Pemimpin kedua tim elit Serikat Samsara tentu saja adalah Wei Chen. Setelah pernyataan ini keluar, semua anggota Serikat Samsara saling memandang. Lawan yang harus dihadapi sekarang siapa? Zhang Xinjie! Ye Qiu! Dua dewa strategi Glory! Tapi pemimpin mereka berani mengobral janji muluk. Alih-alih merasa percaya diri, seluruh pemain Serikat Samsara malah memandang Wei Chen dengan curiga. Banyak yang tak segan menampilkan emoji "berkeringat dingin". Meski sebagai pemimpin kedua tim elit, posisi Wei Chen di Serikat Samsara tidak tinggi. Di lingkungan tim elit yang penuh bakat ini, loyalitas lebih dihargai daripada sekadar kemampuan. Sebagai pendatang baru, mustahil baginya meraih status inti dalam waktu singkat.
Rangkaian emoji yang menunjukkan keraguan terhadap Wei Chen membuatnya kesal.
Semua mengira dia membual, padahal menurut Wei Chen sendiri, ucapannya justru sudah mengurangi 30% kebenaran.
Coba saja baru tahu?
Wei Chen merasa ini sudah termasuk sikap rendah hati. Kemampuannya? Hanya dengan melihat situasi pertempuran, dia langsung bisa menganalisis keadaan. Menurutnya, asalkan Serikat Samsara mau membantu di bawah komandonya, menghancurkan sistem pertahanan Dominant Hero pasti tidak ada masalah.
Persiapan Dominant Hero dalam menghadapi aliansi empat guild Ye Xiu terlihat cukup matang untuk menghadapi guild berikutnya, tapi itu hanya relatif bagi pemain biasa. Di mata Wei Chen yang berpengalaman, kekuatan pertahanan yang disiapkan Dominant Hero benar-benar tidak memadai.
Sebenarnya Wei Chen punya keyakinan 100% bisa menaklukkan mereka. Tapi karena khawatir perkataannya yang terlalu absolut tidak dipercaya tim Lun Hui - mengingat lawan ini dianggap terlalu kuat oleh banyak orang - Wei Chen sudah merendahkan retorikanya. Ternyata anggota Lun Hui tetap skeptis. Meski cemoohan relatif sedikit, berbagai emoji ketidakpercayaan tiba-tiba bermunculan di atas kepala karakter mereka, sungguh pemandangan yang spektakuler!
"Skill levelku ini terlalu berlebihan untuk jadi mata-mata!"
Wei Chen menghela napas, lalu memutuskan untuk terus mempertahankan "kepercayaan diri berlebihan" yang sudah ditunjukkannya: "Apa? Kalian tidak percaya? Zhang Xinjie dan Ye Qiu memang setara, tapi kekuatan tim elit Dominant Hero jelas jauh lebih unggul. Jika benar terjadi konfrontasi langsung, Dominant Hero tidak perlu mengambil posisi bertahan total seperti ini. Pasti ada sesuatu yang membuat Dominant Hero berada dalam posisi lemah. Sekaranglah saatnya kita memanfaatkan situasi kacau. Jika kalian nekat menunggu sampai kedua pihak ini selesai bertarung baru mau mengambil keuntungan gratis... Jangan salahkan aku kalau terkesan blak-blakan! Baik Zhang Xinjie maupun Ye Qiu, tanpa ada lawan setara yang mengikat mereka, mungkinkah kita bisa mengambil keuntungan?"
"Perkataan Wei Chen kali ini masuk akal, terdengar bukan sekadar kepercayaan diri buta. Semua orang diam, tak ada yang sembarangan mengirim emoji lagi."
"Kalau mau bertindak, lakukan segera! Dominant Hero sekarang sama sekali tidak sedang memperebutkan hasil pertarungan dengan pihak Ye Qiu, mereka hanya ingin mengulur waktu agar tim besar mereka cepat membunuh BOSS. Semakin lama kita mengawasi di pinggir, semakin senang mereka. Kedatangan kita sudah agak terlambat, kalau lebih lambat lagi, bagaimana caranya merebut aggro?" lanjut Wei Chen.
Perkataan demi perkataan ini akhirnya membuat ketua Serikat Samsara, Sandao Liujie, kehilangan kesabaran. Mereka datang bukan untuk melihat keramaian, tapi juga menargetkan BOSS. Saat itu Wei Chen menambahkan: "Kita ini guild tim juara, masa tidak punya prestasi?"
Kalimat ini seperti menggaruk luka Sandao Liujie. Prestasi Serikat Samsara belakangan ini memang memalukan identitas juara mereka. Perkataan Wei Chen membuat Sandao Liujie sulit tetap tenang menganalisis masalah. Sudah datang ke sini, masih ragu-ragu, benar-benar tidak ada prestasi.
"Aku pimpin tim pertama, Zhi Tian pimpin tim kedua, semua bersiap!" Sandao Liujie memberi instruksi di guild. Mata-mata Warlock Wei Chen bernama Zhi Tian Zhi Xing. Perintah ini lebih merupakan pengumuman bahwa tim kedua sekarang sepenuhnya di bawah komando Wei Chen.
"Aku akan bawa tim kedua menerobos pertahanan Dominant Hero, tim pertamamu bertanggung jawab mengisolasi BOSS," kata Wei Chen.
“Bagus!” Sandao Liujie langsung merasa cocok. Mekanika aggro BOSS dihitung per tim besar, bukan berdasarkan guild. Jadi antara tim pertama dan kedua mereka, BOSS hanya bisa memiliki satu pemilik aggro. Dengan menaruhnya di tim pertama, tentu dia paling tenang.
“Pasukan Lun Hui! Tim kita adalah juara, tunjukkan kelasnya, serbu!!!” Teriakan geram terakhir Sandao Liujie menggema, tim besar Lun Hui mulai melakukan dash maju.
“Lun Hui datang.” Jiang You yang semula berharap Serikat Samsara akan mengikuti jejak Pavilion Blue River dengan tetap mengamati sementara, malah melihat mereka sudah datang penuh amarah tak lama setelah tadi. Ia segera mengingatkan Zhang Xinjie, berharap tak ada yang terlewat.
“Melihat.” Zhang Xinjie berespons datar. Situasi saat ini, progress membunuh BOSS, semuanya terjaga baik. Kedatangan Lun Hui takkan bisa meng-counter balance ini. Tapi mengabaikan sama sekali tentu mustahil.
Zhang Xinjie memutar kamera, mengamati formasi Serikat Samsara yang mendekat, lalu menyusun sedikit strategi penyesuaian. Dengan adanya dua lawan taktis sulit seperti Ye Qiu dan Xiao Shiqin, ia benar-benar tak punya waktu ekstra untuk menghadapi Lun Hui.
Tepat setelah ia selesai menyusun strategi dan hendak memutar kamera kembali ke dua Shen di sisi ini, tiba-tiba ia sadar: Sesuai dengan arahan tadi, tim Lun Hui yang menyerbu telah melakukan penyesuaian arah daya dan formasi dengan cepat.
Zhang Xinjie tertegun, kedua tim besar sudah berbenturan.
Area luas Wave Array terhubung dan terbentuk, dalam sekejap menelan banyak sosok menjadi bayangan ilusi. Soulblade dari Serikat Samsara sangat kuat, ini sama seperti Pastor Dominant Hero yang kuat. Tapi yang lebih kuat adalah Sharpshooter mereka. Kekuatan Sharpshooter mereka bahkan melampaui batasan kelas unggulan guild klub biasa. Popularitas Zhou Zekai yang luar biasa tinggi tidak hanya meningkatkan proporsi Sharpshooter di guild Samsara, tetapi juga memicu peningkatan besar pemain yang memilih kelas Sharpshooter di seluruh Glory.
Meski sistem kelas Glory seimbang, keseimbangan mekanis ini tak bisa mengimbangi preferensi subjektif pemain. Terutama keberadaan Liga Profesional, faktor paling berpengaruh terhadap pilihan kelas pemain. Performa luar biasa pemain bintang sering menciptakan ilusi "kelas ini OP" di benak banyak pemain.
Di era kejayaan tiga gelar juara berturut-turut Glory, ada pepatah "Battle Mage sebanyak anjing". Kini popularitas Zhou Zekai yang sedang di puncak mendorong lonjakan jumlah pemain Sharpshooter di game online Glory. Banyak dari pemain Sharpshooter baru ini adalah fans Zhou Zekai dan pendukung Samsara. Yang terampil kemudian bergabung ke guild Samsara, sampai jumlah Sharpshooter di sana sudah jenuh. Jika bertambah lagi, event tim besar guild akan mulai terhambat.
"Kelebihan kuantitas, tentu membawa lebih banyak ahli. Kekuatan Sharpshooter dari Samsara yang tak terbantahkan membuat serangan Serikat Samsara terhadap Dominant Hero datang lebih awal dan lebih ganas.
Gelombang pertama Sharpshooter, gelombang kedua Soulblade. Meskipun Dominant Hero melakukan serangan balik serupa, jelas mereka mengalami kerugian besar. Lalu pasukan kelas jarak dekat Samsara melakukan serangan kavaleri, hanya berputar sebentar tanpa benar-benar menyerang, lalu tiba-tiba menarik diri.
"Jangan bergerak!!" Zhang Xinjie berteriak menginstruksikan saat melihat anggota guild-nya refleks ingin mengejar. Mengejar berarti formasi mereka akan bubar. Tapi bertahan dengan serangan jarak menengah-jauh jelas membuat mereka lemah. Tidak mungkin mengandalkan kelebihan kelas Pastor untuk tank, kan? Dalam kondisi 1 lawan 1 mungkin bisa, tapi masalahnya pasukan Dominant Hero di setiap sisi sudah terbatas - selain menghadapi serangan dua front, mereka juga harus menyisihkan orang untuk menghadapi BOSS Liar!
"Wah, cukup sabar juga!" Wei Chen terkagum melihat pasukan Dominant Hero tidak terpancing keluar, lalu mengirim pesan ke Sandao Liujie: "Ketua, minta Tim Besar 1 kalian memberi perlindungan tembakan, kelas jarak menengah-jauh koordinasi serangan."
"Oke." Sanjie Liudao mengangguk.
Gelombang serangan baru dari Samsara membuat Zhang Xinjie semakin terjepit.
"Sesuaikan posisi BOSS ke arah jam enam. Semua maju ke sini." Zhang Xinjie cepat-cepat menyusun strategi. Jika lawan tidak menyerang, dia terpaksa mengerahkan semua anggota untuk mendesak maju.
"Ayo ayo, geser ke kiri!" Wei Chen segera memberi instruksi, tim guild Samsara mulai bergerak lateral.
Zhang Xinjie langsung terkejut lagi melihat ini. Untuk menghadapi ini, tim mereka tidak hanya perlu bergerak tapi juga berputar - padahal sistem pertahanan yang dia siapkan untuk tiap sektor berbeda. Bergerak sambil berputar dengan anggota sebanyak ini akan sangat menyulitkan. Mempertahankan formasi dengan pergerakan serumit ini pasti akan ada yang melakukan kesalahan. Begitu kesalahan mulai menumpuk, lawan akan segera memanfaatkan celah. Lawannya kali ini adalah Ye Qiu dan Xiao Shiqin!
Tidak! Masih ada satu lagi!
Siapa yang memimpin tim Samsara ini?
Zhang Xinjie menolak berpikir ini kebetulan, dia lebih memilih menganggap ini sebagai strategi lawan yang disengaja, lalu merancang respons terukur.
Tapi jika ini memang disengaja, tingkat kesulitannya jadi jauh lebih tinggi. Gaya membiarkan lawan membuat kesalahan lalu memanfaatkan celah seperti ini...
Tiba-tiba Zhang Xinjie merasa dingin membeku di hatinya.
Membiarkan kesalahan lalu memanen keuntungan - ini persis gaya andalan Yu Wenzhou, Kapten Tim Blue Rain! Gaya taktis inilah yang melahirkan Huang Shaotian, oportunist terkuat di Glory. Hari ini apa gerangan? Tiga master strategi berkumpul untuk memberinya pelajaran?
Zhang Xinjie kembali bingung, dia sudah mencari di antara pemain Lun Hui apakah ada pemain Warlock yang mencolok. Tapi melihat banyak pemain dengan nama di atas kepala, tiba-tiba merasa ini sangat tidak tepat.
Bukankah anggota Pavilion Blue River ada di sana? Yu Wenzhou datang membantu Lun Hui, apakah dia tidak ada kerjaan?
Jangan-jangan... si pemalas ini memanfaatkan tangan orang lain, Pavilion Blue River diam-diam tidak bergerak, dia memanfaatkan kekuatan Lun Hui untuk menembus pertahanan Dominant Hero?
Zhang Xinjie semakin banyak berpikir...
