“Apa yang kamu lihat?” Wei Chen menggerakkan kepalanya mendekat untuk melihat layar Ye Xiu, curiga kalau si pemalas ini sebenarnya tidak sedang menonton pertandingan. Kalau tidak, kenapa dia cuma terdiam? Skill kedua pemain ini memang sangat mengesankan di kalangan pemain biasa, tapi bagi dua senior level pro seperti mereka, tidak sampai membuat terkesima sampai terdiam!
Setelah mendekat dan melihat, ternyata Ye Xiu benar-benar sedang menyaksikan pertandingan itu.
Apa ini karena terkejut melihat situasi Tang Rou yang kurang baik? Wei Chen juga memperhatikan hal ini, bukankah mereka baru saja membicarakannya? Tiga lawan sebelumnya: lawan pertama jelas skill-nya tidak buruk, tapi performanya compang-camping; lawan kedua seimbang dengan Tang Rou, tapi dia tampil lebih stabil dan menang. Sedangkan pertandingan sekarang...
Wei Chen memalingkan kepala kembali ke layarnya sendiri sambil bergumam, "Tukang Sihir Bertarung ini, menurutmu apakah ganti pemain?"
Para pemain mengira ada pergantian pemain karena perbedaan mencolok antara dua ronde. Sebaliknya, ahli seperti Ye Xiu dan Wei Chen justru bisa melihat bahwa operator ronde pertama punya skill, sehingga Wei Chen sekarang agak ragu.
"Ganti," jawab Ye Xiu dengan tegas, "Ronde pertama dan kedua pemainnya sama, sekarang sudah ganti."
"Ini maksudnya apa sih?" Wei Chen bingung. Seberapapun pengalaman mereka, tanpa berada di posisi Li Rui, mana bisa menebak begitu banyak skenario rumit yang direncanakannya?
"Tidak tahu." Ye Xiu menggelengkan kepala, tapi tetap memantau pertandingan di depannya: "Tapi yang satu ini, mungkin aku kenal!"
"Kau kenal? Siapa itu?" Wei Chen langsung terkejut mendengar.
Di sisi lain, Chen Guo justru bersemangat. Dua orang berturut-turut yang bisa seimbang melawan Tang Rou, menurut Chen Guo ini sudah luar biasa hebat. Ketemu orang jago, kalau bisa direkrut, ini salah satu kemungkinan bonus dari acara yang dia buat. Sekarang benar-benar ketemu yang jago, lagipula kenalan Ye Xiu, benar-benar berjalan lancar!
"Siapa namanya, asal mana, umur berapa, kok kau bisa kenal?" Serentetan pertanyaan langsung dilontarkan Chen Guo.
Ye Xiu kembali menggelengkan kepala, tidak langsung menjawab, masih serius menonton pertandingan. Chen Guo tertegun, melihat sikap Ye Xiu, tampaknya si jago yang dikenalnya ini tidak akan semudah yang dia harapkan untuk direkrut.
Di lapangan, pertarungan sengit antara dua orang itu sudah mendekati akhir.
Kesempatan yang sama, skill yang sama, namun akhirnya Qiu Fei berhasil menghantam Han Yanrou dengan jurus "Naga Marah Menembus Hati". Kecepatan tangan Tang Rou yang meledak sesaat memang melebihi Qiu Fei, Han Yanrou mengeluarkan jurus lebih cepat. Namun kecepatan jurus meski menjadi kelebihan, tidak bisa menentukan segalanya. Jurus "Naga Marah Menembus Hati" Qiu Fei, meski lebih lambat sepersekian detik, memiliki sudut tusukan yang lebih licik dan akurat. Keahlian Qiu Fei yang lebih mumpuni terpampang nyata di momen ini. Meski jurusnya lambat, lintasan serangannya lebih efisien, akhirnya terlambat keluar namun lebih dulu mengenai.
Serangan ini langsung menjadi penentu kelebihan akhir. Qiu Fei tidak melakukan kesalahan, meski Tang Rou terus berusaha, tidak ada kesempatan untuk membalikkan keadaan. Han Yanrou akhirnya tumbang.
Glory!
Dua kata menyilaukan berkedip di layar. Pemain yang menyaksikan tertegun, beberapa detik kemudian baru bereaksi serentak. Pesan-pesan langsung membanjiri channel, terus-menerus memenuhi layar. Di detik ini, semua orang di Xingxin merasakan dengan jelas: Mereka benar-benar antagonis.
Yang bersorak sorai atas penampilan Qiu Fei hanya minoritas. Mayoritas komentar justru berisi ejekan dan cemochan ke Xingxin. Para Penonton sudah menanti-nanti hari ini terlalu lama, hampir putus asa karena merasa Xingxin mungkin hanya bisa dikalahkan oleh tingkat profesional. Banyak yang berdoa sambil mengutuk, berharap Xingxin langsung bertemu Jia Shi di babak pertama Tantangan Rookie agar muka para pemalas itu kebakaran jenggot.
Tapi rupanya mereka tak perlu menunggu sampai saat itu. Sekarang benar-benar ada orang yang muncul dan mengalahkan anggota Xingxin.
Para pemain sepenuhnya lupa bahwa dalam cabang olahraga seperti Glory, menang-kalah seharusnya hal yang normal. Tim dan pemain sekelas profesional pun tak punya tingkat kemenangan 100%. Kekalahan Han Yanrou sekali ini membuat para penonton seolah menganggap Xingxin takkan bisa bangkit lagi, seakan kekuatan Xingxin langsung hancur berantakan setelah satu kekalahan ini.
"Konten yang membanjiri layar sungguh spektakuler, dibandingkan omongan kosong, para ahli omong sampah di antara pemain benar-benar setara level pro." Tang Rou yang kalah bertanding mengangkat pandangan melihat semua orang, matanya penuh penyesalan. Tapi sekarang dia sudah bukan lagi pemula yang dulu begitu tidak terima kalah satu ronde dari Ye Xiu dan langsung ingin balas menang. Glory bukanlah game tanpa teknis seperti itu, kemenangan dan kekalahan harus ada alasannya. Kini Tang Rou sudah bisa membuat penilaian sendiri terhadap kekuatan lawan, terutama untuk Battle Mage yang sudah sangat dia kuasai, sehingga lebih mudah melihat metode lawan. Kuat atau tidak, terkadang tidak bisa dinilai hanya melalui beberapa pertandingan. Saat acara Weekend Bintang All-Star dulu, Tang Rou menarik-narik Du Ming dari Tim Lun Hui untuk bertarung, meski memang memenangkan beberapa pertandingan, tapi apakah itu membuktikan skillnya lebih tinggi dari Du Ming?
Prinsip ini tentu sudah dipahami Tang Rou sekarang. Jadi saat kalah sekali, dia tidak langsung ngotot seperti dulu. Meski hati masih sangat tidak rela, dia tetap mengakui: "Lawan hari ini juga cukup kuat."
"Benar." Ye Xiu mengangguk lalu berdiri, "Biar aku yang coba."
"Kamu?" Semua terkejut. Selama event ini berlangsung, Ye Xiu sama sekali belum pernah bertindak! Hal ini membuat para pemain yang mengejek Jia Shi menggunakan ini sebagai bahan olok: "Sudah lama sekali, kalian bahkan tidak bisa memaksa BOSS terkuat mereka keluar, masih mau mempermalukan orang?!"
Tapi sekarang, Ye Xiu justru mengambil inisiatif untuk bertindak.
“Menggunakan akunku?” Tang Rou melihat Ye Xiu berjalan mendekat ke arahnya, menebak tujuan gerakannya.
“Hmm, mereka tidak ganti orang ya?” Ye Xiu bertanya.
“Sepertinya tidak.” Tang Rou melirik ke lapangan, si Doumoshī masih berdiri di sana, juga tidak bicara, sepertinya sedang menunggu tim mereka ganti orang.
“Langsung mulai.” Ye Xiu sudah sampai di depannya sambil berkata. Tang Rou mengklik 'bersiap' lalu bangun memberi tempat pada Ye Xiu. Ye Xiu duduk, mengetik cepat: "Lagi satu ronde!"
Lawan tidak menjawab, hanya menyiapkan diri. Penonton melihat keduanya akan bertarung lagi, berbagai ejekan langsung menghantam Han Yanrou, sama sekali tidak menyisakan jalan mundur untuk diri mereka sendiri. Tak satupun yang memikirkan - bagaimana jika Han Yanrou menang lagi di ronde ini?
Saat ini yang paling menyebalkan pasti Li Rui.
Kesempatan yang sangat ia prioritaskan, ternyata direbut oleh Qiu Fei begitu saja. Nasib manusia, benarkah berbeda sedemikian rupa? Si pemalas ini dikagumi Ye Qiu, dianggap sebagai penerus Yizhiyeqiu. Hasilnya tim mengalami perubahan, Ye Qiu pergi, terjebak dalam situasi canggung. Tapi mengapa keberuntungan kembali memihaknya? Kesempatan emas ini, kenapa lagi-lagi jatuh ke tangannya?
Li Rui sama sekali lupa bahwa kesempatan di matanya sebenarnya sudah diberikan padanya, hanya saja ia sendiri gagal meraihnya. Saat ini hanya bisa iri pada kemenangan Qiu Fei.
Tapi seberapa besar pun kebenciannya, semua ini sudah menjadi kenyataan. Kesempatan paling menarik perhatian sudah direbut Qiu Fei. Dia hanya bisa tampil lebih menonjol dalam duel selanjutnya untuk merebut perhatian sebisanya. Tapi sebelumnya, haruskah ganti akun lagi? Performa dengan akun Jingyesi sudah cukup bagus. Kalau tidak ganti karakter, sulit baginya menciptakan efek "seolah-olah ganti pemain". Lebih aman kalau ganti akun lagi ya?
Li Rui masih sibuk berpikir, tapi di arena pertandingan, Han Yanrou sudah bersiap lagi sambil berkata, "Lagi satu ronde!"
Chen Yehui buru-buru menyela: "Jangan hiraukan mereka! Tunggu mereka ganti orang!"
Chen Yehui paham betul! Dalam pertarungan melawan Qiu Fei ini, skillnya mungkin lebih tinggi tapi terbatas. Mustahil bisa mengalahkan pemain biasa dengan sekali pukul. Jadi kalau bertanding lagi, belum tentu Qiu Fei bisa menang lagi.
Tujuan mereka adalah mempermalukan. Kalau seseorang ngotot main berkali-kali lalu menang sekali, itu tidak berarti. Tapi sekarang mereka hanya kalah dua kali lalu langsung menaklukkan Han Yanrou dengan bersih. Dari reaksi penonton, kemenangan ini diakui semua orang. Ini bukan kemenangan yang diabaikan setelah kalah 100 kali lalu menang sekali dalam kondisi tertekan.
“Nah, di sini Chen Yehui benar-benar merasa berterima kasih pada persiapan Li Rui. Untung di ronde pertama dia kalah telak menggunakan Battle Mage, sehingga saat Qiu Fei maju orang langsung berpikir ‘ganti orang’. Kalau di ronde pertama sudah seimbang, lalu Qiu Fei menang lagi begini, efeknya pasti tidak akan sekeren sekarang. Dua lawan yang seimbang, saling menang-kalah, siapa yang akan menganggap ini sebagai tamparan?”
“Sekarang tamparan sudah berhasil besar, tapi jika Qiu Fei kalah dari Han Yanrou nanti, efek tamparannya akan berkurang. Makanya begitu Chen Yehui lihat lawan bersiap, dia langsung berpikir ‘pasti mereka punya niat jahat’ dan buru-buru menyuruh Qiu Fei mengabaikan. Tapi Qiu Fei sudah menekan tombol siap. Pemilik ruangan adalah pihak Xingxin, jadi pertandingan langsung dimulai dengan cepat.”
“Ah!” Chen Yehui kesal sampai menepuk paha, “Kesempatan emas begini, kok Qiu Fei tidak punya otak ya?”
Chen Yehui agak menyesal, tapi saat ini masih harus mengandalkan Qiu Fei agar tidak kalah. Dia melepaskan rasa iri dan dengki yang selama ini dipendam, lalu berseru memberi semangat: “Semangat Qiu Fei!”
“Hmm.” Qiu Fei mengangguk, pertandingan sudah dimulai. Di seberang arena, bayangan Battle Mage Han Yanrou semakin jelas terlihat.
"Akan melakukan serangan mendadak lagi?" Qiu Fei tidak memiliki banyak pikiran seperti Li Rui, murni menebak gaya bertarung Han Yanrou dari sudut pandang pertandingan. Dalam tiga pertarungan sebelumnya, Han Yanrou selalu langsung melakukan serangan utama agresif di awal, Qiu Fei pun langsung waspada sejak awal.
Tapi kali ini, Han Yanro tidak bergerak, malah berbicara: "Apakah ini Qiu Fei?"
Ini... Suara ini membuat Qiu Fei tertegun sejenak.
Benarkah itu Ye Qiu? Apakah dia benar-benar di Xingxin? Apakah dia benar-benar membentuk tim untuk melawan Jia Shi di Tantangan Rookie?
