Qiu Fei yang tiba-tiba kabur membuat semua anggota Jia Shi bingung. Mereka saling pandang dengan bingung, tapi tidak ada yang peduli. Mengingat hubungan persaingan di antara anggota kamp pelatihan, mereka mungkin malah senang jika Qiu Fei tidak kembali.
Chen Yehui justru agak peduli dengan hal ini. Si pemalas ini jauh lebih cerdik daripada anak-anak kamp pelatihan. Beberapa kali emosi Qiu Fei yang bocor berhasil ditangkapnya. Sebagai lulusan kamp pelatihan, dia tahu ini pertandingan bimbingan, pastilah lawannya Ye Qiu.
“Fluktuasi emosi Qiu Fei dimulai tepat saat Ye Qiu naik ke panggung.”
“Orang lain mungkin tidak mendengar atau menganggapnya remeh, tapi Chen Yehui memperhatikan: Setelah Ye Qiu muncul, ada interaksi antara dia dengan Qiu Fei.”
“Terima kasih atas bimbingannya.”
“Nada dingin yang terasa menusuk itu sangat jelas didengar Chen Yehui. Dengan hubungan Qiu Fei dan Ye Qiu, nada bicara seperti ini jelas menunjukkan masalah. Qiu Fei, mungkin sudah berbalik arah terhadap Ye Qiu. Mengenai alasannya, tidak sulit ditebak. Bukankah akhir-akhir ini banyak yang kesal pada Ye Qiu? Sebagai orang yang sering berinteraksi dengannya, dampak kontroversi ini pasti lebih besar bagi Qiu Fei.”
“Dia membenci Ye Qiu.”
“Setelah menyimpulkan ini, Chen Yehui tiba-tiba merasa simpati pada Qiu Fei. Dia bahkan ingin mengajak Qiu Fei menggosipkan keburukan Ye Qiu bersama.”
“Di arena pertandingan, Baozi Invasion yang baru muncul justru memenangkan satu ronde. Pemuda dari kamp pelatihan yang dihancurkan oleh Bata itu wajahnya memerah, tak percaya dengan apa yang terjadi.”
“Pemuda itu bernama Bai Shengxian, semua memanggilnya Xiaobai. Tapi setelah beberapa kali duel dengan Baozi Invasion di panggung, dia merasa lawannya inilah Xiaobai sejati. Sambil tertawa, dia menoleh ke rekan-rekannya: "Lihat aku menghajar pemula ini."”
Ya, saat itu menurutnya lawan ini sangat lemah, pola serangannya begitu dangkal, begitu tidak berbobot. Hanya operasionalnya yang cepat, untuk level pro, bukankah barang seperti ini sama seperti pemula? Bai Shengxian sangat percaya diri, merasa bisa menumbangkannya dalam hitungan menit.
Omong besar sudah keluar, tapi hasilnya setelah bertarung lebih lanjut, ternyata tidak seperti yang dia bayangkan.
Baozi Invasion ini, bertarung dengan cara yang dangkal, tidak berbobot, dan sangat kekanak-kanakan.
Tapi... kedangkalan, ketiadaan bobot, dan kekanak-kanakan pun harus ada batasnya kan? Belum pernah melihat yang sedangkal, setidak berbobot, dan seekstrim ini!
Lawan yang dianggap remeh oleh Bai Shengxian terus menerus memberikan kejutan, strategi kacadangan yang sama sekali tidak sesuai dengan pola Rogue mana pun yang dia ketahui. Pemain dari jalur non-formal memang banyak, tapi belum pernah melihat yang seekstrim ini, ini benar-benar kacau!
Akhirnya, di bawah hantaman Bata, karakter Bai Shengxian tumbang.
Dia jatuh dengan penuh kekecewaan, jatuh dengan kemarahan, ingin berteriak ke lawannya: "Glory bukan dimainkan seperti ini!"
Ya, ini suara hati Bai Shengxian, dalam pengetahuannya tentang Glory tidak ada strategi seperti ini, ini benar-benar asal-asalan!
Tapi justru pola kacau ini berhasil mengalahkannya, dia tidak terima! Ini kasus klasik "guru tumbang oleh pukulan acak", dirinya tidak waspada akan kekacauan seperti ini, Lagi! Bisakah kamu menang kali lain?
Pertandingan yang katanya harus mengikuti format standar, sejak awal sudah tidak mengikuti aturan. Kali ini Bai Shengxian juga tidak mematuhinya. Dengan penuh amarah, dia tampil sekali lagi untuk membalas dendam, menebus aib, dan memberitahu lawannya: Glory tidak dimainkan seperti ini, Glory tidak sesederhana itu.
Benar, Glory tidak sesederhana itu.
Saat karakternya Bai Shengxian kembali tersungkur di tanah, yang akhirnya menyadari hal ini justru dirinya sendiri.
Dia mengira sudah memahami lawannya, mengira bisa memenangkan satu ronde dengan mudah. Tapi hasilnya, yang terjengkang di tanah tetap dirinya.
Lawannya masih bertindak sembarangan, tetap tidak bisa ditebak. Kadang terlihat profesional, kadang konyol tak terduga, kadang benar-benar di luar dugaan. Bagaimana melawan musuh seperti ini? Semua pengalaman EXP menjadi sia-sia, semua pertimbangan meleset. Padahal ini cuma duel 1v1, tapi Bai Shengxian merasa seperti dalam pertempuran kacau, tiba-tiba braak-braak dua kali, "Sialan, kena tembak!"
Keinginan Bai Shengxian untuk menebus aib masih membara, tapi dia mulai takut. Takut aibnya malah berlipat ganda.
Sementara anggota tim lainnya dengan serius menganalisis Baozi Invasion ini, tidak ada yang berani bertindak gegabah. Bahkan Li Rui tidak berani. Kelakuan aneh si pemalas ini benar-benar di luar imajinasi para ahli Glory mereka.
Mereka saling pandang, tak satu pun maju.
Akhirnya kecanggungan karena melanggar aturan itu pun terpampang nyata.
"Kalau ini mengikuti aturan yang benar, bukankah Baozi Invasion seharusnya turun setelah menang? Tapi sekarang semua aturan diabaikan, lawan yang menang tetap bertahan. Bagaimana kita menjelaskan ini? Apa harus bilang: kami takut melawanmu, ganti orang saja."
Kalau pernyataan seperti itu keluar, meski menang pun tidak akan menyelamatkan harga diri.
Apalagi bicara soal standar aturan, jelas tidak tepat karena kitalah yang pertama melanggar aturan!
Memikirkan ini, Chen Yehui melirik Li Rui dengan kesal.
Untungnya pertandingan ini tidak menggunakan identitas resmi. Menang memang memuaskan, kalah tinggal menghilang diam-diam. Lagipula sudah berkali-kali dihajar Ye Qiu, kegagalan kecil ini masih bisa ditanggung.
"Kenapa? Tidak ada yang berani maju?" Chen Yehui terpaksa memprovokasi para pemalas ini. Dia tahu mereka takut pada gaya bertarung Baozi Invasion yang tidak terduga, ragu-ragu untuk bertindak.
Tapi apakah keraguan boleh menjadi alasan untuk menolak bertanding?
Chen Yehui semakin geram. Andai saja statusnya memungkinkan, dia ingin menghajar mereka. Sekarang dia malah merindukan Qiu Fei. Qiu Fei pasti tidak akan mundur karena lawan siapa pun. Kalian ini, jika Ye Qiu yang berdiri di sana, apa langsung menyerah tanpa bertarung?
Taktik provokasi Chen Yehui memang efektif. Begitu kata-katanya keluar, para remaja itu meski tahu itu cuma pancingan, tetap merasa malu. Li Rui yang paling angkuh akhirnya maju.
"Kasih aku kartu akun lagi, aku yang coba." kata Li Rui.
Dasar, bertarung nggak bisa menang, cuma tahu ganti-ganti akun. Berapa banyak Battle Mage yang harus kuhabiskan buatmu? Chen Yehui menggerutu dalam hati, tapi hanya berkata: "Kartu akun juga tinggal sedikit, jangan boros-boros!"
Nada mengejeknya jelas terasa. Li Rui paham tapi tak bisa marah. Sebagai pemain kamp pelatihan, wajar jika ketua guild tak menganggapnya penting. Justru Li Rui yang tak berani menyinggungnya. Meski kepala departemen guild ini tak bisa menentukan nasibnya sebagai trainee, tapi beberapa komentar negatif dari dia bisa sangat merugikan. Lagipula dia termasuk petinggi klub.
Ejekan Chen Yehui ditelan mentah-mentah oleh Li Rui. Setelah menerima kartu Battle Mage lain, dia langsung masuk ke permainan.
Skill Li Rui memang lebih baik dari yang lain. Meski gaya bertarung Baozi kacau dan tak lazim, tapi tak sampai tak terkalahkan. Setelah pertempuran kacau, akhirnya Li Rui berhasil mengalahkan Baozi. Li Rui menghela lega. Meski menang, kemenangan ini tidak mudah. Kalau harus main sekali lagi, belum tentu bisa menang.
Ternyata permintaan "sekali lagi" benar-benar terwujud. Baozi Invasion kalah, tapi sepertinya tidak berniat turun dari arena, masih tetap berdiri di posisinya.
Li Rui melihat ketiadaan aturan ini memang tidak bisa dibiarkan. Setiap orang bertarung-kalah-kembali-bertarung, hasil menang-kalah yang berulang sulit menonjolkan diri sendiri. Lagipula dengan cara berantakan seperti ini, tujuan untuk mempermalukan lawan pun tidak tercapai!
Tapi bagaimana harus menyampaikan ini? Kalau bilang yang kalah tidak boleh naik lagi, bukankah dirinya sendiri juga akan dihajar? Dia sendiri kan juga kalah lalu naik lagi!
Baru saja Li Rui mulai menganalisis, tiba-tiba tersadar! Dirinya sudah ganti identitas, bukan lagi si pecundang yang turun tadi. Sekarang ini karakter baru, harusnya tidak perlu takut!
Setelah memahami ini, Li Rui langsung mengirim pesan dengan lega: "Bertarung terus begini nggak ada habisnya! Yang kalah turun saja ya?"
Dalam hati Li Rui sedang menghitung. Saat ini mode pertandingan single player, kalau harus 1 lawan banyak, situasinya jauh lebih mudah dibanding di arena pertandingan. Di arena, HP pemenang tidak diisi ulang setelah tiap ronde, tidak seperti sekarang. Manfaatkan ketiadaan aturan ini, adakan arena single player seperti ini, kalahkan lebih banyak lawan, pasti bisa menarik perhatian!
Melihat Baozi Invasion benar-benar menarik diri, Li Rui bersukacita! Han Yanrou dan Baozi Invasion, dua karakter yang terlihat cukup kuat ini, sulit dijamin bisa menang melawan mereka. Sekarang akhirnya keduanya turun. Tim Xingxin masih punya siapa lagi? Masih ada ahli sehebat itu? Jangan-jangan Ye Qiu yang muncul?
Li Rui sedang gelisah, di sisi lawan kursi pertempuran sudah diisi seseorang, Yingfeng Buzhen, ternyata seorang Warlock.
Yingfeng Buzhen sebelumnya jarang tampil, reputasinya jauh di bawah Han Yanrou, bukan Battle Mage, Li Rui langsung tenang. Pertandingan dimulai, seketika, Li Rui mengadukan nasibnya.
Kalah!
Aku kalah lagi!
Hanya kurang sedikit! Hampir saja menang, hari ini nasibku benar-benar sial.
Li Rui tak mau melewatkan kesempatan ini, dengan muka tebal dia mendatangi Chen Yehui lagi: "Kasih aku kartu..."
Keempat kalinya...
Li Rui sudah ganti identitas empat kali, tak cuma Chen Yehui, bahkan teman-teman se-kamp pelatihan pun mulai merasa malu untuknya.
Tapi Chen Yehui tetap tak menolak, Li Rui dengan akun baru maju lagi, hasilnya, kalah tipis lagi.
"Gila!" Li Rui marah, menoleh ke Chen Yehui. Kali ini Chen Yehui lebih perhatian, langsung melemparnya akun lain.
Maju lagi, kalah lagi, selisihnya tetap sama.
Li Rui mulai bingung. Tiga kali berturut-tutur kalah tipis, kalau masih bilang ini nasib sial, agak dipaksakan! Masa setiap kali nasibnya sama?
"Si pemalas ini aneh, kasih aku kartu lagi untuk uji coba." Akhirnya Li Rui punya alasan yang masuk akal.
Akun Battle Mage keenam, Li Rui sudah mulai memperhatikan secara sadar. Kali ini dia masih kalah, masih kalah sedikit, dan dia juga sadar. Sedikit ini tidak berarti bisa dilewati dengan usaha lebih atau nasib baik - ini adalah kontrol sengaja dari lawan untuk mempermainkan dan memuakkan dirinya.
Sedikit yang benar-benar tidak tahu batas ini!
Guang!
Li Rui juga bangun, langsung berbalik pergi. Dengan rasa malu dan marah, dia benar-benar tidak bisa bertahan duduk lagi.
