"Anak muda masih semangat ya!" Cui Li menyapa Qiu Fei dengan ramah. Tidak seperti Chen Yehui yang masih menyimpan sentimen pribadi terhadap Qiu Fei. Dari sudut pandangnya sebagai Manajer, pemain muda seperti Qiu Fei yang hanya fokus berlatih keras tanpa menimbulkan masalah atau menuntut apapun adalah aset berharga.
Tapi sebagai manajer profesional, kesan baik semata tidak cukup. Manajer tetap harus mempertimbangkan kekuatan keseluruhan tim. Dalam situasi Jia Shi saat ini yang memiliki bintang andalan muda seperti Sun Xiang, sulit bagi Qiu Fei untuk naik level. Jika hanya dijadikan cadangan, itu akan menyia-nyiakan bakat langka.
Meski sekarang Ye Qiu dianggap musuh bebuyutan, tak ada yang menyangkal kekuatannya. Pemain pilihan Ye Qiu dianggap layak melalui ujian. Prestasi Tim Jia Shi yang fluktuatif membuat tim profesional dipenuhi kegelisahan, bahkan banyak anggota kamp pelatihan yang merasa masa depan suram.
Setelah degradasi ini, tim profesional belum mengalami perubahan besar, namun di kamp pelatihan banyak orang sudah kabur seperti meninggalkan kapal yang tenggelam. Qiu Fei, di tengah lingkungan seperti ini, tidak hanya menjaga stabilitas mental tapi juga terus meningkatkan kekuatannya secara konsisten. Manajer mungkin tidak memantau setiap hari, namun kepala kamp pelatihan akan melaporkan kondisi mereka dalam rapat rutin mingguan. Nama Qiu Fei selalu menjadi yang paling sering disebut.
"Menurutku Qiu Fei sudah memenuhi syarat untuk menjadi atlet profesional," kata sang kepala sambil merekomendasikannya kepada Cui Li pada momen yang tepat.
Rekomendasi ini membuat Cui Li agak kesal. Kenapa harus diungkapkan sekarang di depan orang lain? Sekuat apa pun Qiu Fei, mana mungkin mengalahkan Sun Xiang? Apa dia tidak tahu kondisi klub Jia Shi saat ini? Meski Qiu Fei berbakat, dengan adanya atlet andalan Sun Xiang, mana ada posisi untuknya. Masak klub harus membuat strategi dua Battle Mage hanya untuk seorang pemain baru?
Menurut Cui Li, rekomendasi kepala kamp pelatihan ini sangat tidak tepat waktu. Bukan karena ada masalah dengan Qiu Fei, tapi realitanya posisi Qiu Fei memang canggung. Seharusnya kepala kamp paham situasi ini, tapi malah sengaja mengangkat isu ini hingga membuat malu.
Cui Li hanya mempertimbangkan dari sudut praktis, sementara Chen Yehui membawa dendam pribadi. Mendengar rekomendasi kepala, hatinya semakin tidak nyaman. Tentu saja dia tidak bisa langsung menjelek-jelekkan orang. Mengenai perbuatan Qiu Fei di Klub Jia Shi, sama sekali tidak ada cela yang bisa ditemukan. Metode yang digunakan Chen Yehui saat ini adalah taktik pengalihan perhatian. Saat kepala membicarakan rekrutmen ke tim profesional, dia malah membuka topik tentang maksud kedatangan mereka kali ini.
"Apakah Qiu Fei tahu tentang Ye Qiu?" tanya Chen Yehui.
Begitu nama itu disebut, sudut mata Qiu Fei berkedut. Ekspresinya yang selama ini stabil, seketika berubah sangat kompleks.
Bagaimana mungkin dia tidak mengenal nama Ye Qiu? Teknik Battle Mage-nya hampir seluruhnya diajarkan langsung oleh Ye Qiu. Kehormatan macam apa ini? Bisa membuat Kapten tim, bintang andalan tim, meluangkan waktu untuk membimbingnya secara pribadi.
Rasa iri dan benci yang mengelilingi Qiu Fei bukan hanya dari Chen Yehui. Dunia anak-anak pun tidak sepenuhnya polos. Insiden yang mencoba mempermalukan Qiu Fei juga sering terjadi.
Hanya saja di bidang lain masih bisa ditolerir. Ingin mempermalukan Qiu Fei di Glory? Itu terlalu sulit. Dia yang terbaik di kamp pelatihan, ini jelas-jelas fakta tak terbantahkan.
Hingga Ye Qiu pensiun dan diam-diam meninggalkan klub. Anak-anak kamp pelatihan baru mengetahui kabar ini ketika klub mengadakan konferensi pers. Pada konferensi tersebut juga diumumkan bergabungnya Sun Xiang yang akan mengoperasikan Yizhiyeqiu. Anak-anak kamp pelatihan tentu paham struktur tim dalam lingkup profesional. Apalagi situasi seperti ini, bahkan seorang fans pun bisa menganalisis dengan jelas.
Saat itu, semua mata tertuju pada Qiu Fei. Mereka tahu, anak emas kamp pelatihan ini tiba-tiba statusnya menjadi sangat canggung. Pandangan itu ada yang bernada senang melihat kesulitan orang, ada yang simpati, ada pula kasihan. Mereka yang berbahagia atas musibah ini berharap Qiu Fei akan jatuh terpuruk.
Namun yang tidak mereka duga, kejadian ini justru tidak menjatuhkan Qiu Fei, malah membuatnya semakin giat berlatih.
Bagaimanapun, statusnya telah berubah. Kapten tim tidak akan lagi sering-sering datang mengamati latihannya. Banyak desas-desus baru bermunculan di sekitar Qiu Fei. Ada yang mengejeknya bahwa latihan sekeras apapun tak ada gunanya, karena mana mungkin dia bisa mengalahkan Sun Xiang? Ada juga yang memfitnah, bahkan menyebut penurunan performa Ye Qiu ada hubungannya dengan terlalu banyak waktu yang dihabiskannya untuk melatih Qiu Fei.
Semua ini Qiu Fei telan dengan diam-diam. Pada periode ini, Jia Shi juga sedang dalam situasi kritis. Tim utama saja masih kewalahan menangani berbagai masalah, mana ada yang sempat memikirkan kondisi kamp pelatihan?
"Sejujurnya, setelah bertemu Qiu Fei, Cui Li langsung mendapat kesan baik tentangnya. Namun selama setengah tahun terakhir ini, ia sudah melupakan remaja itu. Baru sekarang saat berinteraksi, banyak pertanyaan tentang Qiu Fei muncul di pikirannya."
Cui Li mulai mempertimbangkan masalah menyeluruh. Sementara itu, Chen Yehui yang menjelaskan situasi saat ini: "Kamu pasti sudah tahu kabar terakhir ini kan?"
Qiu Fei menganggukkan kepala. Meski biasanya tidak tertarik dengan gosip, tapi masalah belakangan ini begitu viral dan sangat terkait dengan Jia Shi. Meski tidak mencari tahu, informasi tetap masuk ke telinganya - lebih sulit untuk tidak tahu daripada tahu.
"Kedatangan kami bukan urusan penting." Chen Yehui sengaja berkata demikian untuk meredam ekspektasi Qiu Fei, memberi tahu bahwa mereka tidak berminat merekrutnya ke tim profesional. Sayangnya Qiu Fei tidak menunjukkan ekspresi kecewa seperti yang diharapkan. Setelah jeda tiga detik, Chen Yehui melanjutkan: "Banyak tim pemain independen yang menantang Tim Xingxin tapi gagal. Sekarang kami akan merekrut orang dari kamp pelatihan. Qiu Fei, apakah kamu bersedia?"
Qiu Fei menggelengkan kepala tanpa berkomentar lebih lanjut.
"Baik, kamu masuk daftar. Ada rekomendasi orang lain?" tanya Chen Yehui kepada kepala bagian.
Rekomendasi kepala departemen untuk Qiu Fei, begitu saja dilangkahi oleh Chen Yehui. Ia hanya bisa menghela napas dalam-diam. Sebenarnya ia tidak kehilangan pertimbangan, tahu bahwa rekomendasi sebelumnya untuk Qiu Fei sudah membuat Cui Li agak kewalahan. Tak mungkin ia terus-terusan memaksa.
"Ada beberapa yang cukup bagus." Sang kepala ditemani oleh Cui Li dan Chen Yehui, dengan Qiu Fei di belakang, mulai memanggil satu per satu anggota di ruang latihan.
Mereka yang dipanggil langsung menunjukkan ekspresi gembira, bergegas mengerumuni dengan penuh antusiasme.
Tentu saja wajah kecewa langsung terlihat begitu mengetahui masalahnya.
Ditambah Qiu Fei, total ada enam orang yang direkomendasikan kepala - dua yang lebih senior dan empat lainnya sebaya Qiu Fei.
Setelah membawa keenamnya keluar dari kamp pelatihan, Cui Li berbincang singkat dengan mereka sebelum kembali ke kantornya. Chen Yehui-lah yang membawa keenamnya ke ruang kerja game online untuk pengaturan lebih lanjut.
Chen Yehui memutuskan tidak akan datang langsung untuk tantangan. Lagi pula yang ditemui cuma akun, buat apa repot-repot? Setibanya di ruang kerja, ia membagikan akun sesuai kelas masing-masing, lalu memperkuat mereka dengan perlengkapan dari gudang guild.
“Ada perlukah ini?” Li Rui, yang paling tua di antara enam orang itu. September nanti genap 20 tahun. Di usia segini baru debut, relatif telat dibanding banyak Atlet profesional Glory. Yang lebih disesalkan, sampai sekarang ia masih tak melihat secercah harapan. Dengan Jia Shi tereliminasi dari Liga, rasa putus asanya semakin menjadi-jadi. Jia Shi ikut Tantangan Rookie, pasti mudah sekali. Di kompetisi kayak gini, meski dia dipromosikan ke tim profesional, mungkin skill-nya tetap tak akan terlihat?
Li Rui memiliki semangat yang tinggi. Di kepalanya sering terbayang skenario heroik meroket terkenal dalam satu pertandingan. Sehari-hari di kamp pelatihan, ia kerang menggerutu nasibnya sial terperangkap dalam kekacauan Jia Shi. Katanya, kalau tidak begini, mungkin sudah direkrut ke tim profesional jadi Atlet profesional resmi.
Omongan Li Rui tidak sepenuhnya asal. Skill-nya memang cukup bagus. Bagi banyak orang, terkadang kekuatan sudah cukup, yang kurang hanya kesempatan. Sikap Li Rui sekarang persis begitu, menurutku dirinya cuma kurang peluang. Dan Jia Shi saat ini malah semakin tak bisa memberinya kesempatan. Si pemalas ini diam-diam sudah punya niat cari peluang di klub lain. Tapi hari ini tiba-tiba ketemu Cui Li dan Chen Yehui datang ke kamp pelatihan cari orang untuk pertandingan, sementara yang lain lesu, Li Rui justru matanya berbinar.
"Apa yang lebih mendapat perhatian di lingkup Glory belakangan ini selain hal ini? Tidakkah para pemalas itu menyadari bahwa mengalahkan Xingxin saat ini adalah kesempatan besar untuk bersinar?"
Apalagi Xingxin bukanlah tim kuat. Tim yang bertahan dengan setengah hati dari warnet ini memang cukup untuk mengintimidasi pemain biasa, tapi sekarang lawan mereka adalah calon atlet profesional lulusan kamp pelatihan klub profesional. Bukankah mengatasi tim seperti ini semudah membalikkan telapak tangan? Keindahannya terletak pada kelemahan lawan yang justru mendapat perhatian tinggi. Bukankah ini kesempatan emas?
Li Rui sebenarnya tidak ingin para pemalas itu menyadari peluang ini. Tapi dia juga khawatir mereka akan bersikap pasif dan akhirnya menjadi beban. Akhirnya dengan setengah memaksa, dia menarik telinga beberapa orang dan memberikan analisis.
Mendengar penjelasan itu, semangat mereka langsung berkobar. Perhatian publik adalah hal paling didambakan para trainee kamp pelatihan ini. Banyak di antara mereka sebenarnya punya kemampuan luar biasa, tapi tidak mendapat posisi di tim utama. Jika pindah ke klub lain, ketiadaan popularitas membuat mereka sulit diterima. Bagaimanapun, bakat mereka yang terpendam ini jelas bukan level dewa yang bisa langsung menarik perhatian. Kalau tidak, klub asal pasti sudah berusaha menjual mereka meski tidak digunakan.
"Mainkan dengan baik!" pesan Li Rui kepada setiap orang - kecuali Qiu Fei.
