Begitu selesai bicara, Chen Guo langsung menyesal. Karena pengalaman sejarah memberitahunya, setiap kali dia memuji sesuatu yang berhubungan dengan Glory, Ye Xiu akan langsung "membantu"nya menyadari kekurangan pengetahuannya. Kali ini dia tidak tahan lagi dan langsung memuji, setelah sadar, segera menatap Ye Xiu dengan hati-hati.
Kali ini justru pengecualian. Bukannya segera "membantu"nya, Ye Xiu malah mengangguk: "Memang bagus."
"Hmm." Wei Chen juga ikut memuji, "Punya dua sikat."
"Bakat langka seperti ini, benar-benar tidak ingin dilewatkan!" Ye Xiu bergumam, sambil segera mencari dua orang tersebut di daftar temannya.
"Setelah melalui pemilihan dan pertimbangan matang, bagaimana? Apakah ada kebutuhan terhadap Xingxin kami?" Ye Xiu mengirimkan sebuah pesan.
Rekaman mengonfirmasi kualitas kedua orang ini. Kemampuan pemain sekelas ini seharusnya menjadi alasan Xingxin menjaga jarak, namun justru membuat Ye Xiu semakin tertantang untuk mencoba.
"Masih belum ada." Keduanya jelas berada dalam satu tim, mengirim pesan ke satu orang sama saja dengan mengirim ke dua orang. Melihat pesan Ye Xiu ini, mereka berdua terdiam. Ungkapan "hubungi kami jika membutuhkan bantuan" sebelumnya mungkin hanya basa-basi? Tapi sekarang Ye Xiu benar-benar memanfaatkannya layaknya permintaan resmi.
Dibandingkan dengan sikap ngotot Ye Xiu, klub-klub lain justru menjadi sangat serius dan hati-hati setelah mengevaluasi rekaman pertandingan dan mengkonfirmasi kemampuan kedua pemain ini.
Serius, karena keduanya adalah pemain yang layak diperebutkan klub; Hati-hati, karena menyadari akan ada banyak kompetitor. Bagaimana cara menonjolkan kelebihan klub masing-masing untuk menarik mereka bergabung?
Setiap pihak menunjukkan keahliannya masing-masing.
Bahkan Tim Lun Hui pun menggunakan taktik: "Kami memiliki Penembak Jitu terbaik dan karakterterunggul. Bergabunglah, potensi kalian akan kami optimalkan semaksimal mungkin." Mereka berharap dua Penembak Jitu ini akan mengabaikan fakta bahwa keberadaan dua karakter dalam satu tim akan saling membatasi ruang pemanfaatan.
Janji masa depan, janji status, tak lupa juga iming-iming uang.
“Semua klub terus menonjolkan kelebihan mereka sendiri, sementara kekurangan yang coba mereka tutupi justru dijadikan batu loncatan oleh klub lain untuk memamerkan keunggulan mereka.”
Tim kuat berkata, "Datanglah ke tim kami, pergi ke tim lemah hanya membuang-buang skill hebatmu." Tim lemah membalas, "Bergabunglah dengan kami, langsung jadi anggota utama. Tidak seperti di tim kuat yang harus bersaing dengan hasil tak pasti."
Di tengah sorakan ini, deskripsi Ye Xiu tentang manfaat mengikuti Tantangan Rookie dan pertumbuhan bersama tim terasa sangat hambar dan tak meyakinkan.
Hal-hal seperti ini jelas tidak menarik bagi dua orang yang diperebutkan berbagai guild. Terlihat dari balasan singkat mereka yang sangat hemat kata. Ye Xiu memperkirakan jika terus membujuk, keduanya mungkin akan malas menjaga kesopanan dan langsung memblokirnya demi ketenangan.
"Sungguh disayangkan." Kali ini rasa penyesalan Ye Xiu jauh lebih kuat. Karena sekarang dia menyadari betapa hebatnya dua talenta yang gagal direkrut Xingxin ini.
Sementara itu, Lou Guanning terus mengirim pesan ke Ye Xiu, berbagi informasi dengan penuh kepercayaan dan berharap mendapat saran strategi darinya.
Apa si pemalas ini tidak paham bahwa Ye Xiu juga punya tim yang membutuhkan pemain berbakat?
Dia sangat paham, tapi lebih mengerti bahwa dua pemain ini tak mungkin merendahkan diri untuk ikut Tantangan Rookie, apalagi di tim akar rumput seperti Xingxin.
Video pertempuran yang sudah dipersiapkan matang dengan produksi berkualitas; alur cerita yang sebelumnya tidak dikenal, tiba-tiba mencuri perhatian dan menonjol selama Acara Natal.
Semua orang yang jeli menyadari, kemunculan kedua orang ini bukanlah kebetulan. Bahkan jika mereka tidak muncul hari ini, cepat atau lambat keduanya akan tiba-tiba muncul di hadapan semua orang sesuai rencana mereka. Melalui strategi ini, mereka berhasil meningkatkan nilai diri secara sempurna. Dari sini terlihat ambisi mereka yang berharap mendapatkan hasil paling memuaskan dalam situasi ini, serta menguasai inisiatif selama negosiasi.
"Sial, Tim Yan Yu menaikkan harga lagi! Apa mereka kekurangan anggota?" Lou Guanning mengeluh kepada Ye Xiu. Sebagai tim baru di Liga dengan kekuatan lemah dan catatan pertempuran buruk, Tim Yi Zhan hanya mengandalkan kekuatan finansial untuk menarik kedua orang ini.
Sayangnya, mereka juga menghadapi persaingan dari Tim Yan Yu - tim dengan hasil stabil yang selalu gagal di momen kritis. Harga yang ditawarkan Yan Yu (entah dari saluran mana Lou Guanning mengetahuinya) membuatnya kurang percaya diri. Ye Xiu tidak mencari tahu detailnya maupun mengorek kabar, hanya menyaksikan persaingan sengit ini.
"Main kartu uang, itu juga harus ada batas maksimum." Kedua orang ini sekarang memang menonjol, tapi tidak bisa mengubah fakta bahwa mereka masih pemain baru. Tentang apakah akan menjadi naga atau ulat, tidak ada yang punya kepastian 100%. Investasi pada pemain baru selalu mengandung risiko. Dengan beberapa kali kenaikan harga, Lou Guanning mulai ragu-ragu dengan investasi ini.
Hasil Tim Yi Zhan saat ini memang buruk, tapi setidaknya sudah melewati masa-masa tersulit awal. Meskipun tim masih bergoyang di sekitar garis peringatan area eliminasi, trennya lebih banyak ke arah perbaikan. Lou Guanning semakin percaya diri bisa mempertahankan posisi. Di saat seperti ini, apa dia butuh penguatan? Menaikkan peringkat dari 16-17 ke 14-15? Bahkan 11-12? Selama tidak masuk playoff, Lou Guanning tidak akan terlalu merasakan perbedaan. Tapi untuk berbalik dari situasi saat ini sampai bisa ikut playoff hanya dengan dua newbie yang tampak menarik ini, menurutku tidak bisa dipercaya.
Dengan demikian, nilai kedua orang ini di matanya tidak terlalu tinggi. Setelah beberapa kali kenaikan harga, Lou Guanning mulai berpikir untuk melepas. Di momen paling krusial ini, dia butuh saran dari Shen.
"Hmm." Ye Xiu membalas.
"Hmm?" Lou Guanning bingung.
"Pemikiranmu cukup logis." Kata Ye Xiu.
"Tidak ada tambahan lagi?" Tanya Lou Guanning.
"Kedua orang ini sangat ambisius. Ekspektasi mereka tidak akan bisa dipenuhi hanya dari satu aspek. Mereka ingin status sekaligus masa depan, plus perlakuan istimewa. Hanya mengandalkan perlakuan istimewa saja, menurutku masih kurang bobot di mata mereka. Soal status, di timmu ini ada bos yang merangkap pemain, suaramu pasti selalu paling dominan. Sedangkan masa depan... Yi Zhan saat ini belum terlihat punya masa depan gemilang kan?" Ye Xiu memenuhi permintaannya dengan menambahkan berbagai analisa.
"Baiklah..." Lou Guanning langsung mengurungkan niatnya setelah penjelasan Ye Xiu yang begitu tajam. Mungkin dengan menghamburkan uang seperti lubang tanpa dasar masih bisa menarik mereka, tapi itu berarti memenuhi semua keinginan mereka hanya dengan uang. Pengeluaran seperti itu pasti sangat besar. Meski dana Lou Guanning melimpah, dia bukan tipe orang yang mau jadi sapi perahan.
Yi Zhan menarik diri dari persaingan. Bersamaan dengan itu, tim-tim kecil-menengah yang tak punya uang dan kekuatan, hanya bisa menjanjikan posisi anggota utama, juga dengan enggan mundur.
Justru Ye Xiu masih terus ngotot mengejar, seolah-olah tidak akan berhenti sampai lawan memblokirnya.
"Bergabunglah dengan kami, mulai berjuang dari bawah, melawan arus, hingga benar-benar membalikkan seluruh air terjun. Hal seperti ini pasti bikin darah mendidih mendengarnya, kan?" Ye Xiu terus menggembosi semangat.
"Shen, lebih baik hemat tenang! Anda sudah ketinggalan zaman." Di sisi ini sepertinya benar-benar kesal dengan kegigihan Ye Xiu yang tak mau menyerah. Selama ini hanya memberi jawaban mengambang, kali ini mengucapkan beberapa kata lebih banyak yang sarat ejekan. Tapi ini juga ungkapan jujur mereka. Gangguan Ye Xiu tidak membuat mereka memblokir Jun Moxiao, tapi membuat mereka tak lagi menjaga sopan santun.
"Hehe, masih awal!" Ejekan seperti ini ditanggapi Ye Xiu dengan kewibawaan.
"Oh ya? Kalau begitu buktikan dulu pada kami!" Setelah kebenaran terungkap dan hubungan retak, keduanya tak lagi berpura-pura ramah.
"Apakah kalian tidak ingin menjadi bagian dari saksi keajaiban ini?" kata Ye Xiu.
"Kami akan menunggu dan melihat."
"Sungguh disayangkan." kata Ye Xiu.
"Oh?"
"Menurutku, kalian melewatkan kesempatan untuk tercatat dalam sejarah Glory." kata Ye Xiu.
"Haha, hal seperti ini cepat atau lambat akan kami capai."
"Hehe, hal seperti ini sudah lama kulakukan."
Perbedaan beberapa kata memberi bobot yang sama sekali berbeda. "Bagus!" teriak Chen Guo di samping sambil menepuk meja. Saat Ye Xiu diejek seperti itu, dia sudah marah. Tapi si pemalas ini selalu tak acuh menanggung ejekan, membuat Chen Guo merasa tertekan. Namun segera setelah menyadari komunikasi harmonis tak mungkin lagi, Ye Xiu membalas ejekan. Perubahan sikap drastis yang lebih cepat dari membalik halaman ini sangat disukai Chen Guo.
“Seharusnya dari dulu begini!” Chen Guo merasa Ye Xiu harus segera membalas, menggunakan sindiran lawan sekaligus mengajak orang menyaksikan keajaiban terlalu berlebihan.
“Ah, tidak berhasil mendapatkannya.” Ye Xiu menghela nafas.
“Tapi setidaknya mereka juga kesal sampai mati.” Kata Chen Guo.
“Aku benar-benar kasihan pada mereka!” Kata Ye Xiu, “Ketika Xingxin akhirnya memenangkan gelar juara liga, menurutmu seberapa menyesalnya mereka atas keputusan hari ini?”
“Kau... tulus?” Tanya Chen Guo.
“Tulus.” Jawab Ye Xiu.
“Baiklah, sangat disayangkan.” Kata Chen Guo.
“Kau tulus?”
“Tulus apanya?! Lanjutkan misi event, jangan banyak omong kosong!” Chen Guo membentak.
Meski tiga kesempatan event akun utama mereka sudah habis, masih banyak identitas cadangan. Kaos kaki Natal tentu tidak ada batasnya. Setelah ganti akun, semua orang memulai lagi Mobilisasi Natal.
“Dua orang itu, jangan harap bisa bergabung dengan Xingxin!” Chen Guo yang baru saja melarang omong kosong, kini kembali mengungkit dengan geram.
“Yang benar, mereka sama sekali tidak berminat, oke?” Kata Ye Xiu.
“Kau diam!” Teriak Chen Guo.
