"Dalam pertandingan ini, kita melihat sesuatu yang luar biasa!" Itu komentar terakhir Yu Wenzhou tentang performa Yingfeng Buzhen. Mengenai level Wei Chen, enam tahun lalu Yu Wenzhou dan Huang Shao Tian sudah pernah merasakannya. Saat itu mereka masih remaja hijau di ruang latihan. Kini mereka sudah menjadi Shen ternama di Liga, sementara Wei Chen sudah berusia 30+ - super veteran yang benar-benar unik di lingkup profesional. Tentang level pemain sepuh ini, kedua Shen dengan chemistry baik memilih tidak berkomentar.
Pertandingan ini berakhir dengan kemenangan Yingfeng Buzhen sesuai perkiraan. Psikologis penggemar gosip sudah terpuaskan, bersiap bubar. Tapi rekaman pertandingan yang diunggah tentu memotong bagian waktu tunggu, langsung beralih cepat ke arena pertandingan. Pemain Xingxin yang tampil: Han Yanrou.
"Mata para pemain Blue Rain langsung berbinar-binar. Di Esports Weekly tertulis jelas, operator Han Yanrou yaitu Tang Rou adalah super cantik tanpa cela. Meski tidak ada foto pendamping, Esports Weekly selalu jujur dan bisa diandalkan, tidak seperti koran lokal yang suka mengarang daya tarik palsu untuk menarik perhatian. Jika Esports Weekly berani bilang begitu, pastilah nonak ini benar-benar bisa dibanggakan."
"Beauty beauty!!"
Pemain-pemain Blue Rain ramai-ramai berteriak, formasi yang baru saja mau bubar langsung mengerumun lagi, semangatnya bahkan lebih besar daripada saat menyaksikan pertandingan kapten lama mereka. Ada yang mulai sembarangan mengkritik, mengatakan kegagalan terbesar Tim Blue Rain adalah tidak memiliki anggota wanita.
Memang benar, di antara empat tim kuat tradisional - Jia Shi, Dominant Hero, Micro Grass, dan Blue Rain - hanya Blue Rain yang tidak pernah punya pemain wanita. Dominant Hero dan Micro Grass setidaknya punya anggota wanita walau bukan anggota utama. Jia Shi lebih hebat lagi, pemain wanita tercantik nomor satu ada di tim mereka - hal ini membuat banyak pemain lain iri dan kesal!
"Sudah cukup, malam masih ada pertandingan, semuanya latihan!" Yu Wenzhou melihat para pemalas ini terus mengorek kabar tanpa henti, akhirnya tidak tahan lagi dan membuka topik untuk menghentikan mereka.
Begitu mendengar instruksi kapten, semua orang langsung berhenti berkomentar sembarangan. Mereka menjulurkan lidah dan bubar, kembali ke posisi masing-masing. Di komputer Huang Shaotian, rekaman pertandingan masih berjalan. Si pemalas ini menoleh dengan ekspresi serius dan berkata: "Nonak ini skill-nya lumayan, mungkin akan menjadi rival berat kita di masa depan."
"Urus itu setelah pertandingan selesai!" ujar Yu Wenzhou.
Huang Shaotian pun patuh pada instruksi kapten. Ia menutup rekaman Tantangan Rookie yang biasanya tak akan mereka pedulikan, lalu memulai latihan penyesuaian kondisi untuk hari pertandingan.
Pemberitaan Esports Weekly di lingkup profesional terutama mendapat respons dari Tim Micro Grass dan Blue Rain, karena masing-masing tim memiliki mantan anggota di formasi Xingxin. Adapun tim lain yang melihat berita ini tak akan terlalu memperhatikan. Ini baru putaran kedua Tantangan Rookie, terlalu dini jika menjadikan Xingxin sebagai musuh imajiner - bukankah lebih baik fokus mempelajari 19 lawan di Liga? Apalagi di Tantangan Rookie musim ini ada Tim Jia Shi. Jika harus menganalisis, seharusnya fokus pada tim legendaris yang akan segera bangkit lagi ini, bukan?
Inilah keadaan sulit Tim Xingxin yang sudah diprediksi Cao Guangcheng. Meski kekuatannya luar biasa dan topik pembahasannya banyak, namun karena keberadaan Jia Shi, Xingxin selalu dianggap sebagai pendatang sementara. Di lingkup profesional, untuk sementara belum ada yang benar-benar memperhatikan mereka. Di kalangan pemain, setelah ramai membahas dengan wajah berseri-seri, mereka tetap merasa menyesal untuk Xingxin karena adanya Jia Shi. Sejujurnya, bahkan orang-orang yang mendukung Xingxin demi menyaksikan bahan tertawaan para penampar muka, di lubuk hati sebenarnya juga tidak yakin Xingxin bisa mengalahkan Jia Shi.
Namun perasaan sebenarnya dari pihak terkait, yaitu Tim Jia Shi, saat ini tidak sesantai para penonton ini. Dua kemenangan mudah Xingxin atas Tim Wu Ji dalam dua round, membuat Tao Xuan harus mempertimbangkan kembali: apakah mereka harus lebih memperhatikan Xingxin?
Pikiran Tao Xuan saat ini sama sekali tidak tertuju pada timnya sendiri. Jia Shi yang bertemu tim pemain biasa dalam dua ronde berturut-turut memang tidak ada yang perlu dibahas. Justru Tim Xingxin yang lolos ujian berat seperti melawan Wu Ji, membuat Tao Xuan tidak bisa tidak menyadarinya. Kuncinya adalah, jika kedua tim ini bertarung mati-matian dan akhirnya Xingxin menang dengan susah payah, mungkin Tao Xuan tidak akan terlalu khawatir. Tapi kenyataannya, Xingxin dengan mudah mengalahkan lawan 8.5-1 di tandang, lalu di kandang langsung membunuh pertandingan lebih awal. Kemudahan dan keluwesan seperti ini membuat Tao Xuan tidak bisa tidur semalaman, meski terus menghitung berapa banyak Equipment silver yang dimiliki Tim Jia Shi-nya.
Kemudian hari ini, melihat halaman khusus yang diberikan Esports Weekly untuk Xingxin, suasana hatinya semakin tidak menyenangkan. Laporan minggu ini, Jia Shi mereka hanya mendapat satu kalimat berita, sedangkan Xingxin bahkan memiliki satu halaman penuh yang dikhususkan untuk memperkenalkan mereka.
Benar-benar menyebalkan! Sangat tidak nyaman!
Koran ini langsung dibuang Tao Xuan ke tempat sampah setelah dilihat sebentar. Ia tidak bisa menahan kegelisahan dalam hatinya, jelas-jelas Tim Xingxin peralatannya sangat buruk, skill pemainnya juga tidak luar biasa, mengapa dirinya tetap merasa cemas?
Tao Xuan hidup dalam kecemasan, sedangkan pihak Xingxin justru hidup dengan sangat baik.
Setelah Xingxin muncul di koran, Chang Xian memanfaatkan kesempatan ini untuk mengunjungi Xingxin lagi dengan membawa koran baru. Semangatnya yang gigih ini membuat Cao Guangcheng teringat pada masa awal dirinya dikirim ke Kota H. Dulu, dia juga selalu menyambangi Jia Shi setiap ada kesempatan, hingga akhirnya membangun hubungan sebagai tim pendamping. Kini, Chang Xian membuatnya melihat bayangan diri sendiri di masa lalu. Saat itu, seperti Chang Xian sekarang, dia sebenarnya tidak memahami bahwa hubungan perlu dirawat dengan koneksi sosial, hanya mengandalkan semangat kerja, bolak-balik datang, akhirnya berhasil membangun relasi ini. Tapi Xiao Chang! Apakah semangatmu yang diinvestasikan ke tim Xingxin ini layak?
Cao Guangcheng sempat ingin menasihati, tapi setelah dipikir lagi, punya semangat itu bagus! Kebetulan musim ini stasiun wawancara mereka di Kota H hanya mendapat misi tantangan rookie. Chang Xian tidak meremehkan tim kompetisi rookie dan mau mengikutinya, itu keuntungan. Ngapain juga dia harus menghalangi?
Ketika Chang Xian tiba di sisi Xingxin, Chen Guo-lah yang menerimanya. Meski masih muda, Chang Xian tentu paham dasar-dasar koneksi sosial. Pertama-tama dia menyapa dan menanyakan kabar Chen Guo yang sebelumnya terjatuh di hadapannya, lalu menjelaskan maksud kedatangannya khusus mengantarkan koran. Sambil menyampaikan maksudnya, dia juga menyampaikan permintaan maaf karena foto Chen Guo tidak bisa dimuat.
“Memang halaman editorial terbatas, tapi ke depan pasti masih ada kesempatan.” Chang Xian berbicara dengan yakin kepada Chen Guo, dia percaya tim ini pasti akan terus menarik perhatian.
“Baguslah!” Chen Guo tidak terlalu mempersoalkan fotonya yang tidak naik ke media, mempersilakan Chang Xian masuk dan duduk.
“Eh, yang lain mana? Kapten Ye?” tanya Chang Xian. Tentu saja dia tidak ingin datang sia-sia, memangfaatkan kesempatan untuk mengajukan beberapa masalah lagi, bukankah lebih baik dengan sumber daya yang lebih lengkap?
“Sedang sibuk masing-masing? Hari ini kamu juga ada wawancara?” tanya Chen Guo.
“Oh, tidak-tidak, aku cuma bertanya iseng…” Chang Xian buru-buru menjelaskan. Sebenarnya dia ingin mengajukan pertanyaan secara alami. Jika harus melakukan wawancara resmi lagi, pertama persiapannya belum matang, kedua kalau hasil wawancara tidak dimuat di koran, itu akan terkesan kurang profesional.
"Silakan duduk, aku akan ambilkan air." Chen Guo memperlakukan Chang Xian seperti teman biasa. Chang Xian juga berharap suasana santai seperti ini, jadi tidak menolak. Namun matanya terus melirik ke kamar dalam. Setelah mencari tahu tipe rumah susun di area ini, dia menduga anggota Tim Xingxin tinggal di lantai atas sementara latihan dan pertandingan dilakukan di bawah. Saat ini, para pemain pasti sedang beristirahat di kamar masing-masing? Chang Xian tidak berharap semua anggota langsung datang saat pertama kali. Jika bisa menangkap satu dua orang untuk ngobrol berdua saja, alangkah baiknya?
Sementara Chang Xian berharap ada yang turun, di kamar lantai atas, Ye Xiu dan Wei Chen sedang sibuk di depan komputer!
Kamar-kamar di lantai atas memang dilengkapi komputer, tapi spesifikasinya jauh di bawah yang digunakan untuk latihan dan pertandingan di lantai bawah. Komputer ini hanya untuk hiburan pribadi. Misalnya buat nonton film atau acara TV sambil rebahan di kasur. Lebih nyaman daripada harus ke lantai bawah pakai headphone.
Ye Xiu sedang mengerjakan urusan penting yang bukan game, jadi tidak mempermasalahkan spesifikasi komputer. Di desktopnya hanya terbuka satu aplikasi QQ dengan dua jendela obrolan berkedip-kedip, tanda percakapan sedang berlangsung.
Di jendela sebelah kiri, nama QQ: Xiao Qiang.
"Wu Chen dari Tim Wu Ji, nama QQ-nya juga menggunakan nama karakternya. Ini adalah kebiasaan yang dimiliki banyak atlet profesional, terutama generasi lama. Namun sekarang, dengan berkembang pesatnya Liga dan banyaknya transaksi pemain, terkadang menggunakan nama karakter yang dipakai sendiri menjadi canggung saat terjadi transfer. Tapi masih banyak yang melakukan ini, ini bisa dianggap sebagai detail kecil untuk menunjukkan kesetiaan pada tim mereka!
Kesetiaan Wu Chen pada Tim Wu Ji tentu tidak perlu diragukan lagi. Nama QQ-nya selama bertahun-tahun selalu menggunakan Xiao Qiang. Ye Xiu awalnya tidak memiliki kontaknya, tapi setelah bertahun-tahun berkecimpung di lingkup ini, jaringan pertemanannya tentu luas. Setelah berusaha mencari, akhirnya mendapatkan informasi. Dari Tim Wu Ji, Ye Xiu hanya bisa menghubungi Wu Chen. Adapun anggota lainnya yang bergabung setelah Tim Wu Ji tereliminasi, belum sempat terjalin hubungan dengan lingkup profesional! Jaringan pertemanan tingkat tinggi Ye Xiu justru tidak bisa mendapatkan informasi.
Jun Moxiao...
Wu Chen tertegun sejenak saat melihat permintaan pertemanan ini, tapi secara refleks menerimanya.
"Apa kalian baik-baik saja?" Pesan dari pihak lawan langsung masuk setelah pertemanan disetujui.
"Tidak terlalu baik." Wu Chen menjawab sambil tersenyum pahit. Dia tentu tahu maksud pertanyaan itu. Apakah pemenang yang menanyakan hal seperti ini pada yang kalah merupakan penghiburan? Atau provokasi? Wu Chen tidak buru-buru menyimpulkan. Dia telah lama bermain di lingkup ini dan mengalami berbagai hal. Kompetisi pasti ada yang menang dan kalah. Meski hasilnya menyedihkan, dia yakin masih bisa menerimanya.
"Apa rencana tim kalian selanjutnya?" Ye Xiu bertanya lagi.
Setelah pesan ini datang, Wu Chen akhirnya benar-benar memahami tujuannya. Ini adalah si pemalas yang datang memanfaatkan situasi kebakaran.
