Bakat unggul tidak pernah dianggap berlebihan. Sekalipun menimbulkan persaingan, itu adalah masalah yang membahagiakan.
Kelas Sharpshooter tidak dimiliki oleh setiap tim, tetapi saat tim melakukan seleksi bakat, kelas karakter hanyalah pertimbangan tambahan dan umumnya tidak dijadikan faktor penentu. Pada dasarnya, yang utama dilihat adalah skill operator. Apalagi sistem taktis Glory tidak terlalu kaku, biasanya tim lebih mahir dengan sistem kelas yang sudah ada. Jika ingin mengganti dengan kelas baru, hanya perlu proses penyempurnaan kerjasama. Kasus ketidakcocokan total dengan suatu kelas tetap sangat langka.
Jadi ketika dua pemain mencolok tiba-tiba muncul di peringkat rata-rata dan menarik perhatian Ye Xiu, semua guild klub juga tidak kalah dalam hal ini dibandingkan Ye Xiu.
Permintaan pertemanan berhamburan seperti salju ke dua pemain ini.
Dibandingkan ketua guild manapun, Ye Xiu sendiri jauh lebih berpengaruh. Namun dalam hal undangan yang mewakili institusi, bobotnya justru jelas paling ringan.
Bagaimanapun juga, Xingxin hanyalah tim baru yang masih berjuang di Tantangan Rookie, terutama dengan kehadiran bos besar Jia Shi di Tantangan Rookie musim ini, prospek Xingxin sangat tidak pasti.
Sedangkan guild lainnya? Tim yang berada di belakang mereka setidaknya sudah berdiri kokoh di Liga Profesional. Hal yang bisa mereka tawarkan kepada dua orang ini sangat berbeda dengan Xingxin. Bahkan Jia Shi saat ini pun lebih berwibawa dibanding Xingxin. Kepercayaan diri seperti ini jelas lebih mudah meyakinkan orang.
Namun permintaan pertemanan Ye Xiu akhirnya berhasil dikirim, hanya saja pesan yang dikirim harus menunggu cukup lama sebelum mendapat balasan: "Sedang event…"
Ye Xiu terkejut.
"Acara Natal?" Ye Xiu membalas.
"Ya!" Jawab pihak lawan dengan cepat.
"Tiga kali mereka belum selesai!" Wei Chen yang sedang menonton di samping sudah berteriak heran. Hasil 30 pasang kaus kaki, ternyata bukan total pencapaian mereka, hanya hasil dari dua babak aktivitas. Jika mengambil nilai rata-rata pencapaian sebelumnya, dalam tiga babak, kaus kaki yang bisa mereka dapatkan kira-kira 45 pasang.
40 pasang atau lebih, ini adalah level pro yang menurut Ye Xiu seharusnya dicapai. Awalnya mengira kedua orang ini adalah pemain dengan skill belum memadai, tapi ternyata skill mereka sangat tinggi, jangan-jangan ini benar-benar atlet profesional dari tim tertentu?
Ye Xiu tidak buru-buru bertanya, pihak lawan sedang sibuk berpartisipasi dalam event. Ye Xiu bersabar menunggu. Untuk mengetahui kapan berakhirnya, cukup memantau daftar peringkat rata-rata. Setelah babak ini, mustahil mereka tidak mendapatkan satu pasang kaus kaki pun. Begitu data tim kecil mereka di-update, itu tandanya babak aktivitas mereka telah berakhir.
Ye Xiu tidak perlu menunggu lama. Data tim kecil beranggota dua orang di daftar peringkat rata-rata ternyata langsung tercatat.
46 pasang!
Pencapaian akhir duo Mo Gan Hui Shou dan Shui Bu Di Tou jelas sangat mengagumkan.
51 pasang yang diperoleh Ye Xiu dan Baozi adalah karena keberuntungan mendapat grand slam di babak pertama. Jika melihat performa mereka di babak dua dan tiga yang hanya 15-16 pasang, total tiga babak seharusnya sekitar 45 pasang.
"Mogān Huíshǒu" dan "Shuí Bù Dītóu" terlihat kalah dari Ye Xiu dan Baozi, namun tingkat kompetitif yang ditunjukkan sudah tidak kalah dari duo Ye Xiu dan Baozi.
"Kelas?" Melihat duo tersebut menyelesaikan event, Ye Xiu langsung mengirim pesan. Jika benar mereka kelas profesional, tak perlu lagi membuang waktu.
"NO." Balasan lawan memberi secercah harapan pada Ye Xiu. Tapi dia paham, hasil secemerlang ini pasti sudah diperhatikan banyak guild klub. Merekrut bakat di game online memang tugas utama guild klub. Tidak menanyakan sama sekali jelas merupakan kelalaian tugas. Ye Xiu menduga duo ini sedang dibombardir pesan, sehingga balasannya pasti singkat.
"Sibuk ya sekarang?" Ye Xiu bertanya dengan pengertian.
"Hmm." Balasan lawan tetap datar.
Ye Xiu tak buang waktu, langsung membuka topik: "Skill kalian sangat tinggi. Perkiraanku, semua tim besar pasti ingin merekrut kalian. Bagaimana, ada minat?"
"Sedang pertimbangkan." Jawaban tetap singkat.
"Hehe, pertimbangkan tantangan lebih besar?" kata Ye Xiu.
"Mulai dari Tantangan Rookie?" balas lawan. Dari sini terlihat jelas, mereka bukan pertapa di gunung seperti Mo Fan yang main sendiri. Mereka sangat paham lingkup Glory. Bahkan tahu Tim Xingxin Jun Moxiao sedang ikut Tantangan Rookie, dan menangkap maksud Ye Xiu.
"Bagaimana, tertarik?" balas Ye Xiu.
“Hehe, tidak ada.” Lawan langsung menolak dengan keras.
“Sebenarnya mengikuti Tantangan Rookie sebagai pemanasan terlebih dahulu, lalu lanjut ke Liga profesional resmi adalah transisi yang bagus!” Ye Xiu yang ditolak tidak ciut hati, terus menyampaikan fakta dan alasan.
“Apakah perlu?” Balas lawan.
“Kalian sangat percaya diri!” Kata Ye Xiu.
“Tentu.” Jawab lawan.
Ye Xiu melirik Wei Chen dan Chen Guo yang sedang memperhatikan di sampingnya, menunjukkan ekspresi penyesalan.
Dialognya singkat, isinya sederhana, tapi Ye Xiu sudah menangkap banyak informasi. Lawan sangat memahami Glory. Meski niat kerjasama tidak diungkapkan, Ye Xiu jelas merasakan sikap tegas mereka. Mereka punya ambisi terhadap lingkup profesional, dan sangat percaya pada kemampuan sendiri. Orang seperti ini akan sulit tertarik pada Xingxin.
Xingxin saat ini belum punya status, tidak bisa menawarkan gaji tinggi. Selain Wei Chen dan Wu Chen, semua anggota tim berkembang bersama Xingxin. Semua berlatih dan mempersiapkan diri bersama untuk menjadi tim profesional dan pemain profesional. Sedangkan kedua orang ini, entah karena percaya diri atau arogan, setidaknya mentalitas mereka sudah setara pemain profesional. Mungkin masih ada ruang pemanfaatan untuk berkembang, tapi saat ini mereka sudah menganggap diri matang.
Pemain yang sudah matang, tentu akan memilih tim yang juga matang. Xingxin yang masih dalam masa persiapan, jelas tidak masuk dalam pertimbangan mereka. Ini sama prinsipnya dengan mengapa banyak atlet profesional tidak memilih bergabung dengan Xingxin. Kecuali ada alasan khusus. Tapi saat ini, Ye Xiu juga tidak bisa menemukan alasan khusus untuk kedua orang ini. Alasan seadanya seperti "beradaptasi dulu di Tantangan Rookie" sudah dengan mudah diabaikan oleh mereka.
"Dua orang ini, agak kurang ajar ya!" Wei Chen menghela napas.
Yang berpikir seperti ini bukan hanya Wei Chen. Guild-guild klub besar yang berkomunikasi dengan mereka juga merasakan kesombongan dan kepercayaan diri keduanya. Tapi karena tanggung jawab pekerjaan, mereka tidak bisa menilai berdasarkan preferensi pribadi. Di satu sisi melakukan pendekatan awal untuk mengetahui situasi, di sisi lain mengirimkan pesan ke pihak klub. Departemen guild memang bertugas menemukan bakat, tapi keputusan akhir rekruitmen bukan wewenang mereka. Ini bukan sekadar masalah masuk guild biasa.
Berbagai klub yang menerima informasi ini segera mengirimkan staf khusus untuk melakukan pendekatan.
Tentu tidak mungkin langsung menilai kekuatan mereka hanya berdasarkan satu penampilan di event lalu sembarangan memberi syarat. Dalam komunikasi resmi, pihak klub akan menanyakan nama, usia, dan informasi dasar lainnya. Selain itu tentu meminta rekaman pertarungan, atau setidaknya duel di Arena untuk menguji kemampuan.
Singkatnya yang perlu dilakukan saat ini adalah memahami level sebenarnya lawan terlebih dahulu, baru bisa merencanakan langkah. Meski Ye Xiu langsung blak-blakan menawarkan tantangan, kalau lawan benar-benar menerima, dia pasti akan meminta informasi terkait. Sayangnya Xingxin tidak sampai ke tahap itu.
Ye Xiu tidak melakukan investigasi lebih lanjut, namun ada yang mengantarkan informasi itu padanya.
Lou Guanning.
Bos sekaligus Kapten tim Yi Zhan, datang membawa berkas rekaman pertarungan yang diambil dari kedua orang tadi, mengajak Ye Xiu bersama-sama menganalisis.
"Oke!" Ye Xiu tidak menolak. Meski sepertinya tidak ada harapan, sejujurnya dia penasaran ingin melihat level sebenarnya kedua orang ini.
Format rekaman menggunakan player bawaan Glory. Setelah dimuat, adegan yang muncul adalah duel 1v1 antara karakter Mo Ganhuishou dan Shui Bu Ditou. Keduanya memakai setelan trench coat dan topi yang sedang trend di kalangan Sharpshooter - tentu saja dipopulerkan oleh Zhou Zekai. Trench coat abu-abu dan topi hitam Yiqian Chuanyun hampir menjadi ciri khas Sharpshooter. Para pemain merasa dengan kostum ini, karakter mereka akan sekeren Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai. Karena terlalu banyak yang meniru, akhirnya pemain mulai berkreasi dengan variasi warna.
Pertempuran segera dimulai. Pertarungan antara dua orang sangat sengit, gerakan mereka begitu cepat sampai-sampai Chen Guo yang menyaksikan di samping langsung terpana. Tapi Ye Xiu hanya melihat sebentar sebelum menoleh ke Wei Chen: "Ini palsu ya!"
"Hmm." Ye Xiu mengangguk, "Mereka berkoordinasi."
"Apa?" Chen Guo tersadar dari kekaguman.
"Ini bukan pertarungan sungguhan." Ye Xiu menjelaskan sambil tetap memperhatikan rekaman, "Tapi tujuannya bukan menipu, hanya memamerkan teknik operasional mereka secara komprehensif."
"Skill-nya lumayan." Wei Chen berkomentar. Skill operasional yang ditampilkan dalam rekaman ini levelnya cukup tinggi, namun mengingat ini pertunjukan yang direkayasa, pastilah pola permainan hasil latihan intensif. Tidak mungkin kebetulan bisa menampilkan teknik selengkap itu. Penilaian Wei Chen ini sudah mempertimbangkan faktor tersebut.
"Hmm." Ye Xiu mengangguk setuju. Lou Guanning mengirim pesan: "Ini formasi latihan kan?"
"Betul!" Jawab Ye Xiu.
"Kudengar!" Awalnya Lou Guanning juga terkesima seperti Chen Guo, tapi karena skill-nya lebih tinggi, dia cepat menangkap maksud sebenarnya.
"Masih ada lagi." Lou Guanning mengirim berkas lain. Kali ini bukan file video pemutar dalam game, melainkan rekaman eksternal yang biasanya sudah melalui proses editing.
Ternyata, rekaman ini adalah klip beberapa pertarungan nyata dari dua orang ini. Kali ini bukan pertunjukan, dan keduanya juga bukan lawan. Ini adalah klip dari berbagai pertandingan di Arena saat mereka bertarung bersama. Ada 2 vs 2, 2 vs 3, 2 vs 4, bahkan sampai 2 vs 5. Skill pemain game online benar-benar tidak cukup untuk menjadi ancaman bagi mereka berdua, jadi dalam rekaman ini sama sekali tidak membahas hasil pertarungan, hanya menampilkan kinerja spektakuler mereka.
"Koordinasi mereka berdua sangat luar biasa!" Begitu selesai menonton, Chen Guo langsung berseru.
