Lieping Qunshan.
Guild-guild yang menerima pesan pembaruan Shadow Strategist Sha Han berkumpul di sini, tanpa komunikasi satu sama lain karena semua tahu bahwa pemegang kendali sebenarnya di guild saat ini belum tentu ketua. Semua pemain saling mencurigai karakter dengan kelas tim esports di formasi lawan, mana yang menggunakan identitas alternatif atlet.
Sha Han sudah muncul dengan goyah saat ini.
BOSS dengan identitas paling misterius di antara semua NPC Lieping Qunshan ini, memiliki kelas Night Shadow, menguasai empat kelas sekaligus, membawa spirit abnormal BOSS ke puncaknya. Sebelum atlet profesional turun tangan dalam perang BOSS, pemain yang tumbang di bawah belati Sha Han tak terhitung jumlahnya, cukup untuk memenuhi tumpukan kertas A4.
Hingga saat ini, belum ada guild mana pun yang memiliki strategi terstruktur untuk membunuh BOSS ini, semuanya masih mengandalkan darah dan air mata.
"Sha Han", adalah BOSS level 75 terakhir yang muncul melalui mekanisme penyegaran dari delapan BOSS level 75 minggu ini. Dari tujuh BOSS sebelumnya, enam di antaranya mengalami dinamika pertempuran yang sangat berbeda karena keterlibatan atlet profesional. Dengan campur tangan atlet profesional kali ini, seperti apa arena pertempuran yang akan tercipta? Sementara tim-tim guild mendekati lokasi penyegaran Sha Han secara diam-diam, mereka semua telah mulai memikirkan konsekuensi ini.
Lieping Qunshan, Lin Ping Feng.
Sha Han telah disegarkan di tengah hutan pegunungan ini, dan kini telah dikepung oleh tiga guild.
Pavilion Blue River, Zhong Cao Tang, Dominant Hero.
Dalam hal pengaruh guild, tiga klub elite terkuat telah hadir di lokasi.
Namun semua orang paham, dalam perebutan BOSS hari ini, yang menentukan hasil pertarungan mungkin bukanlah kekuatan guild, melainkan kemampuan atlet profesional yang datang untuk mengawasi langsung.
Personil tiga guild ini telah menjepit Sha Han dalam formasi segitiga yang kokoh.
"Diamati dulu..." seseorang dari pihak Dominant Hero baru saja membuka topik.
"Bunuh dia!" Dari pihak Pavilion Blue River sudah ada yang menerobos masuk ke arah Sha Han.
"...perubahannya!" Orang itu akhirnya menyelesaikan kalimatnya, namun perubahan ini datang lebih cepat dari ucapannya, membuat wajah tuanya terlihat memerah karena malu.
"Orang muda ini..." Lin Jingyan menghela napas sambil menatap Blade Master yang melesat keluar dari formasi Blue Rain.
Blade Master dari Pavilion Blue River itu bergerak langsung menuju Sha Han tanpa keraguan. Semangat tajam seperti ini, siapa lagi kalau bukan Lu Hanwen, pemain baru dari Blue Rain?
Hasilnya, pedang Lu Hanwen belum sempat menusuk, sudah dihadang orang.
Di sisi Zhong Cao Tang, seorang Ahli Sihir Gelap yang mengendarai sapu terbang keluar, melompat di tengah jalan, mengayunkan sapu dengan lima segmen kombo, memaksa Blade Master Lu Hanwen mengubah target untuk melakukan parry.
"Dunia memang milik anak muda..." Lin Jingyan kembali berkomentar. Blade Master Lu Hanwen dan Ahli Sihir Gelap baru dari Zhong Cao Tang sudah bertarung beberapa round dalam sekejap.
Ahli Sihir Gelap Micro Grass yang bisa seimbang melawan Lu Hanwen, tentu saja adalah pemain jenius mereka Gao Yingjie.
Sebenarnya Gao Yingjie bukan tipe yang suka terburu-buru, namun di musim ini, Lu Hanwen sebagai rookie jenius remaja yang langsung mencuat dengan performa luar biasa di musim perdananya, membuat banyak orang membandingkannya dengan Gao Yingjie.
Dari segi teknik, Gao Yingjie yang 3 tahun lebih tua memang lebih matang daripada Lu Hanwen. Tapi soal sifat, bahkan Kapten Tim Micrograss Wang Jiexi pernah berkomentar: "Andai Gao Yingjie bisa seberani Lu Hanwen, itu akan bagus."
Ucapan ini tentu bukan di depan Gao Yingjie, tapi sayangnya tanpa sengaja didengar diam-diam olehnya.
Sebenarnya Gao Yingjie sendiri cukup menyadari kelemahan dirinya. Masalahnya, masalah kepribadian seperti ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan kesadaran diri.
Namun Gao Yingjie tetap berusaha keras mencoba, dia tidak ingin mengecewakan harapan seniornya.
Maka Gao Yingjie pun mulai memperhatikan Lu Hanwen, bukan meniru, hanya ingin mempelajari semangat dan aura yang dimiliki Lu Hanwen.
Dalam perebutan BOSS seperti ini, langsung menyerang begitu tiba memang bukan gaya Gao Yingjie. Tapi setelah melihat Lu Hanwen melompat maju, dia segera merasa harus memiliki semangat progresif seperti itu, lalu dengan tegas membunuh keluar.
Dua pemuda paling bersinar di Liga musim ini telah bertempur sengit dalam game online.
"Lin Jingyan, jangan biarkan anak-anak muda ini terus bersinar. Musim ini, yang paling mencuri perhatian harusnya kita." Di samping karakter Rogue Lin Jingyan, seorang Expert Amunisi mendekat sambil terus mengganti magazine pistol otomatisnya dengan suara 'klik-klik' berulang, jelas karakter ini suka bermain-main dengan operasional kecil.
"Bersinar? Bukankah itu bidang keahlianmu?" kata Lin Jingyan.
"Hehe, jangan terlalu rendah diri. Cepat, jangan biarkan anak-anak ini terlalu sombong!" Zhang Jiale tertawa sambil karakter Expert Amunisinya mengisi peluru terakhir dengan suara gemerincing, lalu langsung menyerbu.
Dak dak dak dak!
"Dentuman senjata yang nyaring terus bergema, peluru yang ditembakkan memancarkan cahaya aneh dengan berbagai efek. Sementara tangan kiri yang kosong terus melemparkan granat, seketika cahaya api memenuhi area, membuat sosak Sand Shadow di medan perang menjadi samar. Begitu Zhang Jiale menggunakan strategi Hundred Blossoms-nya, selalu terasa seperti pensiunnya dulu pasti bagian dari rencana besar..."
Dalam ledakan api yang spektakuler, Rogue Lin Jingyan telah menyusup. Dua veteran Liga ini melancarkan serangan mendadak yang megah terhadap dua rookie Liga.
Tiba-tiba, bayangan pedang biru bermunculan di antara efek cahaya strategi Hundred Blossoms. Meski monoton, seolah mampu menutupi seluruh efek visual yang membingungkan ini. Pola goyangan megah itu langsung memecahkan formasi serangan kedua veteran.
Kemudian, semua orang melihat banyak gelembung teks yang beterbangan.
"Kalian berdua benar-benar tak punya moral! Berani-beraninya memperlakukan rookie manis seperti ini! Tampaknya nilai menghormati senior di Dominant Hero tinggal separuh, dan pasti bagian depan, karena itu lebih menguntungkan kalian!!!!!"
"Gila, dibanding gelembung teks sebesar ini, efek penyamaran strategi Hundred Blossoms-mu lemah banget," gumam Lin Jingyan.
"Selama ini kupikir alasan dia tidak pakai tanda baca ya karena bisa membuat celah terlalu besar dan mengurangi efek penyamaran maksimal," kata Zhang Jiale.
“Lihat, sebenarnya ada tanda baca.” Lin Jingyan berkata.
“Enam tanda seru itu jatuh ke ikat pinggangnya!” Zhang Jiale berteriak.
Dua veteran ini terus mengkritik sambil bertarung dengan pendatang baru di medan perang. Siapa yang datang lebih mudah ditebak daripada siapa pun. Gelembung teks sebesar ini hampir dipatenkan oleh Huang Shaotian dari Blue Rain.
“Kalian berdua berhenti ngomong kosong! Ini cuma ada di game online! Di pertandingan pro ada gelembung teks? Ada? Ada?? Ada???” Huang Shaotian berteriak.
“Orang ini malah menyuruh orang lain berhenti ngomong kosong, aku mau mati...” Zhang Jiale bergumam.
“Siapa yang tidak?” Lin Jingyan menimpali.
Sambil mengobrol, tangan mereka tak berhenti. Tiga karakter saling bertukar skill dalam sekejap. Ahli Amunisi Zhang Jiale mundur ke belakang sebagai supporter, sementara Rogue Lin Jingyan maju ke depan langsung bertarung jarak dekat dengan Blade Master Huang Shaotian.
Meski Huang Shaotian adalah Shen di puncak karirnya, menghadapi kerja sama dua veteran ini tetap membuatnya ekstra hati-hati. Sama sekali tidak ingin membiarkan mereka membentuk formasi 2 vs 1 dengan lancar. Di bawah perlindungan gelembung teks, Triple Slash-nya berbelok menghindari Rogue Lin Jingyan, malah mencoba bertarung jarak dekat dengan Ahli Amunisi Zhang Jiale.
Hasilnya, serangan tiba-tiba hanya berjalan setengah, tiba-tiba muncul karakter lain yang melesat dari samping. Sama seperti Gao Yingjie dari formasi Zhong Cao Tang, juga seorang Ahli Sihir Gelap yang mengendarai sapu. Tapi penerbangan karakter ini jelas lebih licik, sampai ketika tiba di samping Blade Master Huang Shaotian, tepat di titik lemah sambungan skill-nya. Maka terlihat Blade Master Huang Shaotian terangkat oleh sapu dan terjatuh ke tanah, disusul sapuan-sapuan liar yang membuat debu beterbangan, hampir membentuk bukit kecil yang mengubur Blade Master-nya.
"Licik licik licik licik! Langsung semua menargetkanku, tiga lawan satu, jangan balas dendam karena kalah di pertandingan sebelumnya!!" Huang Shaotian yang terjatuh terlihat tidak perlu melakukan operasional lagi, kali ini gelembung teksnya bahkan dengan sabar mencantumkan semua tanda baca.
"Itu hanya karena kau terlalu berisik." Ahli Sihir Gelap yang melesat itu tidak menunjukkan belas kasihan, melemparkan dua botol sihir yang membuat Blade Master Huang Shaotian langsung dikepung oleh serangan es dan api.
"Huang Shao, aku datang menolong!" Lu Hanwen yang melihat situasi Huang Shaotian memburuk segera menyapu sapu Gao Yingjie dengan pedangnya, lalu berlari cepat untuk memberikan bantuan.
"Memalukan sekali, Huang Shaotian cepatlah pensiun, serahkan posisimu pada Kawan Xiao Lu!" Zhang Jiale dan Lin Jingyan sama-sama mengomentari dengan nada menyesalkan.
“Tak kuduga kalian berdua setelah jadi rekan setim bisa selaras begini, kompak sekali!” Huang Shaotian mana mungkin mudah dikalahkan. Meski menghadapi tiga Shen sekaligus, dia tak gampang dibasmi. Karakter Blade Master-nya bangkit dengan skill "Angin Hancurkan Rumput", kilatan pedang membentuk lingkaran yang memaksa dua lawan mundur. Lalu "Dragon Rising Slash" disusul serangan ke udara, seperti pedang terbang yang langsung melesat keluar lingkaran.
Pemain yang menonton di sekitarnya sudah terpana tak berkutik.
Lu Hanwen & Gao Yingjie, Huang Shaotian & Wang Jiexi, Zhang Jiale & Lin Jingyan... Apa yang sedang terjadi di depan mata mereka ini? Ini persis seperti Weekend Bintang All-Star! Semua lupa tujuan awal datang, hanya ingin jadi penonton yang menyaksikan pertunjukan para legenda ini dengan khidmat.
Tanpa disadari, sebuah tim kecil menyusup mendekati area tersebut dengan diam-diam.
"Aduh..." Wei Chen menghela napas melihat kerumunan atlet profesional di depannya: "Latihan ini keterlaluan brutal, bukan?"
"Hmm, memang agak berlebihan. Jadi jangan ragu, serang saja habis-habisan!" kata Ye Xiu.
"Omong kosong! Untuk konten kejam begini, harusnya kita ganti peralatan dong?" protes Wei Chen.
"Kehilangan peralatan biasa akan mengubah ritme pertempuran. Menurutku, detail seperti ini jangan diabaikan." Ye Xiu menanggapi.
"Sialan, ngomong tidak membawa beban tapi berani jalan ke depan biarkan mereka menghancurkan Qianji San?" Wei Chen berkata.
"Kawan Mo Fan." Ye Xiu menoleh, pertama kalinya dalam hidupnya aktif mengajak komunikasi Mo Fan sebelum pertempuran, "Kali ini kuserahkan tugas berat padamu. Jika ada peralatan yang di-drop dari kami, kau harus rela mengorbankan apapun untuk merebutnya lebih dulu."
