Mata air dan lubang api yang tersebar timur-barat di peta kini terbuka lebar. Keberadaan mereka yang terpampang nyata ini tidak berpengaruh bagi Tim Wuji yang sudah hapal posisi dan radius setiap lubang bertanda bendera. Tapi bagi Tim Xingxin, visualisasi langsung ini sangat membantu. Mereka tak perlu lagi berpikir keras saat melihat bendera - cukup hindari lubang yang jelas terlihat.
Pengaruh medan tempur tidak sepenuhnya hilang, tapi para pemain tak perlu terlalu pusing memikirkannya.
Perbedaan pada titik ini sangat jelas bagi Wu Chen yang memiliki pengalaman kelas. Dalam sekejap, dia sudah memahami tujuan lawan. Di lapangan, Tim Xingxin memang sedang dikepung, tetapi mereka juga berusaha mengubah pasif menjadi inisiatif. Di tengah perjuangan keras, mereka memanfaatkan kesempatan untuk mengubah konsekuensi. Area map yang kini terungkap sepenuhnya telah berubah menjadi lingkungan yang berbeda dari karakteristik asli.
"Semua hati-hati!" Wu Chen segera mengirim pesan di channel.
Channel internal tim tidak terlihat oleh lawan, tapi terbuka untuk penonton. Ucapan ini membuat banyak penonton bingung. Tim Wuji sedang unggul, bahkan menarik Healer dan memasukkan output untuk serangan berani. Tiba-tiba, peringatan apa ini?
Bahkan para pemain Tim Wuji sendiri yang melihat pesan Wu Chen, tidak langsung menyadari maksudnya.
"Apa?" seseorang bertanya.
Penonton melihat anggota tim sendiri pun tak paham, sedikit memalukan. Tapi di tengah pertandingan, yang penting segera mengerti maksud Wu Chen.
"Map sudah berubah," kata Wu Chen.
Penonton masih belum paham. Tapi pemain Tim Wuji meski tak berpengalaman kelas, level mereka cukup baik. Dengan peringatan Wu Chen, mereka segera menyadari masalahnya.
Di antara penonton, orang-orang seperti Tao Xuan, Cui Li, Chen Yehui dari pihak Jia Shi langsung tersadar saat mendengar ini. Sejak awal mereka sudah merasa Ye Qiu tidak mungkin kalah begitu mudah. Sekarang terlihat, si pemalas ini ternyata punya strategi, persis seperti yang mereka duga. Tapi... hal yang sudah diduga ini sama sekali tidak membawa sukacita, malah membuat mereka semakin kesal.
"Perhatikan jarak! Siapa yang paling dekat dengan area bantuan? Ganti dengan Pastor masuk!" Wu Chen memberi instruksi lanjutan dengan tegas.
"Yang terdekat... aku..." He An menjawab dengan nada menyebalkan.
"Kamu juga pergi." Wu Chen tidak ragu-ragu memberi perintah. Kesadaran krisis di hatinya semakin kuat. Saat seperti ini bukan waktunya mempertahankan status anggota inti kelas di lapangan, mengembalikan Pastor ke medan pertempuran adalah kuncinya.
He An juga mengerti pentingnya situasi ini. Dia bukan tipe orang yang mengejar bersinar pribadi dengan mengorbankan keuntungan tim. Meski agak kesal, dia segera berlari menuju area bantuan.
Sebuah bendera tergulung di layar, siluet karakter muncul di depan Renqu Ye. He An melihat: Baozi Invasion - satu-satunya poin yang hilang dari Tim Xingxin ada di tangan bocah ini, seorang aneh yang tersesat tanpa alasan jelas.
"Minggirlah!"
He An yang sedang kesal karena akan digantikan langsung menghunuskan gelombang pedang retakan bumi ke arah Baozi Invasion yang menghalangi jalan.
Dari semua pedang gelombang, gelombang pedang retakan bumi memiliki kecepatan eksekusi tercepat. Aura pedang menyapu, tanah dan batu beterbangan, menghujam langsung ke arah Baozi Invasion.
Hanya saja jarak antara kedua pihak cukup jauh, serangan gelombang pedang retakan bumi memang bisa mencapai jarak serang, tetapi berpikir bisa langsung menyerang lawan seperti ini agak terlalu meremehkan.
Baozi Invasion melangkah ke samping untuk menghindar, lalu melemparkan segenggam pasir.
He An sedikit memutar kameranya, bersiap menerima Sand Toss ini. Jika bukan karena efek buta, skill ini tidak menakutkan dalam hal damage.
Kepalanya menoleh - kena pasir; kepala kembali - kena batu bata.
He An pusing luar biasa.
Ternyata Baozi Invasion menyembunyikan Brick Strike dalam Sand Toss, dan dia sama sekali tidak menyadarinya. He An bersyukur kamera berhasil diputar kembali dengan cepat - jika lebih lambat, batu bata itu akan menghantam bagian belakang kepala. Menurut mekanisme skill, itu akan dihitung sebagai Serangan Belakang dengan efek pusing 100%.
Tapi sesaat kemudian, He An menyadari sukacitanya sia-sia.
Karena karakter Ren Qu Ye tetap terkena pusing.
Brick Strike yang menghantam kepala sendiri memiliki 50% kemungkinan pusing, dan sekarang efek itu terpicu. Posisi serangan depan/belakang jadi tidak relevan.
Baozi Invasion bergegas menyerang frontal, sementara He An menatap pasir jam kecil efek pusing dengan jemari gelisah di atas keyboard dan mouse.
Siap!
Efek pusing dari Brick Strike normalnya seharusnya tiga detik. Tapi atribut spirit dalam 4 stat dasar karakter berhubungan erat dengan efek status aneh ini. Pertumbuhan spirit Soulblade 3.5 yang lebih tinggi dari Rogue 2.5, ditambah perbedaan peralatan antar kedua pihak, membuat gap spirit karakter semakin melebar. Efek pusing dari batu Baozi ini bahkan tidak sampai 2 detik ketika digunakan pada Ren Quye.
Begitu Baozi Invasion berhasil mendekati Ren Quye, efek pusing sudah habis. Ren Quye langsung mengayunkan pedang dengan Wave Slash.
"Kau pikir bisa bikin aku pusing selama 3 detik?" Wave Slash ini di-timing dengan sempurna, Baozi tidak sempat menghindar. Karena skill grab tidak bisa diparry, serangan langsung mengenai. He An tidak lupa menyelipkan ejekan: "Sempurna!"
"Harusnya berapa detik tuh?" balas Baozi Invasion.
He An tertegun.
Reaksi macam apa ini?
Ini kan jelas-jelas ejekan! Apa si pemalas ini mengira ini obrolan santai?
Pertanyaan Baozi ini membuat He An bingung menjawab. Daripada berdebat, lebih baik langsung aksi. Setelah serangan Wave Slash selesai, Baozi Invasion jatuh. Ren Quye sudah menyambut dengan Flame Wave Sword. Lidah api langsung menyambar Baozi Invasion, sementara daya dari Flame Wave Sword juga menghasilkan efek knock back yang signifikan.
He An ingat misisi utamanya: segera menuju area bantuan untuk mengganti Pastor masuk.
"Bagus, ada dua kali." Baozi Invasion yang terhempas oleh Flame Wave Sword tiba-tiba memuji He An tanpa alasan. Namun pujian ini terdengar menusuk, seolah mengandung candaan yang mengganggu.
Tapi He An fokus pada tujuan utama, mengabaikannya. Ren Quye segera berlari ke arah yang telah ditentukan. Baru beberapa langkah, terdengar teriakan di channel Baozi Invasion: "Lihat bata!"
He An segera menyuruh Ren Quye untuk berguling. Saat bangun, di channel tertawa keras Baozi Invasion: "Wahahaha, kau tertipu olehku!"
He An langsung naik pitam! Tak bisa menahan diri, ia berbalik dan mengayunkan Gelombang Pedang Es. Tapi saat karakter berbalik, sebuah tangan tiba-tiba sudah menjangkau leher Ren Quye, mencekiknya. Gelombang Pedang Es pun terinterupsi.
Datang secepat ini?
He An terkejut. Ia yakin jarak mereka masih beberapa langkah, tapi ternyata lawan sudah berada di belakangnya. Rogue tak punya skill percepatan gerakan mendadak. Masalahnya pasti ada pada Flame Wave Sword tadi.
Ternyata Baozi Invasion tidak sepenuhnya kena Flame Wave Sword seperti dugaan He An. Saat jatuh dari cengkeraman Wave Slash, ia sudah menghindari serangan Flame Wave Sword. Mungkin hanya dengan sekali berguling, tapi cukup untuk memberikan resistensi terhadap efek skill tersebut.
He An lengah, pada dasarnya dia masih belum terlalu memperhatikan Baozi Invasion. Si pemalas yang kalah karena tersesat ini sudah disetarakan dengan bego di benak He An. Tapi sekarang, dia malah diganduli seperti anak ayam oleh si bego ini.
Lock Throat, skill crowd control berdurasi. Meski karena masalah atribut spirit, Baozi Invasion juga tidak bisa mengunci target terlalu lama, namun strategi bertubi-tubi ini membuat He An menyadari niat lawan: mereka sedang berusaha mencegah timnya berganti ke Pastor.
Bukan cuma Baozi Invasion yang dikirim untuk mengganggunya, mungkin bala bantuan lawan akan segera tiba.
"Aku terjebak, ganti akun ke Pastor!" He An buru-buru teriak di channel. Tapi saat mengirim pesan ini, hatinya malah merasa lega. Sebenarnya dia tidak rela digantikan, dan kini ada alasan logis untuk tetap bertahan. Soal gangguan dari lawan, dia tidak terlalu khawatir - dengan mengalihkan perhatian Xingxin, anggota tim lain bisa leluasa berganti ke Pastor!
"Bantuan!" Tapi Wu Chen malah memberi instruksi mengejutkan.
"Bantuan apa lagi! Aku yang akan mengalihkan mereka, kalian cepat berganti ke Pastor!" teriak He An.
"Kamu tidak bisa mengalihkan perhatian mereka."
He An langsung tersulut emosi. Jawaban Wu Chen benar-benar melukai harga dirinya. Apa maksud tidak bisa mengalihkan? Apa ini berarti levelnya belum cukup?
“Lock Throat” tidak bisa menghentikan serangan target. Selama Ren Quye dikunci oleh Baozi Invasion, He An mengoperasikan karakter terus merusak HP Baozi Invasion. Ketika skill hampir berakhir dan dia bersiap menunjukkan kehebatannya untuk memperkenalkan teknik crowd control-nya pada Wu Chen, tiba-tiba beberapa skill dari belakang menghujam. Memanfaatkan efek Lock Throat yang masih tersisa, serangan combo ini menghantam Ren Quye. Baozi Invasion juga melepas skill tepat waktu, membuat Ren Quye terpental dan gagal stabilisasi meski sudah berguling dua kali. Di antara dua rolling itu, serangan lawan tak berhenti. He An menyaksikan HP Ren Quye terjun bebas, nyaris pingsan. Saat kamera stabil setelah dua rolling...
Sial! Benar-benar gagal menahan! Tim Xingxin terlalu fokus padanya - kelima karakter langsung menyerangnya. 5 vs 1, penghancuran hanya masalah detik. Meski Pastor sudah di-swap, kehilangan satu anggota tetap merugikan. Mengorbankan dia sebagai umpan ternyata terlalu mahal.
"Bantuan!" He An berteriak tanpa ragu.
