Mo Fan yang bicaranya emang nggak lancar, baru mau nambahin satu kalimat lagi, Ye Xiu udah logout. Untuk dungeon 10 orang, tentu Ye Xiu pilih Jun Moxiao daripada Melancholy Kitten.
Grey Corner.
Salah satu dari enam area baru.
Terletak di tenggara benua Shen Zhi Lingyu, merupakan area terluas dan dengan dungeon terbanyak di antara enam area baru.
Di Grey Corner ada tiga dungeon kecil lima orang, satu dungeon 10 orang, satu 20 orang, satu 50 orang, dan satu 100 orang. Hampir semua jenis dungeon di Glory terkumpul di sini.
Enam server baru ini dibuka bersamaan, namun sebenarnya jika mengikuti rute upgrade misi, ada proses transisi yang menghubungkan beberapa map. Grey Corner hadir sebagai map akhir untuk mengejar level 75.
Latar belakang Grey Corner di-setting sebagai daerah abu-abu yang penuh campuran orang baik dan jahat. Tempat seperti ini jelas terdengar sangat kejam. Dungeon tim 10 orang Grey Corner berada di kota utamanya, Guizhi City. Tidak perlu susah payah, cukup teleportasi ke kota utama, bisa langsung ditemukan dengan cepat.
Dungeon tim 10 orang: Pasar Gelap.
Benar, pasar transaksi pun dijadikan dungeon yang harus diperebutkan dengan pertempuran. Gaya khas Grey Corner semakin terlihat jelas.
Tim Xingxin juga tidak banyak berdiskusi tentang hal ini. Mereka segera menemukan pintu masuk dungeon. Saat itu sudah lewat pukul empat pagi, jumlah pemain di dalam game berkurang drastis. Terutama di area dungeon tim 10 orang seperti ini, sudah tidak ada lagi tim wisata. Kegiatan wisata pun tetap menggunakan CD dungeon.
Tanpa basa-basi, langsung masuk dungeon.
Monster kecil di Pasar Gelap terlihat seperti pedagang biasa, namun saat bertarung kekuatannya tidak kalah dari Bandit Yinshan di Lieping Mountains. Tim Ye Xiu tetap menggunakan strategi lama: Jun Moxiao sebagai MT, memperlakukan monster kecil layaknya BOSS dengan hati-hati. Setelah semakin familiar dengan karakteristik berbagai monster kecil, sang kapten mulai menemukan taktik koordinasi yang efektif, sehingga proses pembersihan semakin cepat.
Sama seperti Markas Bandit Yinshan, Pasar Gelap memiliki lima BOSS. Fase awal mempelajari monster kecil memakan waktu cukup lama. Ketika bertemu BOSS pertama, waktu masuk dungeon sudah mencapai lebih dari 40 menit.
Pedagang curang Nillas dengan raut wajah garang, terlihat lebih cocok menjadi perampok daripada berdagang. Si pemalas ini muncul tidak sendirian, membentuk kelompok dan menghasut sekumpulan preman. Begitu melihat Jun Moxiao dan yang lain muncul, langsung berteriak gasak tanpa memberi celah untuk berdiskusi, sistem aggro-nya benar-benar tidak masuk akal.
Ye Xiu dan kawan-kawan hanya bisa pasrah. Di tengai hujatan Wei Chen yang menghina sistem, mereka terpaksa maju menghadapi pertempuran.
Termasuk Nillas sendiri, total musuh mencapai sepuluh orang, persis sama dengan jumlah anggota pemain.
Untungnya, Ye Xiu dan timnya memiliki teknik yang mumpuni. Di Yinshan Zeizhai, saat agenda Military Advisor Sha Ying, mereka sudah berlatih cara melawan monster kecil dengan jumlah yang setara. Bedanya kali ini, BOSS juga turun langsung ke lapangan, bahkan berdash di depan. Belum sampai, tangannya sudah diangkat. "Huss!" terdengar suara, bayangan hitam meluncur. Di sisi ini langsung terdengar teriakan "Wah!" dari Baozi.
Baozi Invasion kena serangan. Tapi dalam teriakan "Wah!" ini, sepertinya lebih banyak nuansa kejutannya?
Lalu semua orang mendengar suara Baozi yang penuh kegembiraan: "Ini Rogue, ya!"
Semua orang terdiam.
Bata yang dilempar oleh pedagang curang Nillas memang benar-benar menggunakan skill Rogue Brick Strike, yang langsung membuat Baozi merasa memiliki rasa kepemilikan.
"Aku yang akan menghadapinya!" Baozi bersemangat langsung ingin gas.
"Tangani yang di sampingmu dulu, biar aku yang urus yang ini sementara." Ye Xiu buru-buru berkata. Melawan monster kecil secara 1v1 meski level beda 5, skill Tang Rou dan Baozi saat ini sudah tak masalah. Tapi untuk BOSS dungeon tim 10 orang yang belum dikenal, Ye Xiu merasa lebih baik dia yang memulai untuk menguji dulu. Pengalamannya yang luar biasa memungkinkannya membuat banyak pertimbangan dari gerakan lawan, sesuatu yang belum bisa dilakukan Tang Rou dan Baozi.
Mendengar perkataan Ye Xiu, Baozi langsung setuju. Batu bata di tangannya menghantam monster kecil di sebelahnya sambil berseru: "Bos, urus yang itu baik-baik ya!"
"Hmm..." Ye Xiu mengangguk, maju menghadang Nillas.
Situasi kacau membuat An Wenyi kembali gugup. Sebagai single Healer, tekanan merawat seluruh tim terasa sangat berat.
Setelah melalui momen menegangkan, 9 monster kecil selain BOSS akhirnya berhasil dibersihkan. Selama itu, Ye Xiu yang bermain kucing-tikus dengan Nillas sudah sepenuhnya memahami pola permainan BOSS. Dibawah komando dan pengaturan strateginya, serangan bersama berjalan mulus hingga HP BOSS hampir merah. Semua mundur saat BOSS mengamuk, lalu kembali setelah momen mengamuk. Nillas pun akhirnya tumbang setelah fase mengamuk yang ternyata tidak memiliki jurus mematikan.
First Kill!
Ternyata setiap individu BOSS dungeon tim besar memiliki First Kill-nya sendiri. Para anggota tim bersukacita, pemain World Channel mengkritik diam-diam, sementara guild klub hanya bisa mengadukan nasib.
Sebelum Ye Xiu sempat berbicara, Mo Fan sendiri sudah membuka statistik output.
Begitu melihatnya, matanya langsung terbelalak. Dia berharap kali ini Ye Xiu lupa mempertimbangkan output seperti saat di dungeon 5 orang.
Tapi justru di saat seperti ini Ye Xiu malah menyebutkannya, bahkan menambahkan bensin ke api: "Siapa tadi yang bilang mau menganalisis output ya?"
"Siapa" itu tentu Mo Fan. Statistik outputnya sudah dibuka sejak lama. Mendengar kata-kata Ye Xiu, tangannya yang memegang mouse semakin erat mencengkeram.
Segalanya seakan kembali ke masa di Benteng Bandit Yinshan.
Peringkat pertama output adalah Xiao Qiang. Wu Chen yang mantan atlet profesional dengan teknik mumpuni, ditambah peran Artillery God yang memiliki serangan berat, kinerjanya selalu konsisten.
Peringkat kedua Jun Moxiao. Meski tidak mengalahkan Xiao Qiang, aggro-nya stabil sehingga output-nya tidak jauh tertinggal, tetap masuk tier teratas.
Posisi ketiga dan keempat ditempati Han Yanrou dan Baozi Invasion. Kelima Yingfeng Buzhen, keenam Yicunhui.
Peringkat 7-9 adalah trio malas-malasan hari ini: Destroying Immortality, Mei Guang, Zhu Yanxia.
Tapi Mei Guang dan Zhu Yanxia malas dengan sikap sok jago. Mereka mengakui ketidakmampuan menghasilkan output tinggi.
Mo Fan kembali frustasi. Kenapa output-nya berantakan saat di tim? Padahal di lima dungeon kecil sebelumnya tidak seperti ini!
"Dan tidak perlu membandingkan dengan enam orang yang jauh lebih hebat dari trio pemalas ini, bahkan dalam kompetisi internal trio pemalas sendiri, akun Zhu Yanxia milik Chen Guo sedikit tertinggal dibanding Destroying Immortality dan Mei Guang. Meski Mei Guang kalah dari Destroying Immortality, Mo Fan sangat paham bahwa Summoner si pemalas ini dibatasi Ye Xiu hanya menggunakan empat summoning. Baru di level ini dia bisa mengalahkannya. Bagaimana jika bertarung dengan kondisi normal dan usaha maksimal? Mungkin Destroying Immortality-nya akan kalah oleh Mei Guang ini."
Faktanya, bahkan terhadap Mei Guang yang hanya menggunakan empat summoning, Destroying Immortality pun pernah kalah.
"Hmm, statistik output tetap seperti ini. Tidak ada yang perlu dibahas lagi. Yang bermain baik terus berusaha, yang malas-malasan mawas diri." Ye Xiu berkata.
Semua orang tahu ucapan itu ditujukan ke siapa. Mereka tertawa Hehe lalu melanjutkan perjalanan. Mo Fan gelisah, gerakan Destroying Immortality-nya jadi tidak stabil.
Lanjut membersihkan monster kecil, lanjut menghancurkan BOSS.
Nomor dua, nomor tiga, tim terus maju. Sepanjang jalan melihat statistik output, Destroying Immortality tetap malas-malasan.
Mo Fan hampir kolaps. Dia menahan dorongan untuk bertanya, karena sadar ini adalah cara Ye Xiu membuatnya menyadari sesuatu melalui output yang memuakkan ini. Bertanya berarti memenuhi keinginan si pemalas itu? Mo Fan terus bertahan, bersumpah menemukan akar masalahnya.
“Akibatnya, perhatiannya terlalu tidak fokus. Sedangkan komando Ye Xiu biasanya tidak mencakup dirinya. Saat menghadapi BOSS nomor 4, karena kecerobohan Mo Fan, karakternya malah langsung mati.”
“Kematian di dungeon tetap memiliki berbagai kerugian, hanya saja kemungkinan drop peralatan relatif rendah. Soalnya mati saat mencoba menaklukkan dungeon adalah hal yang normal, jadi hukuman yang diberikan juga lebih ringan untuk menghindari demoralisasi pemain.”
“Tapi hari ini sepertinya bukan hari keberuntungan Mo Fan. Setelah mati, ternyata ada peralatan yang drop.”
“Tapi saat ini, mana mungkin Mo Fan masih memikirkan peralatan? Karakternya sudah dikeluarkan dari dungeon. Mo Fan hanya terduduk diam membeku.”
“Yang lain terus membantai BOSS nomor 4 dalam diam. Tak ada yang berbicara. Menghibur si pemalas ini? Lebih baik tidak usah!”
“Kehilangan Destroying Immortality ternyata tidak terlalu berpengaruh pada pertempuran. Tak lama kemudian BOSS nomor 4 berhasil dibunuh, rekor First Kill bertambah lagi.”
“Lanjut.” Tanpa Destroying Immortality-nya Mo Fan, Ye Xiu benar-benar tidak menyebut-nyebut statistik output. Langsung memimpin tim untuk maju.
“Destroying Immortality masih berdiam di luar dungeon. Mo Fan juga masih terduduk kaku di kursinya, tanpa sepatah kata.”
“Mengapa?”
“Mo Fan bukan sedang memikirkan alasan kenapa dia mati. Dia sangat sadar itu karena kecerobohannya sendiri. Jika tidak gegabah, dia tidak akan mati.”
“Yang masih mengganjalnya adalah output-nya.”
“Meski tidak sempat melihat statistik BOSS nomor 4, tapi sepertinya tidak ada terobosan dibanding sebelumnya.”
Karena dia sama sekali tidak bisa menemukan arah terobosan, dia merasa sudah mencapai batas maksimum, tapi output tetap tidak bisa mengalahkan para pemain itu. Apakah karena mereka lebih hebat darinya?
Mo Fan mengangkat kepala melihat ke sekeliling.
Ye Xiu yang menggigit rokok, asap tebalnya membuat wajahnya tampak samar-samar.
Wei Chen dengan ekspresi merendahkan, sesekali mengumpat.
Baozi yang tersenyum lebar, entah sedang senang karena apa.
Mo Fan tidak bisa menerima, kenapa outputnya kalah dari orang-orang ini! Mengapa?
Mo Fan butuh penjelasan ilmiah. Dia tahu Ye Xiu pasti tahu penyebabnya, tapi daripada bertanya pada si pemalas itu, dia lebih memilih menghabiskan sepuluh kali lipat waktu untuk mencari tahu sendiri akar masalahnya.
Semua orang masih terus menyerang dungeon, Mo Fan mulai mengimpor semua statistik output dari permainan hari ini. Dia ingin menganalisis data secara detail.
Dari Bandit Gunung Yin di Pegunungan Lieping hingga pasar gelap di Grey Corner, statistik output tim besar secara keseluruhan tidak banyak berubah. Beberapa personel dengan output kuat tetap itu-itu saja, sementara pasukan elite yang malas-malasan masih bertiga.
Mo Fan membuka statistik BOSS demi BOSS, tidak menemukan petunjuk.
Ada juga statistik dungeon untuk lima orang. Mo Fan melihatnya. Di dungeon lima orang, meski kalah dari Senapan Xiao milik Wu Chen, selisihnya tidak besar. Lagipula Wu Chen itu memang cukup kuat. Lihat saja postur duduknya yang sempurna dan ekspresi datarnya - lebih mirip ahli dibandingkan para pemain tidak jelas itu?
Membalik statistik tiga BOSS di dungeon untuk lima orang, lalu membandingkannya dengan dungeon tim besar sepuluh orang, Mo Fan tiba-tiba menemukan perbedaan.
Bukan melihat peringkat, tapi melihat data statis.
Dari dungeon lima orang ke tim besar sepuluh orang, outputnya menurun. Ini normal, dungeon tim besar sepuluh orang jauh lebih sulit daripada dungeon lima orang.
Tapi bagaimana dengan yang lain? Di dungeon tim besar sepuluh orang, output mereka tidak hanya jarang turun, beberapa bahkan meningkat.
Mungkin masalahnya ada di sini? Bagaimana cara mereka bermain?
