Dua Swordsman Ganas non-atlet profesional ini menciptakan arena pertarungan yang bahkan lebih kompleks dari Liga Profesional, membuat Lou Guanning sulit menganalisis. Strategi menjual darah bagi Swordsman Ganas memang umum, tapi cara Shen melakukannya terlihat sangat tidak profesional. Tidak ada yang sengaja membiarkan lawan mengurangi HP hanya untuk meningkatkan serangan. Menjual darah harus seperti strategi Shen sebelumnya saat menggunakan untuk meng-counter lawan - ada kalkulasi, tujuan jelas, dan koordinasi skill untuk mendapatkan keuntungan HP jangka panjang, terutama dalam pertarungan 1v1.
Mungkin dia sedang menunggu momen emas untuk menginterupsi kombo dan melawan balik?
Lou Guanning hanya bisa menebak demikian, lalu mulai mencari kesempatan dengan pandangan itu. Tiba-tiba matanya bersinar!
Kesempatan serangan ini terlalu bagus! Blood Shadow Crazy Sword bisa digunakan untuk memaksa membuka pertahanan dan langsung melancarkan serangan balik. Inilah momennya!
Begitu ide itu melintas di pikiran Lou Guanning, Zhan Lou Lan sudah terkena serangan lagi.
Kenapa tidak digunakan? Lou Guanning bingung, kesempatan bagus ini... Tiba-tiba, Lou Guanning menyadari masalahnya.
Menggunakan Blood Shadow Crazy Sword untuk memaksa memecahkan serangan balik memang pilihan bagus, tapi saat ini, apakah Zhan Lou Lan bisa membuat keputusan ini? Blood Shadow Crazy Sword-nya mungkin sedang dalam cooldown skill?
Dalam sekejap, Lou Guanning sepenuhnya tersadar.
Mengingat kembali gempuran Zai Shui Yi Xia sebelumnya, Lou Guanning semakin jelas menyadari: titik-titik yang dia anggap bisa memutuskan kombo hanyalah kemungkinan teoritis. Dalam pertempuran sebenarnya, serangkaian aksi ini justru mengangguk pada cooldown skill Zhan Lou Lan, membuatnya tidak bisa di-counter. Shen bukan sedang menjual darah, tapi benar-benar kehilangan kendali.
Pepatah "pihak yang terlibat bingung, penonton jelas" tidak selalu mutlak. Beberapa detail aset seperti ini mudah terlewatkan kecuali oleh pemain yang sedang bertarung. Di saat seperti ini, justru pihak yang terlibat lebih paham sementara penonton yang bingung.
Setelah menyadari hal ini, Lou Guanning juga segera menyadari bahwa status pasif Shen mungkin juga akan segera berakhir. Cooldown skill tidak berlangsung tanpa henti. Setelah memanfaatkan CD Blood Shadow Crazy Sword, semua skill Zhan Lou Lan telah aktif kembali. Tapi Summer Sleep, yang bisa menghitung cooldown skill untuk melancarkan kombo seperti itu, mana mungkin tidak menyadari hal ini? Setelah satu serangan, Summer Sleep juga langsung mengaktifkan (kegilaan), melancarkan serangan gelombang mirip kombo aman Zhan Lou Lan sebelumnya yang berlangsung sepanjang status kegilaan, diakhiri dengan skill besar sebagai penutup.
28%！
Serangan gelombang Summer Sleep ini secara mengejutkan langsung menghabiskan 28% HP Zhan Lou Lan. Karena sebelumnya kehilangan 15% HP akibat kombo Zhan Lou Lan, efek Blood Awakening justru memberinya kekuatan tempur yang lebih ganas. Ditambah jumlah serangannya yang jauh lebih banyak daripada Zhan Lou Lan saat itu, damage gelombang serangan ini benar-benar mengerikan.
Lou Guanning tak bisa menahan kekhawatiran terhadap Shen. Presisi kalkulasi dalam serangan gelombang Summer Sleep ini telah membuktikan secara total bahwa dia pasti seorang top player. Level Swordsman Ganas-nya jelas di atas dirinya. Pola kombo yang menghitung cooldown skill lawan untuk serangan presisi seperti ini, Lou Guanning mengakui dirinya masih belum mampu melakukannya, apalagi melawan lawan sekelas Shen.
Berbagai pikiran melintas di benak Lou Guanning, tapi pertempuran tak berhenti sedetik pun. Shen yang menerima damage besar langsung menggerakkan Zhan Lou Lan untuk melawan balik pada segmen waktu pertama.
Sama-sama merebut kesempatan cooldown skill!
Lou Guanning kali ini benar-benar paham. Strategi seperti ini sebenarnya dia mengerti, namun tidak bisa membayangkan bisa dieksploitasi sehebat yang dilakukan oleh Summer Sleep. Kombo serangannya memanfaatkan celah cooldown skill Zhan Lou Lan secara berurutan dengan efisiensi yang terlalu mustahil.
Kalau orang itu bisa melakukannya, Shen pasti juga bisa dong?
Lou Guanning sangat yakin dengan hal ini, namun lupa bahwa Summer Sleep yang mampu melakukan hal seperti ini, bagaimana mungkin tidak mengantisipasinya? Dua Swordsman Ganas kembali bertarung dalam tim besar, tidak seperti yang dibayangkan Lou Guanning dimana Shen langsung mendominasi. Summer Sleep yang sebelumnya bertarung sangat agresif, tiba-tiba menjadi defensif setelah unggul jelas.
Dua karakter kembali mengalami penurunan HP akibat pertukaran skill.
Saat ini Summer Sleep memiliki HP lebih banyak, meski Zhan Lou Lan HP-nya lebih sedikit, namun karena efek Blood Awakening damage-nya lebih kuat. Situasi pertukaran skill menjadi semakin kompleks, membutuhkan kalkulasi presisi untuk menentukan pilihan.
Namun ritme pertarungan mereka tetap sangat cepat, seolah tidak ingin memberi waktu lawan untuk kalkulasi detail. Dalam percikan darah, HP kedua karakter terus merosot, para penonton sibuk menghitung data statis untuk menilai siapa yang lebih untung dalam pertukaran skill ini.
Shen sedikit lebih untung!
Ini adalah hasil kalkulasi Lou Guanning. Sebelumnya dia membuka kalkulator untuk menghitung kerugian daya tahan, kemudian terhanyut dalam pertempuran sampai lupa mematikannya. Sekarang dia dengan lancar menggunakannya untuk menghitung lagi, dan kesimpulan muncul paling cepat.
Namun, keuntungan kecil ini masih belum cukup! Karena HP Shen berada dalam posisi lemah, dengan tingkat pertukaran seperti ini, yang akhirnya tumbang tetap akan menjadi Zhan Lou Lan. Kecuali tiba-tiba ada kesempatan untuk memberikan satu gelombang serangan yang menghabiskan lebih dari 5% HP. Tapi melihat kehati-hatian kedua orang ini sekarang, kesempatan seperti itu mungkin sulit didapat.
Lou Guanning merasa gelisah. Setelah mengamati sebentar, dia tiba-tiba menyadari penurunan HP kedua karakter tidak sesuai prediksinya. Dengan bingung dia menghitung lagi menggunakan kalkulator, dan menemukan ada perbedaan dengan kalkulasi sebelumnya. Setelah tertegun sebentar, Lou Guanning segera tersadar. Ini karena kedua Swordsman Ganas yang sedang bertarung. Fluktuasi HP dan damage yang terus berubah membuat pertukaran skill jauh lebih kompleks dibanding kelas lain. Pertarungan ini tidak hanya menguji kesadaran dan operasional, tapi juga kemampuan kalkulasi.
Tapi melihat ritme pertempuran kedua orang ini, metode kalkulasi matematis ala Lou Guanning mungkin sulit diterapkan. Di saat seperti ini, yang berperan besar justru pengalaman dan intuisi.
Kedua orang terus bertarung, Lou Guanning dengan kalkulator di tangan, merasa pemahamannya terhadap situasi harus lebih jelas daripada kedua pihak yang bertarung. Namun faktanya, karena gaya bertarung terus disesuaikan seiring turunnya HP, kalkulasi Lou Guanning menjadi tidak relevan karena tidak bisa memprediksi langkah selanjutnya berdasarkan data statis. Soal menilai situasi saat ini... bukankah cukup melihat bilah HP kedua karakter? Ngapain dihitung?
Lou Guanning dengan bodohnya terus menghitung, hingga HP kedua karakter turun secara tak terduga berkali-kali, barulah ia sadar betapa konyolnya tindakannya. Kalkulasi tak berguna, hanya bisa mengamati penguasaan situasi oleh kedua pihak.
Setelah serangkaian pertukaran, HP Zai Shui Yi Xia tersisa 10%, sedangkan Zhan Lou Lan 7%. Selisih awal 13% kini menyusut jadi 10%. Lou Guanning buru-buru menghitung efisiensi pertukaran ini, lalu menyadari: selama bisa mempertahankan ritme ini, membalikkan keadaan dari 7% melawan 10% HP pasti bisa tercapai.
Benar-benar Shen yang hebat!
Lou Guanning sedang kagum, tiba-tiba situasi di lapangan berubah drastis. Pola pertukaran skill kacau, Zai Shui Yi Xia tiba-tiba melancarkan Serangan Mendadak.
"Ya ampun..." gumam Lou Guanning, "Skill orang ini memang tinggi, dia pasti sudah menyadari tidak ada peluang menang kalau terus begini, jadi nekat serang! Tapi pasti Shen sudah mengantisipasi ini, pasti sudah bersiap kan?"
Dari cara Zhan Lou Lan menghadapi serangan, jelas Ye Xiu sudah mempersiapkan diri. Namun setelah mengamati sebentar, Lou Guanning terkejut menemukan Zhan Lou Lan tetap terkepung oleh lawan.
6%……
5%……
4%……
Meski tidak membentuk kombo sistematis, Zai Shui Yixia menunjukkan kelebihan jelas dalam gelombang serangan balasan ini. Dengan damage serangan beruntun, HP Zhan Lou Lan terus terkikis. Meski HP-nya sendiri juga berkurang selama proses ini, keunggulan HP memungkinkannya mempertahankan keseimbangan. Selama ini terjaga, yang akhirnya tumbang pasti Zhan Lou Lan.
Bagaimana bisa begitu?
Lou Guanning syok. Menyadari pertarungan akan segera berakhir, kegugupannya membuatnya tak bisa menganalisis situasi dengan tenang. Matanya beralih ke Shen yang duduk di sisi lain. Ekspresi Ye Xiu tetap tenang, operasional karakter terus berjalan, namun desahan halusnya tertangkap oleh Lou Guanning.
Akan kalah!!
Lou Guanning tersadar. Ketika menengok kembali medan pertempuran, HP Zhan Lou Lan sudah menyentuh 1%, sedangkan Zai Shui Yixia masih memiliki 5%. Di fase akhir ini, Shen tidak hanya gagal mengejar ketertinggalan, malah tertinggal 4% lebih jauh.
Akankah ada keajaiban?
Lou Guanning masih berharap dalam hati. Namun akhirnya, Zhan Lou Lan tumbang. Kali ini, Shen benar-benar kalah.
Siapa itu orangnya!
Rasa kaget di hati Lou Guanning sudah tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Meski dia paham dalam Glory e-sport selalu ada yang menang dan kalah, tidak ada yang tak terkalahkan selamanya, bahkan Shen di lingkup profesional pun pernah kalah dari banyak orang, tapi kenyataan di depan mata ini tetap membuatnya merasa tak bisa menerima. Bukan hanya dia, Chen Guo, Tang Rou, Baozi, semuanya terkejut seolah melihat sesuatu yang seharusnya mustahil terjadi.
Bahkan saat HP Zhan Lou Lan hanya tersisa 1%, mereka masih mengira Ye Xiu akan melakukan drop critical segera, sampai akhirnya Zhan Lou Lan benar-benar tumbang, barulah mereka sadar. Bagi mereka, kekalahan Ye Xiu ini jauh lebih mengejutkan daripada skenario pembalikan situasi saat HP 1% tadi.
Ruang latihan sunyi senyap. Teman dekat sekaligus rival Lou Guanning yang biasanya langsung memprovokasi setiap menang, kali ini malah diam seribu bahasa. Bagi Lou Guanning dan kawan-kawan, ini juga termasuk keajaiban. Si pemalas ini malah tertegun menatap layar pertandingan yang sudah berakhir, duel sengit tadi bahkan berhasil menarik perhatiannya yang awalnya tak berminat besar pada Glory.
Beberapa lama kemudian, barulah dia sadar. Anehnya dia tidak langsung mulai mengejek, malah berdiri dan memandang Lou Guanning di seberang dengan wajah penuh kekaguman: "Lao Lou, kapan kamu jadi sekuat ini?"
“Skill-nya memang sangat tinggi, ronde ini aku menang, tapi kalau main lagi, siapa yang kalah siapa yang menang, harus mulai dari awal lagi.” Lai Yi Xia juga berdiri, menatap Lou Guanning di seberang, berkata dengan penuh keyakinan.
Lou Guanning saat ini sudah tidak bisa duduk tenang, merasa sangat malu, sedang bersiap untuk mengakui kebenaran, tiba-tiba mendengar Lai Yi Xia berteriak: "Sial, kamu kok di sini?"
"Apa?" Lou Guanning bingung memandang, melihat ekspresi terkejut Lai Yi Xia yang sedang menunjuk ke arah Shen di sisi sana.
"Ternyata kamu, pantas saja!" Ye Xiu juga menatap si pemalas itu, ekspresinya tetap tenang.
"Kalian kenal?" Semua orang di kamar terkejut.
"Ye Qiu!" Saat menyebut nama ini, nada suara Lai Yi Xia jelas mengandung unsur gemeretak gigi.
"Sun Zheping." Ye Xiu tetap lebih tenang darinya.
