Keadaan memalukan seperti ini sudah lama tidak dialami Tang Rou. Dalam pengalaman bermain Glory yang belum terlalu panjang, mungkin hanya saat pertama kali melawan Ye Xiu, dan ketika menghadapi Wang Jiexi - kapten Tim Micrograss yang pernah merekrutnya - dia merasakan ketidakberdayaan yang sama dalam.
Tapi kedua orang itu, Tang Rou tahu pasti level mereka jauh di atasnya. Apalagi saat itu skill-nya masih sangat rendah. Keduanya saat melawannya sama seperti dia sekarang yang sedang mengintimidasi pemain biasa.
Kini, dengan skill yang terus meningkat dan EXP yang terakumulasi, bahkan jika bertemu dua Shen ini lagi, Tang Rou merasa tidak akan lagi selemah dulu. Tapi sekarang, hanya seorang pemain dari Tim Wu Ji yang bahkan tidak dia ketahui namanya - hanya tahu di round sebelumnya si pemalas yang dipermainkan Wei Chen dengan menyedihkan sampai diejek selama setengah jam setelah pertandingan - kini justru berhasil menekannya habis-habisan.
Benar-benar dikuasai.
Persis seperti ketika menghadapi Loner-nya Ye Xiu atau Ahli Sihir Gelap-nya Wang Jiexi dulu, Tang Rou kembali merasakan ketidakberdayaan itu.
Tentu saja Tang Rou juga tahu, kelas Warlock memiliki kemampuan kontrol medan yang sangat kuat. Tapi kalau hanya karena faktor kelas, lalu dirinya bisa dikalahkan seburuk ini, bukankah itu berarti kelas Warlock tidak terkalahkan? Di lingkup profesional, ada berbagai kelas yang menjadi lawan Warlock termasuk Battle Mage yang digunakannya. Apakah semua orang akan dibuat tak berdaya seperti ini saat menghadapi Warlock?
Tentu tidak demikian. Penyebabnya lebih banyak harus dicari dari diri sendiri. Mungkin karena dari awal permainannya sudah buruk, sehingga terjerumus ke dalam ritme lawan?
Tang Rou memang bukan lagi pemula, dia sudah belajar merefleksikan masalah yang muncul dalam pertandingan, dan introspeksinya cukup akurat.
Tapi penyesalan sekarang tidak bisa mengembalikan ke momen sebelumnya. Dia masih harus menghadapi situasi di depan mata. Setelah kena Hujan Kekacauan, karakter tidak bisa dikendalikannya, hanya bisa menonton pasrah. Di sisi lain, ada juga faktor peralatan. Tim kuat profesional biasanya sangat memperhatikan daya tahan karakter terhadap efek status aneh. Jika benar-benar harus menghadapi kelas seperti Warlock, pasti akan melakukan penyesuaian peralatan yang sesuai.
Tim Xingxin saat ini tidak memiliki kondisi seperti itu, sehingga resistensi Han Yanrou sangat biasa-biasa saja. Saat menghadapi Warlock, pengaruh skill terhadapnya sangat besar, hingga status confusion saat ini tidak bisa diakhiri dalam waktu singkat. Sebagai contoh sederhana: ketika menghadapi kelas serangan fisik, tentu pertahanan fisik yang diperlukan; menghadapi kelas serangan sihir, otomatis pertahanan skill yang dibutuhkan; dengan logika sama, menghadapi Warlock, resistensi terhadap efek status aneh yang dipengaruhi Spirit-lah yang paling krusial. Han Yanrou tidak memiliki langkah spesifik, sehingga keterpurukannya saat ini juga sebagian disebabkan faktor ini. Dulu di game online, Warlock pernah dianggap sebagai kelas BUG yang merusak keseimbangan. Namun seiring meningkatnya perhatian terhadap resistensi efek status aneh, pemain akhirnya pahap ini hanyalah keunikan masing-masing kelas yang saling menaklukkan saja.
Tang Rou saat ini tidak memikirkan hal-hal tersebut, dia hanya mencari penyebab dari dirinya sendiri. Status confusion yang hampir berakhir ini, Leopold sudah menyiapkan skill kontrol baru.
Sebuah Hex of Binding mengikat Han Yanrou, diikuti gelombang skill berwarna hitam pekat yang menyerang.
Channel penonton semakin ramai. Dua karakter, satu garis HP meluncur turun drastis, satunya diam tak bergerak. Para penampar muka yang sebelumnya menahan diri akhirnya tidak bisa berkutik, bahkan beberapa sudah mulai memanggil rekan - benar-benar sayang jika melewatkan momen memalukan yang memuaskan ini.
Pemain Warlock dari Wu Ji saat ini juga sangat bersemangat. Persiapan selama seminggu ini ternyata tepat waktu, perasaan bahwa semuanya terkendali terasa sangat menyenangkan. Pemain Warlock semakin lancar bermain, pikiran semakin jernih, operasional semakin lincah, penangkapan momen emas semakin akurat. Semuanya seolah menyatu dengan napas dan detak jantungnya sendiri. Saat ini, dia benar-benar merasa seperti Leopold yang sedang berdiri di bawah Paviliun Bunga Merah sambil Chanting mantra kegelapan.
Di bawah performa luar biasa lawan, Tang Rou akhirnya gagal membalikkan keadaan, bahkan dikalahkan Leopold dengan kemenangan sempurna. Saat Han Yanrou tumbang, sorak sorai di channel penonton tak terkira. Para penampar muka yang datang setelah mendengar kabar telah cepat menguasai channel, mengalahkan fans Tim Wu Ji.
Kalimat provokasi seperti "Angin timur berhembus, genderang perang berbunyi, Han Yanrou harus takut pada siapa?" akhirnya mulai ditemukan sembarangan.
Di sisi Xingxin, suasana juga cukup tegang.
Sifat kompetitif Tang Rou sudah dikenal semua orang. Kali ini dia malah kalah telak, betapa besar damage psikologisnya? Semua orang menatap Tang Rou. Wajahnya jelas tidak lagi tersenyum, ekspresi "menyebalkan" hampir tertulis jelas. Gerakan mendorong keyboard dan melepaskan mouse-nya menunjukkan betapa enggannya dia.
Chen Guo berjalan mendekat, berusaha menghibur, tapi... kekalahan kali ini benar-benar memalukan, dari mana mencari kata-kata penghibur yang tepat?
Tiba-tiba Ye Xiu sudah membuka topik, hanya mengucapkan empat kata: "Masih harus latihan!"
Sungguh kejam!
Wei Chen hampir tidak tahan ingin meneriaki! Ekspresi menyebalkan si nona cantik setelah kalah tadi benar-benar membuat orang iba. Dasar brengsek, begini caramu menghibur orang?
Belum sempat Wei Chen memprovokasi, Tang Rou sudah mengangguk, jawabannya sangat singkat: "Hmm!"
Setelah itu, tangannya kembali ke keyboard dan mouse. Chen Guo yang berbalik ke arahnya untuk menghibur malah melihat Tang Rou menarik diri dari arena pertandingan, terkejut: "Mau ke mana?"
"Pergi latihan!" jawab Tang Rou.
Chen Guo benar-benar tidak tahu harus tertawa atau menangis. Andai tidak benar-benar memahami sifat Tang Rou, mungkin dia akan mengira sang gadis kesal dengan ucapan Ye Xiu lalu nekat latihan karena emosi.
"Pertandingan belum selesai!" seru Chen Guo.
"Harus menang!" Tang Rou mengangkat tangan sambil berteriak.
"Omong kosong." Dari sisi lain, Ye Xiu menjawab singkat.
Anggota kedua Tim Xingxin yang tampil adalah Qiao Yifan dengan Yicunhui-nya. Karakternya kini sudah berdiri di posisi pertandingan. Tang Rou meninggalkan lawan dengan HP penuh untuknya, membuatnya agak tertekan. Tapi setelah mendengar dialog brutal antara Tang Rou yang kalah dan Ye Xiu yang belum bertanding, keberaniannya tiba-tiba menyala.
Pertandingan kedua di arena, segera dimulai.
Qiao Yifan, Yicunhui.
Karena wawancara Chang Xian belum dipublikasikan, selain pihak Jia Shi, tidak ada yang tahu bahwa Yicunhui sebenarnya adalah Qiao Yifan yang pernah bermain di lingkup profesional. Ditambah jarang tampil sebelumnya, informasi Tim Wu Ji tentang Yicunhui pada round pertama sangat terbatas. Mereka hanya menemukan karakter ini menyelesaikan Tantangan Dewa di level 55 dan memasuki Shen Zhi Lingyu. Fakta ini saja sudah menunjukkan dia bukan pemain baru di server baru.
Melalui pertandingan round pertama, kesimpulan Tim Wu Ji tentang Qiao Yifan adalah: Licik, sangat licik.
Bagaimana menghadapi pemain licik? Tentu harus waspada, sangat waspada.
Selain itu, melalui analisis, Tim Wu Ji menemukan poin menguntungkan: Yicunhui adalah Ghostblade formasi.
Gaya Ghostblade formasi dan Slash Ghost sangat berbeda, mudah dikenali. Ghostblade formasi lebih condong ke pendukung tim, kekuatan duelnya relatif lemah. Hal ini langsung menjadi aspek penting dalam strategi melawan Yicunhui.
Pemahaman yang relevan hanya sebanyak ini. Pemain Warlock Tim Wu Ji yang baru saja mengalahkan Tang Rou sedang berada dalam puncak kepercayaan diri. Melihat Yicunhui maju ke medan pertempuran, dia secara diam-diam mengulas kembali ciri khas pemain dan karakternya, sementara dalam hati telah menyusun strategi. Setiap benturan dengan lawan tidak bisa diprediksi sebelumnya, oleh karena itu persiapan harus dilakukan untuk segala kemungkinan. Baik menghadapi Han Yanrou, Yicunhui, bahkan Yingfeng Buzhen dan Jun Moxiao, setiap anggota Tim Wu Ji telah berpikir dan berdiskusi selama seminggu untuk menyusun taktik penanggulangan. Pada round ini, persiapan mereka benar-benar matang.
Tiga, dua, satu...
Setelah hitungan mundur, pertandingan dimulai. Map masih berupa Paviliun Bunga Merah, namun kedua lawan kini mengendalikan dua kelas karakter dengan kekuatan kegelapan: Ghostblade dan Warlock.
Berbeda dengan pendekatan langsung Tang Rou, Qiao Yifan sebagai Yicunhui sejak awal telah memanfaatkan perlindungan alami di map. Di mata pemain Tim Wu Ji, ini adalah kelicikan!
Qiao Yifan tidak aktif mendekati lawan, begitu pula pemain Warlock Tim Wu Ji yang tidak terlalu agresif mencari dirinya. Masak iya! Pada round pertama, Penembak jitu Tim Wu Ji terjebak dalam perangkap Yicunhui justru karena terlalu agresif. Kesalahan yang sama tak boleh terulang dua kali.
Faktanya jebakan perangkap seperti ini, jika dihadapkan dengan tim pemain biasa, mungkin justru tidak efektif. Pemain biasa terlalu banyak yang tidak beretika, tidak ada pengawasan dalam pertandingan online, 90% pasti akan saling mengingatkan dan berteriak menggunakan Perspektif penonton. Namun Tim Wu Ji benar-benar mematuhi aturan, hingga saat ini, hanya He An yang saat bertanding di arena pertandingan ada seseorang yang tidak tahan mengingatkan dengan teriakan. Hal ini... Setelah pertandingan, semua tidak membahasnya lagi. Pertandingan itu juga berakhir dengan kekalahan Tim Wu Ji, jika benar-benar menang, karena satu teriakan itu maka kemenangan itu memang tidak terhormat. Meskipun senang menang, di hati pasti tetap ada bayangan.
Pertandingan round kedua sangat menentukan hidup mati, meski demikian, dari pertandingan individual hingga sekarang, Tim Wu Ji benar-benar tidak melakukan pelanggaran sedikit pun. Mereka hanya mempersiapkan dengan serius selama seminggu, tetapi tidak pernah berpikir untuk menggunakan metode kecurangan demi melewati dungeon sulit.
Yicunhui dan Leopold lama tidak bertukar serangan, para penonton mulai kehilangan kesabaran. Saat ini yang lebih mudah gugup justru para penonton. Perspektif penonton memungkinkan mereka memahami dinamika kedua belah pihak lebih jelas, saat ini kedua orang ini melakukan berbagai pergerakan, tapi tidak saling berhadapan, berputar-putar, akhirnya Leopold diam-diam berpindah ke sisi Yicunhui, Yicunhui sudah ketahuan berada dalam radius sihir Leopold!
"Tumbangkan dia!!" Di channel penonton, layar dibanjiri pesan.
