Pengundian akan menentukan pengelompokan 20 tim berikutnya dan lawan yang akan dihadapi. Pentingnya hal ini bisa dilihat dari nasib Wuji dan Xi Huo.
Keduanya adalah tim berlatarbelakang profesional. Normalnya, lolos ke babak offline seharusnya bukan masalah, namun karena hasil undian buruk - Wuji bertemu Xingxin, Xi Huo bertemu Jia Shi, mereka tersingkir lebih awal. Wuji kini telah bubar total, kabar Xi Huo tak jelas. Tim malang yang tereliminasi ini, berapa orang yang akan menyadari eksistensi mereka?
Pengundian akhir yang sangat penting ini tentu harus dilakukan secara offline untuk menunjukkan keadilan dan transparansi. Tim Xingxin menerima pemberitahuan melalui email dan telepon secara berturut-turut, memastikan kehadiran personil mereka di kantor pusat Liga pada 18 Januari untuk menghadiri upacara pengundian.
Tanggal 18 Januari adalah hari Sabtu, pengaturan di akhir pekan menunjukkan pertimbangan kecil dari Liga. Mengingat banyak anggota tim pemain yang memiliki pekerjaan atau studi, akhir pekan adalah waktu yang lebih fleksibel.
Namun pertimbangan ini hanya sampai di sini. Kompetisi offline berikutnya yang mengumpulkan semua tim akan berlangsung selama satu bulan, pasti mempengaruhi pekerjaan atau studi para pemain. Pilihan bagaimana mengatasinya terserah pada masing-masing individu.
"Kalau begitu, biar saya saja yang pergi?" Chen Guo segera mengumumkan keputusannya kepada semua orang setelah menerima pemberitahuan dari Liga.
Sejujurnya Chen Guo merasa sedikit grogi. Acara semacam ini seharusnya dihadiri oleh kapten tim. Tapi Ye Xiu dan Wei Chen sedang sibuk mengorganisir pengetahuan bertahun-tahun tentang material game siang dan malam. Tidak tega mengganggu mereka dengan tugas perjalanan ini. Kantor pusat Liga berada di luar Kota H - perjalanan yang cukup jauh. Melihat kondisi mereka yang bahkan ingin membagi satu menit jadi dua bagian, Chen Guo memutuskan untuk memikul tanggung jawab ini sendiri.
"Boleh saja, siapa yang pergi sama saja," Ye Xiu tidak mempermasalahkan.
"Pastikan dapat undian bagus," Wei Chen memberi sedikit tekanan pada Chen Guo.
"Aku temani kamu?" Tang Rou menawarkan.
"Tidak perlu, tetap di sini dan latihan dengan tenang bersama yang lain!" Chen Guo tersenyum.
"Benar juga," Ye Xiu mengangguk, "Kita memang harus serius mengatur kondisi kita sekarang."
Upacara pengundian akhirnya diwakili oleh Chen Guo dari Tim Xingxin.
15 Januari, markas Liga Glory, upacara pengundian dimulai pukul 2 siang. Chen Guo tiba tepat waktu, setelah check-in duduk sembarangan, memandang sekeliling venue dan melihat semua orang berkerumun di satu titik. Atas pengingat pembawa acara, kerumunan ini perlahan bubar. Chen Guo kemudian melihat yang duduk di sana adalah kapten dan wakil kapten Tim Jia Shi, Sun Xiang dan Xiao Shiqin, rupanya orang-orang yang berkerumun tadi sedang meminta tanda tangan?
Keduanya melihat orang-orang bubar, lalu juga memperhatikan Chen Guo di sisi ini.
Pertemuan mereka tidak banyak, tapi saling mengenal. Xiao Shiqin tersenyum mengangguk sebagai salam, Chen Guo juga mengangguk balas membalas. Adegan ini membuat banyak orang yang melihat langsung mulai menebak-nebak hubungan si nonaku dengan Xiao Shiqin. Setelah pembawa acara mengingatkan lagi, venue akhirnya benar-benar hening.
Saat pembawa acara mengumumkan upacara pengundian resmi dimulai, yang pertama naik ke panggung adalah BOSS terbesar Liga Glory, Ketua liga Feng Xianjun.
Meski Tantangan Rookie dan liga sama sekali berbeda tingkatannya, tapi tetap pertandingan resmi yang diorganisir pihak liga. Perhatian publik mungkin terbatas, tapi pihak liga sendiri tidak boleh menganggapnya remeh. BOSS besar Feng Xianjun pasti harus hadir di acara seperti ini untuk berpidato, walau hanya ucapan terima kasih, harapan, dan basa-basi semacam itu.
Kemudian, pengundian resmi dimulai. Pertama komputer secara acak mengurutkan urutan pengundian tiap tim, lalu satu per satu tim mulai naik ke panggung untuk melakukan pengundian.
Tim Xingxin ditempatkan secara acak di urutan keempat untuk naik panggung, dan segera tiba giliran mereka. Chen Guo berdiri dan naik ke panggung, di bawah panggung sedikit terdengar suara perbincangan. Meskipun perhatian publik terbatas, namun tim-tim yang berada dalam Tantangan Rookie sangat memahami berbagai topik hangat di kompetisi ini. Tim Xingxin pernah memicu banyak perbincangan sejak awal menantang Jia Shi, kemudian menumbangkan Tim Wu Ji dalam Tantangan Rookie, menjadi sorotan utama sejenak. Sebaliknya, kemenangan Jia Shi atas tim profesional Xi Huo tidak akan menjadi topik hangat, karena itu sudah sesuatu yang sepenuhnya terduga!
Tim Xingxin yang dikabarkan memiliki Ye Qiu Shen sebagai penanggung jawab, membuat perwakilan tim lain berharap bisa melihat sang legenda dalam acara pengundian ini. Namun ternyata yang muncul adalah seorang nonaku cantik.
Meski misterius, fakta bahwa Ye Qiu adalah pria sudah pasti. Para hadirin di lokasi setidaknya tidak sampai membuat tebakan spektakuler seperti "Jangan-jangan Ye Qiu adalah wanita cantik".
"Tim Xingxin, Grup B."
Setelah mengambil undian, Chen Guo membaca terlebih dahulu lalu menyerahkannya ke pembawa acara. Setelah diumumkan, di layar elektronik venue, tulisan "Tim Xingxin" melompat keluar di bagian grup B.
Saat ini sudah empat tim yang selesai melakukan pengundian. Grup A dan B masing-masing mendapatkan satu tim, Grup C dua tim, sementara Grup D belum terisi sama sekali.
Chen Guo kembali ke kursinya, menarik napas dalam-dalam.
Tim-tim terutama memperhatikan tim profesional, dan berharap tidak dikelompokkan bersama mereka. Chen Guo juga melakukan hal yang sama, jadi sebelumnya dia sengaja mengingat urutan tim Jia Shi, Xuan Qi, dan Zhuxian yaitu posisi 12, 8, dan 15.
Setelah Chen Guo, tim urutan 5, 6, dan 7 maju untuk pengundian. Tim urutan ke-7 bernama Qibu Yisha (Tujuh Langkah Satu Pembunuhan) masuk grup B bersama Xingxin. Chen Guo kemudian menyadari anggota tim Qibu Yisha yang turun panggung melihatnya dengan ekspresi muram, dan tersadar bahwa sementara dia fokus pada tiga tim profesional, di mata tim lain, Xingxin mereka sendiri juga dianggap sebagai tim yang ditakuti dan ingin dihindari.
Perasaan ini... cukup menyenangkan!
Chen Guo menikmati perasaan ini, tetapi tiba-tiba tim Xuan Qi di urutan ke-8 naik untuk pengundian. Pembawa acara segera mengumumkan hasilnya: Grup B.
Chen Guo tertegun sejenak, lalu melihat anggota tim Qibu Yisha yang sudah bukan lagi bermuram, melainkan hampir menangis.
Jia Shi, Xuan Qi, Zhuxian, dan Xingxin jelas dianggap sebagai tim-tim sulit dikalahkan oleh semua pihak. Artinya, keempat tim ini secara default dianggap telah mengunci satu slot kualifikasi.
Xingxin yang masuk grup B telah mengunci satu slot, menyisakan kompetisi sengit untuk slot terakhir. Itulah sebabnya anggota Qibu Yisha sudah mulai muram sejak awal. Namun kemudian Xuan Qi juga masuk grup B, berarti slot terakhir itu ikut terkunci. Dari detik ini, situasi grup B sudah jelas, membuat anggota Qibu Yisha benar-benar putus asa.
Sudah melakukan pengundian, tim yang tidak masuk Grup B berseru kegirangan. Tim yang belum diundi, memandang tim-tim di Grup B dengan doa dalam hati. Saat ini semua punya harapan yang sama: Jia Shi, Zhu Xian, lebih baik diundi masuk Grup B sekalian.
Hasil undian posisi ke-10: Tim Cao Pan Shou masuk Grup B. Ekspresi pemain saat turun panggung mirip seperti saudara kembar dengan anggota Shi Bu Yi Sha.
Di posisi ke-12: Tim Jia Shi. Kapten Sun Xiang yang naik panggung, setelah mengambil undian langsung menyerahkannya ke pembawa acara tanpa melihat. Bahkan sebelum pengumuman, dia sudah turun panggung. Menunjukkan sikap transcendent Jia Shi: Grup mana pun, bagi kami tidak penting.
"Tim Jia Shi, Grup D." Pembawa acara mengumumkan.
Para pemain di lokasi tetap poker face. Meski sebelumnya semangat mengerumuni Jia Shi untuk melihat dua Shen, sejujurnya dalam kondisi persaingan saat ini, tak ada yang menyukai keberadaan Jia Shi. Melihat kesombongan Sun Xiang, hati semua orang semakin tidak nyaman. Meski semua mengakui kekuatan mereka jauh di bawah Jia Shi, tapi di lubuk hati tetap menyimpan antisipasi akan kemenangan. Keajaiban, semua orang menyukainya.
Setelah Jia Shi, tiga tim kuat sudah menentukan grup. Tinggal Zhu Xian. Yang paling gugup adalah tim-tim di Grup D, berdoa agar Tim Zhu Xian jangan masuk grup mereka.
Kali ini, doa mereka sepertinya terkabul.
"Tim Zhu Xian, Grup A."
Dengan pengumuman pembawa acara, suasana live mendadak seperti kuali meledak. Semua orang yang sebelumnya menahan saraf akhirnya melepas ketegangan. Tim yang masuk Grup C jelas paling beruntung, diikuti Grup A. Di Grup D ada Jia Shi yang sudah mengunci satu posisi, tapi setidaknya masih ada satu kursi lain yang bisa diperebutkan. Bagaimana dengan Grup B... Tim yang masuk Grup B bahkan sudah tak ingin berbicara lagi.
Suasana live semakin riuh seolah-olah pengundian sudah selesai total, membuat pemain peringkat ke-16 di atas panggung merasa canggung. Pembawa acara paham situasi ini, akhirnya tak berusaha keras menjaga ketertiban. Pengundian peringkat 16-20 pun berlangsung cepat seperti sekilas bayangan. Dari beberapa tim ini muncul satu tim lagi yang masuk Grup B, tapi hasilnya bahkan tak ada yang menyadari, terpaksa mengasingkan diri sambil menangis diam-diam.
Pembagian grup untuk 20 tim offline competition akhirnya rampung total. Jadwal pertandingan segera di-generate otomatis oleh sistem komputer, lalu dicetak dan dibagikan ke semua pemain yang hadir.
Para pemain kemudian menerima jadwal pertandingan dan souvenir, lalu berfoto bersama secara berkelompok. Ketua liga Feng Xianjun tentu tak mau ketinggalan keramaian ini. Setelah berfoto bersama semua orang, ia mengobrol lebih lama dengan dua Shen dari Jia Shi, lalu tiba-tiba melihat Chen Guo di sisi ini.
"Tim Xingxin." Feng Xianjun tersenyum ramah, mengira itu nama Chen Guo, "Kenapa Ye Qiu tidak datang?"
Tiba-tiba semua orang menyembulkan telinga.
"Apakah Ye Qiu ada di Tim Xingxin?" Kabar ini terus beredar, hari ini bilang ada, besok bilang bukan milik Ye Qiu. Hingga kini tak ada jawaban 100% akurat. Apakah pernyataan Ketua Liga ini bisa dianggap sebagai pembongkaran rahasia?
"Hmm..." Pertanyaan ini membuat Chen Guo bingung, tak tahu bagaimana menjawab tepat. Sebenarnya dia selalu punya keraguan: sebelumnya Ye Xiu menggunakan identitas adiknya Ye Qiu untuk bertanding, sekarang kembali ke identitas aslinya Ye Xiu. Bolak-balik seperti ini, akankah diakui oleh pihak Liga?
Chen Guo sempat tersendat, tak disangka ada yang datang membantu, lebih tak terduga lagi orang itu adalah Sun Xiang.
"Masalah sepenting ini, sebagai kapten malah tidak datang. Apa Tim Xingxin meremehkan Tantangan Rookie?" ujar Sun Xiang.
Sun Xiang merasa baru saja melontarkan kritik pedas. Yang lain memang mengaguminya: "Si pemalas ini jelas-jelas juga meremehkan Tantangan Rookie, berani pakai alasan ini. Rugikan musuh 1.000, diri sendiri rugi 800. Tak salah julukan Shen, benar-benar berani!"
"Kapten Xingxin tidak datang, tapi bos datang." Chen Guo tersenyum. Setelah lama terpapar tipu muslihat Ye Xiu dan Wei Chen yang licin berpengalaman, damage serangan Sun Xiang ini terasa terlalu lemah baginya.
