Kalau bukan karena raksasa seperti Jia Shi, Tim Wuji sebenarnya sudah menjadi puncak tertinggi dalam Tantangan Rookie. Mengundur lawan sekuat ini di babak kedua adalah kemalangan besar. Tapi ketika hal ini menimpa Xingxin, hampir tidak ada yang berbelas kasih. Ejekan dan cemoohan membanjiri forum. Para anggota "penampar muka" berkoar-koar memanggil teman-teman untuk menyaksikan momen menentukan ini - Xingxin pasti akan kalah kali ini, semua orang yakin.
Berita-berita di forum ini diketahui oleh Chen Guo yang rajin membuka forum setiap hari, tapi ia berhati-hati untuk tidak membocorkannya agar tidak mempengaruhi emosi anggota tim. Semua anggota sedang sibuk mempelajari karakter-karakter yang sudah diperlengkapi dengan senjata lengkap, benar-benar tidak punya waktu untuk terdistraksi.
Hari itu berlalu cepat. Jumat malam, di Ruang 117 Area Khusus Tantangan Arena Glory, penuh sesak penonton. Popularitas Xingxin yang terus menarik perhatian justru berbalik menjadi bumerang - mayoritas penonton malah mendukung Tim Wuji. Hal ini membuat fans asli Tim Wuji sendiri sampai bingung dengan situasi ini.
Semua hal dalam Tantangan Rookie diaudit secara otomatis oleh sistem. Arena Tantangan Rookie yang khusus dibuat untuk mengakomodasi pengaturan terkait. Pukul 20.00 adalah waktu resmi dimulainya pertandingan. Sebelum pukul 19:55, kedua tim harus menyelesaikan lempar koin untuk menentukan kandang dan tandang. Setelah itu tim tuan rumah memilih peta, kemudian kedua tim perlu mengatur urutan penampilan anggota tim mereka. Sistem Tantangan Rookie akan secara otomatis menarik karakter yang perlu bertanding ke dalam arena. Sebelumnya, kedua belah pihak sama-sama tidak mengetahui formasi lawan, persis seperti pengaturan dalam liga profesional.
Pukul 20.00, putaran kedua Tantangan Rookie antara Tim Xingxin dan Tim Wuji resmi dimulai. Babak pertama adalah kandang Wuji. Sebagai tim profesional, Wuji tentu tidak akan melakukan kesalahan seperti lalai memilih peta sampai waktu habis.
Begitu waktunya tiba, karakter dari kedua belah pihak untuk pertandingan single player pertama langsung ditarik sistem ke posisi pertandingan.
Dari pihak Tim Wuji, yang tampil adalah Artilleri God mereka: Xiao Qiang.
Artilleri God bukanlah inti strategi Tim Wuji, tapi saat ini justru menjadi karakter yang digunakan sang kapten.
Saat itu bersama He An, Ye Xiu merasa wajah tamu itu familiar tapi tidak ingat. Setelah mengecek, akhirnya tahu siapa orang tersebut.
Wu Chen, selama tiga tahun bertugas sebagai wakil kapten Tim Wuji dengan karakter Artilleri God Xiao Qiang.
Di Musim ke-7, ia turun klasemen bersama tim. Perjalanan kariernya setelahnya tidak banyak diikuti kecuali oleh fans berat, mengingat Wu Chen bukanlah bintang besar.
Sekarang terlihat bahwa Wu Chen masih setia bermain untuk Tim Wuji, bahkan sekarang dia telah naik jabatan menjadi kapten tim. Biasanya, jarang ada tim yang mengganti kapten ketika kapten lama masih ada di tim. Kenaikan jabatan Wu Chen menunjukkan bahwa mantan kapten Wuji, pemain inti dan operator Soulblade Sedin Kun, Yu Hongliang, sudah tidak ada di tim lagi.
Orang yang menjadi kapten belum tentu pemain terkuat dalam tim, tapi pasti yang paling bisa diandalkan. Sekarang, Wu Chen jelas telah menjadi anggota yang paling dipercaya di Tim Wuji. Dengan tampil di pertandingan pertama single player, maksud Tim Wuji sudah jelas: mereka ingin langsung mengambil momentum.
Di sisi Xingxin, pemain yang bertanding adalah Baozi. Anggota pertama yang turun pasti menanggung banyak tekanan. Bahkan pemain dengan mental sekuat apapun tidak bisa sepenuhnya mengabaikan tekanan ini. Karakter seperti Tang Rou mungkin malah semakin ingin bermain bagus karena tekanan ini, tapi akhirnya terburu-buru dan gagal. Sebaliknya, saraf tebal ala Baozi justru sempurna menghadapi situasi seperti ini.
Tekanan? Apa Baozi tahu hal seperti itu ada?
Karakter masuk arena, lalu map yang dipilih diumumkan: Riverside Corridor. Tinggal menunggu konfirmasi dari kedua pemain untuk memulai pertandingan. Jika tidak ada yang konfirmasi, sistem akan otomatis memulai dalam 5 menit.
"Map ini ya..." Ye Xiu bergumam setelah melihat peta.
"Ada yang perlu diperhatikan?" Chen Guo buru-buru bertanya.
"Baozi." Ye Xiu memanggil.
"Siap." Baozi yang sedang melakukan pemanasan mengangguk.
“Perhatikan jangan sampai jatuh ke air.” Ye Xiu berkata.
“Paham.” Baozi mengangguk.
Linjiang Shuihang adalah map semi-perairan. Kesenjangan antara atlet profesional dan pemain biasa terlihat lebih besar dalam pertempuran air. Pemain biasa bisa menghindar atau tidak bermain di air, tapi atlet profesional jika benar-benar mengabaikan ini, akan mudah dimanfaatkan lawan.
Sebenarnya atlet profesional pun tidak terlalu menyukai pertempuran air, tapi tetap harus berlatih. Dengan memilih map ini, Tim Wuji jelas ingin menunjukkan keahlian profesional mereka untuk mengintimidasi tim akar rumput. Tapi pilihan mereka tidak maksimal - map semi-perairan berarti masih ada separuh daratan, sehingga perlu lebih banyak improvisasi.
Pertandingan dimulai. Setelah map termuat dan hitungan tiga, dua, satu, pertarungan resmi dimulai. Kedua karakter terpisah di sudut berlawanan map, dihubungkan oleh koridor berkelok-kelok di atas permukaan air.
Baozi tidak peduli. Begitu pertandingan mulai, ia langsung menggerakkan karakternya dash ke arah lawan. Sementara Wu Chen di seberang terlihat santai dan tenang.
Map pertandingan single player memang tidak terlalu luas, tidak perlu dan tak berarti. Kedua karakter terus mendekat. Baozi Invasion penuh amarah membawa senjata oranye baru "Du Zhao Zhi Feng" yang memancarkan cahaya hijau beracun mengerikan - senjata berdamage racun yang sangat kuat. Aurasinya seolah bisa menyobek lawan seketika.
Wu Chen masih bergerak dengan santai, sambil terus memantau lawan yang semakin mendekat, memperhitungkan jarak antara mereka, merencanakan bagaimana dia akan memulai serangan. Kelebihan kelas Artillery God terletak pada jarak serang terjauh. Oleh karena itu, biasanya mereka memiliki inisiatif mutlak, terutama saat menghadapi karakter bertipe jarak dekat - hampir tidak ada ruang untuk strategi "menunggu inisiatif lawan". Jika menunggu lawan jarak dekat mengambil inisiatif, artinya musuh sudah berada di dekatmu - ini sangat pasif, bisa jadi kamu yang akan dikendalikan.
Meskipun kelas Rogue memiliki beberapa metode serangan jarak menengah hingga jauh, sebagian besar skill-nya masih condong ke tipe jarak dekat. Wu Chen memutuskan untuk tidak memberi lawan kesempatan mendekat terlalu jauh. Begitu masuk jangkauan, dia akan langsung menyerang.
Jarak terus menyempit. Kursor mouse Wu Chen sudah mulai bergerak memutar mengelilingi tubuh Baozi Invasion. Bagi kelas senjata jarak jauh, ini adalah bidikan mereka, tempat peluru akan diarahkan.
"Sudah cukup!" Wu Chen memperkirakan jarak yang tepat dan bersiap menyerang, tiba-tiba melihat Baozi Invasion berhenti mendadak.
Berhentinya lawan ini membuat serangan prediksi yang direncanakan Wu Chen menjadi sia-sia. Wu Chen pun terkejut.
Mata yang tajam!
Wu Chen tidak menyangka pemain non-profesional dari kalangan akar rumput pun memiliki ketajaman observasi seperti ini - apakah dia bisa melihat gerakan serangan yang sedang dipersiapkan?
Tapi seperti meriam yang sudah terisi, serangan ini harus dilancarkan. Saat Wu Chen hendak menyelesaikan operasional untuk serangan ini, tiba-tiba Baozi Invasion berbalik arah dan mundur.
Maka, jarak antara kedua pihak semakin menjauh, semakin menjauh...
"Ini maksudnya apa?" Wu Chen terlihat bingung.
Meski telah membaca niat serangan lawan, tapi menghindar seperti ini tidak masuk akal. Jika hanya lari menjauh setiap kali Artillery God hendak menyerang, buat apa bertanding? Dengan jarak serang Artillery God, seharusnya bisa memulai serangan lebih dulu. Sebagai lawan Artillery God, harus mencari cara mendekat di tengah hujaman peluru ini.
Jika lawan tidak mau mendekat, maka aku yang harus mendekat.
Wu Chen berpikir demikian, lalu terus berusaha mempersempit jarak dengan Baozi Invasion sambil tetap waspada. Namun si lawan hanya berputar-putar di koridor, membuatnya tak bisa menebak tujuan gerakan itu. Meski begitu, dengan inisiatif Wu Chen, jarak antar mereka akhirnya tak terhindarkan. Wu Chen meluncurkan serangan pertama pertandingan.
Tiga peluru Anti-Tank Cannon meraung mendekat. Dengan operasional _flick shot_, ketiga peluru itu berbaris rapi mengontrol titik pergerakan Baozi Invasion selanjutnya.
Tapi Baozi Invasion sama sekali tidak menghindar. Ia melemparkan Bata yang menghantam tepat peluru yang menuju dirinya.
Doron!
Serpihan Bata beterbangan di ledakan itu. Sungguh aneh peluru bisa meledak hanya dengan ditampar bata, tapi hal absurd seperti ini memang biasa terjadi di dalam game.
Sebagai atlet profesional, Wu Chen tentu tidak hanya melakukan satu serangan. Serangan lanjutan sudah dipersiapkan sebelumnya, rentetan tembakan datang bertubi-tubi. Gerakan pembukaan Baozi Invasion yang menggunakan Bata untuk memukul peluru terlihat tajam, tapi setelah itu tidak ada aksi yang mencuri perhatian lagi. Di bawah gempuran jarak jauh lawan, dia berlarian tak tentu arah seperti lalat tak berkepala.
Wu Chen mulai merasa bingung. Tampaknya lawan sama sekali tidak bisa melawan! Apakah rentetan tembakanku sekarang sudah sekuat ini sampai bisa menekan orang sampai segini?
Tapi bagaimanapun Wu Chen adalah seorang kapten. Pikiran seperti ini hanya sekelebat. Sebagai kapten, jika tidak bisa menilai kekuatan diri sendiri dengan jelas, bagaimana mungkin menjadi sosok yang bisa diandalkan tim?
Bukan aku yang kuat, tapi lawan memang terlalu lemah. Serangan sekuat ini saja tidak bisa ditembus, Baozi Invasion... sepertinya tidak sebagus yang kulihat sebelumnya!
Jangan-jangan... sebelumnya Baozi Invasion itu sebenarnya Ye Qiu yang bermain, dan sekarang yang asli? Tapi setelah dipikir lagi, tidak mungkin. Kalau sejak awal sudah curang seperti itu, tidak mungkin tiba-tiba bermain fair saat menghadapi tim sulit seperti Team Unicorn!
Wu Chen penuh keraguan tapi tetap waspada. Terus menyerang sambil mengamati gerakan Baozi Invasion, tiba-tiba dia tersadar. Tapi saat sadar itu, kebingungannya kembali datang.
Karena dia baru menyadari: alasan Baozi Invasion selalu pasif dan tidak maju menyerang adalah... dia tersesat di labirin koridor ini! Dia tidak bisa menemukan jalan!
Ini bagaimana bisa terjadi?
Wu Chen benar-benar merasa bingung. Koridor ini memang agak berliku, tapi tidak sampai serumit tidak bisa menemukan jalan. Ini bukan labirin. Lagipula, kalau benar-benar tidak bisa menemukan jalan, kau bisa saja melompat ke air, berjalan melalui jalur air lalu naik kembali!
"Ini semua salahmu..." Chen Guo menatap Ye Xiu, "Kau yang menyuruhnya untuk tidak jatuh ke air."
"Kalah, aduh..." Ye Xiu juga merasa menyesal.
