Mo Fan yang menemukan ketidaksesuaian ini mulai berpikir tentang perbedaan antara bermain dungeon kecil dan tim besar.
Operasionalnya, tekniknya, semuanya sama. Tidak ada perbedaan. Tapi orang lain? Bagaimana mungkin tahu kemampuan orang lain! Mo Fan mulai kesal. Struktur ruang latihan Xingxin tetap tidak berubah sejak masih berupa warnet, tiga komputer dalam satu barisan, empat sisi membentuk persegi.
Yang lain bisa mengintip layar partner di sebelah mereka. Hanya Mo Fan yang sendirian di sisi lain, harus berdiri jika ingin mengobservasi strategi orang. Mo Fan teringat Su Mucheng, dulu Su Mucheng selalu duduk di sisinya...
Mo Fan yang gelisah bimbang apakah akan bangun melihat yang lain, sementara suara komando Ye Xiu masih menggema di telinganya. Sekarang dia mendengarnya dari luar game. Tapi suara itu secara otomatis dia abaikan, apalagi perintah Ye Xiu hampir tidak pernah menyebut namanya.
Saat mendengar suara si pemalas yang semakin menjengkelkan, terus-menerus diganggu oleh suara ini, tiba-tiba Mo Fan teringat sesuatu. Dia teringat bahwa suara berisik ini jarang muncul saat mereka bermain dungeon untuk lima orang!
Setelah mengingat-ingat dengan seksama, Mo Fan segera yakin. Saat di dungeon lima orang, kecuali saat ekspansi yang kadang perlu berteriak "jalan", "berhenti" atau "heal", pengaturan pertempuran sama sekali tidak selelah sekarang yang hampir seperti omelan tak henti-hentinya.
Apakah karena terganggu oleh suara yang kubenci ini, output-ku bagus di dungeon kecil tapi buruk di tim besar?
Ini adalah pikiran bawah sadar Mo Fan, tapi segera sadar itu salah. Data output dungeon kecil dan tim besar jelas di depannya. Penyebab peringkatnya turun bukan karena performa buruk di tim besar, tapi karena anggota lain sepertinya tidak terhambat oleh kesulitan tinggi dan tetap bisa menunjukkan kekuatan.
Mungkinkah... karena komando si pemalas ini?
Mo Fan terdiam. Jika benar demikian, dia harus mengakui logikanya masuk akal. Di tim besar semua patuh pada komando Ye Xiu, bahkan kadang dia menyebut nama anggota untuk menggunakan skill tertentu. Hanya Destroying Immortality-nya yang bebas bertindak sesuka hati.
Awalnya dia merasa bangga, menganggap dirinya pemberontak yang sangat keren.
Sekarang tampaknya kebanggaannya itu justru biang kerok output yang memalukan ini?
Mo Fan tidak ingin percaya hal ini. Saat ini, dia sudah tidak peduli lagi, langsung bangun dan berlari ke belakang seorang pemain untuk mengamati. Sambil mengamati, dia membayangkan karakternya sendiri masuk ke dalam situasi: Jika dia yang mengoperasikan Destroying Immortality, dalam pertempuran seperti ini, keputusan apa yang akan diambilnya?
Sangat berbeda.
Mo Fan mengamati Han Yanrou milik Tang Rou, karakter jarak dekat yang mirip dengan Destroying Immortality-nya. Diam-diam, melihat beberapa keputusan tegas Tang Rou, dia hampir terlepas ucapan "Kenapa bisa begitu, harusnya begini-begitu". Namun setelah beberapa kali, Mo Fan menyadari bahwa semua keputusan Tang Rou yang terlihat konyol di matanya, justru meninggalkan jejak signifikan pada data output. Dan Mo Fan menemukan penyebabnya: kolaborasi!
Ambil contoh gelombang serangan kecil yang baru saja berakhir. Semuanya terkoordinasi dengan Lock Throat dari Baozi Invasion di sisi lain. Sejak BOSS dikunci oleh Lock Throat Baozi Invasion, Han Yanrou di sisi ini langsung melemparkan serangkaian skill damage tinggi, tidak kurang tidak lebih, tepat memanfaatkan seluruh durasi Lock Throat. Bukan hanya Han Yanrou, semua karakter dengan damage fisik seolah sudah mempersiapkan skill mereka, dalam hitungan detik singkat ini, melepaskan serangan critical yang memuaskan.
Dalam status Lock Throat, pertahanan fisik target turun 50%, artinya semua damage serangan fisik akan meningkat 50%. 50%, betapa signifikannya angka ini? Dalam hitungan detik ini, lonjakan data output Han Yanrou membuat Mo Fan terpana.
Mengerti!
Mo Fan kembali ke posisinya. Menurutnya, dia sudah memahami penyebabnya. Ternyata anggota lain bisa mempertahankan output yang baik di dungeon tim besar karena koordinasi yang sangat detail seperti ini. Skill Lock Throat tentu saja dia kenal, dia juga tahu menyerang saat ini bisa menambah damage, dan dia akan merebut momen ini untuk memberikan serangan. Tapi bagaimana dengan yang lain? Mereka seperti sengaja menunggu Lock Throat, menyimpan CD skill, dan begitu Lock Throat aktif, bukan cuma satu serangan?
Seharusnya dia lebih memperhatikan hal-hal seperti ini.
Merasa sudah menemukan akar masalah, suasana hati Mo Fan membaik. Dia ingin segera bergabung dengan tim dan menunjukkan kehebatan barunya kepada si pemalas itu.
Bukankah ini cuma masalah menangkap momen-momen emas? Merebut kesempatan adalah keahlian utamanya! Mo Fan yang berasal dari latar belakang memulung masih cukup percaya diri dalam hal ini. Sayangnya dungeon saat ini tak memungkinkannya bergabung. Sambil terus membasmi monster di tempatnya, Mo Fan tak berhenti memikirkan gaya bertarung presisi yang memanfaatkan berbagai kesempatan ini.
Di pihak Ye Xiu, meski kekurangan satu orang, pertempuran tetap berjalan lancar. Tapi kekurangan satu berarti kekurangan satu, meski hanya orang yang malas-malasan, tetap memberikan sedikit output. Fakta bahwa pertempuran jadi lebih lambat tak terbantahkan.
Nomor 4 berhasil dijatuhkan, menghancurkan monster kecil sepanjang jalan, akhirnya sampai ke BOSS akhir pasar gelap.
Strategi tetap sama, akhirnya setelah menghabiskan tiga jam lebih, pasar gelap berhasil diterobos.
Saat ini sudah hampir pukul delapan pagi, langit sudah terang, tapi semua orang masih penuh semangat. Bahkan Chen Guo yang tidak terbiasa begadang sama sekali tidak mengantuk.
Tiba saatnya menerima hadiah rekor First Kill lagi, beberapa orang menanti-nanti. Sementara Mo Fan, sudah menyuruh Destroying Immortality-nya pergi ke dungeon 10 orang terakhir. Ia ingin membuktikan diri di dungeon ini. Melihat mereka berdiskusi tentang hadiah terbaik, Mo Fan merasa sangat membosankan.
"Ah!"
"Ah!"
"Ya!"
Reaksi berlebihan Chen Guo membuat Mo Fan memutar mata berkali-kali.
Hadiah First Kill BOSS individu untuk peralatan masih mencerminkan keunikan BOSS tersebut. BOSS 1 memberi Baozi Invasion sebuah aksesori oranye level 75.
BOSS 2 dan 3 justru memberi material secara berturut-turut, total enam item. Jumlahnya sebanding dengan Markas Perampok Gunung Yin.
Hadiah untuk No.4 dan No.5 adalah peralatan oranye. Hadiah No.4 jelas peralatan Thief yang tidak meningkatkan Xingxin secara langsung. Hadiah BOSS No.5 paling bermanfaat untuk Elementalist berdasarkan kelas, namun jika diberikan ke karakter magic bertipe Intelligence lain, tetap memberikan peningkatan di tahap saat ini. Jenis peralatan multikelas seperti ini cukup umum di Glory.
Terakhir, ada hadiah penyelesaian seluruh dungeon.
"Senjata! Senjata! Senjata!!" Chen Guo terus berdoa. Dari hadiah First Kill lima BOSS sebelumnya, bayangan senjata pun tak terlihat.
Ye Xiu jauh lebih tenang dibanding Chen Guo. Hadiah First Kill pasar gelap, klaim!
Chiyan Nanjue.
Nama peralatan oranye menyambar di pandangan semua orang. Tidak jelas apa fungsinya. Tapi kemudian terdengar teriakan gembira Chen Guo lagi, membuat semua orang langsung paham: ini pasti senjata.
Chiyan Nanjue, hand cannon oranye level 75.
Berat 3.9 kg, daya tahan 39, kecepatan serang 1;
Serangan fisik 895, serangan sihir 651;
Strength +58;
Critical rate fisik +10;
Damage atribut api +10%;
Critical rate damage atribut api +15;
Critical damage atribut api +20%;
Saat mengenai target, 4% kemungkinan memicu ledakan api.
Atribut dasar tidak diragukan lagi berada pada level peralatan oranye level 75. Serangkaian penguatan atribut api yang menyilaukan berikutnya mencerminkan sepenuhnya bahwa ini adalah hadiah First Kill dungeon tim. Baron Merah Api ini memiliki kemiripan dengan Tiger Seal yang diperoleh Mei Guang milik Luo Ji, yaitu senjata yang cukup untuk mengubah Pohon Skill suatu karakter. Deretan penguatan atribut api yang begitu mencolok ini membuat Penembak yang menggunakan senjata ini harus fokus meningkatkan skill dengan damage api, jika tidak maka pemilihan senjata ini menjadi suatu kesalahan.
Chen Guo sendiri adalah Artillery God, sehingga dia memahami nilai senjata ini dengan baik. Namun dia sama sekali tidak berniat menguasai senjata ini untuk dirinya sendiri. Kebahagiaannya justru karena saat ini tim kebetulan memiliki ahli Artillery God bernama Wu Chen yang output-nya di dungeon bahkan lebih mengesankan daripada Tang Rou.
Meski terbatas oleh usia dan bakat, level skill Wu Chen mungkin tidak akan mengalami kemajuan terobosan lagi. Tapi bagi Tim Xingxin saat ini, dia tetap merupakan pejuang langka yang berharga. Meningkatkan kekuatan karakternya berarti menambah jaminan bagi perjalanan Tim Xingxin di Tantangan Rookie.
Tanpa kontroversi, Baron Merah Api diserahkan kepada Xiao Qiang milik Wu Chen. Peralatan oranye berikutnya meski bukan senjata, merupakan armor kain bagian atas yang sangat cocok untuk Ghostblade, tidak perlu ada penyesalan.
Selain dua peralatan oranye tersebut, hanya ada beberapa material yang untuk sementara disimpan dulu.
“Masih ada satu tim 10 orang, digas habis-habisan!” Chen Guo yang biasanya menentang begadang main game, kali ini sama sekali tidak membahas masalah itu bahkan sarapan pun tidak disebut. Dia langsung memompa semangat semua orang untuk menyelesaikan dungeon 10 orang terakhir dari tiga dungeon level 75 yang baru dibuka.
“Boleh lah!” Semua tidak ada protes. Hadiah Pembunuhan Pertama yang terus mereka dapatkan membuat semua orang merasa sangat puas.
“Ayo berangkat!” Kata Ye Xiu. Beberapa karakter langsung menuju portal teleportasi Kota Guizhi menuju dungeon 10 orang terakhir level 75: Benteng Spiritual Hutan Suiran.
Karakter Destroying Immortality milik Mo Fan sudah menunggu di lokasi. Dia khawatir para anggota tim ini benar-benar melupakannya. Untungnya, setelah rombongan tiba, Ye Xiu langsung memanggilnya. Mo Fan yang belum pernah sebegitu semangatnya bergabung dengan tim segera menggerakkan Destroying Immortality menuju lokasi yang ditentukan Ye Xiu dan kembali ke tim besar.
“Output semangat, yang malas-malasan harap introspeksi!” Ye Xiu kembali mengumumkan slogan andalan mereka.
“Hmph!” Mo Fan untuk pertama kalinya merespons, membuat semua orang terkejut dan saling melirik ingin melihat ekspresi si pemalas ini.
Sepuluh orang langsung masuk dungeon, beradaptasi dengan monster kecil lalu mulai maju. Namun pada pukul 8:11, tiba-tiba muncul pengumuman di World Channel: Selamat kepada guild Dominant Hero yang berhasil meraih First Kill Boss Yuan Zhen di Benteng Spiritual.
“Apa? Kok bisa?!” Chen Guo terkejut. Ada yang berhasil merebut First Kill dungeon 10 orang lebih dulu dari mereka. Hal ini sangat tidak biasa baginya.
Ye Xiu segera membuka rekor First Kill. Melihat daftar tim yang menyelesaikan, ia langsung paham. Dengan putus asa menghela napas: "Para atlet profesional sudah bangun."
