 4 bisa menyelesaikan pengumpulan di bawah serangan destruktif seperti ini?" Seketika ditembus oleh 11 orang dan ditinggalkan begitu saja. Anggota Tim 4 sejenak kebingungan. Mereka tentu tahu tujuan Zhang Xinjie memerintahkan pengumpulan, tapi sekarang target belum terkumpul malah sudah ditembus. Apakah perintah pengumpulan ini masih perlu dilanjutkan?
"Dua tim ke kiri menyatu, unit jarak jauh isi celah, rentetan tembakan kejar." Zhang Xinjie juga menyesal gagal menghadang lawan. Tapi tak ada solusi, kinerja aktual dalam pertempuran sering tak sesuai harapan komandan. Tim yang dipimpinnya sekarang hanya kumpulan dadakan, eksekusi benar-benar terbatas. Jika ini tim elit Dominant Hero, mungkin tujuan taktisnya tadi bisa terwujud?
Ya, itu pun hanya mungkin.
Urusan pertempuran, tak ada yang bisa 100% diprediksi.
"Pasukan Knight lakukan provokasi 3x, tarik BOSS ke arah jam 7. Unit serang lain ikuti radius." Perintah Zhang Xinjie.
BOSS berpindah, seluruh medan perang bergerak diam-diam. Posisi absolut 11 orang termasuk Ye Xiu tak berubah, tapi posisi relatifnya bergeser. Setelah melihat situasi via kamera, Ye Xiu sadar Zhang Xinjie ingin menghempaskan mereka ke area Pavilion Blue River. Sama dengan tujuan penekanan tembakan jarak jauh sebelumnya - ingin membuat mereka bertabrakan dengan Pavilion Blue River.
Ye Xiu mana mungkin tertipu oleh muslihat ini.
"Dash, terus maju!"
Instruksi sederhana, harapannya dalam pertempuran sibuk ini, kekuatan tempur tim kecil mereka sangat menonjol. Tim Dominant Hero harus melindungi BOSS sekaligus menghalangi Pavilion Blue River, mustahil bagi mereka untuk menghadapi tim kecil ini sepenuhnya. Dalam situasi seperti ini, Zhang Xinjie masih bisa membuat lingkaran inti refresh BOSS menjauh dari tim kecil yang dipimpin Ye Xiu, ini sudah menunjukkan kemampuan kepemimpinan level dewa.
"Ini tidak bisa diteruskan!" Ye Xiu melihat meskipun tim kecil mereka bertindak semaumu, tetap belum bisa mendekati BOSS. Zhang Xinjie memanfaatkan kelebihan jumlah personel secara maksimal, meminimalisir kerusakan yang dibuat tim kecil.
"Harus menerobos masuk." Ye Xiu memutuskan untuk mengambil risiko. Dia tahu lingkaran inti Dominant Hero pasti solid seperti baja, tapi tidak ada pilihan lain, benteng ini harus ditabrak. Jika tidak, kesempatan akan hilang selamanya.
"Douhuagao, bunuh!"
Douhuagao, lagi-lagi nama malang yang dijadikan penanda arah, dipilih secara acak oleh Ye Xiu. Sebelas orang maju, Douhuagao mati, tapi jalan ini menjadi rute wajib yang harus ditempuh tim kecil.
"Kali ini bergantung padamu dan Xiao Bei." Kali ini Ye Xiu berbicara pada Zhan Lou Lan. Tugas sebagai pisau tajam pembuka jalan sebenarnya paling cocok dilakukan Tang Rou, tapi masalahnya peralatan akun samaran Tang Rou terlalu jelek. Peralatan buruk = damage rendah, ini masalah yang tidak bisa diatasi sekalipun dengan operasional tingkat dewa. Jalan ini hanya bisa ditembus dengan mengandalkan output yang kuat.
Andai ada Yizhiyeqiu...
"Ye Xiu tidak bisa menahan diri membayangkan, andai saat ini dia memegang Yizhiyeqiu, mungkin jalan ini sudah dihancurkan dengan Doron."
"Tenang, serahkan padaku!" Zhan Lou Lan mengangguk saat itu juga. Sebagai ketua guild dan kapten tim utama, dia pantang mundur dalam mengambil tanggung jawab. Tidak mungkin ketika Ye Xiu membagikan misi, dia malah bilang "Aku tidak bisa, ganti orang saja".
"Xiao Tang di tim kedua, Baozi dan Ye Xi tetap sebagai supporter, Zhu Yanxia dan Qianfang Gehai bertugas perlindungan tembakan. Yang lain tidak perlu kuperintah lagi kan? Baik, maju!" Setelah menyusun strategi, Ye Xiu langsung ngebut. Dia sengaja membuat perubahan taktik yang mendadak agar Zhang Xinjie tidak bisa bertindak tenang.
"Ternyata benar-benar mau ngebut ya?"
Sayangnya, meskipun ritme strategi Ye Xiu membuat Zhang Xinjie kewalahan dan tim besar mereka harus bekerja keras, arah strategi utama ini sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya. Sebagai orang yang terkenal teliti, dia sudah menyiapkan rencana untuk tahap yang pasti akan dihadapi ini sejak lama.
"Tapi sayang, timmu ini DPS-nya kurang memadai!" Zhang Xinjie memperhatikan gaya ngebut-ngebut regu kecil mereka, sudah lama melihat masalah yang juga disesali Ye Xiu. Jika dibagi dua, peralatan anggota Yi Zhan Tian Xia memang top di game online, tapi performa beberapa anggota lainnya benar-benar tidak bisa dipuji.
"Output tidak cukup, bisa ditambahkan personel. Jika kamu juga menggunakan kelas ofensif, meski peralatannya kurang, mungkin masih bisa mencukupi. Tapi sayangnya! Sekarang kamu malah menggunakan Pastor, bahkan metode pendukungmu pun saat ini tidak memadai!" Zhang Xinjie kini sudah sepenuhnya tenang. Tidak ada yang lebih memahami kelas Pastor darinya. Metode pendukung yang dimiliki Pastor tidak bisa memberikan efek menentukan dalam situasi ini. Berdasarkan konfigurasi tim lawan, Zhang Xinjie telah melakukan penyesuaian khusus terhadap kekuatan pertahanan terpenting ini. Ia yakin tidak ada celah yang terlewat. Dengan tim kecil beranggotakan 11 orang ini, mustahil melakukan terobosan. Semakin lama berlama-lama, hanya akan membuat mereka terjebak dalam kepungan, akhirnya bersama BOSS ditumbangkan oleh Dominant Hero.
"Tidak bisa..." Daya awal cukup mulus, tapi segera setelah lawan berkonsentrasi secara spesifik, formasi mereka tiba-tiba menjadi sangat sulit ditembus. Melirik karakter-karakter di depan, berbagai metode yang mungkin terlintas cepat di benak Ye Xiu. Ia menyadari semuanya tidak mempan. Dinding baja ini tidak bisa dihancurkan. Penyebab kekalahan cukup menyakitkan: output mereka tidak mencukupi.
"Bersiap untuk mundur."
"Bersiap untuk mengepung."
Dua Shen itu secara bersamaan memberi instruksi selanjutnya. Tak disangka, dari pinggiran muncul siluet yang terburu-buru dash: "Ah! Ada titik lemah di sini! Aku berhasil masuk!!"
