Muyu Chengfeng...
Wu Chen terkesima. Karakter berlevel All-Star seperti ini, jangankan tim warnet akar rumput seperti Xingxin, bahkan saat Tim Wu Ji masih berada di puncak kejayaan di lingkup profesional pun, mereka tidak berani bermimpi memiliki karakter seperti itu. Saat ini hanya satu pikiran Wu Chen: Menganggap Tim Xingxin sebagai tim warnet biasa adalah kesalahan besar. Bukan hanya anggota tim mereka yang punya latar belakang istimewa, keberanian mereka untuk mengincar Muyu Chengfeng saja sudah menunjukkan level yang lebih tinggi dibanding Tim Wu Ji.
Dengan pemahaman yang lebih jelas tentang Xingxin, Wu Chen akhirnya mulai menetap dan segera merapikan akun-akun yang dibawanya dari Wu Ji.
Tim Wu Ji saat ini telah secara resmi mengumumkan pembubaran. Bagi segelintir pendukung setia, ini tentu menjadi kabar yang menyayat hati. Di antara guild yang dikelola Wu Ji, banyak pemain seperti ini. Saat Wu Chen login ke akun-akun tersebut, banyak pesan dari ketua guild yang menanyakan berbagai hal. Melihat pesan-pesan ini, Wu Chen tak bisa menahan desah pilu. Para pemain setia ini belum tahu bahwa meski guild masih menggunakan nama Wuji, namun sejak saat ini bukan lagi atas nama Wuji.
Wu Chen tidak larut terlalu lama dalam kesedihan. Dia login ke akun-akun ini untuk urusan resmi. Segera, sepuluh guild di area biasa dan dua guild di Shen Zhi Lingyu - total dua belas guild bernama Wuji - memperbarui pengumuman guild: Tim Wu Ji bubar, guild Wuji akan diambil alih oleh pemilik baru dengan nama berbeda, sistem guild sementara tidak berubah, semua bisa tetap bermain game dengan tenang.
Berpengalaman matang, Wu Chen tidak langsung membersihkan semua anggota guild lalu menggantinya dengan pendukung Tim Xingxin.
Dia paham betul makna fundamental eksistensi guild: memobilisasi kekuatan pemain untuk mendukung perkembangan tim. Di sini, kontribusi pemain awalnya mungkin berasal dari dukungan dan cinta terhadap tim, namun pemeliharaan jangka panjang bergantung pada sistem gudang guild.
Selama memiliki sistem gudang yang rasional dan komprehensif, meski pemain di guild bukan pendukung tim, guild tetap bisa beroperasi secara aktif dan efektif.
Sebagai guild di bawah klub, Guild Wuji telah dijalankan selama beberapa tahun dengan sistem yang benar-benar sempurna dan sepenuhnya diterima oleh pemain guild yang ada. Dalam konteks ini, tentu saja Wu Chen tidak perlu memaksakan diri untuk membersihkan para pemain ini. Namun pada akhirnya, Wu Chen mengumumkan bahwa pemilik baru adalah Tim Xingxin.
Tim Xingxin adalah biang keladi pembubaran Wuji, tentu dianggap penjahat besar di mata penggemar fanatik Tim Wuji. Fakta bahwa guild akhirnya diserahkan ke lawan ini pasti membuat banyak orang tidak bisa menerima. Namun karena Tim Wuji sekarang sudah tidak ada, tentu tidak akan memperhatikan sikap mantan fans terhadap mereka. Wu Chen memberitahu secara jujur karena tidak ingin menipu pendukung setia Wuji. Meski tahu menyembunyikan fakta akan lebih mudah, tapi kebenaran pasti akan terbuka. Jika mereka baru tahu setelah berkontribusi banyak untuk pembangunan Xingxin, tentu akan lebih menyakitkan. Wu Chen tidak tega melukai mereka dengan skenario "tetap membantu tanpa tahu kebenaran" ini, sehingga memilih menghadapi gejolak dengan mengumumkan fakta, lalu membiarkan mereka memutuskan tetap atau pergi.
Setelah pengumuman resmi guild dirilis, ternyata benar seperti prediksi Wu Chen. Semua aspek tidak bermasalah, hanya ketika melihat Tim Xingxin sebagai pemilik baru di akhir pengumuman, kontroversi besar pun meledak. Para fans setia yang masih berduka atas bubarnya Wuji langsung marah. Mereka bisa memahami fakta bahwa tim tidak bisa bertahan dan harus dijual lalu dibubarkan, tapi justru menyerahkan guild yang menjadi wadah para fans ini ke tangan musuh - ini dianggap terlalu kejam dan mengabaikan dukungan bertahun-tahun dari fans, benar-benar membuat hati menjadi dingin.
Di tengah gelombang kritik ini, Wu Chen dengan tegas tampil ke depan. Pengumuman guild diperbarui: Wu Chen mengakui identitasnya, mengaku telah bergabung dengan Tim Xingxin, dan menegaskan bahwa memasukkan guild ke Xingxin murni merupakan keputusannya pribadi, tidak ada hubungannya dengan Tim Wu Ji.
Sebenarnya ini langkah yang tidak perlu. Wuji sudah bubar, cap buruk apapun tidak akan berpengaruh lagi. Namun Wu Chen justru bergegas memikul tanggung jawab ini sendirian...
"Si pemalas ini masokis atau apa?" komentar Wei Chen penuh keheranan setelah mendengar kabar ini.
Bahkan bos Tim Wu Ji sempat menghubungi Wu Chen setelah mendengar hal ini, berpendapat bahwa tindakan ini sama sekali tidak diperlukan.
"Kamu masih punya masa depan! Tapi Wuji sudah tiada."
"Justru karena Wuji sudah tiada..." Demikian Wu Chen membalas.
Bos menghela napas dalam-dalam. Perasaan Wu Chen terhadap Tim Wu Ji ternyata lebih dalam dari yang dia bayangkan. Sebagai bos, kinerjanya akhirnya benar-benar bersifat materialistis. Terhadap tim yang sudah diputuskan untuk diakhiri, dia bersikap sangat dingin. Apakah dia tidak mengerti perasaan fans? Tapi di akhir, dia sudah tidak peduli. Secara kejam, bagi yang sudah memutuskan tidak akan kembali ke lingkup Glory, fans Glory tidak punya nilai apa pun baginya.
Namun, meski dia tidak peduli, ada orang yang masih peduli. Bahkan jika Wu Ji tidak ada lagi, Wu Chen tetap tidak mau membiarkan Wu Ji menanggung cap buruk seperti ini.
Bos tidak bisa melanjutkan. Saat ini, dia merasa malu menghadapi Wu Chen. Meskipun dia meninggalkan banyak barang berharga untuk pejabat setia ini. Secara materi, dia sudah memenuhi, tapi secara spirit (semangat), dia kalah jauh oleh Wu Chen. Wu Chen benar-benar mencintai Glory dan Wu Ji, sementara dia hanyalah pedagang yang mengejar uang saja.
Kerusuhan akibat pengumuman baru Wu Chen tentu tidak perlu diragukan lagi. Hari itu, di berbagai area dan guild Wu Ji, banyak orang yang mengeluarkan kemarahan mereka lalu memutuskan keluar dari guild.
Ucapan paling sering mereka adalah "salah menilai orang"; serta "teguh tidak akan menjadi persembahan untuk menyenangkan majikan baru Wu Chen". Hanya sedikit pemain yang berpikir: Jika benar ingin menunjukkan kesetiaan dengan memberi keuntungan, bukankah diam saja lebih baik?
“Tindakan tidak perlu” dalam pengumuman tersebut membuat Wu Chen kembali menghabiskan banyak tenaga dan waktu untuk merapikan guild. Total dua belas guild Wuji mulai merekrut personil secara besar-besaran atas nama Xingxin.
Meski Xingxin saat ini mendapat perhatian cukup besar, jumlah penggemar setianya jelas masih kurang. Pemain yang tertarik karena nama Xingxin masih jauh lebih sedikit dibandingkan yang tertarik dengan level guild tertinggi Wuji dan sistem gudang yang sudah mapan.
Meski begitu, perubahan guild Wuji menjadi bawahan Xingxin tetap menimbulkan kecemasan bagi beberapa pihak. Ini adalah langkah besar dari akar rumput menuju profesionalisme. Makna di balik perluasan pengaruh guild yang tiba-tiba melebar ini, hanya kalangan dalam yang benar-benar paham.
Setelah memastikan informasi ini, Chen Yehui hampir berlari-lari kecil menemui Manajer Cui Li.
"Apakah kita akan membiarkan mereka berkembang begitu saja?" Setelah menjelaskan situasi, Chen Yehui mulai memaparkan pandangannya, "Format Tantangan Rookie membuat kita tidak bisa memprediksi kapan tepatnya akan bertemu Tim Xingxin. Tapi ada satu fakta yang tak terbantahkan: semakin lama waktu berlalu, semakin merugikan kita. Ruang pengembangan mereka sangat luas, sementara kita sudah berada di puncak sebagai klub elite dengan ruang peningkatan terbatas. Dengan demikian, jarak antara kita dan mereka terus menyempit. Tak ada yang tahu bagaimana hasilnya ketika kedua tim akhirnya bertemu."
"Kau curiga Tim Xingxin akan menjadi ancaman bagi kita?" Cui Li bertanya.
Xingxin memang berpotensi menjadi ancaman.
Poin ini sebenarnya tidak pernah disangkal oleh pihak Jia Shi. Namun, ketakutan sebelumnya lebih ditujukan pada Ye Qiu daripada Xingxin. Di mata anggota Jia Shi, ancaman Xingxin hanya berasal dari Ye Qiu, karena mereka terlalu memahami kemampuan Ye Qiu. Jika tidak, mereka tidak akan sampai memaksa Ye Qiu pensiun dengan cara yang tidak elegan. Bahkan di tim warnet seperti ini saja, mereka sudah waspada terhadap Ye Qiu, apalagi jika Ye Qiu bergabung dengan Blue Rain, Micro Grass, atau Lun Hui...
Jika tidak bisa digunakan, hancurkan saja...
Kemampuan Ye Qiu menimbulkan ketakutan irasional yang luar biasa di Jia Shi.
Namun sekarang, pembicaraan Chen Yehui dengan Cui Li bukan lagi tentang individu Ye Qiu, melainkan ancaman nyata dari Tim Xingxin secara keseluruhan.
"Dilihat dari kecepatan perkembangan Xingxin saat ini, ini bukanlah kekhawatiran yang berlebihan," kata Chen Yehui sambil melanjutkan, "Saat ini di Domain of Gods, Xingxin sudah unggul dalam merebut BOSS Liar. Dengan banyaknya guild afiliasi yang muncul dalam semalam, mereka akan segera mengakumulasi material proses level rendah. Ditambah kehadiran Ye Qiu dan veteran seperti Wei Chen, seberapa cepat perkembangan pengembangan equipment silver mereka? Saya yakin, semakin lama kita menghadapi Tim Xingxin, semakin banyak equipment silver yang akan dimiliki karakter mereka. Meski mungkin tidak mencapai level tiga karakter All-Star, setidaknya kita juga tidak akan memiliki keunggulan dominan."
Cui Li terdiam setelah mendengarnya, belum memberikan pernyataan resmi.
“Masih ada satu hal lagi.” Chen Yehui melanjutkan.
“Apa itu?” Cui Li bertanya.
“Kalau bertanding melawan Xingxin, berani kah Anda menurunkan Su Mucheng?” Chen Yehui bertanya.
Cui Li tertegun.
Penentuan lineup pemain sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kapten tim. Namun pihak manajemen seperti Manajer atau bos tetap bisa mempengaruhi keputusan kapten, terutama dalam kasus penurunan Su Mucheng saat menghadapi Xingxin - hal seperti ini mudah mencapai konsensus.
Sikap profesional Su Mucheng tak tercela. Setelah mengusir Ye Qiu musim lalu, dia justru semakin giat berlatih dan menunjukkan kemampuan memimpin tim secara mandiri di arena. Tapi bagaimana jika menghadapi Ye Qiu? Akankah dia tetap profesional?
Tanda tanya besar jelas terlihat di benak Chen Yehui. Pertanyaannya ini membuat Cui Li juga dipenuhi keraguan.
Ini benar-benar masalah rumit!
Jika Su Mucheng tidak diturunkan, berarti kehilangan seorang All-Star. Jika diturunkan, bagaimana kalau si pemalas ini tidak bertanggung jawab? Itu sama saja kehilangan seorang pemain di lapangan - lebih mengerikan daripada kehilangan All-Star.
Masalah ini benar-benar krusial!
Cui Li merasakan migrainnya kambuh lagi. Sejak Ye Qiu meninggalkan Jia Shi, sakit kepala ini sering menghantuinya.
