Xiao Ming pergi, tidak ada lagi emosi yang meledak-ledak. Tapi suasana di ruang latihan cukup muram. Perkataan Ye Xiu, meski logis, tidak pantas diucapkan di tempat umum - ini merusak harmonisasi hubungan antara atlet profesional dengan fans! Di ruang pribadi mungkin tak masalah, tapi komposisi orang di ruang latihan ini kompleks, latar belakang masing-masing berbeda, pandangan pun beragam. Ucapan Ye Xiu ini ditangkap dengan emosi yang berbeda oleh tiap pendengar.
Chen Guo termasuk yang sedih. Sebagai mantan penggemar gila senior, hatinya yang rapuh seperti kaca ikut remuk seperti Xiao Ming. Sebenarnya di usianya sekarang, mana mungkin tidak paham bahwa janji manis klub maupun atlet profesional selama ini sebagian besar adalah teknik pemasaran. Kebenaran sebenarnya lebih condong ke perkataan Ye Xiu, tapi karena sudah lama jadi fans, muncul kebiasaan menghindari kebenaran dan menipu diri sendiri. Sekarang tiba-tiba ditusuk langsung oleh Ye Xiu, Chen Guo sampai ingin mengabaikan si pemalas ini.
Bagaimana dengan Qiao Yifan? Dia pernah jadi atlet profesional, sayangnya penggemar pun belum sempat didapat si orang biasa ini! Di tahapnya sekarang, punya satu fans saja sudah bisa bikin senang tak tidur semalaman. Ini membuatnya berkhayal tak terbatas tentang masa depan. Bagi dia, fans lebih tentang pengakuan - dia haus diperhatikan dan dihargai. Soal membalas dukungan fans? Kemampuannya belum sampai level itu!
“Dalam lingkaran ini, dia pernah mendengar banyak kisah inspiratif. Misalnya, ada seorang atlet profesional yang begitu terpuruk setelah mengalami kegagalan dan hambatan, namun bangkit kembali berkat dukungan dan dorongan fans. Atau contoh lain, seorang atlet profesional yang awalnya tidak mencolok seperti dirinya, bisa bertahan karena dukungan segelintir fans setia.”
“Kisah-kisah semacam ini sepertinya terjadi pada banyak orang. Tapi tidak dengan Qiao Yifan. Yang dia tahu, di masa paling sulit, yang memberinya kepercayaan diri dan motivasi untuk terus maju bukanlah fans, melainkan seorang atlet profesional senior. Yang diberikan Shen padanya bukanlah kata-kata penyemangat, melainkan bimbingan profesional.”
“Seperti apa ketekunan yang lahir dari dukungan fans? Qiao Yifan tidak pernah mengalaminya. Tapi dia paham, meski hanya beberapa kalimat, bimbingan dari Shen itu membuat karirnya terhindar dari banyak jalan memutar. Andai dulu dia tetap memaksakan assassin Micro Grass-nya tanpa bimbingan itu, di manakah dirinya sekarang? Pikiran Qiao Yifan melayang ke situ, sama sekali tidak merenungkan soal fans dan pemain.”
“Di sisi lain, An Wenyi yang duduk berseberangan justru menunjukkan kematangan dan rasionalitas yang melampaui usianya. Dialah yang pertama kali berbicara.”
“Kata-kata itu tidak perlu kau ucapkan.” An Wenyi berkata.
“Lalu dia menambahkan: “Sekalipun itu kebenaran.””
“Kalau dia tidak berkata jujur, mungkin akan mati ya?” Chen Guo yang kesal hatinya melontarkan komentar pedas, mengingat beberapa bulan hidup bersama dan tak terhitung kali dicekik oleh kejujuran Ye Xiu. Tapi dibandingkan ucapan-ucapannya yang menggemaskan sekaligus menyebalkan, kali ini dia menyampaikan kebenaran kejam yang membuat orang ingin lari. Eh si brengsek ini malah menelanjangi kebenaran berdarah-dadar di depan mata, memaksa kita menghadapinya. Kejam sekali.
“Betul,” Wei Chen ikut nimbrung, “Cuma satu penggemar, buat apa segitunya?”
“Kalian terlalu polos!” tiba-tiba Ye Xiu berseru, “Ucapanku tini bukan untuknya, tapi untuk kalian semua!”
“Hmm?” Semua orang tertegun.
“Saat kalian menjadi atlet profesional sejati, punya jutaan penggemar, melihat dukungan dan semangat mereka, tahu apa yang mereka sukai dan tidak sukai—apakah kalian akan terbawa arus?” tanya Ye Xiu.
“Ini... kok jadi filosofis gini?” Chen Guo terkejut. Dia tak menyangka obrolan dengan Ye Xiu bisa serumit ini. Dulu dia mengira Sang Dewa pasti penuh kebijaksanaan, tapi siapa sangka Ye Xiu malah nyemplung jadi admin warnetnya, merontokkan citra dewa dari langit ke bumi.
“Ini bukan hal sepele, ini sangat penting. Mengapa kita bertanding, setiap orang harus memikirkannya dengan jelas. Ini mungkin menentukan seperti apa jalan yang bisa kamu tempuh dan seberapa jauh kamu bisa melangkah.” Ye Xiu berkata, “Bermain untuk menyenangkan fans bukan tidak boleh, tapi sangat sulit memenangkan gelar dengan cara seperti ini. Apa yang disukai fans belum tentu benar. Cara bermain seperti apa yang tepat, ini harus kamu putuskan sendiri, karena kamulah pemain profesional.”
“Tidak salah.” Wei Chen tiba-tiba berbalik mendukung perkataan Ye Xiu dengan nada sangat serius: “Untuk kemenangan, gunakan saja metode yang menurutmu paling benar. Sama sekali tidak perlu mempertimbangkan hal-hal ini.”
“Memang begitu, tapi metode super tak tahu batas yang mengabaikan kemanusiaan demi kemenangan, kita tetap harus menggunakannya dengan hati-hati. Lagipula kita adalah manusia.” Ye Xiu berkata.
“Benar, gunakan dengan hati-hati. Baru saat terdesak kita boleh mengabaikan kemanusiaan, contohnya, demi tiga gelar juara liga.” Wei Chen berkata.
Semua orang memalingkan muka. Pembicaraan tadi awalnya cukup bagus, terutama poin yang disebutkan Ye Xiu, kalau dipikir-pikir lagi, itu adalah kebenaran. Sebagai pemain profesional, bagaimana bisa meraih prestasi sendiri jika mudah kehilangan jati diri, kehilangan gaya dan ciri khas? Tapi setelah Wei Chen ikut nimbrung, dua orang ini saling memprovokasi, topik pembicaraan langsung ngelantur tak karuan.
Keduanya kemudian sudah mulai saling menyerang dengan rekor pertempuran mereka dulu. Namun fakta hasil yang berdarah-darah membuat Wei Chen khususnya berada dalam posisi inferior. Saat hampir kehabisan kata-kata, Ye Xiu tiba-tiba mengalihkan topik: "Singkatnya, mengapa menjadi atlet profesional dan bertanding di pertandingan pro? Pertanyaan ini sederhana namun tidak sederhana."
"Cara mengembalikan topik seperti ini terlalu kaku!!!" Semua orang dalam hati berteriak, benar-benar tidak bisa menatap langsung. Namun hal-hal yang diucapkan Ye Xiu, orang yang bertekad sudah diam-diam mencatat. Masalah ini memang sederhana, tapi juga tidak sederhana! Saat ini semua sangat iri pada Baozi yang polos. Ketika semua merasa berat karena topik serius, si pemalas ini malah asyik bermain game kecil offline yang entah dari mana ditemukannya di komputer. Apakah dia mendengar atau memikirkan perkataan Ye Xiu, lebih baik tidak usah diteliti lebih dalam.
"Besok pada jam seperti ini, setiap orang menyerahkan esai pendek 800 kata yang mengulas mengapa menjadi atlet profesional." Ye Xiu akhirnya berbicara dengan sikap resmi.
Semua orang memandangnya dengan curiga, tidak tahu apakah ini serius atau cuma omong kosong lagi! Di sisi lain, Wei Chen sudah mulai berteriak lagi: "Lihat, metode tanpa batas bawah yang mengabaikan kemanusiaan mulai digunakan!"
"Memang agak terlalu rumit untuk orang buta huruf yang belum hafal semua karakter. Wajar kalau kau menganggap tidak ada batas bawah itu normal," Ye Xiu menjawab dengan tenang.
"Sial! Lao Fu kalau bisa mengetik 800 karakter berbeda di layar, kau berani makan monitornya?" teriak Wei Chen.
“Ketik saja, nanti lihat statistik jumlah kata.” Ye Xiu berkata.
“Cih, kau pikir Lao Fu akan terjebak tipuanmu ini?” Wei Chen menyeringai.
Saling ejek kembali dimulai, semua orang kembali berpaling, soal esai delapan ratus kata itu, lupakan saja, anggap tidak pernah mendengarnya.
Hari-hari terus berlalu. Reaksi agak emosional Xiao Ming saat itu membuat Chen Guo sedikit cemas. Ia sangat menyesali pertandingan yang diorganisirnya kala itu, sekaligus menyadari bahwa di area ini telah terbentuk tim yang hendak mengikuti Tantangan Rookie. Untuk pemain kasual seperti Xiao Ming tanpa target mulia, semua orang hanya tersenyum kecut, tapi jika benar ada yang bermaksud masuk lingkup profesional, mereka akan jadi antagonis utama! Ini adalah kandang Jia Shi, kerajaan Jia Shi. Pemain Glory yang hilir mudik di Warnet Xingxin, 90%-nya adalah fans Jia Shi, terutama fans fanatik seperti Xiao Ming yang jumlahnya sangat banyak.
Dirinya agak terlalu larut dalam kesenangan. Chen Guo juga tak lupa melakukan introspeksi, sekaligus menyadari bahwa tim mereka ini memang tidak cocok untuk terekspos begitu saja. Selama membuka warnet, Chen Guo sudah banyak bertemu pemain dan fans secara langsung, berbagai tipe orang bermulut manis tapi berhati licik. Jika benar-benar berkonfrontasi sengit dengan Jia Shi sampai level tertentu, tim elite seperti Jia Shi mungkin tak akan melakukan tindakan keterlaluan, tapi para fans sulit diprediksi. Demi memastikan kemenangan tim mereka, hal-hal memuakkan apa yang tak akan dilakukan fans terhadap pemain lawan? Kekuatan Chen Guo saat ini benar-benar tak cukup untuk melindungi semua anggota. Peran antagonis yang mereka mainkan ini sungguh berisiko tinggi!
Untungnya Xiao Ming sepertinya tidak menyebarkan kabar ini. Beberapa hari berikutnya situasi tetap tenang. Namun pelanggan setia yang sebelumnya hampir datang setiap hari, Xiao Ming, sejak hari itu tak pernah muncul lagi, termasuk beberapa teman dekat pemain yang sering bermain bersama dalam tim. Chen Guo tahu, kini posisinya sudah menjadi musuh yang berhadapan langsung dengan Jia Shi. Sebagai pendukung Jia Shi, mana mungkin Xiao Ming mau berselancar di sarang musuh?
Suatu hari saat Chen Guo pergi keluar, ia melewati Warnet Hongtai dan melihat Xiao Ming beserta teman-temannya keluar-masuk di sana. Chen Guo tahu, ia telah kehilangan pelanggan setia ini untuk selamanya.
Ini baru gelombang pertama. Menunggu sampai Tim Xingxin benar-benar muncul, mendapat perhatian luas, dan digosipkan, Chen Guo mungkin tidak bisa terus bersembunyi. Saat itu tiba, semua orang akan tahu bahwa tim warnet Xingxin ingin melawan Jia Shi. Bagaimana nasib bisnisnya? Akankah para fans bersatu melakukan boikot ke warnet Xingxin sehingga bisnisnya merosot tajam?
Belakangan sibuk hanya karena semangat, tapi sama sekali mengabaikan banyak masalah yang mengganggu! Kunjungan Xiao Ming kali ini membuat Chen Guo lebih sadar. Mereka sedang menantang langsung di wilayah kekuasaan Jia Shi! Orang bilang naga kuat tak bisa mengalahkan ular lokal, tapi mereka lebih hebat—langsung datang ke sarang naga untuk menekan. Tekanan menghadapi Jia Shi bukan hanya dari kekuatan tim mereka, tapi juga tekanan luar yang menakutkan. Sepertinya perlu perencanaan matang!
