Backdrop sebagai skill grab, memiliki efek memaksa target tersungkur. Namun karena kondisi medan tempur, setelah backdrop ini terdapat perbedaan posisi (). Efek paksa jatuh akibat perbedaan posisi ini segera melewati durasi trigger-nya. Shui Bu Ditou jelas memahami ciri khas setingan backdrop ini. Setelah terlempar ke dalam lubang oleh backdrop, dia langsung menyesuaikan sudut dan menembakkan senjata, berusaha memanfaatkan teknik terbang dengan senjata untuk mengubah pola pergerakan, mengatasi crowd control dari backdrop ini, lalu melepaskan diri dari situasi canggung terjebak di lubang.
Tak disangka, saat dia menembak, seseorang sudah lebih dulu melompat dari dalam lubang. Dalam posisi atas-bawah, bersamaan dengan suara tembakan, bayangan itu sudah menginjakkan kakinya di tubuhnya.
Satu tendangan, lalu tendangan lagi, dan lagi... dan lagi...
Skill Tendangan Elang karakter Master Bela Diri Baozi Invasion jelas sudah dinaikkan ke tingkat tertinggi, total menghasilkan lima tendangan berturut-turut. Setelah lima tendangan itu, Shui Bu Ditou sudah terjepit mati di dasar lubang, sudah tidak bisa menangis lagi. Di sampingnya, Mo Gan Huishou health bar-nya tinggal separuh, benar-benar mempermalukan.
Tapi saat ini, Shui Bu Ditou sendiri bahkan tidak sempat memikirkan keselamatannya sendiri, apalagi mengkhawatirkan Mo Gan Huishou. Di dalam lubang, dia buru-buru menyesuaikan kamera yang berantakan akibat lima tendangan berturut-turut dari Baozi Invasion. Tiba-tiba cahaya menjadi redup, dan kamera yang baru saja mengarah ke atas langsung tertutupi bayangan. Jun Moxiao, bahkan saat melompat ke lubang pun tetap norak, sampai-sampai membuka Qianji San-nya. Untuk ketinggian lubang segini, apa perlu payung terjun?
Tapi di detik berikutnya, Shui Bu Ditou menyadari bahwa asumsinya salah.
Jun Moxiao sama sekali tidak sedang pamer tanpa tujuan. Membuka payung itu punya makna. Dalam pertukaran cahaya, sebuah granat dilempar dari sudut tak terduga. Saat Shui Bu Ditou menyadarinya, granat sudah meledak. Di dasar lubang sempit ini, mana mungkin menghindar? Granat kecil tingkat rendah ini meledak dan membuat Shui Bu Ditou dan Mo Gan Huishou - dua ahli yang sombong - berantakan tertatih-tatih.
Melihat ke atas, Jun Moxiao bahkan tidak melompat turun. Dia hanya membuka payungnya di tepi lubang sambil bergoyang-goyang, sekedar untuk melempar granat itu. Tidak hanya dia, Baozi Invasion yang menggunakan lima tendangan ke Shui Bu Ditou tadi, setelah fase recovery frame skill, sudah dengan gagah melompat keluar lubang. Begitu granat Jun Moxiao meledak, Baozi Invasion juga mengangkat tangan dan melempar sesuatu yang dari bentuknya jelas terlihat seperti botol bir. Tapi pemain Glory pasti tahu: meski bentuknya botol bir, isinya bukan bir melainkan bensin!
Skill Rogue memang begitu licik. Jika diganti dengan granat, pemain yang terampil bisa menembaknya sebelum dilempar, tapi bagaimana dengan botol bensin? Jika ditembak, hasilnya akan sulit diprediksi.
Bagaimanapun, hasil yang tidak pasti ini masih lebih baik daripada terkena botol bensin dan terbakar menjadi manusia obor. Dengan logika yang sama seperti Shui Bu Ditou dan Mo Gan Huishou, ritme operasional mereka serasi. Dua tembakan terdengar hampir bersamaan, botol bensin meledak di udara, percikan minyak menyala menjadi bola-bola api kecil yang beterbangan ke dinding lubang maupun dasarnya.
Keduanya berusaha menghindar, baru menyadari bahwa botol bensin ini sama seperti payung Jun Moxiao sebelumnya—hanya pengalih perhatian. Di tengah kekacauan ini, serangan penuh damage yang sesungguhnya baru dimulai...
Shui Bu Ditou dan Mo Gan Huishou sangat sadar akan kekurangan mereka. Prioritas utama adalah melompat keluar dari lubang, karena bertarung di dalam mustahil.
Lubang ini jelas pilihan matang Jun Moxiao dan rekannya. Di peta salju ini terdapat banyak lubang salju—ada yang dangkal setinggi lutut, ada yang dalam seperti sumur ini yang bisa menelan seluruh tubuh orang, benar-benar ekstrem.
Tempat ini awalnya adalah lokasi kedua wanita ini! Jun Moxiao juga tampak mengikuti mereka sepanjang jalan. Lubang ini, seharusnya bukan desain yang direncanakan sebelumnya? Artinya, Jun Moxiao juga baru menemukan karakteristik medan tempur ini dalam waktu singkat setelah tiba di sini, lalu memanfaatkannya sepenuhnya, sekarang dengan mudah akan membunuh kedua wanita ini di sini.
Keduanya tentu tidak mau menerima pembantaian begitu saja, dengan pikiran yang sama, mereka mengangkat senjata dan menembaki tepi lubang habis-habisan, berusaha memukul mundur kedua lawan.
Dua orang di atas lubang memang mundur selangkah untuk menghindari serangan. Keduanya memanfaatkan kesempatan, melompat tinggi, satu di depan satu di belakang, satu di atas satu di bawah. Tidak berencana melompat keluar lubang berdampingan, malah ingin saling melindungi, mengamankan satu orang keluar lubang terlebih dahulu sebelum merencanakan langkah berikutnya.
Siapa Tidak Menunduk yang melompat lebih cepat bertugas sebagai perlindungan utama. Setelah tubuhnya melebihi tepi lubang, dia tidak terburu-buru menggunakan Teknik Terbang dengan Senjata untuk melompat keluar, malah berbalik dan berusaha menembak ke segala arah untuk semakin menjauhkan kedua lawan.
Hasilnya peluru melesat, tapi juga melihat orang melayang mendekat.
Jun Moxiao mengayunkan pedangnya dengan gaya Mountain Crusher yang dahsyat. Siapa Tidak Menunduk di udara sama sekali tidak bisa melawan serangan ini. Hanya bisa menggunakan recoil tembakan untuk membuat karakternya berusaha bergeser ke samping. Dia tidak ingin ketika dirinya dihantam jatuh, ikut menyeret Mo Gan Huishou terjatuh. Dia berharap setelah menarik serangan ini, Mo Gan Huishou bisa keluar dari lubang dengan lancar.
Harapannya ternyata hanya keinginan sepihak.
Mountain Crusher tepat menghantam tubuhnya, Shui Bu Ditou terjatuh. Melihat Mo Gan Huishou tidak terpengaruh, Shui Bu Ditou masih lega. Namun sisa momentum Mountain Crusher setelah menghantamnya justru mengenai Mo Gan Huishou...
Meski hanya sedikit, Kekuatan Setaran Mountain Crusher tetap mengalahkan lompatan Mo Gan Huishou ini.
Keduanya sempat merencanakan strategi, berusaha berkoordinasi untuk keluar dari lubang. Tapi Jun Moxiao dengan satu tebasan saja menghancurkan rencana mereka. Presisi tebasan ini di luar perkiraan mereka.
Jatuh kembali ke lubang, keduanya kembali diterpa serangan tak kenal ampun. Selain melompat ke atas, tak ada pilihan lain. Rencana lompatan berulang mereka terus dipatahkan lawan. Usaha mereka lebih mirip perjuangan putus asa.
Bahaya!
Keduanya yang sudah tak berdaya mulai menyadari situasi ini, perasaan terkekang yang tak tertahankan.
Belum lagi 18 pasang kaus kaki yang susah payah dikumpulkan langsung terekspos sekali serang. Proses pertempuran ini saja sudah bikin orang hampir muntah darah. Jika bertarung di tanah datar, mana mungkin kalah begitu memalukan.
Tidak terima!
Di hati mereka ada seribu sepuluh ribu ketidakpuasan. Tapi mereka menahan godaan untuk teriak "berani lepaskan kami!". Dengan gigit gigi, terus bertarung, terus dash, lalu terus dijatuhkan.
Hingga yang pertama tumbang, menyusul yang kedua. Kaus kaki bertebaran memenuhi lubang.
“Cepat!” Ye Xiu memanggil, Baozi Invasion langsung terjun ke lubang. Pengumuman Sistem muncul silih berganti, 18 pasang kaus kaki berpindah kepemilikan dalam sekejap. Jun Moxiao juga sudah mengambil pasangan kaus kaki yang dia lemparkan di lantai sebelumnya. 19 pengumuman sistem berturut-turut membuat mata semua pemain di map silau, disusul prompt hitungan mundur 120 detik.
Di titik respawn, Shui Bu Di Tou dan Mo Gan Hui Shou menghentakkan kaki penuh kecemasan. Keduanya yang sedang kesal sama sekali tidak berkomunikasi, hanya berkesesuaian dalam mengumpulkan kekecewaan.
Waktu tersisa 120 detik, namun mereka harus menunggu 20 detik untuk respawn... Bahkan tanpa 20 detik penundaan ini, keduanya tetap hanya bisa bergerak seperti kucing buta yang menabrak tikus mati.
“Bertindak terpisah!” Keduanya masih belum menyerah. Begitu respawn setelah 20 detik, langsung berlari ke arah berbeda dengan taktik yang total, meskipun secara umum masih mempertimbangkan radius pergerakan maksimal Jun Moxiao dan Baozi Invasion dalam 20 detik.
Bukan hanya mereka yang mencari Jun Moxiao dan Baozi Invasion. Seluruh 48 pemain di map ini tidak memiliki sepasang kaus kaki pun, semua sedang dalam mode gila!
Semua berlarian kian kemari, banyak pemain gila seperti diri mereka sendiri terlihat, tapi dua target yang dicari tak kunjung ditemui.
1,5 menit...
1 menit...
50 detik...
40 detik...
Berjalannya waktu membuat harapan semakin tipis. Dengan sisa waktu sesedikit ini, bahkan jika menemui dua orang ini, siapa yang yakin bisa membunuh mereka dalam waktu sesingkat itu?
Tim yang menyerah semakin banyak. Pada detik ke-10 terakhir, hanya Shui Bu Ditou dan Mo Gan Huishou yang masih berlari di map. Nama mereka, selain menjadi tantangan untuk lawan, juga merupakan peringatan bagi diri mereka sendiri.
Mereka ingin membuat lawan menunduk, membuat lawan tidak berani membalas. Tapi mereka sendiri tidak boleh pernah menunduk, harus selalu mengejar kesempatan meski hanya satu serangan ke lawan.
"Jangan lari, hadapi kami untuk tentukan pemenang!" Di 10 detik terakhir, Shui Bu Ditou mengirim pesan ke Jun Moxiao.
"Kalian sudah kalah." Jun Moxiao membalas sambil mengirim emoticon senyum.
"Lagi!" Shui Bu Ditou tidak menyangkal hasil pertarungan ini, hanya menunjukkan tekad mereka yang tak mau menyerah.
"Kuota sudah habis." Jawab Jun Moxiao.
Shui Bu Ditou hampir muntah darah. Siapa yang mau menentukan pemenang dengan merebut kaus kaki? Misi ini benar-benar acak, meski mereka mau, tetap harus lihat apakah Sistem Shen mau kasih muka!
"Arena!" teriak Shui Bu Ditou.
"Nggak ada waktu." Jawab Jun Moxiao.
“……”
"Kecuali..."
"Kecuali apa?"
"Kecuali kalian mau gabung Xingxin, baru kita bisa bertarung berapa kali pun." Jun Moxiao menjawab.
"Ini dua hal yang berbeda!" Shui Bu Ditou jelas tidak mau gegabah menggadaikan prospek mereka.
"Atau kita taruhan, kalau kalah kalian gabung Xingxin gimana?" Kata Jun Moxiao.
"Kami tidak akan mempermainkan masa depan kami dengan taruhan sembarangan." Sikap Shui Bu Ditou yang mengejar Ye Xiu untuk menentukan pemenang terlihat penuh semangat, namun di saat seperti ini justru menunjukkan kewarasan dan ketenangan yang luar biasa. Babak event kali ini telah berakhir, World Channel mengumumkan Jun Moxiao dan Baozi Invasion meraih grand slam, serta hadiah grand slam kedua yang mereka peroleh. Meski demikian, hal ini sama sekali tidak membuat Shui Bu Ditou bertindak gegabah.
"Kalau begitu sampai jumpa di masa depan!" Jun Moxiao membalas seperti itu.
Ketika Shui Bu Ditou hendak mengatakan sesuatu lagi, Jun Moxiao ternyata sudah logout dalam hitungan detik.
Pertemuan dengan kedua karakter ini dalam event juga tidak menggoyahkan pikiran Ye Xiu. Setelah menyelesaikan tiga misi di akun utamanya, dia berganti ke akun identitas dan mengulang tiga misi lagi - semuanya berjalan sesuai rencana. Menerima misi, memasuki map, membuka Daftar Tim, memantau komposisi tim.
"Masa depan ini... datang terlalu cepat..." Hasilnya Ye Xiu terpana melihat nama Shui Bu Ditou dan Mo Gan Huishou muncul kembali di Daftar Tim. Namun bersamaan dengan itu, dia juga menemukan musuh yang jauh lebih menakutkan.
"Benar-benar penuh tantangan ya..."
