Setelah pensiun dari karir sebagai atlet profesional, langsung diserap internal untuk menduduki posisi di departemen tertentu klub adalah hal yang umum. Biasanya kesempatan seperti ini diberikan kepada anggota tim yang berjasa besar atau yang benar-benar kompeten untuk pekerjaan tersebut.
Wu Chen sebelumnya juga memiliki harapan seperti ini untuk masa depannya. Dia sangat mencintai tim Wuji ini, berharap bisa bersama selamanya. Namun sekarang, semuanya telah hancur. Wuji sebentar lagi akan bubar, di mana lagi ada kesempatan kerja seperti ini?
Tugas terakhir Wu Chen sekarang bahkan bukan lagi tanggung jawab sebagai kapten. Sebagai atlet profesional, jika memilih mengundurkan diri sekarang, tim sudah tidak akan keberatan. Tapi pergi ke mana? Wu Chen masih bingung, menghindar. Tiba-tiba, Ye Xiu memberinya pilihan.
Guild ya...
Wu Chen tentu paham, meski guild dibangun di game online dan terlihat sama dengan guild pemain biasa, itu adalah pondasi penting kesuksesan tim. Staf yang bertanggung jawab atas guild pasti merupakan inti dari manajemen klub, kepentingannya tidak kalah dari departemen lain.
Sejujurnya, harapan Wu Chen adalah berkembang bersama tim Wuji. Jika pindah ke tim lain, semangatnya sudah tidak ada. Dia sudah terbiasa mengikat segala hal terkait Glory dengan Wuji.
Tapi sekarang dia benar-benar tidak bisa mengikat lagi. Kenyataan kejam ini memaksanya berpikir realistis. Dibandingkan pindah jalur, tetap di lingkaran Glory masih jadi pilihan utama. Tapi Wu Chen hanya orang kecil. Tim-tim besar di lingkup profesional pasti tidak akan memberi kesempatan, hanya tim baru seperti Xingxin.
"Tapi Xingxin pada akhirnya adalah dalang utama yang menyebabkan Wu Ji bubar." Meskipun Wu Chen rasional, secara emosional tiba-tiba harus bekerja untuk Xingxin masih cukup sulit diterima.
Bersiap mengetik penolakan, tiba-tiba muncul kalimat di jendela obrolan: "Merintis dari nol bersama, perasaan ini sangat menyenangkan!"
Jantung Wu Chen tiba-tiba berdebar lagi. Dulu Tim Wu Ji juga dibangun dari nol, mulai dari pemain hingga karakter, sedikit demi sedikit. Meski hasil mereka selalu cukup parah, mereka tak pernah menyerah berusaha. Walau akhirnya kalah, kenangan itu masih terasa indah.
Ada sedikit rasa penasaran!
Wu Chen tergoda. Dia sadar kesempatan seperti ini langka. Kebetulan dia sedang tepat waktu - dengan statusnya yang biasa saja, mungkin tak ada yang akan mengingatnya.
"Pertimbangkanlah!" Di sisi lain layar, melihat Wu Chen tak kunjung merespon, tak ada desakan atau pertanyaan "apakah kamu online", hanya meninggalkan pesan satu per satu.
"Baik..." Setelah Wu Chen merespons, sisi lain mengirim emoji lambaian tangan lalu menghilang.
Wu Chen mulai memikirkan prospek karirnya. Sementara Tim Wu Ji, setelah transaksi dengan Xingxin, juga mulai bernegosiasi dengan Tim Yi Zhan.
Ini negosiasi dengan harapan terbesar Tim Wu Ji saat ini. Bos Wu Ji langsung turun tangan, semua personil berdiskusi intensif seputar hal ini.
"Hari demi hari berlalu, Tim Wu Ji dan pihak Yi Zhan akhirnya mencapai kesepakatan final. Yi Zhan tidak mengambil alih seluruh aset Tim Wu Ji, tetapi dengan harga 10 juta, mereka memperoleh sekitar 50% material. Hal ini membuat Tim Wu Ji akhirnya merasa cukup puas.
Harga ini memang jauh lebih rendah dari pasar biasa. Tapi mereka sedang melakukan obral karena tim yang akan bubar. Bisa mendapatkan 10 juta untuk barang-barang ini sudah bagus. Tim Wu Ji bukanlah brand terkuat, kalau benar-benar tim elite klub besar, mungkin bukan cuma materialnya, seluruh tim pun bisa ada yang mau mengambil alih karena efek branding!
Setelah transaksi dengan Tim Yi Zhan ini, batu yang mengganjal di hati seluruh anggota Wu Ji akhirnya jatuh. Untuk barang-barang selanjutnya, mereka tidak terlalu mempermasalahkan lagi. Tim Wu Ji mulai aktif menyerang, menawarkan ke berbagai pihak. Penyelesaian dengan personil internal klub juga sudah dimulai. Personil satu per satu pergi, atlet profesional pun satu per satu mengundurkan diri. Yang terakhir adalah Wu Chen, berbeda dengan yang lain, penyelesaian untuk Wu Chen ditangani langsung oleh bos Wu Ji.
Ruang rapat strategi yang luas kini kosong melompong hanya menyisakan bos sendirian. Saat Wu Chen masuk, dia melihat bos berdiam diri di depan layar proyektor elektronik, menatap lambang tim Wu Ji yang tergantung di tembok.
Wu Chen tidak berkata-kata, hanya diam-diam mendekat. Sang bos menyadari kedatangannya, sama sekali tidak melakukan basa-basi sopan. Mereka memang sudah berteman lama sejak bertahun-tahun.
"Lihat lambang tim ini, apakah agak miring?" Sang bos berbicara tanpa menoleh ke Wu Chen.
"Bagaimana bisa, itu dipasang dengan sistem segitiga, tidak mungkin goyah." Wu Chen menjawab tanpa melihat. Lambang tim itu dipasangnya sendiri saat tim mereka pindah ke sini, dia paling mengerti.
"Oh, benarkah?" Bos menggelengkan kepala sambil terus memandang, "Mungkin mataku sudah kabur."
Wu Chen tidak menjawab. Bos berbalik menuju meja sambil bertanya, "Ada rencana apa ke depannya?"
"Belum terpikir. Kamu?" tanya Wu Chen.
"Aku? Jika suatu hari ada kesempatan lagi, aku ingin membangun tim baru." kata Bos.
"Masih akan pakai nama Wuji?" Wu Chen tersenyum.
"Tentu saja." jawab Bos.
"Pastikan menyimpan posisi untukku." pinta Wu Chen.
"Pasti." Bos juga tersenyum. Sejarah Tim Wu Ji memang tidak panjang, tapi telah melalui banyak perubahan. Satu-satunya yang tetap mungkin hanya nama tim, lambang tim, dan anggota senior setia di hadapannya ini.
"Aku hanya khawatir saat itu sudah tidak bisa bertanding lagi." kata Wu Chen.
"Tidak perlu takut. Tim tidak selalu butuh atlet profesional. Dengan kemampuanmu, kamu bisa berkontribusi di banyak posisi." jelas Bos.
"Hmm..."
Wu Chen mengangguk penuh pertimbangan. Bos memperhatikan ekspresinya dan langsung menebak, "Ada tim yang sudah mengajakmu urusan ini?"
"Ya." Wu Chen mengangguk. Tidak perlu disembunyikan.
"Ditawari jadi apa?" tanya Bos.
"Mungkin urusan guild." jawab Wu Chen.
“Pergilah! Sangat cocok untukmu.” Bos mengangguk yakin, dia tentu tahu bakat Wu Chen di bidang ini. Jika bukan karena menghormati pendapat Wu Chen sendiri, sebenarnya dialah yang seharusnya merangkap sebagai manajer klub saat ini.
“Yang mengundangku adalah Xingxin.” Wu Chen tersenyum pahit.
Bos terkesiap sebentar, jelas terkejut dengan jawaban ini. Cepat-cepat dia mengerutkan kening: “Xingxin... Ini agak rumit. Mereka sekarang cuma tim Tantangan Rookie, tapi di musim ini ada Jia Shi di Tantangan Rookie! Kalau akhirnya gagal lolos, apakah tim ini akan bertahan? Menurutku kamu harus mengukur ini dulu.”
Bos hanya berkomunikasi dengan Wu Chen dari sisi prospek cerah Xingxin, sama sekali tidak menyebut arti khusus tim ini bagi Tim Wu Ji. Wu Chen langsung memahami pernyataan bos ini. Yang diucapkan adalah hal permukaan, sedangkan yang tidak diucapkan sama dengan pesan: “Jangan pedulikan hal-hal itu sama sekali.”
“Baik, aku akan pertimbangkan matang-matang.” Wu Chen tersenyum.
“Baguslah.” Bos Wuji mengangguk sambil tersenyum, dia paham Wu Chen sudah mengerti maksudnya.
“Penanganan tim sudah hampir selesai beberapa hari ini.” Bos Wuji mengalihkan topik ke urusan bisnis mereka, “Dari niat kerjasama yang diterima saat ini, hasilkan sebisa mungkin. Menerima lebih banyak lagi tidak ada gunanya, kerugian waktu dan sumber daya manusia sudah tidak terhitung lagi. Jadi kupikir, kalau ada aset sisa, semuanya akan kuserahkan padamu!”
“Aku?” Wu Chen terkejut.
“Cari Tim yang baik, lalu kelola bersama mereka dengan baik.” Bos Wuji menepuk bahu Wu Chen.
Pada detik ini, Wu Chen kembali memahami. Ucapan bos sebelumnya tentang suatu hari nanti membangun kembali Tim, hanyalah angan-angan belaka. Penyerahan saat ini lebih seperti meminta Wu Chen memikul warisan terakhir Wuji, terus melangkah dalam lingkaran Glory.
“Semua kuserahkan padamu.” Bos Wuji mengulurkan tangan. Wu Chen terdiam sejenak sebelum menjabat erat. Bos menggenggam kuat disertai anggukan: “Ada urusan lain, aku pamit dulu. Semua barang ada di sana... Semangat!”
Sang bos pergi. Di atas meja raya, tumpukan barang segera diperiksa Wu Chen. Selain hak penyelesaian kontrak tiap pemain, terdapat dua kotak kartu berukir karakter: “Wu” dan “Ji”. Saat dibuka, terpampang Kartu akun berjajar rapi. Paling atas, tergeletak karakter Artileri God Xiao Qiang – akun yang digunakannya bertahun-tahun, baru saja dikembalikan ke klub beberapa hari lalu.
Kartu akun lainnya, selain beberapa karakter kelas yang telah dijual, sebagian besar berasal dari pihak guild. Begitu Tim dibubarkan, keberadaan Guild Wuji pun kehilangan makna.
Benarkah hanya bisa seperti ini?
Memandang pintu setengah terbuka tempat bos pergi, menatap lambang Tim yang masih tergantung rapi di tembok, Wu Chen menghela napas panjang untuk terakhir kalinya.
Dua hari kemudian, Warnet Xingxin di Kota H.
Wu Chen membawa perlengkapan di satu tangan, sementara tangan lainnya memegang selembar kertas. Setelah memastikan alamat yang tercantum sesuai, ia melangkah masuk.
Suara riuh pengunjung memenuhi warnet. Setelah Tim Xingxin mengalahkan Wuji dan diliput oleh Esports Weekly, bisnis Warnet Xingxin langsung ramai. Kali ini, yang datang bukan lagi para penampar muka, melainkan orang-orang yang benar-benar penasaran dan berharap pada tim ini.
Perubahan atmosfer warnet membuat Chen Guo semakin sering mampir. Dengan karakternya yang supel, ia cepat akrab dengan para penggemar setia Xingxin.
Saat itu, Chen Guo sedang sibuk menghitung pemasukan bulanan di meja staf kasir. Senang karena prestasi tim, senang pula karena bisnis warnet yang sedang naik daun. Tiba-tiba, suara dari atasnya menyapa.
"Apakah Tim Xingxin di sini? Saya Wu Chen, sudah janjian untuk datang hari ini."
