Li Rui juga kabur.
Chen Yehui sudah memanggil enam pemain dari kamp pelatihan, tapi sekarang dua sudah kabur. Bahkan tim lima orang untuk pertandingan tim saja tidak bisa dikumpulkan.
Tapi apa perlunya melanjutkan sampai tahap itu?
Menurut Chen Yehui sudah tidak perlu. Enam orang ini sudah termasuk yang terbaik di kamp pelatihan Jia Shi. Jika harus membentuk tim enam orang dari kamp pelatihan untuk mewakili Jia Shi, mungkin hanya mereka inilah pilihannya.
Enam orang ini sama sekali tidak menunjukkan kelebihan jelas saat menghadapi Tim Xingxin.
Tidak, ungkapan itu masih terlalu sopan. Bukan tanpa kelebihan - mereka jelas-jelas dalam posisi kurang menguntungkan. Qiu Fei tampil cukup solid, mengalahkan Han Yanrou yang sedang bersinar, tapi sayangnya langsung membangunkan Ye Qiu yang kekuatannya jauh melampaui kemampuan mereka.
Tapi selain itu?
Li Rui, yang merasa dirinya luar biasa dan menganggap dirinya hebat, telah mengganti enam akun secara bergiliran. Hal ini bisa dijadikan bahan tertawaan. Hasilnya, setelah berputar-putar, dia hanya menang satu kali melawan Baozi Invasion, lalu dihina habis-habisan oleh warlock bernama Yingfeng Buzhen.
Dari empat lainnya, Bai Shengxian sempat turun ke lapangan tapi juga jadi bahan tertawaan. Dia mengira bisa mengintimidasi pemula, malah dikalahkan dua kali berturut-turut oleh "pemula" itu sendiri sampai tidak berani bertanding lagi.
Performa ketiga orang ini sudah cukup membuktikan skill kelompok mereka saat melawan Xingxin. Chen Yehui rasa tidak ada gunanya tiga orang sisanya turun. Semakin banyak bertanding, semakin banyak kalah. Meski kadang menang beberapa ronde, selisih kemenangan yang besar ini tetap memalukan untuk dikatakan sedang memukul muka!
Kalau bukan untuk memukul muka, apa lagi arti kompetisi ini?
Li Rui pergi tanpa dihalangi Chen Yehui. Empat orang tersisa saling pandang, melihat Yingfeng Buzhen yang masih berdiri di posisi pertandingan. Lubang yang digali Li Rui untuk bersinar ini malah menjebak mereka. Kekuatan orang ini jelas lebih tinggi dari Han Yanrou dan Baozi Invasion. Li Rui saja jadi bulan-bulanan, apalagi mereka? Untuk apa antri giliran hanya untuk dihina? Bukankah hari ini tujuannya untuk memukul muka? Jika tahu gagal, haruskah wajah kita sendiri yang ditempelkan untuk dipukul?
Keempat orang itu diam, Chen Yehui juga diam. Yingfeng Buzhen di lapangan sudah mulai bertanya-tanya, tiba-tiba pintu kamar terdorong terbuka—ternyata Qiu Fei kembali.
Wajah Qiu Fei jelas-jelas terpancar kekecewaan.
Dia pergi ke Warnet Xingxin, berputar-putar beberapa kali, hampir setiap tamu di depan komputer diperiksanya satu per satu, tetap saja tidak menemukan yang dicari.
Tentu saja dia tidak bisa menemukannya.
Ye Xiu dan yang lain sudah pindah ke tempat sewaan, Chen Guo sekarang juga bersama mereka. Di Warnet Xingxin, seiring Tim Xingxin yang berjuang keras hingga mencapai posisi saat ini, sudah tidak ada lagi orang yang ingin dipermalukan datang ke sini. Sekarang yang datang ke Xingxin kebanyakan ingin menikmati internet gratis. Xingxin juga sudah memenuhi janji memberikan layanan gratis hingga musim baru. Dengan keadaan tenang seperti ini, Chen Guo tentu tidak perlu terlalu mengawasi. Dia lebih suka bermain game bersama para pemain itu.
Qiu Fei pulang dengan tangan hampa karena tidak menemukan orang yang dicari. Dia juga tidak punya kontak Ye Qiu. Dulu mereka semua di klub, mudah bertemu, siapa yang mengira akan ada hari seperti ini?
Pasti akan ada kesempatan.
Setelah kembali, Qiu Fei tidak menyapa siapa pun, hanya duduk diam-diam kembali ke posisinya yang sebelumnya. Komputernya tidak disentuh siapa-siapa, layar masih membeku pada adegan terakhir pertarungannya melawan Han Yanrou. Avatar Dǒu Mó Shī-nya tergeletak di tanah, sementara Han Yanrou berdiri di sampingnya. Meski karakter perempuan ini sangat berbeda dengan Yizhiyeqiu, aura keperkasaannya tetap sama, persis seperti sosok yang selalu dikaguminya.
Setiap karakter sebenarnya memuat spirit sang operator! Mengidentifikasi operator melalui ini bahkan lebih akurat daripada melihat kebiasaan operasional!
Tiba-tiba Qiu Fei teringat perkataan mantan kaptennya dulu yang terdengar mistis, tapi tetap dipercayainya. Kini, di depan matanya berdiri karakter yang sama sekali berbeda, tak bergerak sedikit pun, namun membuatnya yakin: itu adalah sang kapten, sang Dewa Perang, Yizhiyeqiu.
Dia selalu ada di sana, tak pernah pergi, tak pernah berubah.
Untuk Glory, sang kapten tetap hanya mempedulikan hasil pertarungan. Sedangkan untuk Qiu Fei, tetap memberikan bimbingan penuh semangat. Bahkan dalam situasi dan pertemuan tak terduga ini, tetap menggunakan pertandingan instruksional untuk membimbingnya.
Keraguan di hati Qiu Fei langsung sirna. Tak perlu lagi menemui orangnya untuk konfirmasi, karena sang kapten telah menjelaskan segalanya melalui pertandingan ini. Spirit operator memang bisa disalurkan melalui karakter!
Qiu Fei mulai bersemangat, bahkan senyum muncul di wajahnya. Dia melirik ke sekeliling dan menyadari semua orang sedang menatapnya. Dia tahu tindakannya yang terburu-buru berlarian pasti membuat orang lain bingung. Namun setelah menyapu pandangan sekilas, dia tidak melihat Li Rui.
"Li Rui mana?" tanya Qiu Fei.
"Sudah pergi," jawab seseorang.
"Sudah pergi?" Qiu Fei tampak bingung.
"Baiklah, untuk hari ini kita cukupkan sampai di sini!" Chen Yehui kini angkat bicara. Meskipun Qiu Fei sudah kembali, tantangan hari ini sudah tidak perlu dilanjutkan. Sudah terlalu banyak kekalahan, bagaimana bisa melanjutkan? Tidak mungkin terus-terusan ganti identitas kan? Li Rui saja sudah menggunakan enam Battle Mage secara bergantian, apa semua orang dianggap bodoh? Meskipun kalian fans Jia Shi dan proporsi pemain Battle Mage memang lebih besar, tapi tiba-tiba bisa mengumpulkan banyak Battle Mage sekaligus untuk merusak kehormatan kami - sebelumnya tidak pernah ada kebetulan seperti ini kan?
"Kalau begitu kami permisi dulu." Bai Shengxian juga tidak bisa bertahan lebih lama. Mendengar pernyataan Chen Yehui, dia langsung berdiri dan pamit untuk pergi. Tampak dipermalukan, awalnya menganggap lawan sebagai pemula, tapi malah kalah dua kali berturut-turut membuatnya tidak bisa tenang.
“Tiga orang lainnya yang sama sekali tidak bertindak sebelumnya juga tidak merasa menyesal. Kalau mereka benar-benar maju, mungkin akan memalukan seperti Li Rui dan Bai Shengxian. Insiden memalukan seperti ini jika tersebar di klub, mungkin akan berpengaruh pada prospek cerah mereka!” Ketiga orang ini berpamitan lalu pergi. Qiu Fei tentu juga tidak perlu terus tinggal, dia hanya ingin menyimpan rekaman pertandingan tadi, segera melakukan operasional di komputer.
Chen Yehui saat ini sudah menganggap Qiu Fei sebagai sekutu anti-Ye Qiu sepertinya. Ia mendekati Qiu Fei yang sedang mengunggah berkas rekaman ke cloud sambil berkata, “Xiao Qiu tidak buruk.”
Qiu Fei menoleh sambil tersenyum. Dia bukan Mo Fan, dia akan merespons baik kebaikan orang lain. Tidak seperti Mo Fan yang selalu bermuka datar seperti mayat.
“Apa perlu aku ambilkan flashdisk?” Chen Yehui berpura-pura akan mengobrak-abrik lemari.
“Tidak perlu, Progress pengunggahan sudah 36.8%,” jawab Qiu Fei.
“Xiao Qiu tidak buruk.” Chen Yehui mengangguk mengulang perkataannya, “Kapanpun tidak lupa meningkatkan diri!”
“Sudah seharusnya,” kata Qiu Fei.
“Pertandingan tadi, lawanmu adalah Ye Qiu ya?” tanya Chen Yehui.
“Hmm.” Qiu Fei mengangguk, pandangan masih tertuju pada Progress pengunggahan di layar: 36.8%.
“Si pemalas ini sembunyi-sembunyi, entah sedang merencanakan apa,” kata Chen Yehui.
Qiu Fei menoleh, ekspresinya mulai berubah.
Chen Yehui mengira Qiu Fei menemukan teman sejiwa, lanjut berkata: "Bertanding ya bertanding, sengaja menjadikannya pertandingan instruksional, maksudnya apa? Menghina orang?"
Qiu Fei tersenyum tak acuh, hendak berbicara namun Chen Yehui sudah melanjutkan: "Bikin tim dadakan, ngada-ngada daya tarik amburadul, sengaja mau memuakkan kita ya? Si pemalas ini, sekarang jelas tidak rela melihat Jia Shi sukses. Jia Shi sampai terpuruk begini, delapan puluh persen pasti konspirasi dia. Dasar, dia malah kabur duluan di tengah jalan."
Chen Yehui terus mengoceh, toh bagi pembenci Ye Qiu, semua fitnah tentang Ye Qiu pasti disambut gembira! Saat ini Chen Yehui sengaja menjilat Qiu Fei. Kemampuan Qiu Fei cukup bagus, cocok jadi tukang pukul. Meski ditekan Sun Xiang, prospeknya masih cerah. Mana mungkin kalah dari bocah-bocah seperti Li Rui? Lagipula, kita sama-sama pembenci Ye Qiu, ngobrol bareng pasti seru!
Qiu Fei masih menatap layar, progress upload sudah 57.7%. Melihat reaksinya datar, Chen Yehui terus mencari kesamaan. Ngomongin keburukan Ye Qiu, bagi dia kan semudah membalik telapak tangan?
“Ambil contoh dirimu sendiri! Awalnya punya prospek cerah, tapi hasilnya dia malah mengibaskan lengan baju dan pergi begitu saja, memaksa klub tidak punya solusi lain, terpaksa buru-buru mengundang Sun Xiang untuk menyelamatkan situasi. Sekarang kamu jadi terjepit seperti ini, apa masih ada rasa tanggung jawab? Memberi harapan pada orang, lalu memadamkannya, main-main dengan mimpi orang lain, menyenangkan ya?” Chen Yehui semakin larut dalam perannya, bahkan teringat masa lalunya sendiri, amarahnya meledak tak terkendali.
Bilah unggah di layar terus bergerak, mencapai 80,2%.
“Si Ye Qiu ini paling kemunafikan, suka ngomong hal-hal tidak jelas seperti Glory, kemenangan, tim besar... Tapi lihat perbuatannya sendiri? Menyeret tim ke kubangan, lalu kabur begitu saja. Kapan dia pernah bicara soal kemenangan atau tim saat itu? Si munafik, hmph!” Chen Yehui terus menghina, tepat saat berkas rekaman selesai terunggah 100%.
“Oh, selesai. Baiklah, kamu bisa pulang dulu, main-main lagi kalau ada waktu!” Begitu melihat proses unggah selesai, Chen Yehui langsung berkata.
Qiu Fei berdiri dan berbalik arah, tapi yang dilihat Chen Yehui bukanlah senyum persahabatan, melainkan kepalan tangan yang menghantam keras bibirnya.
Chen Yehui hanya merasa dunia berputar, bintang-bintang beterbangan di matanya. Menurutnya, otaknya hampir terlempar keluar oleh kekuatan pukulan ini. Tubuhnya terhuyung-huyung ke belakang, tak mampu menahan keseimbangan. Dengan suara splash!, dia menyeret sebuah meja miring lalu jatuh terguling ke bawah meja dengan suara Guang! Chen Yehui tak menyangka Qiu Fei memiliki kekuatan sebesar itu. Mereka yang setiap hari terpaku di depan komputer ini jarang yang memiliki fisik kuat. Hasilnya, satu pukulan ini membuatnya terlempar ke bawah meja sampai tak bisa membedakan arah mata angin. Bibirnya terasa terbakar, gigi serinya seperti goyah. Dalam dengungan telinganya yang berdenging, dia mendengar kalimat yang dilemparkan Qiu Fei: "Omong kosong!"
