Seminggu berlalu cepat. Dominant Hero benar-benar menggunakan kerja sama ganda Zhang Xinjie dan Lin Jingyan, dalam perang BOSS mereka bagai menguasai angin dan hujan. Sayangnya dengan kehadiran Shen kelas profesional yang bekerja keras ini, tim lain hanya bisa iri. Situasi sudah dilaporkan ke atas, BOSS tetap dipaksakan direbut, merebut atau tidak, berusaha sekuat tenaga! Bagi guild klub, kejadian seperti ini di dua bulan musim panas tidak terlalu asing, hanya saja kali ini Dominant Hero sangat keras sikapnya.
Guild klub lain juga tidak sepenuhnya tanpa bantuan atlet profesional. Di Pavilion Blue River, Lu Hanwen tetap rajin dan berani seperti biasa. Remaja ini seolah memiliki energi tak terbatas, dan kekalahan beruntun tak mampu menghilangkan semangat juangnya. Setelah hari penuh kekalahan, keesokan harinya tetap penuh semangat, berteriak-teriak menyemangati pasukan guild lainnya.
Di pihak Zhong Cao Tang, ada Liu Xiaobie, pemain dari tim yang ikut bertempur. Di lingkup profesional, dia dikenal sebagai ahli kecepatan tangan. Namun karena belum menguasai kontrol kecepatan dengan matang, kelebihan kecepatan tangannya tidak bisa dimanfaatkan secara optimal. Kontribusi ahli ini dalam pertarungan tim juga lebih mengandalkan kemampuan individual seperti Lu Hanwen. Kehadirannya di Zhong Cao Tang tetap tidak bisa mengambil keuntungan dari master strategi seperti Zhang Xinjie.
Serikat Dinasti Jia yang juga merupakan guild tradisional tim kuat, meski timnya sudah tereliminasi, guildnya belum dilupakan. Namun daya saingnya biasa saja tanpa performa mencolok.
Selain itu, Serikat Samsara sebagai juara baru pekan ini juga hasilnya buruk, terus menjadi elemen paling mengecewakan di antara juara baru. Kabarnya antara tim elite pertama dan kedua Serikat Samsara sering terjadi gesekan, hubungan mereka tampak tidak harmonis. Banyak guild yang mencium kesempatan ini, tim perekrut sudah siap bergerak.
Tim lain yang cukup menonjol adalah Tim Typhoon. Pemain baru Tang Hao juga sangat rajin, sering bergabung dengan tim game online untuk membantu. Zhao Yuze yang memenangkan Pemain Baru Terbaik musim lalu juga sering muncul di game online.
Namun yang mendapat hasil terbesar tetap Dominant Hero. Pemain pro dari tim lain yang membantu frekuensi kehadirannya acak seperti BOSS, tidak konsisten. Hanya dua anggota Dominant Hero yang datang setiap hari ke lokasi pertempuran layaknya personil ruang kerja game online.
Meskipun Dominant Hero memukau, perhatian utama tetap tertuju pada aliansi empat guild yang dipimpin Ye Xiu. Guild-guild ini sebelumnya tidak dianggap sebagai lawan oleh guild lain, namun tiba-tiba muncul sebagai pemenang terbesar selain Dominant Hero minggu ini.
Siang adalah milik Dominant Hero, malam adalah milik aliansi empat guild. Bagaimanapun, hasilnya pasti bukan untuk guild-guild lain.
Bagi Ye Xiu, selain berhasil merebut jumlah BOSS terbanyak kedua setelah Dominant Hero, Destroying Immortality telah berhasil dibunuhnya beberapa kali minggu ini. Selain akun utama Destroying Immortality, ada akun samaran Mo Bai dan akun lain bernama Bai Mo - bagaikan kelinci licik dengan tiga sarang. Destroying Immaternity menggunakan tiga akun ini di medan perebutan BOSS liar. Setiap kali bertemu Ye Xiu, kematiannya tak terelakkan. Beberapa mati dalam kebingungan, beberapa menyadari penyebabnya, namun setelah mengetahui kebenarannya, misteri kematian sebelumnya pun terpecahkan.
Nasib Destroying Immortality sungguh memprihatinkan! Hasil panennya minggu ini turun drastis. Yang lebih menyebalkan, pengaruh Ye Xiu kini melampaui dugaan. Bukan sekadar memantau beberapa orang untuk dihindari - Destroying Immortality benar-benar tak bisa mengenali mana saja orang yang berada di bawah komando Ye Xiu. Setiap akunnya yang muncul di arena perebutan BOSS pasti langsung dikepung dan diburu habis-habisan.
Destroying Immortality sangat ingin bertanya pada Ye Xiu sebenarnya apa maksudnya. Namun dalam empat kematian terakhir, karakter Ye Xiu tidak terlihat, sehingga pertanyaan tersebut belum sempat diajukan.
Sepanjang minggu ini permainan berjalan seperti ini. Di luar permainan, lingkaran transfer juga ramai dengan transaksi, namun figur seimbang hanya Lin Jingyan dan Tang Hao. Xiao Shiqin juga tokoh besar, namun karena bergabung dengan Jia Shi Shi yang tidak akan bersaing di Liga musim depan, setelah dicap idiot beberapa kali, situasinya tidak terlalu diperhatikan lagi.
Berita seputar Glory di musim panas juga didominasi transfer, berbagai rumor dan spekulasi bertebaran bak asap perang. Topik transfer paling panas minggu ini adalah tebakan tentang pemain mana yang akan direkrut Tim Hundred Blossoms dengan cek 10 juta untuk menjadi operator karakter inti Hundred Blossoms Spectacle mereka.
Hanya sejak Zhang Jiale pensiun, belum ada pemain Ahli Amunisi di Liga yang mencapai ketinggian seperti dirinya. Menjadi anggota inti tim utama, dilihat dari berbagai sisi pun tidak ada pemain yang memenuhi kriteria ini. Dengan demikian, kandidat yang mungkin justru semakin banyak. Zheng Xuan dari Tim Blue Rain, Shen Wanhe dari Tim Royal Style, Ge Zhaolan dari Tim Void, semuanya adalah kandidat yang relatif bagus. Namun jika dibandingkan dengan tingkat dewa Zhang Jiale, para pemain ini masih kurang matang. Sebagai bintang andalan tim utama? Apakah pemain-pemain di atas memiliki kemungkinan untuk tiba-tiba drop? Bahkan banyak yang berpendapat, karena saat ini Liga memang tidak memiliki Ahli Amunisi yang benar-benar unggul, Hundred Blossoms lebih baik memberikan kesempatan satu tahun lagi kepada Zou Yuan yang sudah familiar dengan lingkungan dan teknik Hundred Blossoms. Musim lalu, karena tekanan kuat dari Tang Hao, strategi Tim Hundred Blossoms menjadi agak tidak seimbang, dan posisi inti Zou Yuan juga tidak terbentuk dengan baik. Musim ini, dengan memperkuat posisi inti Zou Yuan dan mengasahnya selama satu musim penuh, hasilnya mungkin tidak akan kalah dibandingkan merekrut pemain dari luar.
Berbagai rumor beredar, namun Tim Hundred Blossoms tak kunjung melakukan langkah konkret. Dalam hal transfer pemain, prinsip 'siapa cepat dia dapat' juga berlaku. Jika ditunda hingga akhir periode, kemungkinan pilihan akan menyusut drastis - bahkan cek 10 juta pun belum tentu bisa digunakan. Mengingat dalam satu periode transfer, seorang pemain hanya bisa ditransfer sekali. Jika target incaran Hundred Blossoms keburu direbut tim lain, mustahil bagi mereka untuk mendapatkan pemain tersebut di musim panas ini. Tidak adanya aktivitas transfer maupun pernyataan resmi untuk memperkuat posisi Zou Yuan membuat fans resah, banyak yang kembali teringat pada mantan kapten mereka Zhang Jiale yang sudah pensiun.
Pensiun Zhang Jiale terjadi secara mendadak. Dengan level bermainnya, tak ada yang mengira ia sudah perlu pensiun. Sebagai veteran yang bergabung di Liga Profesional sejak musim kedua, tahun ini genap berusia 25 tahun. Usia yang tergolong senior di dunia esports, namun bukan usia yang mustahil untuk bertahan. Terlebih dengan perkembangan liga yang terus menyempurnakan strategi, ruang pemanfaatan untuk atlet senior semakin luas. Lin Jingyan yang bergabung ke Dominant Hero, Han Wenqing yang meneriakkan slogan penantang juara - keduanya bahkan dua tahun lebih tua dari Zhang Jiale. Jika mereka masih punya ambisi sebesar itu, mengapa Zhang Jiale yang lebih muda tidak bisa kembali?
Ini masih sebatas harapan fans dan spekulasi pemain. Klub Hundred Blossoms sendiri tetap tidak memberikan pernyataan resmi apa pun terkait hal ini.
Pekan kedua transfer musim panas, tidak ada nama besar yang bergerak. Namun, Tim Blue Rain mengumumkan seorang remaja bernama Lu Hanwen yang dipromosikan dari kamp pelatihan dan akan diregistrasi sebagai pemain resmi Tim Blue Rain pada musim depan.
Sebenarnya pemain baru tak dikenal seperti ini tidak akan menarik banyak perhatian. Tapi Tim Blue Rain secara khusus menggelar konferensi pers untuk rekrutan muda ini, menyebutnya sebagai "transfer" terpenting tim di musim baru. Sikap percaya diri yang flamboyan ini memicu rasa penasaran banyak orang.
Setelah diselidiki media, terungkap fakta yang mengejutkan.
Lu Hanwen baru berusia 14 tahun. Jika teregistrasi sebagai pemain resmi, ia akan memecahkan rekor pemain termuda dalam sejarah Liga Profesional.
Di era awal Glory profesional, regulasi usia sangat ketat. Pemain harus berusia minimal 18 tahun dan memiliki kapasitas hukum penuh. Ini terkait erat dengan kondisi sosial saat itu dimana game elektronik dianggap sebagai aktivitas tidak produktif, apalagi menjadi atlet esports yang dipandang sebagai karir tidak stabil. Dalam kondisi seperti itu, merekrut anak di bawah umur yang seharusnya masih menempuh pendidikan akan lebih mudah menuai kritik keras.
Dengan perkembangan pesat industri esports yang didorong oleh Liga Profesional Glory selama beberapa tahun terakhir, profesi ini akhirnya mulai diterima oleh sebagian orang. Tidak lagi dianggap sebagai momok seperti di era awal, banyak yang memandangnya setara dengan cabang olahraga tradisional seperti sepak bola atau basket. Ditambah dengan penyempurnaan klausul khusus oleh liga, usia akhirnya bukan lagi batasan mutlak untuk menjadi atlet profesional. Namun kasus seperti Lu Hanwen yang sudah menjadi pemain profesional di usia 14 tahun tetap menjadi hal yang mencengangkan.
Dalam konferensi pers, publik akhirnya menyaksikan pemain termuda dalam sejarah Glory. Siluet wajah kekanak-kanakan dan suara yang belum pecah sama sekali, tapi sikapnya di hadapan media justru sangat natural - menjawab pertanyaan dengan polos dan spontan. Gaya seperti ini saja sudah cukup untuk mengalahkan Zhou Zekai, pemain terbaik liga saat ini, delapan lapangan jaraknya. Media veteran pun menyadari ini bukan hasil pelatihan khusus, melainkan karakter asli sang anak. Sikap aktif seperti ini memang disukai media, meski sebagai atlet profesional, ujung-ujungnya kemampuan bertandinglah yang berbicara.
Sayangnya jarak menuju pembukaan liga berikutnya masih sangat jauh. Bahkan setelah liga dimulai, belum jelas kapan pemain sekecil ini bisa turun ke lapangan. Bukan hal aneh melihat pemain cadangan yang hanya duduk di bangku sepanjang musim, apalagi untuk pendatang baru. Tim Micrograss musim lalu bukankah punya pemain bernama itu-itu yang tak sekalipun bermain sepanjang musim?
“Kasihan Qiao Yifan, saat ini sering dibandingkan dengan pemain baru Tim Blue Rain, tapi namanya justru tak diingat banyak orang. Orang hanya samar-samar menyebut 'si anu-anu itu'. Di mata kebanyakan orang, pemain baru Tim Micrograss hanyalah Gao Yingjie. Lalu bagaimana dengan pemain baru Tim Blue Rain ini? Sebelumnya tak dikenal sama sekali. Meski Blue Rain mengumumkan perekrutannya dengan gegap gempita, mereka sama sekali tidak merilis informasi detail apapun. Media pun sampai sekarang masih belum tahu kelas apa pemuda ini sebenarnya.
Inikah calon jenius Glory berikutnya?
Musim baru pun makin dinantikan orang.
