Kecuali satu orang yang langsung pergi dengan geram, para ahli lainnya masih kesal atas kebodohan anggota tim mereka, saling mengacuhkan. Pemain yang mengundang mereka hanya saling pandang bingung. Chen Guo malah mendekat dengan ceria: "Dalam pertandingan, menang-kalah itu wajar. Mau main lagi?"
"Ngapain lagi? Pergi!" Ada lagi yang langsung kabur. Kesempatan untuk protes setelah pertandingan tadi direbut orang lain, meniru sekarang jadi tidak keren. Tidak ada ide bagus, tiba-tiba Chen Guo datang bicara. Langsung ada yang manfaatin situasi, langsung kabur setelah ngomong. Jalannya cepat sekali, kayak takut ada yang menghadang.
Chen Guo tentu takkan menghadang. Tapi pemain yang mengundangnya secara sopan harusnya menahan. Tapi kesopanan harus lihat situasi! Tamu biasa perlu ditahan, tapi sekarang tamu ini sedang terluka! Kalau ditahan, dikira sengaja mempermalukan!
Kepergiannya sekaligus meninggalkan alasan "sudah cukup", membuat yang lain lega menyambut alasan tersebut.
“Tidak main lagi? Kalau begitu, aku juga pulang.” Sambil bicara, satu orang lagi berdiri. Lima orang lainnya langsung berebutan mengikuti: “Ayo pergi.” Para ahli justru terlihat paling harmonis di momen ini.
Para ahli pergi dengan harmonis. Mereka yang sebelumnya memanggil para ahli dan bersikap sok jagoan dengan mengandalkan pengaruh orang lain, sekarang melihat situasi ini mana berani menonjol? Satu per satu diam seribu bahasa dengan malu, menunggu saat tidak ada yang memperhatikan untuk menghilang diam-diam!
Kekuatan Tim Xingxin kali ini benar-benar teruji. Delapan ahli yang setara dengan Xiaosa Ge ini mungkin kurang terkenal di lingkup Glory nasional, tapi di Kota H, terutama di kalangan warnet H, reputasi mereka cukup mentereng. Hasilnya? Datang dengan angkuhnya, pergi dengan muka tertunduk. Saat melawan Tim Xingxin, performa mereka juga tidak lebih baik dari pemain biasa – tetap kalah telak. Seberapa kuat sebenarnya Tim Xingxin? Sekarang semua orang mulai kesulitan memperkirakannya.
“Ada yang mau main beberapa ronde lagi?” tanya Chen Guo yang sedang bersemangat. Pemain yang datang berikutnya adalah tipe penasaran ingin mencoba, bukan golongan pencaci. Chen Guo tidak sadar, ekspresinya saat itu justru memberi sinyal ke banyak orang.
Jika dia sekarang menunjukkan ekspresi tidak peduli, mungkin Tim Xingxin akan terkesan sangat tidak terduga kedalamannya. Namun setelah mengalahkan beberapa ahli, dia jelas menunjukkan ekspresi yang sangat senang. Hal ini membuat level Tim Xingxin tak terhindarkan kembali diremehkan orang.
Poin ini benar-benar tidak terpikir oleh Chen Guo. Bergaul dengan Shen memang meningkatkan wawasannya, tapi dia bukanlah Shen sejati. Jika Ye Xiu yang mengalahkan lawan-lawannya, pasti tidak akan ada perasaan khusus. Tapi Chen Guo berbeda - mengalahkan orang-orang yang dulu dianggapnya sebagai ahli membuat hatinya sangat senang.
Setelah beberapa pemain yang terpecah-pecah mencoba tantangan dengan Tim Xingxin, hari ini pun berakhir. Warnet tetap gratis seperti biasa, tapi Ye Xiu dan kawan-kawan juga butuh istirahat. Chen Guo tentu tidak bisa 24 jam memantau di bawah. Kini dia naik menemui semua orang, dengan wajah berseri-seri menceritakan bagaimana delapan ahli top hari ini datang dengan angkuh tapi pulang dengan kecewa. Chen Guo yang setiap hari harus menjaga image di bawah memang sudah sangat tersiksa - hal seperti ini sama sekali tidak sesuai dengan sifat aslinya.
Dua hari berikutnya, Warnet Xingxin menjadi lebih sepi. Jumlah orang yang datang untuk internet gratis masih sama banyaknya. Namun, ejekan tentang Tim Xingxin yang dianggap nekat sudah jauh berkurang. Tentu saja, masih ada yang meragukan. Meski telah menunjukkan kinerja kuat beberapa hari ini, mengalahkan Jia Shi masih dianggap mustahil oleh para pemain. Bagaimanapun, kekuatan di atas kertas Jia Shi yang memiliki tiga pemain All-Star hanya kalah oleh Dominant Hero di antara tim profesional.
Hanya saja, tamu yang datang sekarang hanya bisa menyombongkan soal Jia Shi. Mereka tak berani membuat malu sendiri dengan menantang langsung. Soal mencari ahli... sebenarnya diam-diam sedang dicari, tapi tak ada yang berani mengumumkannya terang-terangan lagi.
Di jaringan, popularitas Xingxin mulai tersebar. Event gratis warnet tidak menarik perhatian netizen. Yang menjadi sorotan adalah Tim Xingxin yang seperti membuka arena selama seminggu, tapi belum mengalami kekalahan sama sekali. Ini menunjukkan bahwa kekuatan mereka benar-benar solid.
Tapi suara yang menyebut ini sebagai hype juga tidak sedikit. Tentu saja, pernyataan ini juga benar. Gimmick yang dibuat Chen Guo ini memang mengandung unsur hype. Lagi pula cepat atau lambat akan berhadapan dengan Jia Shi, lebih baik muncul sejak dini dan memainkan peran antagonis dari awal. Meski akan menghadapi cemoohan dan pandangan hina sepanjang jalan, Chen Guo percaya dengan perjalanan ini mereka pasti bisa menarik setidaknya beberapa pendukung. Jia Shi belum sehebat itu sampai bisa menguasai segalanya! Tidak semua orang di Kota H adalah fans Jia Shi. Keunggulan regional yang dimiliki Jia Shi, Xingxin juga memilikinya. Dengan memulai hype perhatian sejak awal dan membuat para pemain menyaksikan Xingxin melewati tantangan satu per satu, pasti akan mendapatkan dukungan beberapa orang. Hanya saja dalam latar belakang Tantangan Rookie yang akan menentukan siapa yang lebih unggul antara mereka dan Jia Shi, sangat sulit untuk merebut fans Jia Shi. Makanya Chen Guo mengambil keputusan tegas: terang-terangan menjadi lawan, tidak perlu merebut fans mereka, cukup dapatkan yang netral tersisa.
Berapa banyak fans seperti ini masih tersisa? Chen Guo tidak memiliki statistik yang ilmiah dan sistematis. Tapi mengingat dia pemilik warnet, interaksinya dengan pemain Glory jauh lebih banyak daripada orang biasa. Tidak semua pemain Glory di Kota H menyukai atau mendukung Jia Shi, itu yang dia yakini.
Sekarang dengan mengalahkan kelompok Xiaosage, popularitas Tim Xingxin di Kota H sudah menyebar. Di minggu baru ini, para pemain yang masih ingin mempermalukan Xingxin belum menemukan ahli, tapi sudah ada ahli yang datang sendiri.
Pemain-pemain yang datang sendiri ini, begitu menyebut ID mereka, pasti menarik perhatian pemain Glory di warnet. Sayangnya, hasil akhirnya selalu sama. Dalam duel 1v1, sampai sekarang belum ada yang bisa mengalahkan Tang Rou. Level kemampuan Tang Rou sudah melebihi pemain biasa sejak awal berkat bakat alaminya. Sekarang dengan tambahan pengalaman dan latihan sistematis, tanpa kesalahan pemula lagi, mengalahkannya sama sulitnya dengan mengalahkan atlet profesional. Atlet profesional mungkin bisa lengah karena tidak serius, tapi sifat Tang Rou yang selalu berjuang untuk jadi nomor satu membuat kekalahan mustahil—tidak ada alasan!
Para ahli datang bergelombang, levelnya semakin tinggi. Seperti Brother Xiaosa, memang punya reputasi, tapi itu hanya karena event-event yang diadakan organisasi warnet di Kota H dimana mereka meraih peringkat sehingga menjadi terkenal. Peringkat ini diakui di kalangan peserta event, tapi di luar lingkaran itu? "Siapa lo?"
Orang seperti Brother Xiaosa, jika ditempatkan di komunitas game online yang lebih luas, popularitas mereka bahkan kalah dari Destroying Immortality.
Destroying Immortality benar-benar membangun reputasinya sendiri dengan kemampuan murni di dunia game online. Bicara soal Pemulung, kalau tidak kenal Destroying Immortality, mungkin orang itu belum paham konsep memulung.
Karakter seperti Destroying Immortality yang bisa meraih ketenaran murni lewat kekuatan di game online, merekalah top player sejati di dunia Glory.
Ahli level ini tentu berada di level yang lebih tinggi dibandingkan Xiaosa Ge dkk. Ketidakmampuan Xiaosa Ge dkk mencapai level ini terbukti dari fakta jelas: Delapan Ahli mereka sama sekali tidak bereaksi terhadap nama-nama seperti Han Yanrou dan Baozi Invasion.
Memang popularitas karakter seperti Han Yanrou dan Baozi Invasion tidak bisa disamakan dengan Jun Moxiao. Tapi keterikatan mereka dengan Jun Moxiao justru merupakan rahasia yang diketahui kalangan elit di dunia game online Glory - yaitu guild klub yang merupakan lingkaran ahli papan atas.
Delapan Ahli belum mencapai level ini sehingga tidak tahu latar belakang kedua karakter tersebut. Namun seiring melambungnya popularitas Tim Xingxin di jaringan, level ahli yang datang menantang ke Kota H terus meningkat. Akhirnya, latar belakang Tim Xingxin terbongkar.
Yang pertama terungkap adalah di jaringan, ada yang menyebutkan Han Yanrou dan Baozi Invasion, yang berasal dari Area 10 dan selalu mengikuti karakter paling terkenal di dunia game online saat ini Jun Moxiao. Mereka adalah sosok kejam yang pernah membuat keonaran di Area 10. Begitu pesan ini muncul, Han Yanrou dan Baozi Invasion langsung diabaikan, sementara "backer kuat" di belakang mereka Jun Moxiao langsung disorot. Siapa Jun Moxiao itu? Diduga sebagai Ye Qiu! Isu ini sudah lama beredar, tapi tak ada yang punya bukti konkret atau pernyataan resmi dari pihak terkait. Jadi bagi yang mau percaya ya percaya, yang tidak ya tidak. Tapi yang tak terbantahkan, skill Jun Moxiao sangat kuat, luar biasa kuat! Mampu menyelesaikan misi tantangan Shen Zhi Lingyu di level 50 saja sudah cukup meyakinkan bagi para pemain game online!
Segera muncul juga ejekan dari pemain: Skill pemain Kota H biasa-biasa saja? Sudah lama menantang tapi tak bisa melewati anak buahnya saja, kapan bisa bertemu BOSS akhir?
Yang bersuara seperti ini tentu bukan fans Jia Shi. Mereka mungkin malah senang melihat Jia Shi tereliminasi! Sekarang melihat ada yang berani melawan Jia Shi, meski heran ada yang nekat seperti Xingxin, tetap saja mereka bersorak mendukung Tim Xingxin ini.
Pernyataan dukungan ini tentu bukan karena benar-benar menyukai Xingxin, tapi murni untuk memuakkan Jia Shi dan fans-fansnya!
Fans Jia Shi pun semakin marah. Untuk menantang Tim Xingxin, tidak harus pemain dari Kota H yang datang langsung! Lagipula pertandingan dilakukan online, kita yang tidak di Kota H juga bisa!
Jumlah pemain yang menantang Tim Xingxin semakin membengkak. Ada yang datang langsung, ada juga yang terus mencari di game setiap hari. Tapi semakin banyak pertarungan, hasilnya tetap satu kata: KALAH.
Jarak skill-nya terlalu jauh!
Dengan level skill dan semangat kompetitif Tang Rou saat ini, untuk bisa kalah dari pemain level game online biasa, mungkin harus mencabut kabel internetnya selama satu menit. Biarkan dia tetap berdiri gagah di lapangan, akhirnya malah memberi alasan bagi pemain anti-Jia Shi untuk menyerang: Katanya BOSS akhir, ternyata bahkan monster kecil di babak pertama saja tidak bisa dikalahkan! Pemain Jia Shi, kalian benar-benar pengecut!
