Pertandingan tim antara Tim Xingxin dan Tim Wuji akhirnya dimulai. Kali ini tetap di kandang Tim Wuji, dan peta yang dipilih akhirnya bukan lagi Koridor Sungai.
Bendera Api Mata Air.
Di lapangan latihan di bawah matahari terbenam, berbagai bendera berkibar tertiup angin. Bendera-bendera ini bukan sekadar hiasan. Setiap bendera merupakan tanda yang menandai posisi sumber mata air atau aliran magma. Area-area ini tidak boleh diinjak sembarangan. Keberadaan bendera-bendera ini membuat banyak hal yang harus diwaspadai dalam pertempuran di peta ini. Bagi orang yang belum pernah berlatih khusus, pasti akan merasa terkekang. Tim Wuji memilih peta ini untuk terus menerapkan strategi mengintimidasi lawan yang kurang profesional.
Di channel penonton, fans setia Tim Wuji masih bersikukuh memberi semangat. Mereka yang datang hanya untuk menertawakan Xingxin, meski berharap kemenangan, kini bersikap low profile. Bahkan beberapa orang sudah pergi.
Ada yang pergi, ada pula yang masuk. Nomor room Tantangan Rookie terbuka untuk umum, dan jadwal pertandingan juga mencantumkan room setiap tim dengan jelas.
Tak ada yang menyadari beberapa karakter yang baru masuk ke ruang pertandingan. Karakter-karakter ini pun tidak melakukan gerakan mencolok. Setelah masuk tribun penonton, mereka langsung memindai skor terkini dan terkejut.
"4,5 vs 1?"
Ruang rapat Klub Jia Shi.
Setelah menyaksikan Tim Jia Shi menghancurkan lawan dengan tegas 9,5 vs 0, bos Tao Xuan dan Manajer Cui Li segera memindahkan karakter mereka ke room Xingxin vs Wuji.
Saat melihat Xingxin mendapatkan undian tersebut, mereka semua tertawa. Mereka tidak menyangkal bahwa Xingxin yang memiliki Ye Qiu sebagai pengawas pasti memiliki kekuatan tempur tertentu. Namun, di babak kedua Tantangan Rookie, mereka malah mendapatkan tim esports profesional sebagai lawan, hanya bisa meratapi nasib yang kurang beruntung.
Tao Xuan tidak memiliki dendam pribadi untuk menguburkan Xingxin dan Ye Qiu. Selama Xingxin tidak ada, bagaimanapun caranya, dia akan merasa lega. Nasib buruk Xingxin ini dianggapnya sebagai berkah. Namun sebagai pemimpin dua klub, Tao Xuan dan Cui Li tetap bertanggung jawab dengan tetap bersama tim mereka terlebih dahulu, meski semua orang tahu Jia Shi tidak akan mengalami masalah di sini.
Setelah pertandingan berakhir, keduanya memberikan ucapan selamat kepada para pemain tim sesuai prosedur, lalu segera berbalik untuk menyaksikan kegagalan Xingxin.
Arena khusus Tantangan Rookie tentu memiliki sistem penilaian. Berdua dengan Cui Li memegang satu karakter, begitu masuk ke ruangan dan melihat poin di layar, mereka spontan menggelengkan kepala dan mengusap mata.
4.5 banding 1.
Tim Xingxin 4.5 poin, Tim Wuji 1 poin.
Mereka tidak salah lihat, juga tidak terbalik. Tim Xingxin kini unggul mutlak. Jika memenangkan pertandingan tim berikutnya, mereka hanya perlu mengamankan 2 poin di ronde berikutnya untuk meraih kemenangan.
Tao Xuan dan Cui Li saling pandang sejenak, pertandingan di layar sudah dimulai. Cui Li mengalihkan Perspektif Penonton ke karakter Tim Xingxin. Belum dua detik melihat, dia langsung berteriak kaget: "Ini tidak mungkin!"
"Kenapa?" Tao Xuan yang sedang melamun seketika tersadar oleh teriakan Cui Li. Melihat Cui Li menunjuk ke layar, dia segera memandang lalu tertegun.
Yang membuat keduanya terkejut adalah peralatan yang dikenakan anggota Tim Xingxin.
Secara kualitas, equipment ini sebenarnya tidak sampai membuat dua bos besar Jia Shi ini ketakutan. Tapi masalahnya, menurut pengetahuan mereka Xingxin seharusnya sangat miskin equipment. Dari mana tiba-tiba muncul begitu banyak equipment, apalagi Equipment Silver?
Perspektif Penonton memungkinkan penonton memeriksa equipment karakter kapan saja tanpa perlu berada dalam jarak tertentu seperti saat bertarung. Meskipun atribut Equipment Silver selalu hidden, tapi tulisan silver tidak mungkin palsu. Walaupun ada juga Equipment Silver sampah, tapi mereka sudah memakainya untuk bertanding, pasti bukan sekedar pamer kosong.
"Satu, dua, tiga..." Cui Li mulai menghitung Equipment Silver di lima karakter Xingxin. Suaranya semakin bergetar seiring bertambahnya angka, akhirnya berhenti di angka tujuh belas. Jumlah ini sebenarnya biasa untuk tim profesional, tapi untuk Xingxin saat ini, sudah cukup membuat Tao Xuan dan Cui Li terpana.
“Cui Li yang selesai menghitung berbalik, melirik ekspresi bosnya, menemukan ketidakpahaman dan ketidakpercayaan yang sama seperti dirinya.”
“Tim Xingxin baru mulai berkembang berapa lama? Kok sudah punya 17 equipment silver, latar belakang kekayaan yang kuat ya?”
“Tao Xuan dan Cui Li yang sangat paham operasi tim esports tertegun melihat 17 equipment silver ini. Keduanya kembali terdiam sejenak, pertandingan antar kedua tim sudah dimulai tapi tak mampu menyita perhatian mereka.”
“Telepon Chen Yehui ke sini.” Tao Xuan tiba-tiba memerintahkan.
“Sebagai manajer yang piawai membaca pikiran bos, Cui Li langsung menangkap maksudnya. Segera mengeluarkan ponselnya memanggil Chen Yehui sambil mengatur hal-hal tak terucap sang bos.”
“Chen Yehui saat itu juga sedang menyaksikan pertandingan Xingxin! Berbeda dengan Tao Xuan dan Cui Li, dia malah menyelinap ke ruangan Xingxin vs Wuji bersama para penampar muka. Berdiri di tengah orang-orang yang sepemikiran membuatnya bersemangat, langka menemukan banyak ‘sekutu’ seperti ini!”
“Tapi kemudian mereka bersama-sama dipermalukan habis-habisan. Kekalahan Xingxin yang dinanti-nantikan, tak pernah terwujud lagi setelah pertandingan pertama di babak single player.”
Chen Yehui sudah lama mengecek satu per satu karakter yang dikerahkan Xingxin, dan tentu saja kaget bukan main. Begitu banyak equipment silver, sebelumnya sama sekali tidak ada informasi. Berbagai saluran intel tidak memberikan bocoran sedikitpun. Tapi sebagai pemimpin guild di game online, Chen Yehui juga berjuang di garis depan perebutan BOSS. Dia tentu tahu betapa gemilangnya aliansi yang dihimpun Jun Moxiao akhir-akhir ini.
Tapi meskipun mereka berhasil merebut cukup banyak BOSS, hasilnya harus dibagi lima guild. Hitungan per guild sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Apakah hasil selama periode ini saja sudah cukup untuk membuat begitu banyak equipment silver?
Chen Yehui sambil membongkar-bongkar material terus menggelengkan kepala. Tiba-tiba dia menerima telepon dari Cui Li, memintanya membawa laporan kerja perebutan BOSS liar periode ini.
Mendengar itu, Chen Yehui langsung paham urusannya. Materi yang sedang dia cari-cari memang terkait hal ini. Setelah cepat-cepat menemukannya, dia bergegas ke ruang rapat Jia Shi.
Ruang Latihan Jia Shi.
Meskipun pertandingan online, sebagai tim yang ingin membina kesadaran tim, tidak mungkin dibiarkan bermain asal-asalan di komputer masing-masing. Bertanding tetap harus bersama-sama.
Hanya saja, untuk Challenge Cup kelas ini melawan tim pemain yang bahkan tidak nyemplung di dunia pro, Jia Shi tidak perlu terlalu serius. Menang pun bukan prestasi membanggakan, ini sudah seharusnya terjadi.
Begitu pertandingan selesai, anggota tim Jia Shi segera meninggalkan ruang latihan. Mereka tidak merasa perlu terlalu memperhatikan pertandingan ini. Namun setelah kembali ke kamar masing-masing, semua orang secara serempak membuka komputer, login ke Glory, mengambil akun sembarangan lalu langsung menuju Area Khusus Tantangan Rookie, dan bersama-sama menerobos masuk ke kamar yang sudah mereka intai sebelumnya.
4.5 vs 1?
Xingxin unggul?
Semua orang terkejut, namun di balik keterkejutan itu muncul perasaan gelisah yang samar. Ternyata Xingxin... bukan lawan yang mudah dienyahkan ya?
Di tengah kerumunan orang yang gelisah, ada satu sosok yang justru bersukacita. Su Mucheng menggunakan akunnya, lalu meneriakkan "Semangat Xingxin!" dengan kemegahan di channel penonton.
Hanya empat kata sederhana, tapi ini menjadi sorakan pertama malam ini yang secara gamblang mendukung Xingxin. Sebagian besar penonton yang condong ke Tim Xingxin sebenarnya hanya ingin menertawakan kegagalan orang lain. Kalau pun ada yang meneriakkan "Semangat Xingxin!", itu lebih untuk memancing emosi lawan.
Teriakan karakter Su Mucheng yang tiba-tiba muncul ini langsung menyedot perhatian. Para penonton kelompok anti-Xingxin yang berdarah panas ini langsung terpicu. Meski hanya satu kalimat sederhana, ini dianggap sebagai tantangan terbuka, membuat para penonton kelompok anti-Xingxin langsung merasa impulsif.
Belum sempat mereka meluapkan amarah, karakter Su Mucheng kembali membanjiri layar dengan ucapan "Xingxin pasti menang!". Disusul oleh "Semangat Xingxin" dan "Xingxin pasti menang" yang bergantian memenuhi layar. Kecepatan tangan Su Mucheng saat ini bahkan melebihi performanya di pertandingan tadi, seolah semua tenaga dikerahkan untuk mendominasi layar seketika.
"Keterlaluan!!!" Para penampar muka yang menonton akhirnya kehilangan kesabaran, ramai-ramai mulai membalas. Tapi Su Mucheng sudah memusatkan perhatian pada pertandingan. Channel penonton langsung dia lemparkan ke samping dan disembunyikan, karena tidak ada informasi penting di sana. Perintah atau komunikasi antar tim akan ditampilkan di channel khusus pertandingan.
Setelah mengamati situasi pertandingan lebih teliti, Su Mucheng tidak lagi semeriah tadi. Sebaliknya, pemain-pemain Jia Shi lainnya mulai merasa lega. Meski tak tahu bagaimana sebelumnya Xingxin bisa unggul, tapi melihat pertandingan tim sekarang, sepertinya tidak terlalu menyeramkan?
Di ruang rapat, Tao Xuan dan Cui Li perlahan tenang setelah menyaksikan arena pertandingan. Chen Yehui yang buru-buru datang dengan dokumen sambil cemas, justru disambut dengan ramah oleh bos saat masuk: "Sudah datang? Duduklah."
Chen Yehui sedikit bingung, material persiapan yang sudah disiapkan tiba-tiba ragu untuk diserahkan. Tatapan bertanyanya mengarah ke Cui Li yang kemudian mengulurkan tangan untuk mengambil dan memeriksa material tersebut. Tanpa pekerjaan, Chen Yehui pun mulai memperhatikan pertandingan yang sedang berlangsung di layar proyektor ruang rapat.
Mereka yang berkecimpung di lingkup profesional ini, meski tak memiliki teknik atlet profesional, umumnya punya mata yang setara level pro. Chen Yehui hanya perlu beberapa detik untuk menentukan superioritas kedua tim, langsung pahap mengapa bos terlihat bersemangat.
