Dari pihak Tim Wu Ji, yang pertama tampil adalah pemain warlock. Di round sebelumnya dia bertarung di posisi ketiga pertandingan individual, namun kalah telak oleh Wei Chen yang memaksimalkan kelebihan jarak casting Yingfeng Buzhen. Seminggu berlalu, mentalnya sudah pulih. Bayangan Wei Chen yang mengganggunya juga sudah turun di pertandingan individual, membuatnya akhirnya bisa bermain percaya diri dengan warlock Leo Porter di kursi pertandingan.
Di sisi Xingxin, yang pertama bertarung di arena pertandingan adalah Tang Rou dan Battle Mage-nya Han Yanrou.
Persiapan Tim Wu Ji selama seminggu ini, pertama-tama adalah menganalisis secara aktif faktor kekalahan di round pertama.
Hal seperti ini sebenarnya juga perlu memperhatikan teknik. Mencari penyebab kekalahan bertujuan untuk memperjuangkan kemenangan di round berikutnya dan memberikan efek positif bagi tim sendiri. Saat menemukan faktor kekalahan, solusi juga harus ditemukan.
Dari perspektif Tim Wu Ji, mereka memang meremehkan kekuatan Tim Xingxin. Meskipun mereka sudah bersiap, baik pemain Xingxin maupun peralatan karakter mereka jauh lebih kuat dari yang diketahui Tim Wu Ji melalui informasi intel. Terutama beberapa hal yang sama sekali tidak ada di data intel, seperti Yicunhui, yang benar-benar mengejutkan Tim Wu Ji.
Kekalahan ini memberikan pengalaman berharga. Berhadapan dengan Tim Wu Ji, Xingxin akhirnya tidak lagi sekadar mengintimidasi para penantang. Dalam perlawanan tingkat tinggi seperti ini, kekuatan yang ditunjukkan Tim Xingxin menjadi lebih kredibel.
Mengenal diri dan lawan, Tim Wu Ji akhirnya berpendapat bahwa hanya setelah melakukan penelitian selama seminggu inilah mereka benar-benar mencapai prinsip tersebut.
Melalui berbagai penyesuaian ini, Tim Wu Ji tidak kehilangan kepercayaan diri meskipun tertinggal jauh dalam skor, dan tetap menjaga semangat juang untuk meraih kemenangan.
Sekarang, pertandingan single player telah berakhir. Meskipun kehilangan satu poin yang membuat Tim Wu Ji paling mentok hanya bisa imbang dengan Xingxin, awal seperti ini sudah cukup untuk kembali membangkitkan semangat pasukan Wu Ji.
Han Yanrou?
Pemain Warlock Tim Wu Ji melihat karakter yang dikeluarkan Xingxin, dalam hati segera mengingat-ingat dengan cepat hasil analisis tentang Han Yanrou yang dipelajarinya selama seminggu ini.
Gigih, berani, ofensif yang luar biasa kuat, attacker sejati dengan skill operasional setara atlet profesional. Tapi dari banyak detail masih terlihat Han Yanrou bukan pemain senior murni. Punya teknik tapi belum menguasai sepenuhnya trik-trik permainan. Gaya bertarungnya selalu mengandalkan operasional untuk menghancurkan lawan, tidak terlihat kemampuan membaca pertandingan.
Di papan strategi Tim Wu Ji, analisis tentang Han Yanrou tertulis demikian. Bagian ini sebenarnya tentang pemainnya, tapi karena tidak tahu nama asli Tang Rou, mereka menyebutnya dengan nama karakter. Peralatan Han Yanrou juga mengejutkan mereka. Lima peralatan silver hanya bisa diketahui atributnya secara umum dari satu pertandingan. Sedangkan peralatan oranye lainnya telah dianalisis dengan jelas. Semua ini juga terdaftar rapi di papan strategi.
Pemain Warlock Tim Wu Ji sudah tahu cara melawan Han Yanrou.
Setelah hitungan mundur tiga, dua, satu, arena pertandingan akhirnya dimulai. Karakter pertama dari kedua tim telah masuk ke map. Meskipun Xingxin memiliki keunggulan kandang di round ini, namun dengan adanya anggota baru seperti Tang Rou dan Baozi, keunggulan kandang bukanlah jaminan. Hampir mustahil menemukan map di mana Tang Rou dan Baozi lebih mahir daripada pemain Team Wuji. Oleh karena itu, peta pertandingan yang dipilih Baozi adalah arena pertandingan, karena memilih map lain mungkin justru memberikan keunggulan tersebut ke lawan.
Semua orang mengira pemilihan map oleh Tim Xingxin ini berarti mengabaikan keunggulan. Siapa sangka justru melalui hak kandang, pilihan map ini malah membuat mereka mengambil posisi yang kurang menguntungkan.
Namun karena arena pertandingan hanya menggunakan satu map, menjadi sulit bagi Xingxin untuk menyeimbangkan kedua belah pihak. Akhirnya mereka memilih Honghua Ting (Paviliun Bunga Merah) - map dengan medan tempur tertentu namun tidak terlalu kompleks.
Setelah loading pertandingan selesai, Han Yanrou dan Leopold berdiri di dua sudut map yang berseberangan. Di sekitar paviliun tengah, taburan bunga merah yang berterbangan telah memasuki visi kedua pihak dengan sangat mencolok.
Tapi di pertandingan sepenting ini, mana ada orang yang terganggu oleh pemandangan? Begitu pertandingan dimulai, kedua karakter langsung bergerak menuju pusat map - Honghua Ting - dengan dash lurus tanpa ragu.
Tang Rou tetap konsisten ingin menghadapi lawan secara langsung. Sesuai karakternya, arena pertarungan adalah map yang sangat ideal. Di sisi Tim Wu Ji, meski terlihat penuh semangat saat menyerbu, sang pemain sebenarnya sangat waspada. Dia sama sekali tidak akan bertarung langsung dengan Han Yanrou. Ini adalah kesimpulan yang mereka dapatkan setelah menganalisis selama seminggu.
Dalam pertarungan serangan balasan, baik yang unggul sejak awal maupun yang berada dalam kekurangan, Han Yanrou selalu berpotensi semakin kuat seiring pertempuran. Oleh karena itu, Tim Wu Ji menyimpulkan satu kata untuk menghadapi Han Yanrou: tunda.
Penundaan yang disengaja, memperpanjang durasi pertandingan, memperkaya konten pertarungan, dimulai dari hal-hal kecil hingga akhirnya menghancurkan Han Yanrou sepenuhnya.
Ini adalah kesimpulan terakhir dari papan strategi Tim Wu Ji selama seminggu ini, tertulis di bagian bawah semua analisis tentang Han Yanrou. Jika tidak dijalankan seperti ini, bukankah penelitian keras selama seminggu ini akan terlihat sia-sia?
Maka ketika kedua karakter mendekati jarak casting LeoPorter, LeoPorter dengan tegas berhenti.
Jarak casting-nya memang tidak sejauh Yingfeng Buzhen, tapi jika dibandingkan dengan Battle Mage, itu hal yang sama sekali berbeda. Ini bisa disebut sebagai pertarungan antara jarak jauh vs jarak dekat. Pertarungan semacam ini sebenarnya telah memiliki contoh bagus di pertandingan single player pertama dimana Wu Chen menang. Strategi yang disiapkan Tim Wu Ji untuk menghadapi Han Yanrou juga bertujuan untuk mewujudkan kemenangan melalui metode pengendalian ritme seperti itu.
Panah Kutukan!
Skill tingkat rendah yang bahkan masih terlalu dini untuk digunakan saat ini, tapi ini adalah pelaksanaan setia dari tujuan taktik Tim Wu Ji. Dark Ball dilepaskan tanpa charge yang cukup, serangkaian panah kecil garis hitam yang tidak terlalu banyak ditembakkan berurutan. Tapi pada jarak ini, Han Yanrou dengan mudah menghindar hanya dengan menggeser posisi.
Leopold yang sebelumnya maju seagresif Han Yanrou, mulai mundur seketika setelah melemparkan skill. Ke mana pun Han Yanrou bergerak, dia akan mundur ke arah yang berlawanan.
Tang Rou tidak terlalu terkejut. Menghadapi jarak dekat sebagai karakter jarak jauh, sebagian besar strategi memang menggunakan taktik kiting seperti ini, dia masih memiliki EXP dasar tentang hal ini.
Tanpa ragu, langsung aktifkan Haolong Pojun!
Skill besar Battle Mage ini, di tangan Tang Rou sepenuhnya digunakan sebagai skill movement cepat. Han Yanrou mencengkeram tombak perang dan melesat maju, benar-benar berhasil mengurangi jarak antar pihak dalam sekejap. Tapi persis saat efek Haolong Pojun berakhir, di bawah kaki Han Yanrou muncul kilau hexagram - Six-pointed Star Prison telah berhasil diaktifkan.
Tim Wu Ji memang berasal dari latar belakang profesional. Gaya bertanding Tang Rou yang lugas dan langsung telah mereka analisis. Penggunaan skill besar "Haolong Pojun" secara boros saat mendekat sudah diperhitungkan. Begitu melihat Han Yanrou mengangkat tombak perangnya, pemain Warlock Wu Ji langsung paham. Posisi mana yang akan dituju Han Yanrou dengan Haolong Pojun ini, semua sudah menjadi bagian dari papan strategi mereka.
Six-pointed Star Prison sudah mulai dikast sejak Han Yanrou mengangkat senjatanya.
Koordinasi sempurna antara serangan Haolong Pojun dengan aktivasi skill. Seolah sudah direncanakan, pilar cahaya langsung mengurung Han Yanrou di dalamnya.
Skill seperti Six-pointed Star Prison biasanya hanya untuk mengalihkan perhatian. Jarang sekali bisa langsung mengenai lawan. Tapi kalau sampai terperangkap, situasinya akan sangat-sangat pasif.
Tanpa ragu, Leopold langsung meng-chanting skill ultimate-nya: Death Door. Han Yanrou yang terkunci Six-pointed Star Prison tak bisa kabur. Saat aura hitam Death Door menjeratnya, ia hanya bisa pasrah.
Curse of Corrosion, Soul Strike, Cutting Edge, Devour, Life Fall...
Serangkaian skill terus dilepaskan, tidak sedikit di antaranya mengandung unsur balas dendam. Di babak pertama saat melawan Yingfeng Buzhen, Leopold yang terjebak Death Door juga dihujani serangkaian skill seperti ini oleh lawannya. Kini, serangan skill tersebut dikembalikan persis sama kepada Han Yanrou.
Begitu Death Door selesai menyedot target, Hujan Kekacauan langsung dipanggil.
Ciri khas Warlock dalam crowd control benar-benar ditampilkan Leopold di pertandingan ini. Dengan Hujan Kekacauan yang turun, bagaimana mungkin Han Yanrou yang baru lolos dari Death Door bisa menghindar? Karakternya kembali masuk ke status Confusion yang tak terkendali. Leopold terus memuntahkan berbagai skill, menguasai seluruh inisiatif di lapangan. Han Yanrou yang sempat menembus hingga pemain ketiga Tim Wu Ji di babak arena sebelumnya, kini sepenuhnya dikendalikan.
Channel penonton langsung dipenuhi keriuhan.
"Para penampar muka yang menonton, hari ini memang tidak banyak yang datang melihat pertandingan, tapi juga tidak sepenuhnya kosong. Hanya saja yang datang semuanya low profile, sangat hati-hati, tidak berani sembarangan memprovokasi, benar-benar sudah trauma dipermalukan. Tapi saat ini, dalam pertarungan Han Yanrou dan Leopold ini, warlock memaksimalkan ciri khasnya, mengendalikan situasi dengan sangat stabil. Para penampar muka yang menonton juga sudah menahan diri cukup lama, saat melihat Hujan Kekacauan ini terhubung sangat indah dengan skill sebelumnya, membuat Han Yanrou tidak bisa menghindar, mereka akhirnya juga tidak bisa menahan diri lagi, meledak!"
"Ciamik! Kemenangan sempurna!" Ada yang berteriak memprediksi.
"Nah ini baru benar! Ini baru benar!" Ada yang secara gila-gilaan menunjukkan antisipasi yang sudah lama ditunggu terhadap adegan ini.
"Jangan beri dia kesempatan apapun, tumbangkan dia!"
"Mainnya bagus, lanjutkan, 1 vs 3!"
Terlihat jelas, ledakan emosi para penampar muka yang menonton masih cukup terkendali. Hanya dari diksi mereka saat ini, setidaknya tidak bisa dibedakan secara jelas dengan fans Tim Wu Ji.
Tang Rou saat ini tentu saja juga sangat menyebalkan. Sejak ditancapi Six-pointed Star Prison, operasionalnya, kecepatan tangannya menjadi kehilangan arti, dia sama sekali tidak punya solusi terhadap konsekuensi saat ini, hingga sekarang terkena Hujan Kekacauan, tetap saja tidak berdaya.
