Ye Xiu's Jun Moxiao Gas maju ke depan. Tapi dari kelompok lima orang regu patroli, dua di antaranya menjabat kelas Penembak yang membawa tombak panjang, mereka tidak akan berlari ke jarak dekat untuk menyerang.
Ye Xiu baru saja menghentikan Han Yanrou agar tidak berlari terlalu jauh, sehingga dirinya pun harus melakukan hal yang sama. Dua penembak ini agak sulit dikendalikan. Pada jarak seperti ini, hanya skill "Catch Cloud Hand" dari Ahli Tenaga Dalam yang bisa menarik musuh. Tim Xingxin tidak memiliki kelas ini, karena skill tersebut hanya tersedia setelah beralih kelas. Jun Moxiao si Loner dan Baozi Invasion si Rogue jelas tidak mungkin memilikinya.
Dalam situasi ini, efek serangan dari skill lain harus dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Jun Moxiao milik Ye Xiu melangkah maju sambil melompat tinggi, melemparkan granat dengan gerakan melambung. Granat itu membentuk garis parabola dan mendarat tepat di belakang dua penembak tersebut.
Doron!
Ledakan mengguncang, gelombang kejut menerjang maju dan mendorong kedua penembak ke depan. Di sisi lain, Jun Moxiao menggunakan Silver Light Blade untuk menghantam tanah, menggetarkan tiga bandit Yinshan pengguna pedang di sekitarnya hingga terjatuh.
Ye Xiu sangat menghargai keberanian NPC semacam ini. Jika ini pemain biasa, granat yang dilempar dari jarak jauh seperti itu pasti dengan mudah dihindari. Hanya NPC yang akan bodoh mengabaikan skill dan menerima damage begitu saja. Meski level cap berubah, karakter dasar NPC tetap tak berubah. Yang benar-benar menghindari damage hanyalah NPC tingkat tinggi, biasa disebut BOSS.
Granat berhasil mendorong dua penembak sedikit lebih dekat, tapi daya ledaknya terbatas. Tiba-tiba, peledak lain menyemburkan api dari langit dan mendarat persis di belakang dua bandit Yinshan penembak itu.
Doron!
"Kali ini keributannya jauh lebih besar daripada granat. Awan jamur yang bergulung-gulung itu menyembur ke atas, dua Penembak ini akhirnya terlempar tepat di depan Jun Moxiak. Efek spesialnya benar-benar tidak mengecewakan."
"Kerja bagus!"
Sang MT yang sedang sibuk, tak lupa memberikan jempol ke atas sebagai pujian kepada seseorang di belakangnya.
Chen Guo sangat iri! Andai dia punya skill setinggi itu. Tapi sayangnya, dia tidak punya kemampuan untuk mengarahkan Peluru Kendali Pengindera Panas ke posisi yang diinginkan dalam waktu sesingkat itu. Yang berhasil melakukannya adalah Wu Chen yang baru bergabung dengan Xingxin. Level Wu Chen di lingkup profesional jauh dari top, tapi dasarnya cukup solid. Yang lebih disukai Chen Guo, setelah bergabung, saudara ini juga tidak buru-buru membahas masalah gaji, tetap santai seperti anggota lainnya. Benar-benar kru yang hebat! Chen Guo kadang berpikir seperti itu.
"Perhatikan target seranganku dulu, jangan sampai aggro kacau!" teriak Ye Xiu. Karakter Lonernya bukan Knight, jadi tidak punya atribut pembuat aggro besar. Tarik monster hanya mengandalkan output. Makanya butuh koordinasi tinggi dari tim. Jika DPS hanya asal menyerang, aggro akan cepat kacau.
Orang-orang yang hadir di sini, Wei Chen, Qiao Yifan, Wu Chen tentu tidak perlu khawatir. Baozi, Tang Rou yang sudah lama bergaul dengan Ye Xiu juga familiar dengan mode Jun Moxiao sebagai MT, sehingga tidak akan melakukan kesalahan. Xiao Shou Bingliang sebagai healer, mana mungkin salah memberikan heal ke monster. Sisanya adalah Chen Guo, Luo Ji, dan Mo Fan.
Chen Guo memiliki pengalaman bermain game yang cukup dan sangat menyadari kemampuan diri. Dia tahu levelnya dalam tim besar ini, kadang bukan hanya tidak bisa membantu, tapi cukup baik jika tidak menjadi beban. Jadi saat menghadapi situasi kacau, dia lebih memilih tidak bertindak daripada bertindak sembarangan. Saat pertempuran massal terjadi di sisi lain, karena tidak bisa mengarahkan Zhu Yanxia ke target yang tepat, dia memilih menjadi penonton.
Luo Ji, jika benar-benar memanggil semua summoning seperti kebiasaannya, pasti dia akan menjadi pembunuh tim saat ini. Namun untungnya Ye Xiu sudah mengingatkan sebelumnya, dengan hanya empat summoning, Luo Ji bisa mengontrolnya dengan baik.
Jadi yang terlihat bermasalah sekarang adalah Mo Fan. Si pemalas ini malah langsung menggunakan skill besar Ninja Yingwu. Skill yang biasanya digunakan untuk serangan kelompok dan gangguan ini, begitu digunakan, langsung menjadi pembunuh andalan yang mengacaukan aggro!
Chen Guo langsung marah melihatnya, melompat dan berteriak: "Apa yang kamu lakukan?"
Bukan di dalam game, di luar game pun Chen Guo sudah melotot marah ke arah Mo Fan. Dia bisa mentolerir sikap Mo Fan yang selalu cuek selama ini. Karena meskipun tidak pernah memberikan bantuan, dia juga bukan beban. Hanya sekadar makan dan tinggal, Chen Guo tidak mempermasalahkan hal kecil seperti itu. Dia tahu maksud Ye Xiu, yaitu agar melalui interaksi dan kehidupan sehari-hari seperti ini, Mo Fan bisa benar-benar bergabung dengan tulus. Tapi saat ini, di momen krusial seperti ini, Mo Fan malah tidak mengikuti instruksi dan bertindak sesuai keinginannya sendiri, ini sudah melebihi batas bawah Chen Guo.
"Tenang!" Hasilnya Mo Fan mengabaikannya, justru suara Ye Xiu yang terdengar.
"Si pemalas ini..."
"Masih bisa diatasi." Ye Xiu menyela Chen Guo sambil menunjuk ke layar.
Chen Guo melirik, lalu membeku.
Klon bayangan Destroying Immortality milik Mo Fan setelah menggunakan Shadow Dance memang bertebaran di mana-mana. Tapi aggro sama sekali tidak kacau. Karena operasional Shadow Dance-nya sangat baik, target serangannya saat ini adalah yang sedang difokus tim, tidak seperti dugaan Chen Guo yang mengira dia asal menyerang target mana pun yang ditemui.
"Si pemalas ini..." Chen Guo sadar telah salah menuduh Mo Fan, tapi mengingat sikapnya yang selalu acuh tak acuh, permintaan maaf pun dianggap tidak perlu! Namun setelah duduk kembali, Chen Guo tetap bergumam seolah berbicara pada Ye Xiu: "Aku salah menilainya."
"Tidak juga sepenuhnya, si pemalas ini tetap ingin membuat ulah sedikit." Kata Ye Xiu.
"Apa?!"
"Dia ingin merebut aggro!" kata Ye Xiu dengan ekspresi tak acuh. Melalui sistem voice chat dalam game, perkataan ini tentu bisa didengar semua orang.
"Jangan sembarangan," ujar Wei Chen dengan nada kurang puas setelah mendengarnya.
"Hehe, kalau mau sembarangan harus minta izinku dulu!" sambil berbicara, Ye Xiu terus mengoperasikan karakternya. Chen Guo melirik ke arah Mo Fan di sisi lain yang terlihat sangat serius. Anak ini mungkin masih kesal karena perlakuan Ye Xiu sebelumnya? Merebut aggro hanya ingin mengalahkan Ye Xiu, sementara kekacauan yang mungkin timbul tampaknya sama sekali tidak dia pedulikan. Apakah dia punya kesadaran tim dalam benaknya?
Chen Guo yang tidak terlalu ikut campur justru asyik melamun. Ye Xiu menggunakan Jun Moxiao sebagai MT juga tidak mudah. Level suppression 5 level membuat efek serangan berbagai skill sering tidak sesuai harapan, apalagi dia menarik 7 monster kecil sekaligus yang mustahil di-tank secara paksa. Dalam dungeon 10 orang, menarik banyak monster seperti ini biasanya membutuhkan Main Tank dan Off Tank bekerja sama. Kini Jun Moxiao yang bukan kelas tank harus menahan 7 musuh sekaligus, ini murni berkat skill khusus Ye Xiu.
"Jangan asal menyerang, perhatikan ciri khas Bandit Yinshan ini," Ye Xiu mengingatkan semua orang sambil sibuk mengoperasikan karakternya.
NPC monster kecil di dungeon, mustahil memiliki variasi yang rumit. Pada dasarnya hanya ada beberapa tipe yang muncul berulang-ulang. Pertempuran gelombang pertama ini bisa dibilang paling sulit karena dilakukan dalam kondisi yang sama sekali belum diketahui. Setelah pertempuran ini, pemahaman terhadap dungeon baru dan monster kecil mulai terakumulasi bertahap, sehingga semakin lancar dimainkan.
Pertempuran massal melawan tujuh Bandit Yinshan ini akhirnya berlangsung selama tiga menit. Setelah Ye Xiu mengontrol ritme permainan, veteran seperti Wei Chen yang berpengalaman tidak sepenuhnya mengikuti strategi yang telah ditetapkan. Ia mulai menerapkan taktik yang lebih sesuai dengan kelas karakternya, sehingga meringankan beban tim. Pertempuran gelombang pertama berakhir sukses. Hanya monster kecil, tidak perlu analisis mendalam. Setelah penyesuaian kecil, tim melanjutkan perjalanan menyusuri jalan masuk ke markas bandit.
Pada saat yang sama, berbagai guild yang terorganisir, kelompok pemain, atau pengunjung iseng - semuanya terjebak dalam tujuh monster kecil dengan mekanisme Rantai Kebencian di pintu masuk dungeon Markas Bandit Yinshan ini.
Mengatakan semua tim mengalami wipeout mungkin berlebihan, tetapi untuk menyamai performa sempurna Tim Xingxin dalam melewati tahap ini, itu terlalu memaksakan kemampuan pemain biasa.
Ambil contoh Pavilion Blue River. Anggota elite mereka yang dipimpin ketua guild Chun Yi Lao datang langsung untuk melakukan ekspansi ke dungeon ini.
"Ada penekanan level 5 level. Membuka dungeon 10 orang sudah merupakan batas maksimal, mencoba dungeon dengan persyaratan jumlah pemain lebih tinggi itu seperti meremehkan sistem. Apalagi dungeon 100 orang kelas top, sudah pasti lebih sulit lagi. Dungeon Level 70 untuk 100 orang, sampai sekarang tim guild besar seperti mereka pun tidak berani menjamin bisa menang setiap kali! Jika dari 100 orang, 90 lebih selamat keluar, itu sudah dianggap hasil yang bagus."
"Saat ini melawan 7 monster kecil dungeon Level 75 dengan selisih 5 level, tim elit guild top Blue River yang berisi lima ahli terbaik mereka harus mengorbankan dua anggota baru bisa mengalahkan ketujuh monster itu."
"Tekanan ini sangat besar..." Ruyeh Han berkata gemetar usai pertempuran.
"Kita pasti tidak bisa menuntaskan ini kan?" Bi Yanfei bertanya.
"Menuntaskan? Jika bagian bawah masih seperti ini, bisa melihat BOSS saja sudah sulit!" Ruyeh Han menyahut.
"Jalan-jalan saja..." Bi Yanfei menggerutu. Dua ahli Pavilion Blue River ini sudah kehilangan semangat. Tentu saja ini bukan sepenuhnya kesalahan mereka. Menantang dungeon 10 orang dengan selisih 5 level, mereka sebenarnya sudah punya persiapan mental. Tapi mereka mengira akan kalah oleh BOSS yang belum dipelajari, setidaknya bisa naik level dulu dengan monster kecil. Tak disangka gelombang pertama monster kecil sudah menghabisi dua anggota mereka.
"Mungkin hanya atlet profesional yang bisa menuntaskan dungeon 10 orang saat ini." Ruyeh Han menyimpulkan.
“Waktu segini, seharusnya tidak ada Atlet profesional yang masih online, kan?” Bi Yanfei berkata. Meskipun saat ini mereka semua bisa melihat di dalam guild Pavilion Blue River, baik Suoke Sa'er, Troubling Rain, Liu Yun, maupun Soul Speaker – semua karakter tim ini online – mereka tahu pasti bukan pemilik asli yang sedang mengendalikan. Kartu akun sudah diserahkan ke departemen guild, dan selama ini semuanya dihandle oleh. Di saat seperti ini, berlomba mengejar kecepatan naik level dengan datang ke area baru jelas bukan pilihan bijak. Semua karakter profesional Tim Blue Rain saat ini tetap berada di area lama, sibuk mencatat rekor di Dungeon Level 70.
Karakter-karakter ini memang sudah Level 70, jadi mencatat rekor di dungeon Level 70 tetap memberi EXP. Ini adalah metode terbaik untuk mengejar peningkatan level cepat. Semua karakter milik tim profesional saat ini sedang gencar membersihkan dungeon Level 70 untuk naik level. Dalam 11 hari ke depan, karakter-karakter ini hanya akan fokus pada cara paling efisien untuk menaikkan level mereka terlebih dahulu.
“Kalau begitu malam ini pasti tidak ada tim yang bisa menyelesaikan First Kill, ya?” Begitu Ruyeh Han menyelesaikan kalimatnya, hati Lan He yang berada dalam tim yang sama langsung teringat pada si pemalas itu... Apakah dia sedang naik level, atau sedang mencatat rekor dungeon?
