Sekejap mata, satu minggu telah berlalu.
Perebutan BOSS masih bergantian antara pihak kami dan lawan. Saat kedua belah pihak bertemu di medan perang, selalu terasa penuh rintangan. Insiden minggu ini mengejutkan Ye Xiu dan tim Dominant Hero. Dari Zhong Cao Tang, tiba-tiba muncul seorang Ahli Sihir Gelap.
Apakah Wang Jiexi juga ikut mengacaukan status quo?
Awalnya, semua merasa suram memikirkannya. Jika semakin banyak Shen yang ikut campur, menjarah BOSS akan menjadi terlalu melelahkan, bahkan lebih dari pertandingan pro. Pertandingan pro hanya sekali seminggu. Tapi menjarah BOSS? Beberapa kali sehari, setiap kali harus bersaing dengan para Shen, benar-benar menguras tenaga dan pikiran!
Untungnya, kemunculan Wang Jiexi cepat membuat orang menyadari bahwa tujuan utamanya bukan mencuri BOSS. Dia datang khusus untuk mengevaluasi kekuatan Lu Hanwen, berusia 14 tahun dari Blue Rain yang menarik perhatiannya setelah pertarungan sengit antara Liu Xiaobie dan Lu Hanwen.
Hasil evaluasi Wang Jiexi tentu tidak diketahui publik. Setelah Ahli Sihir Gelap itu muncul beberapa kali, siluetnya menghilang—hal ini melegakan para penjarah BOSS yang fokus, dan mereka melanjutkan menyambut minggu baru.
Di minggu kedua, pasar transfer dipenuhi pesan. Kabar kontrak seperti Lu Hanwen yang diklaim Blue Rain sebagai "transfer terpenting" pun cepat tenggelam oleh berita lain. Siapa yang tak bisa mengucapkan kata-kata formal? tanpa popularitas dan data analisis, siapa yang akan terus mengingatnya?
Meski tak ada transfer berlevel All-Star, banyak tim top melakukan penyesuaian anggota utama. Klub-klub besar jelas telah memulai persiapan untuk musim baru. Arah pembentukan tim bisa terlihat: apakah akan menjatuhkan dan membangun kembali, menambah pasukan secukupnya, atau mengubah drastis posisi tertentu yang tak memuaskan?
Tim Lun Hui, juara baru, termasuk yang tak melakukan gerakan selama dua minggu pertama jendela transfer. Wajar saja—tim juara tak perlu perubahan besar, dan anggota yang baru menang pun tak mungkin minta keluar. Dua minggu ini, Tim Lun Hui justru sibuk memanfaatkan momentum gelar juara untuk kegiatan komersial.
Zhou Zekai sekarang sudah berada di puncak hingga Tim Lun Hui pun tidak tahu lagi cara mempromosikannya. Popularitasnya yang seperti ini, hanya dengan mempertahankan agar tidak turun saja sudah merupakan kemenangan gemilang. Tim Lun Hui kini mulai mencoba mempromosikan citra wakil kapten mereka Jiang Botao. Dalam beberapa pengumuman, Lun Hui jelas ingin membentuk Jiang Botao sebagai citra master strategi generasi baru.
Secara objektif, pengumuman Lun Hui ini bukan tanpa dasar. Level strategi Jiang Botao memang cukup tinggi, sebenarnya dialah pemimpin taktis nyata Tim Lun Hui. Kehadirannya lah yang menyatukan Zhou Zekai dengan tim secara sempurna. Tapi menyebutnya sebagai master strategi hanya karena ini masih ditentang banyak orang. Banyak yang berpendapat Jiang Botao hanya memiliki kemampuan menyadari niat Zhou Zekai yang sangat tinggi, merupakan pemain dengan chemistry kuat bersama Zhou Zekai. Level strateginya baru bisa muncul karena dasar ini. Apalagi, kemenangan Lun Hui lebih banyak bergantung pada performa individual Zhou Zekai, banyak situasi yang sama sekali tidak diselesaikan dengan strategi tapi dengan terobosan keras yang dicari Zhou Zekai sendirian. Menyebut Jiang Botao sebagai master strategi sekarang masih terkesan berlebihan.
Lun Hui jelas sangat berpengalaman dalam mempromosikan pemain jenis ini. Mereka tidak langsung mengeluarkan pernyataan bombastis atau dukungan super. Lebih banyak menyampaikan maksud mereka dalam atmosfer bercanda. Ini adalah bentuk uji coba, untuk mengukur reaksi publik. Ketika melihat tren tidak menguntungkan, Jiang Botao membutuhkan lebih banyak bukti konkret, sehingga langsung menarik pernyataan. Ucapan sebelumnya dianggap seperti candaan yang hilang tertiup angin. Pada titik ini, kata-kata itu benar-benar menjadi batu loncatan. Jika suatu saat Jiang Botao benar-benar mencapai status dan posisi tersebut, bisa langsung diungkit: "Lihat, kan sudah kubilang!" Jika akhirnya Jiang Botao gagal, biarlah itu menjadi bahan tertawaan yang terkubur.
Taktik propaganda Lun Hui benar-benar cerdik.
Tapi aksi Lun Hui kurang mengandung gosip, sulit menjadi inti topik utama. Saat ini masih kalah dengan kabar transfer anggota utama mana pun.
Dua minggu berlalu. Pemain dan fans mulai menantikan aksi seru minggu baru. Seolah transfer pemain seperti BOSS liar yang menyegar setiap minggu.
Faktanya, transfer memang seperti BOSS - muncul secara acak. Tapi unit waktunya bukan per minggu, melainkan seluruh periode transfer.
Minggu pertama transfer tidak banyak, tapi ada nama besar seperti Xiao Shiqin, Lin Jingyan, dan Tang Hao.
Minggu kedua lebih banyak transfer, tapi di antara deretan nama tak ada satu pun yang berlevel All-Star.
Apa yang akan terjadi di minggu ketiga?
Semua menanti dengan harap.
Satu hari, dua hari, tiga hari...
Ikan kecil, ikan kecil, ikan kecil, selama tiga hari berturut-turut kabar transfer yang muncul hanyalah tentang ikan-ikan kecil.
Hingga hari keempat, saat senja menjelang malam, Ye Xiu dan kawan-kawannya sedang berkumpul makan di lantai satu. Tiba-tiba terdengar teriakan shock dari tamu warnet yang sedang memainkan Glory. Setelah diskusi singkat, seluruh warnet langsung seperti kuali meledak. Chen Guo buru-buru menanyakan kabar tersebut, lalu melempar mangkuknya dan berlari ke depan komputer sambil mengetik dengan cepat. Dia bahkan hampir-hampir ingin memindahkan layar komputernya untuk diperlihatkan ke semua orang.
Di senja hari keempat minggu ketiga jendela transfer, akhirnya muncul kabar transfer yang benar-benar menggemparkan - begitu dahsyat hingga melampaui semua perkiraan. Transfer kali ini kembali memecahkan rekor transaksi Glory dengan nilai mencapai 1,6 juta. Dan objek transfer kali ini bukan lagi seorang pemain, melainkan sebuah karakter.
Karakter andalan Tim Hundred Blossoms, ahli amunisi Hundred Blossoms Spectacle, dibeli oleh Tim Dominant Hero dengan harga 16 juta.
Hampir semua yang melihat kabar ini bingung harus berekspresi seperti apa.
Mengenai transfer ini, baik Tim Hundred Blossoms maupun Tim Dominant Hero sama-sama tidak mengeluarkan pernyataan resmi. Rekor baru ini muncul begitu saja di daftar transfer situs web resmi Liga Glory. Ketika pertama kali ditemukan dan di-drop, beberapa orang bahkan mengira ini hanyalah halusinasi, candaan, atau situs web resmi Glory yang terkena virus trojan.
Baru setelah wartawan langsung memverifikasi ke petugas resmi liga dan mengonfirmasi bahwa kabar ini bukan candaan atau virus, semua orang mulai percaya - sekaligus kebingungan.
Semua orang sama sekali tidak memahami tujuan di balik transfer ini.
Tim Hundred Flowers melepas karakter inti mereka. Meski harga rekor 16 juta cukup pantas untuk akun level dewa Hundred Blossoms Spectacle, tapi bagaimana masa depan Hundred Flowers setelah transfer ini? Orang pernah melihat tim yang dibangun ulang, tapi belum pernah melihat pembongkaran sepenuhnya seperti ini.
Pemain bintang terbesar dijual melalui transfer.
Karakter inti level dewa dijual.
Selanjutnya, apakah Tim Hundred Flowers juga berencana mengganti nama, seolah-olah mereka adalah tim baru?
Publik begitu terkejut sampai tidak tahu harus menggosipkan bagaimana tentang hal ini.
Sementara di sisi Dominant Hero, situasinya sama membingungkan.
Mereka merekrut Lin Jingyan, tapi tidak punya karakter Rogue di tim, lalu membangun dari nol. Sekarang mereka membeli Hundred Blossoms Spectacle yang juga kelas karakter asing bagi tim mereka, artinya tidak ada pemain yang ahli di sana. Apa maksudnya? Ingin pamer kedigjayaan finansial mereka yang legendaris, lalu karena kesal rekor transfer bukan milik Dominant Hero, jadi mencari target yang bisa memecahkan rekor?
Gila, kedua tim ini sudah gila!
Mayoritas komentar bernada seperti itu. Kedua tim gila, banyak orang yang melihat transfer ini jadi ikut gila, tidak bisa berpikir rasional tentang isi transfer karena logika tidak memberi kesimpulan apapun.
Hanya Ye Xiu yang langsung paham saat melihat kabar transfer ini.
"Si pemalas itu ternyata mau ke Dominant Hero!" kata Ye Xiu.
Chen Guo sebenarnya juga sudah sedikit memprediksi. Dia tidak asing dengan kasus Zhang Jiale, bahkan sempat berkhayal betapa hebatnya jika Shen ini bisa bergabung dengan tim mereka. Namun sayangnya, Zhang Jiale mengejar gelar juara. Dia ingin bergabung dengan tim yang memiliki prospek juara jelas. Sebuah tim yang masih bergulat di Tantangan Rookie, meski memiliki Shen seperti Ye Xiu sekalipun, sama sekali tidak menarik baginya.
Tujuannya sangat jelas, sehingga arah pergerakannya tidak sulit ditebak. Di Liga, tim yang berpotensi juara bisa dihitung jari. Ye Xiu yakin pilihannya berada di antara tim-tim ini, namun tidak bisa memastikan jawaban akhir. Pemain level Zhang Jiale tidak akan tergiur oleh kekuatan di atas kertas. Tim yang dia pilih bukan hanya harus memiliki kemampuan juara, tapi juga semangat juang yang membara dan rencana konkret menuju gelar.
Lantas bagaimana dengan Dominant Hero saat ini?
Merekrut Lin Jingyan, lalu merekrut Zhang Jiale, ditambah Han Wenqing yang sudah ada di tim...
Ini jelas bukan tim yang mengandalkan masa depan. Usia ketiga pria ini semakin berurutan, waktu mereka sudah sangat terbatas. Namun hasrat mereka akan gelar juara jauh melampaui pemahaman orang muda. Justru karena waktu dan kesempatan yang sedikit, mereka bisa membakar segalanya di akhir karir. Tidak ada lagi jalur mundur.
"Tim ini benar-benar..." Ye Xiu tak tahu harus berkomentar apa.
"Ini adalah tim yang sama sekali tidak kekurangan semangat juang dan keyakinan." Lin Jingyan yang belum pernah bermain di final kejuaraan, Zhang Jiale generasi kedua yang tiga kali masuk final namun mengalami tiga kali kegagalan, serta Han Wenqing yang tak pernah mengenal kata mundur. Kerinduan mereka akan gelar juara melampaui segalanya.
Tapi ini juga kerja sama yang sangat berani dan berisiko. Kombinasi baru ini tidak memiliki basis apapun untuk diikuti. Inti tim Dominant Hero benar-benar terpecah-pecah akibat transfer dua orang ini, tim ini seluruhnya berisi Shen pemain bintang andalan inti. Bagaimana cara menyatukan mereka, ini tampaknya menjadi masalah yang sangat besar.
Namun tiba-tiba, Ye Xiu teringat perubahan yang telah dilakukan Han Wenqing sejak musim lalu, dan menyadari bahwa Zhang Jiale sepertinya sudah memutuskan tujuan kembalinya bermain saat itu.
"Si tua-tua ini sudah merencanakan ini sejak lama ya?" gumam Ye Xiu.
