Permukaan air tak pernah tenang sejak itu.
Serangan Yingfeng Buzhen terus menerus menyasar Leopold yang jatuh ke air. Air memberi pengaruh pada karakter dan skill, latihan atlet profesional dalam water combat adalah untuk menguasai efek ini.
Warlock tim Unicorn awalnya berharap jatuh ke air menjadi kesempatan memanfaatkan keahlian water combat-nya untuk melepaskan gangguan lawan. Tapi segera ia sadar, penguasaan lawan dalam aspek ini tak kalah, bahkan... lebih berpengalaman.
Alih-alih menguntungkan, jatuh ke air justru merugikan Unicorn. Pergerakan bawah air lambat, kapan bisa keluar dari radius serangan Yingfeng Buzhen?
Di babak kedua, pemain Sharpshooter dari Tim Wuji mencoba mencari Yicunhui untuk menekannya di dalam air. Rencananya gagal karena terjebak dalam Ghost Array Yicunhui di tengah jalan. Hasilnya justru terulang di babak ini melalui tangan Wei Chen.
Leopold dari Tim Wuji tak lagi punya kesempatan berdiri di koridor. Terus ditekan oleh Yingfeng Buzhen di dalam air, ketika akhirnya muncul ke permukaan, dia sudah menjadi mayat...
Babak ketiga, Xingxin kembali menang.
Wajah para "penampar muka" yang menonton menjadi pucat tak terkira. Kekalahan Tim Wuji di babak ini menimbulkan guncangan yang luar biasa.
Kekalahan di babak ini lebih telak dibanding babak kedua.
Babak sebelumnya bisa dibilang Sharpshooter tak sengaja masuk perangkap. Tapi di formasi ini, dua Warlock bertarung langsung. Xingxin menunjukkan pengalaman operator senior dan keunggulan peralatan karakter.
Karena Leopold tak pernah bisa mendekat untuk memeriksa peralatan Yingfeng Buzhen, Tim Wuji masih belum tahu persenjataan apa yang dipakai Yingfeng Buzhen.
Dari jarak casting yang 3 langkah lebih jauh saja, sudah jelas peralatan Yingfeng Buzhen lebih unggul dari Leopold. Jika punya equipment peningkat atribut ini, Tim Wuji pasti sudah memakaikannya ke Leopold. Tapi mereka tidak punya.
Mereka tidak punya, tapi Xingxin punya. Inilah yang disebut keunggulan peralatan.
Keunggulan map sudah dihancurkan di babak kedua.
"Karakter yang tadinya dianggap bisa dipercaya, kelebihannya sudah dihancurkan dengan pukulan keras di ronde ketiga. Tapi yang terutama terlihat di sini adalah jarak casting Yingfeng Buzzen yang benar-benar mengerikan, sementara keunggulan sebenarnya dari Yingfeng Buzzen belum sepenuhnya disadari oleh pihak Wu Ji saat ini."
Skill Points (SP) 4920 milik Yingfeng Buzzen saja sudah cukup membuat merinding di lingkup profesional, tapi di Tim Xingxin ini justru termasuk angka yang rendah - begitu rendahnya sampai Wei Chen sempat ragu apakah harus membuat akun baru.
"Jangan bersedih seperti ini, semuanya!" Suara seseorang memecahkan kesunyian di ruang latihan Tim Wu Ji. Yang berbicara adalah He An, pelatih sekaligus salah satu pemain di tim mereka.
Memang benar bahwa Wu Chen adalah kapten Tim Wu Ji saat ini, namun dalam tim tersebut ada He An. Statusnya sebagai pelatih sebenarnya melebihi posisi kapten tim. Di lingkup Glory, istilah "pelatih" merupakan sebutan kuno yang sekarang sudah diubah menjadi manajer klub - jabatan yang memiliki hak pengambilan keputusan nyata atas tim. Sementara kapten tim faktanya hanya memiliki hak memberi saran, meski banyak tim yang sangat memperhatikan saran kapten mereka sehingga terkesan seperti memiliki hak yang setara. Faktanya kedua peran ini tetap berbeda. Jika manajer benar-benar mengabaikan saran kapten, hal tersebut tetap sepenuhnya sesuai dengan aturan.
Di antara anggota Tim Wuji, ada seorang karakter seperti Wu Chen. Statusnya sebagai kapten agak canggung. Wibawanya dalam tim juga sangat terbatas. Dalam situasi seperti ini, He An justru tampil sebagai pemimpin yang menghibur semua orang sebelum sang kapten Wu Chen sempat berbicara. Ini jelas karena status ganda yang dimilikinya.
"Keadaannya hanya sedikit di luar perkiraan kita. Karakter kecil seperti ini hanya bisa bersembunyi dan mengandalkan kejutan di lapangan untuk menang." Meski He An berkata demikian, faktanya Xingxin benar-benar membuatnya terkejut. Namun dia tak bisa memperbesar rasa kaget tersebut, jadi dia menggambarkannya sebagai metode licik seperti bermain politik untuk menenangkan para pemain.
Perkataan He An memang berpengaruh. Ekspresi para pemain Tim Wuji mulai berubah setelah mendengarnya. Selanjutnya adalah babak group. Meski ada jeda singkat setelah pertandingan individual, formasi yang sudah ditentukan sebelumnya tak bisa diubah lagi. Kini para petarung dari kedua pihak telah siap bertempur.
Di kursi penonton, para Penonton bingung harus berkomentar apa. Tim Wuji yang mereka nantikan justru kalah dalam dua pertandingan individual. Mereka ingin mengkritik habis-habisan, tapi ini baru babak individual. Masih ada group dan pertandingan tim... Lebih baik terus menyaksikan dulu...
Golongan penampar muka yang arogan akhirnya dibungkam oleh dua kemenangan Xingxin. Channel publik sekarang terlihat lebih normal. Hanya fans sejati Tim Wuji yang memberi semangat di channel.
Group akhirnya dimulai. Pemain pertama dari kedua tim sudah berdiri di arena.
Tim Xingxin, Battle Mage Han Yanrou.
Tim Wuji, Ahli Tenaga Dalam Tian Nu.
Han Yanrou jelas menjadi bintang terpopuler Xingxin belakangan ini, sekaligus sosok paling dibenci golongan penampar muka. Banyak ahli yang mereka nantikan akhirnya tumbang di bawah tombak perangnya. Sekali ada orang yang bisa mengalahkannya, tak lama kemudian dia malah balas menang. Situasi saling mengalahkan ini membuat mereka tak bisa memanfaatkannya sebagai bahan omongan.
Tapi di Tantangan Rookie kali ini, aturannya jelas: kalah sekali pertarungan, Han Yanrou tak punya kesempatan untuk membalas. Penonton bebas memberi komentar berdasarkan hasil satu pertarungan ini.
Memikirkan hal ini, golongan penampar muka yang tadinya diam mulai bersemangat lagi. Satu per satu komentar bermunculan, semua memberi semangat untuk Tian Nu dari Tim Wuji. Tian Nu tiba-tiba jadi seperti pemain bintang yang dinanti-nanti semua penonton.
Memasuki posisi pertandingan, memuat arena. Saat map group diumumkan, bahkan penonton sampai pingsan.
Map-nya tetap Koridor Sungai...
Kelompok penampar muka ini sangat sulit menahan diri untuk tidak mengkritik, toh tujuan mereka memang untuk mempermalukan Tim Xingxin. Tapi jangan lupa, tidak semua penonton datang dengan niatan menertawakan Xingxin. Di antara kerumunan, ada minoritas netral yang hanya ingin melihat keributan, bahkan beberapa yang berharap Xingxin bisa terus maju. Meski jumlahnya sedikit, melihat Tim Wuji terus memilih peta Riverside Corridor, bagaimana mungkin mereka tidak berkomentar?
Cemoohan ini tentu membuat anggota Tim Wuji malu. Sebenarnya strategi mereka masuk akal: dalam arena grup dan pertandingan individual, pemain dan karakter tidak boleh diulang, jadi mereka ingin memaksimalkan peta ini. Meski terkesan oportunis, menghadapi Tantangan Rookie memang harus ekstra hati-hati.
Sayangnya meski sudah memilih peta ini, Tim Wuji tetap kalah dua kali di pertandingan individual. Bahkan di kedua pertempuran itu, pemain mereka kerap terkendala oleh medan. Pilihan peta mereka kini terlihat seperti bahan tertawaan. Cemoohan penonton semakin pedas. Tapi mau bagaimana lagi? Tim Wuji tidak menyangka hasilnya akan seperti ini, sekarang sudah terlambat untuk mengganti strategi.
Untungnya cemoohan ini tidak memengaruhi karakter yang sudah masuk arena pertandingan. Sejak masuk, karakter tidak bisa melihat channel chat penonton, dan fitur pesan privat juga dinonaktifkan. Pengaturan ini mencegah campur tangan kekuatan eksternal selama pertandingan berlangsung. Bagaimanapun juga, penonton memiliki perspektif penonton yang lengkap.
Namun dengan format pertandingan online Tantangan Rookie yang minim pengawasan saat ini, mustahil mengetahui apakah ada yang menyebarkan informasi secara offline. Lagi pula, bahkan praktik kotor seperti dibantu pemain luar saja tak bisa dicegah, apalagi hal seperti ini yang pasti diabaikan oleh Liga. Aturan sudah ditetapkan, semua diharapkan mematuhi secara sukarela. Jika melanggar dan ketahuan, pasti akan kena sial. Tapi jika tidak ketahuan dan terus menggunakan cara curang, pasti akan ketahuan saat laga offline, jadi tidak akan terlalu berpengaruh pada hasil akhir.
Liga memang tidak punya pilihan. Dengan kondisi saat ini di tahap awal, mereka hanya bisa tutup mata sebelah.
Dalam hal ini, anggota Xingxin sangat disiplin. Saat Baozi tersesat di pertandingan pertama, tak ada yang memberi petunjuk. Di tengah pertarungan sengit, semua tetap memegang semangat kompetisi fair, inilah etika olahraga sejati.
Arena pertandingan grup akhirnya dimulai secara resmi setelah hitungan mundur 3-2-1.
Han Yanrou yang terlalu sering bertanding sebelumnya membuat para penampar muka ini sangat familiar dengan karakter ini, sampai-sampai hafal setiap detail peralatan yang dikenakannya.
Tapi ketika Han Yanrou muncul kali ini, penonton terkejut karena tidak bisa mengenalinya.
Ini masih Han Yanrou yang sama?
Peralatan dari ujung rambut sampai kaki berubah total!
Perubahan ini juga disadari penonton dari karakter Baozi Invasion dan Yingfeng Buzhen, namun kesan terhadap dua karakter ini tetap agak samar, jauh tidak sejelas kesan terhadap Han Yanrou. Ketika Han Yanrou muncul sekarang, semua langsung melihat perbedaannya dengan sebelumnya.
Tim Wuji yang ahli menganalisis lawan tentu tidak hanya mengandalkan pengenalan visual seperti penonton. Perbedaan equipment Baozi Invasion dan Yingfeng Buzhen sudah terlihat sejak pertama kali melihat karakter mereka. Kemenangan Yingfeng Buzhen membuat mereka sadar bahwa perbedaan ini mungkin lebih mengerikan dari perkiraan.
Meski He An mengatakan ini hanya taktik licik lawan, melihat Han Yanrou yang juga berubah total, pemain Tim Wuji kembali dilanda kegelisahan.
Jangan-jangan equipment Han Yanrou juga tiba-tiba menjadi sangat kuat?
Kekhawatiran mereka ternyata benar. Perubahan equipment Han Yanrou mungkin yang paling signifikan di antara semua. Set equipmentnya memiliki lima Equipment Silver. Meski di lingkup profesional ini biasa saja, tapi pada karakter akar rumput seperti ini sudah cukup membuat orang tercengang.
