Xingxin Menang!
Meski tidak termasuk pertandingan paling ditunggu, popularitas laga ini cukup signifikan. Setidaknya di babak ini, inilah satu-satunya pertandingan yang mendapat perhatian media.
Bagaimanapun, satu tim penuh kontroversi melawan tim profesional memang memiliki daya tarik. Sebesar apapun nama Tim Jia Shi, mengalahkan pemain biasa tentu kurang menarik perhatian publik.
Seandainya Tim Wuji yang menang di laga Xingxin vs Wuji ini, pemberitaan media mungkin hanya sekilas. Tapi kenyataannya Xingxin menang dengan skor telak 8.5-1, ini layak untuk diulas panjang.
(Esports Home), media cetak esports terbesar dan paling otoritas saat ini. Glory, sebagai cabang olahraga esports super berkembang pesat saat ini, jelas menjadi target utama laporan mereka. Koran mingguan Esports Weekly yang terbit dua kali seminggu, setidaknya 80% halamannya didedikasikan untuk laporan tentang Glory. Di setiap kota markas tim-tim profesional Glory, (Esports Home) telah mendirikan pos wawancara. Untuk klub-klub elite, mereka bahkan mengirimkan wartawan pendamping tim khusus untuk membangun hubungan jangka panjang yang bersahabat, demi mendapatkan wawancara eksklusif.
Kota H, sebagai markas Tim Dinasti Jia Shi yang pernah berjaya di lingkup Glory, stasiun wawancara ini bisa dibilang yang paling bersejarah dan merupakan lokasi pertama yang secara khusus mengirimkan wartawan pendamping tim. Namun seiring kemunduran bertahap Tim Jia Shi, pekerjaan di stasiun wawancara Kota H perlahan tidak lagi sepanas dulu. Musim sebelumnya di sini justru ramai, karena hasil kompetisi Tim Jia Shi yang ajaibnya memuakkan, bisa dihitung sebagai topik berita eksklusif besar. Setelah personil stasiun (Esports Home) Kota H sibuk beraktivitas sepanjang musim, mereka justru terbelalak menyadari: gaya mereka yang berlebihan ini ibarat kembang api yang meledak spektakuler lalu berjatuhan.
Karena Tim Jia Shi ternyata secara ajaib terdegradasi!
Ini memang topik yang sangat besar, namun setelah laporan ini, sebuah tim yang sudah tereliminasi, sekalipun itu klub elite seperti Jia Shi, berapa banyak halaman yang bisa mereka tempati di (Esports Home) yang fokus pada laporan Liga profesional?
Stasiun wawancara di Kota H jelas sedang berada dalam situasi canggung yang terpinggirkan.
Ternyata, di musim panas saat semua tim sibuk mengurus transfer dan pengembangan peralatan, media (Esports Home) juga melakukan persiapan baru untuk menyambut musim baru.
Langkah pertama adalah menyesuaikan personil stasiun wawancara di Kota H.
Kota H hanya memiliki Tim Jia Shi. Setelah tereliminasi, kehadiran personil khusus yang dikirim untuk mereka menjadi tidak relevan. Personil stasiun wawancara Kota H pun dialihkan ke daerah lain: Liga juga punya tim baru yang bergabung, bukan?
Stasiun wawancara Kota H akhirnya hanya menyisakan dua orang. Andai saja bukan karena keyakinan bahwa Tim Jia Shi pasti akan kembali ke Liga, ditambah adanya gebrakan besar seperti transfer Xiao Shiqin dan Sheng Ling Mie, kemungkinan stasiun wawancara Kota H akan ditutup sementara.
Dua orang yang tersisa bukan tanda perhatian khusus, hanya cadangan untuk kebutuhan mendesak. Di akhir Tantangan Rookie biasanya muncul beberapa topik dan laporan. Tahun ini dengan kehadiran Tim Jia Shi, topik pasti akan sedikit lebih banyak. Bagi para wartawan yang dulu mengikuti dinasti tim puncak di lingkup Glory, bisa akrab dengan para tokoh penting berbagai tim dan mengobrol santai, tiba-tiba harus memantau Tantangan Rookie - perbedaan mental ini nyaris setara dengan atlet profesional yang timnya tersingkir.
Cao Guangcheng saat ini adalah kepala stasiun wawancara (Esports Home) di Kota H, yang dulunya juga merupakan wartawan pendamping Tim Jia Shi. Di masa kejayaan Jia Shi, tidak diragukan lagi ia adalah wartawan paling terkemuka di (Esports Home). Setiap tahun, tulisannya tak terhitung jumlahnya menghiasi headline utama.
Namun dalam sekejap, phoenix yang tercabut bulunya tak lebih dari ayam. Eliminasi Jia Shi ini membuat sang wartawan terkemuka ikut terseret dalam situasi canggung. Beralih ke tim lain tentu masih bisa dilakukan, namun dalam pekerjaan sebagai wartawan pendamping tim, jaringan relasi adalah hal krusial. Seluruh hubungan Cao Guangcheng bertumpu pada Jia Shi. Kini jika dipindahkan ke tim lain, mungkin ia takkan mampu bersaing dengan rekan sejawat. Cao Guangcheng tahu, banyak orang sudah mulai menyindirnya diam-diam! Setelah sekian lama berjaya, mustahil tidak menimbulkan kecemburuan.
Saat acara tahunan (Esports Home) musim panas lalu, Cao Guangcheng tak sedikit mendengar sindiran halus dari koleganya. Ia sendiri menyimpan kekesalan dalam hati! Saat ini tim-tim elite klub besar telah memiliki wartawan pendamping yang mapan. Jika dipindahkan, pasti hanya ke tim baru yang baru bergabung dengan liga. Tim yang hanya berorientasi pada "tidak tereliminasi", seberapa penting laporan yang bisa dihasilkan? Bisa-bisa saat tim tersebut tersingkir, nasibnya ikut terpuruk, terombang-ambing tanpa harapan mengulangi kejayaan masa lalu.
Cao Guangcheng sudah sangat memahami situasi lingkup mereka, jadi meski Jia Shi tereliminasi, dia tidak buru-buru mencari jalan keluar lain. Bagaimanapun, ini adalah Tim Jia Shi! Eliminasi mereka pun didefinisikan sebagai keajaiban, siapa yang meragukan Jia Shi tidak bisa kembali ke lingkup profesional dalam satu tahun? Apalagi dengan transfer Xiao Shiqin dan Sheng Ling Mie yang spektakuler ini, transaksi sebesar ini jarang terlihat di tim profesional selama musim transfer panas.
Cao Guangcheng bertahan, menunggu untuk kembali ke Liga bersama Jia Shi. Tapi di musim ini, hari-harinya mungkin akan terasa lebih santai.
Biasanya sibuk sampai tidak bisa tidur demi mengejar deadline, setiap hari mengutuk profesi yang melelahkan ini. Tapi sekarang benar-benar longgar, malah merindukan hari-hari sibuk itu sampai membuatnya insomnia...
Ada waktu untuk tidur, tapi justru tidak bisa terlelap. Hari-hari seperti ini benar-benar membuat Cao Guangcheng merasa frustasi.
Jumat pagi.
Cao Guangcheng membuka matanya, melihat jam, secara refleks mulai memikirkan apakah hari ini Jia Shi main kandang atau tandang. Begitu sadar, dia tersenyum getir. Liga baru sudah memasuki pertandingan ketiga, tapi dia masih belum beradaptasi dengan ketidakhadiran Jia Shi di lingkup profesional, tidak perlu mengikuti tim untuk wawancara!
Dengan pasrah, Cao Guangcheng bangun dan berjalan telanjang menuju kamar mandi.
Stasiun wawancara mereka sebenarnya hanyalah mengirim beberapa personel untuk tinggal di Kota H dan melakukan liputan dari jarak dekat. Di berbagai daerah, mereka menyewa suite untuk para wartawan. Semua anggota tinggal bersama, pergi untuk wawancara saat ada tugas, lalu menulis laporan. Sama sekali tidak membutuhkan kantor khusus. Jika dipaksakan, kamar tidur masing-masing dan ruang tamu suite inilah yang menjadi kantor mereka.
Saat Cao Guangcheng keluar dari kamar tidur dan melewati ruang tamu, ia melihat Chang Xian - rekan mudanya yang juga ditugaskan di stasiun wawancara Kota H - sedang sibuk mengetik dengan berisik di depan komputer di ruang tamu.
Berbeda dengan Cao Guangcheng yang secara inisiatif meminta untuk tetap tinggal, Chang Xian lebih bersifat pasif. Pemuda lulusan kampus tahun lalu ini direkrut oleh (Esports Home) dan langsung ditugaskan ke stasiun wawancara Kota H. Sebagai fans Glory yang sangat fanatik, nasib malang menghampirinya ketika tim Kota H, Jia Shi, tersingkir secara ajaib. Proyek liputan pertamanya yang baru dimulai pun terhenti. Sepanjang musim panas, markas besar tidak memberikan instruksi transfer, menjadikannya anggota tetap seperti Cao Guangcheng. Namun berbeda dengan Cao yang punya banyak pertimbangan, Chang Xian tetap bersemangat mempersiapkan kerja aktif. Sikapnya yang seolah ingin membuat liputan mendalam tentang Tantangan Rookie ini terlihat agak menggelikan di mata Cao Guangcheng.
Tantangan Rookie? Apa yang bisa ditulis dari itu?
Cao Guangcheng yang sudah meliput empat kali final kejuaraan bersama tim, benar-benar merasa agak gengsi untuk memperhatikan tantangan rookie. Jadi dengan adanya pemuda seperti Chang Xian yang cukup larut, dia justru merasa lega. Setidaknya bisa dianggap menyelesaikan tugas!
Melihat Chang Xian yang sudah sibuk sejak pagi-pagi benar, Cao Guangcheng penasaran apa lagi yang sedang dikerjakannya. Kemarin sepertinya baru selesai satu babak tantangan rookie ya?
Belum sempat dia mendekat, Chang Xian sudah melihat bayangannya dari pantulan cahaya monitor, langsung berbalik menyapa: "Selamat pagi, Cao Ge! Sudah bangun?"
"Hmm, kau sibuk apa ini?" Cao Guangcheng sudah melihat ke monitor Chang Xian. Banyak halaman web dan dokumen terbuka, sepertinya sedang mengorganisir sesuatu.
"Wah! Tadi malam di Tantangan Rookie, Tim Xingxin mengalahkan Tim Wuji!" kata Chang Xian dengan semangat.
Anak baru!
Cao Guangcheng bergumam dalam hati, lalu berkata datar: "Oh ya?"
"Cao Ge, menurutmu bolehkah kita mewawancarai Xingxin? Dari pesan di lingkaran, Ye Qiu di Tim Xingxin sepertinya sudah pasti kan?" tanya Chang Xian.
Cao Guangcheng langsung tertawa mendengar itu. Dalam hal informasi lingkaran dalam, aku seratus kali lebih lihai darimu. Aku memang tahu Ye Qiu ada di Tim Xingxin, tapi kalau kau mau wawancara berdasar itu, itu konyol. Siapa itu? Ye Qiu! Di seluruh lingkup Glory, musuh terbesar media ya barang ini! Sebagai satu-satunya figur istimewa di Liga yang menyepelekan media, benar-benar semua orang tak punya solusi.
Cao Guangcheng yang bergengsi sebagai wartawan pendamping Tim Jia Shi, ternyata hanya berhasil mewawancarai kapten Jia Shi ini tiga kali!
Tiga kali!
Cao Guangcheng sudah mengikuti Tim Jia Shi selama delapan tahun penuh, tapi hanya dapat tiga kali wawancara. Padahal wartawan pendamping tim mana pun mungkin bisa bertemu kapten tim lebih dari itu dalam seminggu. Yang lebih menyebalkan, tiga wawancara itu sialan semuanya lewat QQ...
Benar, sampai sekarang Cao Guangcheng ternyata belum pernah melihat wajah asli Ye Qiu. Ini hal yang selalu membuatnya mengadukan nasib.
Memikirkan ini, Cao Guangcheng kembali merasa geram. Melihat Chang Xian yang bersemangat itu, Cao Guangcheng merasa perlu memberitahu orang muda betapa dalamnya lingkaran ini. Anak muda sekarang mengira mewawancarai Zhou Zekai sudah susah! Sialan, pernahkah kalian punya pengalaman jadi wartawan pendamping delapan tahun tapi tak pernah melihat atlet andalan tim, hanya wawancara tiga kali lewat QQ?
“Xiao Chang, poin berita yang kamu temukan ini cukup bagus. Xingxin adalah tim yang sedang ramai jadi topik belakangan ini, bisa dilakukan laporan lanjutan. Ayo, saya yakin kamu bisa!” Cao Guangcheng langsung berkata.
“Siap!” Chang Xian antusias langsung membereskan peralatannya, tapi di tengah proses tiba-tiba menoleh: “Kak Cao tidak ikut?”
“Ah, saya tidak ikut. Sekarang waktunya kamu lebih banyak berkelana sendiri, harus bisa mandiri! Kalau Tim Xingxin ini benar-benar bisa terus bertanding, bukankah mereka akan jadi sumber daya milikmu? Harus dioptimalkan!” kata Cao Guangcheng.
“Baik, saya berangkat dulu, Kak Cao.” seru Chang Xian.
“Hati-hati, saya tunggu draftmu!” kata Cao Guangcheng.
“Siap!” Chang Xian berangkat dengan penuh semangat.
