Di halaman Tantangan Rookie situs resmi Glory, jumlah tim yang mendaftar terus bergulir. Setelah mengirim pendaftaran Tim Xingxin, Chen Guo buru-buru kembali ke halaman utama, tapi hanya sempat melihat nama Tim Xingxin melintas sekejap di layar rolling.
“3647！” Chen Guo berteriak shock. Tepat saat dia baru masuk halaman web dan belum mendaftar, jumlah tim yang ikut Tantangan Rookie masih 3644 tim. Tapi selama proses input data anggota, sudah bertambah 3 tim lagi. Chen Guo sebelumnya tidak pernah memperhatikan Tantangan Rookie, apalagi masuk ke halaman pendaftaran di musim pendaftaran. Kabar tentang berapa tim yang ikut Tantangan Rookie di setiap musim baru biasanya dilaporkan di berita, tapi angka pastinya sama sekali tidak diingat.
“Bukan hal aneh.” Ye Xiu tersenyum, “Ini belum selesai, sekarang Agustus baru setengah jalan.”
Batasan pendaftaran Tantangan Rookie memang sangat rendah, syarat satu-satunya hanya 6 orang dengan 6 karakter level maksimal. Akibatnya, banyak sekali pemain yang mengajak beberapa teman untuk mengatur tim dan ikut bermain, tingkat skill-nya pun sangat beragam.
Setelah selesai mendaftar, Chen Guo masih mengamati halaman web ini beberapa saat, menyaksikan jumlah tim peserta yang otomatis melakukan penyegaran dan daftar bergulir yang terus berubah. Saat sedang berdecak kagum, tiba-tiba nama Tim Xingxin di jendela bergulir itu muncul lagi, membuat Chen Guo sangat bersemangat: “Lihat, itu kita!”
Dengan penuh kebanggaan, Chen Guo menarik Ye Xiu untuk melihat.
“Kamu yakin itu kita?” tanya Ye Xiu.
“Lalu siapa lagi?”
“Hehe, coba cari Tim Xingxin.” kata Ye Xiu.
Chen Guo tertegun sejenak, lalu mengetik nama Xingxin di kolom pencarian halaman tersebut. Halaman web merespons sangat cepat, langsung menampilkan hasil pencarian: lebih dari 40 tim yang menggunakan nama Xingxin.
“Ahem.” Ye Xiu mendekat dan melihat hasilnya, lalu sedikit batuk sebelum berkata: "Baru 45, lumayan baik, juga sedikit."
Chen Guo terdiam. Nama yang terduplikasi memang agak menyebalkan, tapi tak ada solusi. Nama Xingxin memang terlalu umum. Dia tak mengajukan paten, mana bisa melarang orang lain memakainya? Di Tantangan Rookie juga longgar, tidak membatasi nama ganda. Nama-nama klise pasti akan menumpuk begini.
"Sebanyak ini... mana yang kita?" tanya Chen Guo.
"Klik untuk lihat materi analisis detail..." kata Ye Xiu.
Chen Guo benar-benar bersabar. Satu per satu dia mengecek semuanya, akhirnya menemukan Xingxin mereka. Di dalamnya terlihat anggota tim. Tapi data orang asli tidak ditampilkan, yang muncul hanya ID dan kelas karakter. Informasi peserta baru akan diaudit secara resmi oleh Liga ketika Tantangan Rookie mencapai segmen akhir, saat persiapan offline dimulai, baru diumumkan secara resmi.
Chen Guo mengamati timnya, lalu membandingkan dengan yang lain. Seketika menurutku tim kami punya masa depan. Lihat Xingxin-Xingxin lain, semuanya tim 6 orang, terlihat dipaksakan. Beberapa bahkan tak punya Pastor atau Guardian. Ini adalah kelonggaran yang tak dimiliki tim profesional sekalipun. Tim seperti ini pasti hanya sekadar lewat saja.
"Jadwal pertandingan kapan keluar?" Chen Guo mengklik halaman penjadwalan, tapi diberitahu halaman belum ada info. Dia menoleh bertanya pada Ye Xiu.
“Harus menunggu sampai bulan ini selesai, setelah pendaftaran ditutup, baru akan diatur jadwal berdasarkan total tim. Nanti pakai data registrasi waktu mendaftar, login di sini bisa langsung lihat hari pertandingan dan lawan kita.” Ye Xiu berkata.
“Kalau mau tahu jadwal Jia Shi gimana?” Chen Guo bertanya.
“Tanya Mu Cheng.” Jawab Ye Xiu.
“……”
Chen Guo yang baru selesai mendaftar Tantangan Rookie masih bersemangat selama beberapa hari. Ternyata saat berkeliling warnet, dia mendapati pemain Glory di Warnet Xingxin juga ikut kompetisi, dan bukan cuma satu tim.
“Chen Jie, tim kami belum kepikiran nama, pinjam nama warnetmu ya, nggak masalah kan?” Hari ini, Xiao Ming—pemuda yang akrab dengan Chen Guo—ketemu bos warnet di depan kasir, langsung menyapa sambil tersenyum.
“Pakai saja, semua boleh!” Chen Guo antara ingin tertawa dan menangis, tak menyangka warnetnya jadi kontributor tabrakan nama tim.
“Chen Jie ada waktu gabung main di tim kami? Skillmu menurutku potensial.” Xiao Ming bercanda. Sebenarnya dia tahu sejak dulu ada yang mengajak bos ikut tim karbitan buat main-main di Tantangan Rookie, tapi selalu ditolak mentah-mentah.
“Nggak mau ikut kalian malu-maluin!”
"Ini kata-kata asli Chen Guo dulu." Di mata semua orang, sang bos warnet ini sangat fanatik menyukai Glory, dan sangat mengidolakan para Atlet profesional. Jelas dia menganggap partisipasi kucing berkaki tiga dari warnet mereka dalam Tantangan Rookie ini sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap lingkup profesional.
Tak disangka hari ini setelah Xiao Ming bercanda begini, Chen Guo malah tersenyum bangga padanya: "Tak perlu, aku sudah punya tim."
"Apa?" Mata Xiao Ming langsung membelalak: "Chen Jie sudah punya tim? Tim darimana?"
"Aku bentuk sendiri, tidak boleh?" kata Chen Guo.
Xiao Ming mengamati Chen Guo seperti melihat alien, baru akhirnya berkata: "Kenapa Chen Jie jadi sadar, bersiap memalukan diri sekali?"
"Cih, timku akan sama dengan kalian? Kami berniat berhasil masuk lingkup profesional," kata Chen Guo.
"Wahahahaha!!!" Mendengar ini, Xiao Ming tertegun sebentar lalu langsung tertawa terpingkal-pingkal sambil memegang perut, sama sekali tidak terlihat berpura-pura. Setelah lama tertawa, baru sadar ekspresi Chen Guo sangat tidak ramah, lalu perlahan membeku: "Chen Jie barusan bukan sedang bercanda?"
"Lucu ya?" Chen Guo menggeretak gigi.
"Chen Jie serius?" wajah Xiao Ming penuh keheranan.
"Tentu."
"Chen Jie lihat." Xiao Ming melambai ke arah pintu.
"Lihat apa?" Chen Guo bertanya bingung sambil melihat.
"Lihat sana." kata Xiao Ming.
"Sana kenapa?" Chen Guo tak mengerti.
"Lihat apa yang ada di sana?" kata Xiao Ming.
“Chen Guo melihat lagi dan lagi, akhirnya mengerti. Di sana ada apa? Di sana adalah gerbang Klub Jia Shi!”
“Kalau tahun-tahun sebelumnya, Kak Chen, aku mungkin cuma tertawa kecil. Tapi tahun ini, jangan salahkan aku tadi tertawa segitunya!” kata Xiao Ming.
“Huh, tunggu saja kejutan!” ujar Chen Guo.
Xiao Ming melihat sikap Chen Guo yang serius, rasa ingin tahunya langsung meledak: “Dari nada bicara Kak Chen, sepertinya punya keyakinan khusus ya?”
“Hmph!”
“Jujur saja! Sekalipun tim Dominant Hero yang punya empat bos besar ditarik ke sini, menghadapi Jia Shi mungkin tidak akan sepercaya diri ini.” kata Xiao Ming.
“Kamu salah. Tim yang berada di lapangan tanpa kepercayaan diri tidak akan punya masa depan.” Chen Guo mulai memberi pelajaran.
Xiao Ming kembali tertawa terbahak. Kalimat itu benar secara teori, tapi masalahnya, sebuah tim akar rumput dari warnet yang berantakan berani bicara soal kepercayaan diri melawan tim profesional Jia Shi dengan tiga pemain All-Star, bukankah ini omong kosong?
“Ngomong doang nggak seru, Kak Chen! Tim kami sebentar lagi sampai. Tim kalian mana? Ayo kita latihan bersama sekalian pemanasan, main pertandingan persahabatan!” usul Xiao Ming.
Chen Guo tertawa: “Latihan sama kalian? Bisa berkembang apa nggak tuh?”
“Ini jelas merendahkan, tapi mungkin juga karena sedang kesal.” Xiao Ming dan Chen Guo sudah akrab, dia tahu Bos Besar Chen bukan tipe orang yang sombong. Ucapan ini justru menunjukkan bahwa timnya mungkin benar-benar punya kemampuan. Xiao Ming semakin penasaran: “Mainkan saja, biar kami bisa belajar! Semakin Chen Jie bicara, semakin terasa timmu ini benar-benar hebat. Kalau benar level profesional, kami harus manfaatkan kesempatan ini. Kalau suatu hari kalian jadi Juara Liga, aku Xiao Ming bisa pamer: Tim kami dulu pernah latihan dengan sang juara!”
Xiao Ming jelas sedang merangkai kata-kata manis, bahkan dia sendiri tidak percaya. Chen Guo tahu ini semua omong kosong, tapi sebagai orang yang tahu latar belakang sebenarnya, mendengar kata-katanya terasa lucu juga. Setelah berpikir, dia menengok ke sekeliling: “Tim kalian ada di mana?”
“Itu di sana! Zona A baris keempat!” Xiao Ming menunjuk. Dia sudah hapal betul layout Warnet Xingxin seperti rumah sendiri.
“Oke, aku akan siapkan dulu.” Chen Guo mengangguk setuju.
“Sekarang langsung?” tanya Xiao Ming.
“Nanti aku DM kamu di game.” Chen Guo bergegas ke lantai dua. Mereka yang sering nongkrong di warnet dan main Glory pasti sudah saling tambah teman.
"Setelah naik ke ruang latihan lantai dua dan memberitahu semua orang, Ye Xiu juga merasa geli: 'Kamu mengatur pertandingan persahabatan itu seperti tidak membuang air subur ke ladang orang lain ya?'"
"Persahabatan apa? Cuma sekadar mengintimidasi mereka sedikit, biar mereka tahu tingkat keunggulan." Chen Guo juga bersikap besar.
"Bagaimana kemampuan bermain mereka?" Ye Xiu bertanya.
"Sehebat apapun mereka, di mata Anda kan tetap seperti sampah?" Chen Guo kesal. Pertanyaan Ye Xiu ini membuatnya tak bisa menjawab. Pemain sehebat apapun pasti dianggap remeh oleh Shen seperti Anda. Apa Anda sengaja merendahkan orang dengan pertanyaan ini?
"Sekarang juga tidak ada urusan, mari kita latihan praktis?" Ye Xiu meminta pendapat semua orang. Hari ini akhir pekan, BOSS liar sudah habis tercatat, tak ada tugas mendesak.
"Tidak mengganggu jadwal latihan kan?" Chen Guo juga bertanya.
Hasilnya semua setuju.
"Ini pertarungan perdana Tim kita!" Ye Xiu berkomentar haru.
"Kalau kukatakan harus menang, apa tidak berlebihan?" Chen Guo bertanya.
"Tidak, harus! Kalau sampai kalah, langsung bubarkan saja!" Ye Xiu berseloroh.
"Baik, aku panggil mereka!" Melihat persiapan sudah matang, Chen Guo segera login ke akun Zhu Yanxia untuk menyapa Xiao Ming dkk.
Pemain harus menggunakan Arena dalam game online untuk bertanding. Proses kembali ke kota utama dll menyita waktu cukup lama. Format pertandingan mengikuti standar lingkup profesional: single player, arena, dan pertandingan tim besar.
Lebih dari sepuluh menit kemudian, tiga bagian internal selesai. Hasilnya tentu tidak perlu diragukan lagi, Chen Guo merasa sangat senang. Saat dia bertanya pada Xiao Ming tentang perasaannya, terdengar suara Xiao Ming dari lantai dua: "Chen Jie, Chen Jie!!"
