Sikap Qiao Yifan memang benar-benar profesional. Apalagi Ahli Sihir Gelap Gao Yingjie sudah terlempar jauh, tak bisa berkomunikasi lebih lanjut. Qiao Yifan terus mengoperasikan Yicunhui-nya untuk mengkonsolidasi arena.
"Ghostblade yang handal!"
Suara itu datang dari atas kepala, seseorang lain terbang dengan sapu, kali ini jelas bukan Gao Yingjie.
Menghadapi mantan kaptennya, Qiao Yifan tak bisa menahan rasa takut. Untuk sesaat, dia bahkan lupa cara bereaksi. Saat melihat karakter Rogue Baozi Invasion mengendap-endap membawa bata di belakang karakter Ahli Sihir Gelap Wang Jiexi, tanpa sadar dia berteriak "Awas!".
Sebenarnya Wang Jiexi tidak mungkin mudah disergap seperti itu. Serangan pedang mendadak dari Blade Master Huang Shaotian saja bisa dia sadari, apalagi taktik kikuk Baozi ini? Sambil menghindari serangan Huang Shaotian, dia sekaligus mengelak dari bata Baozi Invasion.
"Pengkhianat!" Baozi berteriak marah, mengira semua ini karena peringatan Qiao Yifan.
"Ah?" Qiao Yifan langsung tersadar, wajahnya memerah malu. Rasanya ingin menghilang dari ruangan ini. Entah peringatannya benar-benar berpengaruh atau tidak, tapi saat itu dia jelas-jelas berkhianat. Meski hanya setahun di Micro Grass, pengaruh masa itu padanya ternyata cukup kompleks.
Wang Jiexi yang berhasil menghindari serangan dua orang ini mengendalikan Ahli Sihir Gelapnya seperti mobil balap yang nge-drift di kerumunan. Huang Shaotian kesulitan mengikuti ritmenya, akhirnya Blade Master-nya mengangkat pedang dan menyambar ke arah Baozi Invasion di sampingnya.
"Aduh!" Baozi berteriak kaget, buru-buru membuat Baozi Invasion melompat. Tapi rangkaian jurus pedang Huang Shaotian sudah bergulir seperti gelombang.
Qiao Yifan berusaha menjelaskan diri, Yicunhui seperti seorang Swordsman Ganas yang nekat menerjang untuk melindungi Baozi Invasion. Namun summoning milik Mei Guang tiba lebih dulu, mengurung Baozi Invasion dan Blade Master Huang Shaotian dalam formasi ketat.
"Ini aku, jangan sampai salah target!" Baozi berteriak ke Luo Ji.
Luo Ji terdiam, apakah dirinya terlihat sebodoh itu sampai tak bisa membedakan kawan dan lawan?
Kilatan pedang menyambar, beberapa summoning yang dikerahkan Mei Guang ternyata berhasil ditembus oleh Blade Master Huang Shaotian. Luo Ji mulut menganga, kekuatan Shen memang tak bisa diukur dengan logika biasa, bagaimana mungkin formasi ini tak berhasil menjebak?
Tiba-tiba, mantra Warlock "Six-pointed Star Prison" menyala dari tanah, hendak mengurung Blade Master Huang Shaotian. Dalam sekejap, Huang Shao mengalihkan kamera karakter ke arah Warlock yang mengaktifkan Death Door itu.
Wei Chen sedang membual: "Dulu, dengan satu Six-pointed Star Prison ku kurung habis Huang Shaotian. Pemburu BOSS legendaris di game online? Bahan tertawaan, kalau berhadapan denganku..."
Saat itu juga Blade Master Huang Shaotian menggeser langkah, menyelip di antara dua pilar cahaya tepat sebelum Six-pointed Star Prison mengeras sempurna.
"Berhadapan denganmu lalu?" tanya Baozi yang benar-benar menyimak omong kosong Wei Chen.
“Ah, zaman sekarang sudah berbeda dengan dulu…” Melihat Huang Shaotian masih bisa melarikan diri dalam situasi seperti ini, Wei Chen menghela nafas penuh kekaguman. Huang Shaotian sekarang bukan lagi remaja yang bisa dia perlakukan semena-mena. Sebagai Shen papan atas Liga di puncak kariernya, justru dialah yang lebih mungkin mengendalikan Wei Chen.
Hasilnya, setelah membantai summoning Mei Guang dan menghindari Six-pointed Star Prison, Huang Shaotian mengabaikan Baozi Invasion di dekatnya dan langsung menyerbu Yingfeng Buzhen milik Wei Chen untuk mengendalikannya.
“Aduh, perlindungan!” Wei Chen sama sekali tidak malu-malu. Gerakan kabur menghindari lawan tangguh ini dilakukan dengan sangat lancar dan elegan.
“Jangan lari!” Tiba-tiba Lu Hanwen yang sebelumnya terlempar oleh serangan Yicunhui Qiao Yifan kembali lagi. Dengan koordinasi gempuran Huang Shaotian, Yingfeng Buzhen Wei Chen berhasil dihadang.
Ini adalah konfrontasi antara anggota tertua dan termuda dalam sejarah Tim Blue Rain.
Para anggota Xingxin tak kuasa menahan diri untuk tidak menoleh ke arah ini.
“Bantuan! Bantuan!”
Yang mereka lihat adalah adegan Wei Chen terus meneriakkan permintaan bantuan sambil membuat Yingfeng Buzhennya kabur. Menghadapi Lu Hanwen yang usianya bahkan tidak setengah dari dirinya, Wei Chen tetap tak menunjukkan rasa malu dengan gaya kaburnya yang elegan.
Bantuan segera tiba.
Meriam Xiao Qiang milik Wu Chen mengubah arah dan memberikan perlindungan untuk Yingfeng Buzhen. Zhu Yanxia milik Chen Guo juga meniru tindakan ini. Namun operasional Lu Hanwen sangat lincah, Blade Master kecil ini berhasil bermanuver di antara hujan peluru dua Artillery God. Level kedua Artillery God ini terlihat jelas perbedaannya dari pergerakan Blade Master Lu Hanwen. Titik pendaratan serangan Zhu Yanxia jelas lebih jauh dari Blade Master Lu Hanwen, dan ini bukan koordinasi dengan meriam Wu Chen, melainkan karena pertimbangannya yang kurang akurat.
Di tengah hujan peluru, Wei Chen tetap dikejar-kejar Lu Hanwen sampai berlari kencang keliling arena, kondisi dipermalukan ini membuat Huang Shaotian merasa memalukan untuk ikut menyerang secara dua lawan satu.
“Hasilnya tak ada yang menyadari, Pastor di formasi Xingxin diam-diam memulai Chanting saat itu juga.”
Blade Master Lu Hanwen melangkah maju selangkah.”
“Xiao Shou Bingliang milik An Wenyi mengibaskan Cross Pendant.”
Api Sacred Fire nyaris langsung menyebar dalam sepersekian detik itu, menelan Blade Master Lu Hanwen. Dia sama sekali tidak punya kesempatan menghindar, bahkan tidak melihat bunga api kecil itu. Saat menyadari, skill-nya sudah terkunci.”
“Hahaha!”
Wei Chen tertawa getir, beralih dari kabur dipermalukan menjadi melancarkan serangan balik penuh semangat dengan gaya tetap keren. Apakah ini bagian dari EXP? Tak ada yang bisa memastikan.”
Semua serangan pada detik ini mengarah ke Blade Master milik Lu Hanwen.
Meski Blade Master cilik ini terlihat hanya terkunci skill selama tiga detik dan bisa bergerak normal, setiap ahli tahu bahwa hanya mengandalkan pergerakan biasa seperti maju-mundur-kiri-kanan tidak cukup untuk menghadapi situasi pertempuran kompleks. Terkadang, pergerakan tertentu dalam pertahanan/serangan bisa diwujudkan dengan memanfaatkan efek pertukaran skill, membuat pergerakan karakter terlihat lebih cepat dan efektif.
Saat ini, Lu Hanwen sama sekali tidak bisa menggunakan teknik semacam ini selama tiga detik. Jika lawannya hanya Chen Guo level pemula, ini bukan masalah. Tapi sekarang, ada Wu Chen dan Wei Chen yang lebih berpengalaman...
Saat efek skill lock tiga detik berakhir, Blade Master Lu Hanwen kembali terkena Hex of Binding selama lima detik dari Yingfeng Buzhen.
Kali ini skill bisa digunakan, tapi karakter tidak bisa bergerak. Menghadapi kelas jarak jauh, Blade Master-nya langsung menjadi target statis. Bahkan Sinar Satelit Zhu Yanxia kali ini berhasil menghujannya dari kepala hingga kaki.
"Xiao Lu!" Huang Shaotian tak tinggal diam. Saat pedangnya hampir menyentuh target, kilatan pedang lain menyambar. Jun Moxiao muncul dengan gesit, menyarungkan pedang lalu mengarahkan Qianji San.
"Bagus kau! Aku tunggu!" Huang Shaotian fokus, menghunus pedang, lalu dikepung makhluk summoning yang mengerumuninya seperti menagih permen.
"Bangsat! Duel satu lawan satu!!" teriak Huang Shaotian.
“Gila.” Jun Moxiao mengarahkan Qianji San-nya, semburan api dari senjata itu disertai tiga tembakan Anti-Tank Cannon. Serangan summoning-nya langsung meledakkan Blade Master Huang Shaotian terbang. Pandangan kameranya berputar, mengamati situasi pertempuran.
Lin Jingyan, Baozi.
Dua Rogue ini saling berhadapan, sudah beberapa kali bertukar jurus.
“Skillmu lumayan!” Baozi kaget, “Bagaimana dibandingkan Rogue Nomor Satu?”
Sekali bicara langsung menyentuh luka hati Lin Jingyan, ini tingkat omong kosong alami yang seperti apa?
Berani-beraninya mengaku sebagai Rogue Nomor Satu? Lin Jingyan bukan Wei Chen. Dia tahu skillnya sekarang kalah dari Tang Hao. Bahkan di masa jayanya dulu, dibanding Tang Hao sekarang mungkin tetap lebih sering kalah. Tapi meski begitu, mana mungkin Lin Jingyan bisa tenang menganalisis kelemahannya sendiri di depan Baozi?
“Rogue Nomor Satu, itu cita-citamu?” Lin Jingyan memilih terbawa arus.
“Bukan! Tujuanku adalah mengalahkanmu!” kata Baozi.
“Oh?” Lin Jingyan terkejut. Rupanya ini fans yang menjadikannya target? Ingin jadi senior baik, dia membuka topik: “Ayo kuberi semangat—” Tapi Baozi menyela: “Sebutkan namamu!”
Hati Lin Jingyan hancur berkeping-keping.
Jadi selama ini kau tidak tahu siapa aku?!
Tiba-tiba dia sadar, betapa bodohnya dirinya! Hanya mendengar pujian "skillmu bagus", seharusnya dia sudah tahu lawan tidak mengenali identitasnya! Tapi dalam situasi ini, dengan nama guild Dominant Hero, kelas Rogue, apakah sulit menebak siapa dirinya? Dan menargetkannya tanpa tahu siapa dia? Apakah ini konsep tidak berambisi terlalu tinggi, fokus pada tujuan saat ini?
Lin Jingyan terlihat bingung.
"Hei, aku tanya namamu!" Lawannya malah semakin memaksa.
"Coba... tebak!" Lin Jingyan benar-benar tak bisa membaca apakah si pemalas ini sengaja atau tidak.
"Ah, iseng! Kekanakan! Anak kecil!" kata Baozi.
"..." Lin Jingyan berharap si pemalas ini bisa menantang Tang Hao.
Arena pertarungan sengit membuat pemain yang menonton terpaku. Mereka tahu para petarung dari guild mereka adalah pemain All-Star dari tim masing-masing, tapi saat melawan tim Xingxin, sepertinya sama sekali tidak unggul!
Tragedi terbesar adalah Blue Rain, Lu Hanwen yang mengejar terlalu agresif terjebak, sekarang nyaris mati.
Pavilion Blue River menjadi guild pertama yang tersadar, ketua Chun Yi Lao berteriak: "Apa yang kalian tunggu? Serang!"
"Bunuh BOSS atau?" seseorang bertanya.
Semua orang kembali bingung, saat melihat ke sekeliling, BOSS liar di peta Lieping Qunshan, Shadow Strategist Sha Han, sedang berjalan-jalan sendirian dengan kesepian! Dikelilingi begitu banyak pemain tapi tak ada yang menyerangnya, diperlakukan dengan diabaikan seperti ini, mungkin ini pertama kalinya dia mengalami perlakuan seperti ini?
"Eh..." Chun Yi Lao tiba-tiba merasa bahwa ikut campur dalam hal ini bukanlah ide bagus. Mereka harus bersikap sesuai dengan status guild seharusnya - fokus membunuh BOSS.
Tapi jika mereka menyerang BOSS, bagaimana dengan dua guild lainnya? Chun Yi Lao melirik ke arah dua guild saingan.
Wah, ternyata bukan cuma dua guild. Chun Yi Lao menyadari kehadiran guild-guild selain Tiga Guild Besar mereka. Aliansi lima guild - Xingxin, Yi Zhan, Yueyun, He Wu, Zhaohua - telah tiba. Dari timur datang pasukan Lembah Bunga Ratusan. Barat didatangi Paviliun Kabut Asap, selatan ada Lun Hui, utara... Wah, Dinasti Jia yang sudah lama tak terlihat!
Semakin ramai... gumam Chun Yi Lao. Tapi sebagai ketua guild yang pernah mengalami pertempuran guild besar lebih spektakuler, fokusnya sekarang adalah menghitung berapa banyak atlet profesional yang menyamar di antara guild-guild yang datang ini!
