"Tim Wuji bermain cukup baik!" ujar Chen Yehui pura-pura spontan, padahal ini adalah kalimat pembuka topik yang dirancang matang.
"Memang bagus." Tao Xuan mengangguk berulang. Faktanya, Tim Wuji yang tereliminasi dari Liga Profesional dan mengalami banyak pergantian anggota, level strategi mereka mana mungkin masuk standar bos besar Jia Shi? Tapi melihat mereka sedang membantu memecahkan masalah, standar pun sengaja dilonggarkan. Begitu melihat Xingxin mulai ditekan, pujian "bagus" pun bertebaran.
"Hah………… Sayang!" Chen Yehui berpura-pura sangat terlibat saat momen kritis, lalu mengeluarkan ekspresi penyesalan di akhir.
Upayanya memperkuat kehadirannya ini akhirnya membuat Tao Xuan tidak bisa mengabaikannya. Tujuan memanggil Chen Yehui jelas bukan untuk menonton pertandingan bersama.
“Belakangan ini, Ye Qiu sepertinya cukup berhasil di Domain of Gods (Shen Zhi Lingyu)?” Tao Xuan menyimak pertandingan sambil mulai membuka topik dengan santai. Justru karena kesan tidak sengaja inilah sikapnya semakin terlihat. Ye Qiu! Dalam ucapannya hanya menyebut nama Ye Qiu, bukan Tim Xingxin. Hal ini menunjukkan bahwa di matanya, ancaman utama Xingxin tetap berasal dari sosok Ye Qiu. Keberadaan Ye Qiu saja sudah mampu mewakili segalanya.
“Hmm… Begini ya!” Chen Yehui merangkai kata-kata dengan hati-hati, “Kalau hanya Ye Qiu sendirian yang bisa meraih hasil sebesar ini, tentu sangat luar biasa. Tapi dia juga mengerahkan kekuatan empat guild, ditambah dirinya sendiri total lima guild yang bersaing. Jadi setelah merebut BOSS, rampasan perang harus dibagi rata. Dengan hitungan seperti itu, hasilnya ya biasa saja.”
“Biasa saja bagaimana?” Tao Xuan tidak puas dengan penjelasan samar ini. Tapi karena sedang menikmati pertandingan, hanya melirik Chen Yehui sambil menyiratkan: “Perjelas penjelasanmu.”
“Karena durasi partisipasi mereka sebenarnya tidak terlalu panjang, ditambah banyak fluktuasi sepanjang periode ini, sulit mengevaluasi secara akurat. Kalau hanya melihat hasil saat ini, pembagian lima guild kira-kira setara dengan guild-guild top. Tapi keberlanjutan strategi mereka masih belum terlihat.” Chen Yehui buru-buru menjelaskan.
“Bagaimana hasil kita belakangan ini?” Tao Xuan bertanya.
Chen Yehui paling takut ditanyai soal ini. Karena pendapatan Dinasti Jia belakangan ini sangat memprihatinkan. Jika mereka hanya guild menengah-kecil mungkin tidak masalah, namun kenyataannya mereka adalah guild dengan masa lalu gemilang. Secara teori, tim yang tereliminasi satu tahun seharusnya masih bisa bertahan dengan dasar Jia Shi yang kuat - bahkan tim tereliminasi bisa merekrut bintang All-Star seperti Xiao Shiqin, seharusnya guild tidak terpengaruh. Tapi justru di saat seperti ini, Guild Dinasti Jia sangat tidak beruntung dalam menjarah BOSS. Untungnya, ketidakberuntungan ini bukan hanya dialami Dinasti Jia. Chen Yehui segera menjelaskan tentang campur tangan banyak atlet profesional selama liburan musim panas dalam perebutan BOSS, ditambah Ye Xiu yang selalu aktif...
Tao Xuan terdiam mendengarkan. Ia teringat masa-masa awal Liga. Kala itu, mana ada istilah liburan? Liga belum memiliki 20 tim seperti sekarang, musim kompetisi lebih pendek, liburan lebih panjang. Tapi setiap liburan, hampir semua atlet profesional secara spontan masuk ke game online, aktif merampas sumber daya dan merebut peralatan untuk tim mereka. Di era awal Liga, equipment silver belum menjadi mainstream, peralatan oranye adalah senjata pamungkas untuk mempersenjatai diri.
Posisi Dinasti Jia sebagai tiga gelar juara berturut-turut juga dibangun melalui persiapan agresif di masa-masa seperti ini setiap tahunnya. Kapten yang dulu tanpa pamrih menerjang perangkap untuk Jia Shi, kini justru menjadi si pemalas yang paling merepotkan Tao Xuan.
"Memikirkan ini, Tao Xuan kembali merasa kesal. Di sisi lain, Chen Yehui sepertinya mengatakan sesuatu lagi, tapi tidak terdengar jelas. Cui Li justru mengoper material sesuai dengan ucapan Chen Yehui. Tao Xuan mengambilnya, membuka sekilas dengan acuh, lalu berkata: "Ayo fokus ke pertandingan dulu! Menurutku, dia tidak akan melewati rintangan ini dengan mudah."
Dia, bukan mereka. Untuk Tim Xingxin, Tao Xuan hanya memperhatikan satu orang saja.
"Tim Wuji sudah sangat familiar dengan map ini." Cui Li menyampaikan analisisnya, "Memanfaatkan kibaran bendera untuk melindungi pergerakan karakter. Meski masing-masing menduduki area terpisah, namun saling terkoneksi. Skill serangan radius luas membentuk hujaman tembakan, menyelesaikan kepungan."
"Sebenarnya jika berani mengambil risiko, bahkan bisa menggantikan Pastor dengan orang keenam untuk menambah titik serang. Saat ini, anggota Tim Xingxin sulit fokus total karena ciri khas map ini." Chen Yehui ikut berdiskusi.
"Sepertinya mereka sedang bersiap melakukannya." Cui Li menatap layar. Dari perspektif penonton, mereka melihat Pastor Tim Wuji bergerak ke area panggilan bantuan di balik bendera, lalu segera digantikan oleh Elementalist sebagai orang keenam. Seperti kata Chen Yehui, dalam kondisi unggul, mereka tegas mengorbankan pasokan untuk menambah daya hancur maksimal pada lawan.
Lima attacker, masing-masing menguasai skill serangan area, cakupan tembakan Tim Wuji mencapai puncaknya seketika. Serangan yang menyapu terkadang mengenai bendera, memicu efek di radius tanda bendera. Lubang air dan lubang api di map semakin banyak. Area-area ini setelah terpapar tidak akan menyegarkan hidden lagi. Lebih mudah dikenali daripada bendera yang ditancapkan.
Tim Xingxin berjuang mati-matian dalam situasi ini, koordinasi antar mereka seolah tak terlihat, setiap karakter mengandalkan skill individu untuk menghindar. Jun Moxiao milik Ye Xiu juga memikul tugas healer, sesekali membantu rekan setim memulihkan HP. Tapi heal Loner kalah jauh dibanding Healer profesional, menggunakan MP untuk heal bagi Loner adalah hal dengan rasio harga-kinerja rendah.
"Pastor ini skill-nya payah." Chen Yehui menyimpulkan sambil bersenang-senang melihat Ye Xiu kewalahan karena ketidakmampuan rekan setim.
"Dia cuma mengikuti kemana Ye Qiu heal, tanpa pertimbangan sendiri. Buat apa dia?" Chen Yehui mengejek.
Tak disangka, ekspresi Tao Xuan dan Cui Li langsung berubah setelah ucapannya.
Ke mana Ye Qiu heal, ke situ pula dia mengikuti.
Healer paling bodoh pun tak perlu diarahin seperti anak kecil. Merekrut orang dengan skill seperti ini sebagai anggota penting tim? Kecuali otak Ye Qiu sudah rusak.
Jadi hanya ada satu kemungkinan, yaitu pihak lawan sengaja melakukannya, Ye Qiu secara khusus mengatur mereka untuk mengikuti ritmenya dalam memberikan healing.
Skill Pastor ini memang tidak terlalu tinggi, namun juga tidak seburuk yang dibayangkan. Metode Ye Qiu ini mungkin merupakan cara dengan rasio harga-kinerja tertinggi untuk mempertahankan tim mereka saat ini?
Dengan pemikiran seperti ini, ketiga orang itu tanpa sadar mulai memperhatikan teknik penyembuhan Xiao Shou Bingliang.
Pergerakan, target healing, semuanya meniru Jun Moxiao. Namun untuk pemilihan skill akhir, Jun Moxiao tidak bisa memberikan contoh. Mungkin Ye Qiu bisa memberinya petunjuk, tapi setidaknya di channel komando tim, tidak ada informasi apapun yang dikirim Jun Moxiao.
Memberi petunjuk melalui dialog langsung juga memungkinkan...
Ketiganya tanpa sadar memikirkan hal ini. Kompetisi online, tanpa pengawasan. Semua duduk bersama, berteriak-teriak saling memberi petunjuk seperti saat bermain game online bersama bukanlah hal yang mustahil.
Kecurigaan ini muncul karena teknik penyembuhan terakhir Pastor ini benar-benar sempurna. Pemilihan skill, timing penggunaan, semuanya bertujuan memaksimalkan efek. Semua konsumsi sumber daya berubah menjadi healing yang valid, tidak ada overflow sedikitpun, juga tidak perlu perbaikan tambahan karena kekurangan.
Pastor ini sangat ahli dalam kalkulasi, atau bisa dibilang... sangat hemat.
Tiga bos besar klub dengan visi yang tajam ini sudah mulai merasakan hal tersebut.
Pertahanan seperti ini pasti bisa memperpanjang pertandingan secara maksimal, tapi apa tujuan sebenarnya? Hanya sekedar bertahan hidup dengan susah payah?
Di antara tiga orang itu, tidak ada satu pun yang berpikir demikian, karena di sisi lapangan sana ada si pemalas itu.
Pemain akar rumput lainnya mungkin tidak familiar dengan map ini, tapi bagaimana mungkin dia tidak? Meskipun peta yang bisa dipilih di Glory sangat banyak, pemain senior paling berpengalaman pun tak mungkin pernah bertempur di setiap map. Namun, tidak semua peta memiliki ciri khas yang sangat unik. Karakteristik peta saling tumpang-tindih, ditambah dengan penyesuaian di berbagai aspek, barulah tercipta begitu banyak varian. Bagi pemain senior, yang mereka kuasai bukanlah setiap peta secara spesifik, melainkan setiap jenis setting dan karakteristik medan tempur. Dengan demikian, meski menghadapi peta yang belum pernah dimainkan, mereka tidak akan terganggu oleh lingkungan atau fitur asing. Mereka selalu bisa cepat menangkap ciri khas peta, menemukan solusi untuk memanfaatkannya atau mengatasi kesulitan.
Saat ini, di Quan Yan Qi Hai, apakah Ye Qiu sudah menemukan solusinya?
Tao Xuan, Cui Li, dan Chen Yehui sama-sama tidak ingin hal ini terjadi. Tapi anehnya, dalam hati terdalam mereka, alam bawah sadar mereka seolah telah menerima bahwa hal ini pasti akan terjadi. Tapi mungkinkah orang itu kalah dengan cara yang begitu memalukan?
Bahkan sekarat pun, si pemalas ini pasti akan membuat lawannya kaget setengah mati!
Doron!
Peledak yang ditembakkan oleh Xiao Qiang milik Wu Chen menderu jatuh, awan jamur mekar dan meruntuhkan dua area tanah lagi. Lumpur yang ambles di satu sisi cepat tergenangi oleh mata air yang mendidih, sementara di sisi lain langsung dilalap api menjadi lahar.
Kini dua area bertanda bendera lagi tersentuh. Bagi serangan gencar Tim Wuji, ini sudah bukan hal yang mengejutkan lagi.
Wu Chen segera mempersiapkan serangan berikutnya, tapi saat matanya menatap ke luar, ia tertegun sejenak.
Permukaan tanah yang berlubang-lubang ini, ternyata sudah dipenuhi banyak lubang air dan lubang api. Medan tempur ini jauh lebih kompleks dibanding dataran sebelumnya. Tapi kenapa justru terasa begitu luas saat dipandang?
Wu Chen adalah mantan atlet profesional sejati. Dengan karir tiga tahun, pengalaman bertarung level tinggi-nya jauh melebihi He An.
Ini tidak benar! Kecemasan dalam hati Wu Chen tiba-tiba meledak.
