"Wei Chen masih tenggelam dalam pikiran di luar, pintu ruang latihan sekali lagi terbuka. Xiao Shiqin bergerak cepat keluar, Ye Xiu mengantar sambil memanggil: "Kenapa buru-buru pergi? Main lagi sebentar dong?""
""Tidak perlu, tidak perlu." Xiao Shiqin buru-buru menolak, "Harus kembali, tim juga punya segudang urusan. Keluar terlalu lama tidak baik."
""Kan sudah liburan, masih ada urusan apa?" Wei Chen segera menyambung: "Main lagi sebentar lah!""
"Ekspresi Xiao Shiqin seperti pare pahit: "Aku kan baru datang, masih banyak hal yang harus dipahami!""
""Benarkah?" Ye Xiu tertawa hehe."
Xiao Shiqin merasa sangat kesal! Secara logika, dengan tujuan kedatangannya ini, seharusnya dia sangat berharap bisa diundang tinggal lebih lama untuk mengamati informasi. Tapi kenyataannya? Ketua Ye Xiu tersenyum sinis "Hehe" sambil berkata "Benar kan?", membuatnya merasa seluruh rencananya terbaca. Meski tahu pihak lawan sudah menebak maksudnya, selama tidak ada yang membuka kartu, bukankah seharusnya mereka tetap berpura-pura?
Hasilnya, Xiao Shiqin sudah tidak tahan berakting lagi. Dia buru-buru ingin pergi. Jika tidak segera pergi, nanti kalau ada BOSS lagi, harus ikut bertarung atau tidak?
Persis di saat ini, HP di saku Xiao Shiqin bergetar dan berbunyi. Dengan gesit dia mengeluarkan ponselnya, memberi isyarat pada Ye Xiu dan Wei Chen bahwa dia harus menerima telepon ini. Tanpa basa-basi lagi, dia melambaikan tangan sembarangan sambil lari sambil berteriak "Halo? Halo? Halo?".
"Lagi sibuk?" tanya suara di seberang telepon.
Xiao Shiqin yang sedang menuruni tangga buru-buru bertanya: "Siapa ini?"
"Saya, Zhang Xinjie."
Gedebuk gedebuk gedebuk gedebuk...
Ponsel Xiao Shiqin jatuh di tangga, berguling-guling sampai ke bawah. Tangga Warnet Xingxin ini lumayan biasa, cuma terbuat dari papan kayu, bunyi ponsel jatuh di atasnya begitu nyaring, dalam sekejap sudah terjatuh sampai dasar, casing belakang dan baterainya beterbangan.
Ketika Xiao Shiqin selesai mengumpulkan semua bagiannya, percakapan tentu sudah terputus. Apa tujuan Zhang Xinjie menelepon? Pasti menanyakan kenapa dia malah membantu Ye Qiu. Secara logika kalau mereka sama-sama ikut Tantangan Rookie, bukankah mereka kompetitor?
Susah menjelaskan ini! Xiao Shiqin bingung, apa harus jujur bilang kalau dia memaksa masuk ke ruang latihan mereka buat mengintai informasi?
Xiao Shiqin ragu-ragu memasang kembali ponselnya. Layarnya retak beberapa garis, membuatnya sakit hati. Dicoba nyalakan, untungnya masih bisa menyala. Begitu kartu SIM terbaca, telepon langsung masuk lagi, nama yang berkedip-kedip tetap Zhang Xinjie.
"Halo." Xiao Shiqin menjawab sambil keluar dari warnet.
"Ada apa?" tanya Zhang Xinjie.
"Ponselnya jatuh." Xiao Shiqin tahu pertanyaan "ada apa" ini pasti tentang insiden tadi.
"Yang memimpin Zhaohua dan He Wu, itu kamu kan?" Pertanyaan yang ditakuti akhirnya muncul.
"Aku." jawab Xiao Shiqin.
"Kenapa kamu malah ke pihak mereka?" Zhang Xinjie memang meragukan sikap resmi Xiao Shiqin.
"Hmm, bukankah ini mungkin akan kita hadapi di Tantangan Rookie? Aku datang untuk memantau situasi!" Xiao Shiqin akhirnya jujur mengaku.
"Oh? Bagaimana perkembangannya di sana?" tanya Zhang Xinjie.
"Kebanyakan anggota baru." jawab Xiao Shiqin. Ia tak lupa tujuan utamanya, saat memimpin pertempuran tetap mengumpulkan banyak informasi. Kemampuan Tang Rou dan Baozi dalam bermain Glory sekarang sudah sangat mumpuni. Di mata pemain game online biasa, kedua ini pasti dianggap ahli kelas atas, mustahil dikira pemula.
Memang bagi pemain game online, bermain lebih dari setengah tahun mana mungkin masih disebut pemula? Game online yang terlalu sulit untuk dikuasai pasti tidak akan laku di pasar!
Tapi pengamatan Xiao Shiqin menggunakan standar Atlet profesional. Dari kacamata profesional, 7 bulan bermain Glory masih terlalu singkat. Ia cepat melihat banyak aspek yang masih asing bagi mereka. Di lingkup profesional, hal ini terkesan sangat mentah meski kemampuan operasional mereka berdua cukup baik.
Lalu ada Qiao Yifan yang membuat bos Tao Xuan begitu memperhatikan. Setelah diamati, meski Ghostblade-nya cukup bagus, Xiao Shiqin merasa tidak sampai perlu diwaspadai khusus. Mungkin si pemalas ini tidak mengeluarkan 100% kemampuannya saat melawan pemain biasa di game online?
Beberapa anggota di sisi Xingxin ini semuanya telah diamati dengan cermat oleh Xiao Shiqin, dan kesimpulan umumnya seperti ini. Tang Rou dan Baozi relatif mudah dipahami, dia cepat menembus taktik kedua orang ini. Namun Qiao Yifan membuat Xiao Shiqin harus menganalisis dengan cermat, akhirnya tidak berani membuat kesimpulan sembarangan. Di sisi Zhang Xinjie, setelah mendengar Xiao Shiqin mengatakan mereka semua adalah pemain baru, dia berkomentar santai: "Pemain baru ya, ini tidak mudah dikuasai."
“Hmm.” Xiao Shiqin mengakui. Faktanya, ini juga alasan mengapa dia tidak berlama-lama di ruang latihan Xingxin. Jika benar-benar masih bisa menggali informasi lebih lanjut, dia tidak keberatan membantu main BOSS. Lagipula merebut sekali atau dua kali sama saja - meraih satu dua BOSS liar mana bisa pengaruh mematikan bagi Jia Shi? Xiao Shiqin benar-benar tidak percaya.
Tapi setelah melihat kinerja tiga orang ini, Xiao Shiqin merasa sudah tidak perlu lagi berlama-lama.
Zhang Xinjie mengatakan bahwa pemain baru sulit dikuasai, hal ini sangat dipahami oleh Xiao Shiqin. Apalagi Tang Rou dan Baozi, kedua orang ini jelas termasuk tipe pemain baru yang paling sulit dikendalikan. Karena mereka bukan hanya baru di lingkup profesional, bahkan waktu bermain Glory-nya juga masih singkat. Tingkat kebaruan yang sedemikian tinggi juga berarti masih ada ruang peningkatan yang sangat besar. Karakter dan bakat tiap orang berbeda, tak ada yang bisa memprediksi seberapa besar kemajuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu. Untuk pemain baru seperti ini, mempelajari kondisi saat ini sama sekali tidak berguna, yang diperlukan adalah observasi jangka panjang terhadap perkembangan mereka. Sedangkan Qiao Yifan, dasar-dasar Glory-nya jelas sangat solid, pantaslah dia berasal dari tim juara seperti Micro Grass. Tapi apakah level yang ditunjukkannya masih memiliki ruang peningkatan besar, ataukah karena di game online dia hanya menggunakan sedikit kemampuannya? Apapun itu, Xiao Shiqin tetap tidak bisa melihat hal spesifik jika hanya mengamati sebentar.
"Tapi sepertinya Ye Qiu cukup berhasil ya! Sampai-sampai kamu merasa perlu datang langsung untuk mengujinya." Kata Zhang Xinjie.
"Hati-hati itu bukan hal buruk! Lagipula, dia adalah Ye Qiu." Jawab Xiao Shiqin.
"Benar juga..." Zhang Xinjie mengangguk, kemudian mereka mengobrol sebentar sebelum menutup telepon. Panggilan ini utamanya karena Zhang Xinjie curiga dengan bantuan Xiao Shiqin ke Ye Qiu. Setelah tahu bahwa itu hanya bantuan spontan saat bertemu, dia pun lega. Seandainya dua master strategi ini benar-benar bersatu melawannya, Zhang Xinjie harus merancang ulang seluruh strateginya.
“Dua orang di sini masing-masing mendapatkan yang mereka butuhkan, mengakhiri panggilan. Suasana di ruang latihan Xingxin tegang, tapi justru Wei Chen tidak ada.
"Kamu bilang, apa ini akan berhasil?" Chen Guo mengoperasikan game, tapi sama sekali tidak fokus. Matanya menatap kosong ke layar, tiba-tiba bertanya pada Ye Xiu.
"Dari pemahaman teoritis kita saat ini, tidak ada alasan untuk gagal," kata Ye Xiu.
"Bagaimana kalau gagal?"
"Cari penyebabnya, lalu perbaiki," jawab Ye Xiu.
"Hehe." Baozi tiba-tiba tertawa: "Prinsip yang bahkan anak kecil pun mengerti, perlu diucapkan lagi?"
Chen Guo marah setengah mati tapi tak bisa berbuat apa. Benar, memperbaiki kesalahan setelah mengetahuinya - bukankah ini prinsip dasar yang semua orang tahu?
Setelah waktu cukup lama, Chen Guo mulai gelisah. Ia membuka pintu ruang latihan dan melongok keluar, kembali sambil bergumam: "Kenapa belum selesai juga?"
Di momen genting terakhir, demi menghindari gangguan pada Wei Chen, mereka memberinya ruang VIP khusus. Sisa anggota tetap di ruang latihan. Adegan ini mirip seperti menunggu kabar dari ruang bersalin.
Tak terasa berapa lama lagi, pintu ruang latihan berderit terdorong dari luar.
Wei Chen menjepit rokok di mulut, wajah penuh kesombongan yang tak ditutupi. Dengan sukacita kesuksesan, ia melangkah masuk.
Saat itu, Chen Guo yang paling gelisah pun terlihat bingung. Karena paling tidak bisa tenang, dia punya banyak pikiran. Menganalisis sifat Wei Chen yang tidak tahu batas, menurutku si pemalas ini pasti akan berpura-pura gagas meski berhasil, sengaja kembali dengan wajah kesal untuk mengusik perasaan semua orang. Tak disangka, dia malah masuk dengan riang gembira. Meski sikapnya yang sok jago bikin ingin ditampar, Chen Guo sudah tidak peduli lagi.
"Berhasil?" Chen Guo membelalakkan mata, masih ingin konfirmasi.
"Hmph, masih perlu ditanya lagi?" Ekspresi meremehkan Wei Chen seolah hanya menyelesaikan hal sepele, mengejek ketegangan semua orang di ruangan itu. Dia lupa kalau sebelumnya dialah yang paling gugup.
Rupanya ketiadaan batas ada di sini! Chen Guo berpikir kesal. Lalu dia melihat Wei Chen masuk dengan gaya congkak, menghisap rokoknya dengan asap tebal. Chen Guo menahan diri, diam. Kemudian si pemalas itu melempar kartu akun warlock Yingfeng Buzhen-nya ke meja dengan gaya cool.
"Cek sendiri!" kata Wei Chen dengan arogan.
Tetap harus sabar! Chen Guo diam-diam mengambil kartu akun itu, menggesekkannya, login. Ye Xiu juga mendekat.
Karakter masih di arena, entah apakah setelah peningkatan kali ini si pemalas kembali mengintimidasi pemain biasa. Chen Guo melirik hina ke arah Wei Chen, lalu membuka menu peralatan karakter dan menggerakkan kursor mouse ke senjata.
Death's Hand, level 70.
Berat 3kg, Daya tahan 30, kecepatan serang 2;
Serangan fisik 650; Serangan sihir 899;
Intelligence (Kecerdasan) +66;
Penguatan atribut gelap +30;
Resistensi atribut gelap +30;
Tingkat critical skill sihir +14%;
Kecepatan chanting skill +14;
Jarak casting +4.
Tier skill Death Door +1.
Semua atribut meningkat menyeluruh, hasil yang sangat sukses. Terakhir muncul lagi atribut Tier skill +1, ini adalah properti final yang akan dimiliki semua Senjata Perak setelah berhasil meneliti cara menambahkan skill ke senjata.
"Death Door? Klise banget!" komentar Ye Xiu. Death Door adalah skill ultimate Warlock, menggunakan kesempatan peningkatan Tier skill ke skill terkuat jelas merupakan praktik paling umum.
