Instruksi Ye Xiu tidak mendapat respons dari Mo Fan baik di dalam maupun luar game. Namun diskusi Ye Xiu dan Wei Chen akhirnya berhasil menyadarkan seluruh anggota Xingxin.
Selama ini mengintimidasi pemain biasa selalu sukses, jadi kerugian tempur jarang dipertimbangkan. Tapi latihan kali ini berbeda targetnya ke atlet profesional. Hadapi satu dua orang masih bisa, toh tim kita banyak personil! Tapi kali ini lawan mengerahkan enam orang sekaligus, itupun dari peserta All-Star Game terkini yang kemampuannya tak diragukan. Belum tentu cuma enam orang - siapa tahu masih ada anggota guild lain yang bersembunyi? Buktinya sebelumnya mereka muncul bergantian seperti estafet?
"Kalau dulu, Ye Xiu pasti akan menunggu sampai keramaian memuncak baru mengajak semua orang bertindak, mengambil keuntungan sebisanya. Tapi sekarang tujuannya berbeda, mereka bukan datang untuk menjarah BOSS, melainkan menggunakan BOSS sebagai taruhan untuk bertarung langsung dengan para atlet profesional. Tentu saja kita tidak bisa menunggu sampai mereka babak belur baru muncul menghancurkan markas. Semua harus dalam kondisi semangat penuh, baru bertarung 300 round seperti ini jadi bermakna!"
"Kemewahan diraih melalui bahaya, kawan-kawan, maju!" Ye Xiu melakukan mobilisasi sebelum pertempuran.
"Perumpamaan buruk macam apa ini?" Chen Guo menggerutu.
"Hah, kenapa kamu juga ikut?" Ye Xiu heran.
Chen Guo di luar game melayangkan pandangan membunuh ke arah Ye Xiu. Si pemalas ini selalu meremehkan skill-nya. Padahal akun Zhu Yanxia-nya juga tercatat sebagai anggota tim, apa salahnya ikut latihan bersama?
"Maju!"
Di Tim Xingxin juga tidak kekurangan orang tegas seperti Lu Hanwen. Setelah Tang Rou mendukung keputusan Ye Xiu, Han Yanrou dengan tegas menjadi yang pertama melesat maju.
Qiao Yifan selama ini terus matang, visi makro dan kesadaran koordinasi semakin luar biasa. Pemahaman dan penerapan Ghostblade-nya sudah mencapai kualitas profesional. Melihat Han Yanrou maju, dia tidak berani diperlakukan sembarangan, segera menyusul siap memberikan dukungan Ghost Array.
“Ayo maju!” Melihat sudah ada yang berlari ke depan, Wei Chen pun tak banyak bicara. Meski sangat ingin menyembunyikan Death's Hand-nya, tapi karena rekan setim sudah bergerak, dia tak mungkin kembali ke kota utama.
“Hmph!” Chen Guo yang masih kesal melototi Ye Xiu, lalu menggerakkan Zhu Yanxia ke medan perang. Meriam baja di tangannya mulai membidik ke arah beberapa Shen identitas di seberang. Tak lama kemudian, summoning milik Mei Guang menghalangi visinya.
“Mei Guang, suruh 'anak buahmu' minggir!” Chen Guo kesal. Skill Luo Ji yang kini meningkat memungkinkannya mengontrol beberapa summoning sekaligus dengan mahir. Kehadirannya menambah derajat kebingungan di arena. Summoner memang kelas yang tidak populer di tim besar, contohnya seperti insiden ini yang bikin para penyerang jarak jauh jengkel.
Luo Ji yang mendengar teriakan bos langsung merasa memalukan, buru-buru memerintahkan summoning-nya untuk membuka jalan. Tapi Ye Xiu dengan dingin berkomentar: “Lebih mudah kau menggeser posisi sendiri daripada mengatur-atur summoning-nya.”
“Hmm?!” Chen Guo hendak marah, tapi Wu Chen dengan Xiao Qiang-nya sudah berada di belakangnya. “Ikuti aku,” katanya dengan penuh keadilan.
Wu Chen tak banyak bicara, tapi Chen Guo mulai menyadari: tadi posisi formasi Zhu Yanxia-nya yang kurang tepat, tapi malah menyuruh summoning Mei Guang minggir. Ini seperti bertindak seenaknya memerintah...
"Semua gara-gara kamu yang bikin emosi!" Chen Guo menggerutu pada Ye Xiu, berlagak sok jagoan sama sekali bukan gaya dia.
"Hehe, aku tahu kamu tidak sengaja," kata Ye Xiu.
"......" Chen Guo benar-benar menyesal hanya punya meriam baja di dalam game! Jika meriam itu ada di dekatnya, pasti akan meledakkan kepala Ye Xiu sekarang.
Begitu anggota Tim Xingxin muncul satu per satu, pemain Three Great Guilds langsung gempar.
Jika melihat duel antar Shen All-Star adalah hiburan yang dinanti-nanti, maka kehadiran orang Xingxin ibarat wabah yang ingin dihindari semua orang.
"Jun Moxiao datang!"
Seketika, teriakan histeris layaknya "serigala datang!" menyebar melalui channel guild, kerumunan pemain, melalui pesan dan suara di antara Three Great Guilds.
"Si pembawa badai yang sesungguhnya ada di sini..."
Para petarung yang sedang berduel pun menyadari keributan ini. Mendengar teriakan pemain, Lin Jingyan berhenti menyerang dan melirik ke arah sini, perasaan campur aduk.
"Bagaimana kalau kita kerja sama mengeroyok si pemalas ini dulu?" Zhang Jiale tiba-tiba punya ide brilian. Di antara semua yang hadir, kecuali rookie muda di seberang sana, siapa yang belum pernah ditindas oleh si pendatang ini? Inilah kesempatan emas balas dendam!
"Ide mantap, wkwkwkwk!" teriak Huang Shaotian.
"Ayo mulai!" Perkataan Wang Jiexi menandakan persetujuannya.
"Jangan-jangan kita ajak Lao Han juga?" Lin Jingyan masih ingin memperbesar skala pertempuran.
“Panggil di grup, siapa mau datang silakan! Kami duluan.” Zhang Jiale jelas lebih kejam, setelah berkata langsung berhenti bertarung. Laras senjatanya berputar, strategi Hundred Blossoms langsung melindungi semua orang.
Wang Jiexi tanpa bicara langsung mengendarai sapu untuk terbang. Tiba-tiba ujung pedang muncul dari dada karakternya, ternyata diserang dari belakang.
“Huang Shaotian...” Suara Wang Jiexi penuh kekesalan.
“WKWKWK, ini balasan buat kalian yang 3 lawan 1 tadi!!!” Huang Shaotian berteriak gila.
Wang Jiexi mana mau dihina? Karakternya berputar lalu menghantam dengan sapu. Blade Master Huang Shaotian menangkis. Di sisi lain, Expert Amunisi Zhang Jiale sedang menembakkan kembang api spektakuler, tapi mendengar suara pertarungan di belakang. Pas dilihat, darahnya naik.
“Kalian bisa serius nggak sih?” Zhang Jiale emosi. Strategi Hundred Blossoms-nya menguras MP dan skill. Apalagi lawannya Ye Qiu si top player, harus pakai skill maksimal. Hasilnya malah jadi kembang api hiburan buat mereka berdua?
Lin Jingyan benar-benar mengirim pesan ke grup atlet pro. Balik dari QQ ke game, langsung melihat adegan ini. Seketika dia terdiam.
Lu Hanwen dan Gao Yingjie sebagai dua adik kelas, pada dasarnya hanya mengikuti arahan senior. Ketika melihat pertarungan sepertinya berhenti, keduanya langsung menghentikan serangan. Kini melihat Huang Shaotian dan Wang Jiexi kembali berantem, tanpa pikir panjang, dua anak muda itu pun mulai bertarung lagi.
Hanya dalam sekejap, para Shen ini telah membuat formasi mereka sendiri kacau. Hasilnya, tim Xingxin yang berada di sisi lain sudah mengambil inisiatif menyerang mereka. Dentuman meriam dan summoning yang berhamburan, tim Xingxin yang telah berdiri cukup lama ini memiliki koordinasi terlatih. Saat bertarung, mereka bukan lagi kucing berkaki tiga, apalagi dengan pembukaan tanpa gangguan seperti ini, serangan mereka sangat profesional dan mematikan.
Sebuah gelombang koordinasi tim yang tajam menghantam pasir yang tercerai-berai - meski itu adalah enam butir pasir Shen sekalipun - langsung membuat mereka limbung. Setiap karakter menerima damage dengan level berbeda, terutama Expert Amunisi milik Zhang Jiale yang bahkan dijungkirbalikkan ke tanah oleh Han Yanrou milik Tang Rou menggunakan skill Tarian Tongkat Bundar, sambil mendengar si nonak menggerutu kecewa: "Shen?"
"Prajurit boleh dibunuh, tapi tak boleh dihinakan!" teriak Zhang Jiale sambil berbaring di tanah dan melemparkan granat ke wajah Han Yanrou. Dengan EXP yang sudah dimiliki Tang Rou sekarang, dia tak lagi buta terhadap kelas lain. Melihat itu hanya granat biasa, dia menyabet dengan tombak perangnya untuk meledakkan granat sekaligus menusuk Expert Amunisi di tanah. Tapi tombaknya hanya menembus cahaya ledakan kosong, sebelum suara terdengar dari belakangnya.
“Nonaku, lihat Shen di belakang!”
Tang Rou terkejut.
Teknik ini menggunakan ledakan satu granat untuk menciptakan efek kabur ala Smoke Jade ninja. Dari semua Expert Amunisi yang pernah ditemui Tang Rou, belum pernah ada yang melakukan hal seperti ini.
Tapi sekuat apapun lawannya, mustahil membuat Tang Rou gentar. Alih-alih mematuhi dengan membalikkan Han Yanrou, dia justru menyodorkan tombak perang ke belakang tanpa menoleh.
"Wah, keren!" Zhang Jiale melihat serangan belakang ini merupakan operasional tingkat tinggi yang jarang bisa dilakukan pemain biasa di pertempuran nyata. Tapi pujiannya hanya formalitas belaka - di lingkup profesional, bukankah teknik seperti ini sudah dianggap basic?
Doron Doron Doron Doron!
Serangan Tang Rou tetap kalah cepat dari bom yang telah dipasang Zhang Jiale. Ledakan pertama langsung membawanya ke waktu pertunjukan kombo si pemalas ini. Empat ledakan beruntun dengan bonus damage belakang yang sangat mematikan.
Han Yanrou terkena empat ledakan berturut-turut tanpa bisa melawan. Baru sekarang Tang Rou sadar: menusuk Shen dengan satu tombak bukan alasan untuk meremehkan lawan - baru pantas jika tombak langsung menewaskan lawan.
Setelah empat ledakan selesai, semuanya berhenti. Bukan karena kombo Zhang Jiale berakhir, tapi karena ada pengacau yang muncul. Sebagai tim, saat seperti ini tentu harus saling membantu. Kesadaran seperti ini masih dalam proses pembentukan bagi Tang Rou, Baozi, dan yang lain, namun Qiao Yifan sudah memiliki kemampuan yang cukup matang di bidang ini. Yicunhui mengeluarkan Tebasan Iblis, tepat menyambar celah antara Expert Amunisi Zhang Jiale dan Han Yanrou, menginterupsi serangan lanjutannya.
"Yifan!" Di sisi lain, Gao Yingjie langsung berteriak begitu melihat Yicunhui muncul. Yicunhui adalah Qiao Yifan, ini sudah bukan rahasia lagi.
"Temanmu?" Lu Hanwen bertanya sambil melihat Ahli Sihir Gelap Gao Yingjie menoleh ke arah sana dan berteriak.
"Iya!" Gao Yingjie mengangguk.
"Dia kuat?" tanya Lu Hanwen.
"Hmm..." Gao Yingjie ragu menjawab. Dia tidak ingin meremehkan temannya, tapi kelas karakter Qiao Yifan sebagai Atlet profesional sebenarnya agak memalukan jika disebut "unggul"!
"Aku akan mencobanya." Lu Hanwen tiba-tiba melemparkan kata-kata ini lalu berbalik menggunakan San Duan Zhan sebagai pembuka, langsung menerobos masuk ke arah Yicunhui milik Qiao Yifan.
"Ah!" Gao Yingjie tertegun sejenak sebelum akhirnya tersadar.
Saat itu juga, dia lupa bahwa Qiao Yifan sudah bukan bagian dari Tim Micrograss lagi dan bukan rekan setimnya. Hanya dengan naluri perlindungan, Ahli Sihir Gelap-nya segera menaiki sapu dan terbang mengejar.
“Qiao Yifan memiliki visi makro yang luar biasa, secara alami menyadari niatan Lu Hanwen untuk menyerangnya. Yicunhui mengayunkan pedang, langsung melemparkan Formasi Es di depannya, membentuk zona perlindungan.
Melihat ini, Lu Hanwen terpaksa berputar, namun akhirnya dikejar oleh Ahli Sihir Gelap Gao Yingjie yang menyambar miring dari atas, membuat Blade Master Lu Hanwen limbung.
Formasi Es Yicunhui sendiri tentu tak berpengaruh pada dirinya, melangkah mantap mendekat dalam formasi es, menyambut serangan Gao Yingjie dengan tiga tebasan Ghostblade: Bulan Sabit Cahaya Bulan, Full Moon Slash, dan Tebasan Iblis, menghempaskan Blade Master Lu Hanwen jauh ke belakang.
"Tak kusangka kita bertarung berdampingan dalam situasi seperti ini." Gao Yingjie baru tersadar mereka bukan lagi rekan setim, tersenyum getir dengan perasaan campur aduk.
Namun sebelum Qiao Yifan sempat menjawab, karakternya tiba-tiba diangkat dari belakang dan dilempar. Di udara tak bisa melakukan Ukemi, terkena efek paksa jatuh dari skill grab.
"Berdampingan apa? Kita lawan! Seriuslah!" Ye Xiu berkata melalui Jun Moxiao setelah melempar Ahli Sihir Gelap Gao Yingjing.
