"Aku hanya butuh 14 menit ke arena pertandingan!" Tian Sen mengatupkan gigi.
"Bagaimana kalau macet?" Ye Xiu bertanya.
"Ini pertandingan kandang!" jawab Tian Sen.
"Kalau liftnya rusak? Seingatku gedung Huangfengmu sudah tua ya? Apa liftnya ada perawatan rutin?" tanya Ye Xiu lagi.
"......" Tian Sen terdiam. Ini bukan waktu yang tepat untuk membahas ini, tapi masalahnya, dia benar-benar membayangkan lift tua Huangfeng yang berderum keras setiap kali digunakan.
Hanya tinggal satu serangan!
Tian Sen menggeretakkan gigi. Tapi satu serangan ini sudah tertunda selama tiga menit.
Tian Sen tentu tidak melupakan pertandingan. Dia sudah menghitung waktu membunuh BOSS ini masih cukup untuk sampai ke arena. Tapi tiba-tiba muncul kelompok Jun Moxiao yang membuat pertempuran menjadi semakin kompleks.
Saat ini, Silent Warrior Alian hanya perlu satu serangan lagi untuk ditaklukkan. Tapi justru terhenti di hit terakhir ini.
Adegan seperti ini mungkin terlihat terlalu mustahil bagi pemain biasa. Tapi Tian Sen sama sekali tidak terkejut. Atlet profesional memang memiliki kemampuan melakukan hal seperti itu. Meski orang ini bukan pemain terdaftar di Liga saat ini, tidak ada yang meragukan kemampuannya. Masalahnya, kali ini yang terhambat oleh kemampuan itu adalah Tian Sen sendiri - inilah yang membuatnya sangat kesal.
Waktu pertandingan semakin dekat, tapi dia masih belum bisa menyelesaikan hit terakhir ini.
Sudah pukul 7:43? Saat mendengar Ye Xiu menyebut waktu, hatinya semakin panik. Seperti yang dikatakannya, dia butuh setidaknya 14 menit dari sini ke arena. Untuk berjaga-jaga, seharusnya dia sudah berangkat sebelum pukul 7:40. Tapi kehadiran tak terduga ini benar-benar merusak rencananya.
Awalnya Tian Sen tidak menganggap serius lawan-lawannya ini. Meski tahu kemampuan mereka tidak biasa, kelebihan yang dia bangun di fase awal sangat besar. Aggro Silent Warrior Alian mustahil berpindah dalam level kontrol atlet All-Star seperti dirinya.
Tapi dia sama sekali tidak menyangka, Jun Moxiao dan kawanannya bukannya menyerang Silent Warrior Alien untuk merebut aggro, malah melindungi BOSS siap melakukan serangan terkonsentrasi untuk menumbangkannya.
Metode penekanan aggro lawan seperti ini jarang digunakan dalam perang BOSS biasa. Yang bisa menguasai aggro biasanya pasti anggota terkuat dalam tim elit, dan selalu punya berbagai metode perlindungan. Mana mungkin mudah ditumbangkan?
Saat Jun Moxiao dkk langsung mempersiapkan strategi ini, anggota guild Huangfeng sempat menertawakan diam-diam. Menurut mereka, Jun Moxiao dkk terlalu terbiasa bertindak semaumu di game online, mengira diri tak terkalahkan. Kali ini bertemu Tian Sen mau menang cepat pakai blitzkrieg? Terlalu naif!
Fakta membuktikan dugaan mereka. Tian Sen bukan lawan yang mudah ditumbangkan. Dengan dukungan tim elit guild Huangfeng, tekanan ini berhasil dikompensasi dengan mudah.
Selanjutnya, aksi Jun Moxiao dkk di mata Huangfeng terlihat seperti aksi preman. Ini jelas-jalas tindakan mengacau karena sadar tak bisa merebut BOSS, kan?
Sungguh tak bermoral! Lihat guild lain yang sudah menarik pasukan dan menyerah setelah melihat Tian Sen menguasai situasi dengan aggro stabil. Hanya Jun Moxiao dkk yang masih nekat mengganggu meski tahu tak bisa menang. Benar-benar melanggar semua aturan Glory!
Pemain Huangfeng sangat marah, namun masalahnya, dalam hal kekuatan murni, para pemain biasa ini sekarang benar-benar tidak mampu menyaingi kelompok Jun Moxiao.
Belum lagi Wei Chen, Tang Rou, Baozi, Qiao Yifan, dan Wu Chen yang sudah berpengalaman, bahkan Luo Ji yang telah menjalani latihan profesional selama periode panjang ini sudah jauh berbeda dari sebelumnya.
Tingkat keahlian dan pengalaman Shen seperti Ye Xiu, serta metode latihan profesional semuanya terbukti efektif. Bahkan jika merekrut orang sembarangan dari jalanan, meski tidak bisa menjadi Shen atau mencapai level pro, melatihnya menjadi ahli yang lebih tinggi dari pemain biasa sama sekali bukan masalah.
Luo Ji berlatih keras selama liburan, sekarang sudah mencapai level ahli seperti ini. Di Arena, rasio kemenangannya lebih tinggi, cukup untuk masuk ke tim elit guild manapun.
Dalam pertempuran PK saat ini, Ye Xiu tidak lagi memberinya larangan khusus yang memudahkan kontrol, karena Luo Ji sudah bisa mempertimbangkan sendiri cara memaksimalkan kekuatannya.
Meskipun jumlah kelompok Jun Moxiao sedikit, Huangfeng tetap kesulitan menghadapi mereka untuk sementara waktu.
Kedua belah pihak saling buntu, namun gangguan dari kelompok Jun Moxiao membuat pembunuhan BOSS tidak berjalan mulus. Terutama ketika sengaja memicu status Darah merah pada Silent Warrior Arian di timing yang salah - andai bukan karena Tian Sen dari Royal Style yang mengawasi langsung, amukan tiba-tiba ini mungkin benar-benar menghancurkan situasi.
Sisi Huangfeng geram bukan main, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Untuk saat ini, satu-satunya cara adalah membunuh BOSS ini terlebih dahulu, membuat Jun Moxiao dan krunya merasakan kegagalan.
Hasilnya, pukul 7:40, ketika Ye Xiu pertama kali menanyakan dengan penuh perhatian mengapa Tian Sen belum berangkat ke pertandingan, barulah Tian Sen tersadar akan kebejatan strategi lawan.
Keberadaan Jun Moxiao dan krunya bukan sengaja ingin memuakkan Huangfeng. Mereka masih memiliki ambisi terhadap BOSS. Mereka menemukan celah di sisi Huangfeng: hari ini adalah hari pertandingan, pertandingan pro yang akan dimulai pukul 8 malam. Bagaimana mungkin Tian Sen tidak ikut? Jadi mereka sengaja membuat kekacauan di sini, memperlambat kecepatan Huangfeng membunuh BOSS. Dengan begitu, ketika waktunya tiba, Exorcist Tian Sen harus pergi meski tidak mati.
Pukul 7:40 - ini seharusnya waktu keberangkatan yang ditetapkan Tian Sen untuk diri sendiri. Tapi sekarang, dia tidak rela! Karena Silent Warrior Alian saat ini hanya membutuhkan satu serangan terakhir. Dengan mengerahkan seluruh kekuatan guild mereka, seharusnya serangan ini tidak terlalu sulit untuk didapatkan?
Hasilnya, benar-benar tidak bisa didapatkan!
Tian Sen sendiri menjadi target utama pengawasan lawan, sementara metode serangan yang ingin digunakan oleh pemain guild Huangfeng lainnya juga semuanya terbongkar oleh lawan. Silent Warrior Alian ini bertahan dengan napas terakhirnya, menunjukkan ketekunan yang luar biasa. Dalam status HP kritis, beberapa kali melancarkan serangan justru membuat guild Huangfeng kehilangan banyak personil. Yang lebih menyebalkan, peralatan yang di-drop dari pemain yang terbunuh ternyata banyak diambil oleh seorang ninja lawan yang menyusup. Orang ini datang dan pergi seperti angin, menyambar barang di tengah kerumunan Huangfeng tanpa bisa dihentikan.
Demi mencapai serangan terakhir ini, Tian Sen bekerja keras selama tiga menit. Selama tiga menit itu, dia basically bertarung langsung dengan kelompok Jun Moxiao. Jangankan bisa memberikan damage terakhir ke BOSS, dirinya sendiri malah harus ekstra hati-hati agar tidak dihancurkan lawan.
"Jam 7:44 nih!" Sekejap, satu menit berlalu lagi. Ye Xiu kembali mengingatkan Tian Sen. Saat ini, skill "Burung Pengingat Waktu"-nya Ye Xiu menjadi ultimate skill paling menyakitkan bagi Tian Sen. Semakin mepet waktunya, semakin kacau konsentrasinya.
Jam 7:45! Harus pergi sekarang juga, tinggal satu menit terakhir!
Tian Sen ingin mendapatkan kesempatan di menit terakhir. Tapi setelah bertahan selama empat menit, mungkinkah Ye Xiu menunjukkan celah di menit akhir? Tentu tidak. Celah itu harus direbut dengan usaha sendiri.
Tian Sen yang sudah tidak punya jalan mundur, memutuskan untuk mengeluarkan semua kemampuannya secara total.
"Bunuh begitu ada kesempatan!"
Ini adalah kata terakhir yang dia tinggalkan untuk pihak guild Huangfeng, namun tidak ada kepastian. Mampu tidaknya menyelesaikan serangan terakhir ini? Tapi mungkin bisa menciptakan celah, lalu diselesaikan oleh anggota lain guild Huangfeng, maka status kepemilikan BOSS tetap akan terkonfirmasi.
Exorcist milik Tian Sen tiba-tiba melompat ke udara, sebelum sempat mengayunkan arit perangnya, peluru meriam sudah meledak di depannya. Senjata di tangan Jun Moxiao berganti-ganti: terkadang menusuk dengan tombak, terkadang menebas dengan pedang, terkadang menembak dengan senjata api. Tian Sen benar-benar frustasi. Tapi kali ini, Tian Sen tidak berniat menghindar. Arit perangnya melukis tiga jejak merah menyala di udara—Doron! Doron! Doron! Tiga tembakan Anti-Tank Cannon Jun Moxiao meledak semua. Dalam kepulan asap, Exorcist Tian Sen menerobos langsung ke arah Jun Moxiao, seolah ingin menciptakan celah dalam formasi pertahanan mereka terhadap BOSS dengan cara frontal seperti ini.
Kilatan cahaya dingin menyambar dari samping—tombak perang Han Yanrou menyodok tepat pada waktunya. Sebuah Tarian Tongkat Bundar mencoba menjatuhkan Exorcist Tian Sen yang sedang melayang di udara.
Teknik Tian Sen juga sangat cepat, di udara tombak perangnya kembali diayunkan, mengalihkan tombak perang Han Yanrou yang menusuk ke samping. Pada saat yang sama, dia tidak mengabaikan ancaman di depannya. Setelah mengalihkan serangan Han Yanrou, tombaknya langsung menukik ke bawah, menahan serangan Jun Moxiao yang menusuk dengan Tarian Tongkat Bundar, berhasil mengalihkan serangan itu juga.
Melompat ke udara, Tian Sen berhasil melakukan lima kali parry terhadap serangan berturut-turut. Kelebihan kecepatan serang tombaknya dimanfaatkan secara maksimal. Menerobos rintangan demi rintangan, dia nekat mendekati Jun Moxiao. Tiba-tiba Jun Moxiao minggir, dan Tian Sen melihat Silent Warrior Alian mengayunkan tinju—sebuah Heaven Cannon Blast dari Ahli Tenaga Dalam meluncur ke arahnya.
Para pemain ini bahkan mengkalkulasi pergerakan BOSS dalam koordinasi mereka. Serangan ini mengandung damage tenaga dalam yang tidak bisa diparry. Namun Tian Sen yang sudah sampai di titik ini terpaksa harus menerima serangan tersebut.
Sang Exorcist mengacungkan talisman khasnya. Tapi begitu talisman itu dilempar, suara "pak pak pak" terdengar beruntun. Dari formasi Jun Moxiao, Baozi Invasion melepaskan Jarum Beracun—talisman itu hancur berkeping-keping sebelum sempat memanggil skill, sehingga gagal mengaktifkan efeknya.
"Inilah kelemahan terbesar Talisman Exorcist. Setelah kertas talisman dilempar, kita harus menjaganya. Jika kertas talisman dihancurkan, itu sama saja dengan skill yang di-interupsi."
Lalu... sepertinya tidak ada kelanjutannya. Heaven Cannon Blast dari Silent Warrior Arian meledak, Exorcist Tian Sen langsung terlempar oleh efek Blow Away. Semua orang mengira pertempuran ini telah melewati satu segmen lagi, namun siapa sangka di udara, setelah cahaya ledakan tiga peluru anti-tank yang dihancurkan tadi menghilang, sebuah Talisman Exorcist yang menggantung di udara juga mulai bersinar terang.
Talisman Exorcist: Flying Fire Meteor!
Kembang api yang memenuhi langit, jatuh bagai meteor dengan ekor berkilauan. Tian Sen tersenyum penuh kemenangan, namun tiba-tiba dia melihat Jun Moxiao di seberang mengangkat senjatanya. Kresek! Benda itu sudah berubah menjadi payung. Dengan santai, Jun Moxiao melindungi BOSS di bawah payungnya. Meteor api menghujam payung itu, braak-braak bersuara keras, tapi BOSS terlihat begitu tenang dan aman.
"Licik sekali, ternyata masih menyembunyikan Talisman Exorcist." Jun Moxiao mengarahkan kameranya, seolah masih menikmati pemandangan spektakuler Flying Fire Meteor ini.
"Sudah pukul 7.45." Di akhir, dia tak lupa mengingatkan Tian Sen.
